• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perlindungan Konsumen terhadap Barang-Barang Tiruan dalam Etika Berbisnis Islam (Studi Kasus toko HP di kota Makassar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Perlindungan Konsumen terhadap Barang-Barang Tiruan dalam Etika Berbisnis Islam (Studi Kasus toko HP di kota Makassar)"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

ANALISIS PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP BARANG DALAM ETIKA BISNIS ISLAM (STUDI KASUS TOKO TELEPON DI KOTA MAKASSAR). Analisis Perlindungan Konsumen Terhadap Barang Palsu Dalam Etika Bisnis Islam (Studi Kasus Toko HP di Kota Makassar). Padahal, seperti kita ketahui, kedua toko WBF dan Global ini merupakan outlet ternama yang identik dengan penjualan barang impor.

Gambar 2.1  Kerangka Pikir .........................................................................
Gambar 2.1 Kerangka Pikir .........................................................................

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Secara Praktis

Perlindungan konsumen adalah: “Segala upaya yang menjamin kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.” 10. Perlindungan konsumen yang dijamin oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah adanya kepastian hukum sehubungan dengan segala kebutuhan konsumen.

Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen a. Asas Perlindungan Konsumen

Undang-undang perlindungan konsumen mengatur bahwa pelaku usaha harus memberikan informasi yang benar kepada konsumen mengenai barang dan/atau jasa yang dipromosikan, sehingga memberikan manfaat baik bagi konsumen maupun pelaku usaha. Pemberlakuan Undang-Undang Perlindungan Konsumen diharapkan dapat memberikan pedoman yang pasti bagi penyelenggaraan perlindungan konsumen di Indonesia.

Etika Bisnis

Indikator Etika Bisnis

Indikator etika bisnis menurut ilmu ekonomi adalah apakah suatu perusahaan atau pelaku usaha telah mengelola sumber daya usaha dan sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain. Berdasarkan indikator ini, suatu pelaku usaha dikatakan etis dalam menjalankan usahanya apabila setiap pelaku usaha menghormati aturan-aturan tertentu yang telah disepakati sebelumnya. Pelaku usaha dianggap beretika jika dalam menjalankan usahanya selalu mengacu pada nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya.

Setiap pelaku usaha baik secara individu maupun institusi telah mengembangkan usahanya dengan mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada disekitar operasional suatu perusahaan, daerah dan bangsa. Indikator etika bisnis menurut setiap individu adalah apakah setiap pebisnis bertindak jujur ​​dan tidak mengorbankan integritas pribadi.

Etika Bisnis Dalam Hukum Islam

Hal ini merupakan penyatuan komitmen moral antar individu dalam masyarakat untuk menciptakan keseimbangan dalam seluruh aspek kehidupannya, dan oleh karena itu berbeda dengan konsep mekanistik murni yang digunakan oleh ilmu ekonomi positif konvensional, yang berasumsi bahwa tidak ada komitmen etis dan normatif, masing-masing nilai. . gratis. Penjelasan yang ditekankan Islam memerlukan keseimbangan atau kesetaraan, tidak hanya mencakup di mana kekuatan-kekuatan ekonomi dan sosial seharusnya benar-benar seimbang, namun juga wilayah-wilayah yang berdekatan di mana kekuatan-kekuatan tersebut tidak setara, namun dengan syarat ada mekanisme yang membuat hal-hal tersebut menjadi paralel. . Tanpa mengabaikan kenyataan bahwa ia sepenuhnya berpedoman pada hukum-hukum yang diciptakan oleh Allah SWT, ia diberi kemampuan untuk berpikir dan mengambil keputusan, memilih jalan hidup yang diinginkan dan yang paling penting bertindak sesuai dengan aturan yang dipilihnya.34 Menurut ke .

Walaupun kebebasan individu tidak terhad, tetapi melihat perenggan di atas menunjukkan bahawa membuat pilihan atau keputusan adalah etika asas kebebasan manusia. Diriwayatkan Isa bin Hammad Al Mishri berkata, Diriwayatkan oleh Al Laith bin Sa'd dari Yazid bin Abu Habib bahawa dia berkata: 'Atha bin Abu Rabah berkata: "Aku mendengar Jabir bin Abdullah berkata: "Ketika Rasulullah saw. Allah memberkatinya dan memberinya kesejahteraan, saw, berada di Mekah pada pembukaan kota Mekah, berkata: "Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan penjualan tukul, mayat, babi dan patung." Kemudian dikatakan: "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan lemak mayat. Ia boleh digunakan sebagai pelincir untuk kapal, pelincir untuk kulit dan minyak untuk pelita mereka." dia menjawab: "Ini tidak haram.".

Praktik bisnis yang tidak patut adalah praktik bisnis yang memalukan karena merugikan konsumen lain dan melanggar hukum yang berlaku. Perilaku praktik bisnis pusat perbelanjaan sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Quran.

Kerangka Pikir

Kerangka Konseptual

Penelitian kuantitatif merupakan suatu proses pencarian pengetahuan yang menggunakan data berupa angka-angka sebagai alat untuk menganalisis informasi tentang apa yang ingin diketahui.38.

Objek dan Lokasi Penelitian

Variabel Penelitian

Sampel

Sampel adalah sebagian unsur atau satuan pengamatan dari populasi yang diteliti.42 Sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang konsumen barang palsu (toko HP) di kota Makassar. Data primer yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung dari subjek yang diteliti dalam bentuk angket. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau arsip penelitian yang memuat peristiwa masa lalu yang dapat diperoleh dari majalah, jurnal, buku dan statistik atau internet.

Selain itu, data juga dapat diperoleh dalam bentuk publikasi yang tersedia di perusahaan, seperti literatur, profil perusahaan, majalah, dan lain sebagainya. Selain itu dalam kegiatan penelitian ini penulis menggunakan berbagai alat pendukung dalam melakukan penelitian ini, yaitu: telepon genggam, alat tulis dan kamera.

Teknik Pengumpulan Data

Observasi adalah pengamatan langsung atau pemeriksaan secara dekat pada lapangan atau lokasi penelitian yang dilakukan. Observasi digunakan dalam melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang ingin diselidiki dan juga untuk mengetahui lebih dalam dari responden. Kuesioner atau angket merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan atau pernyataan untuk dijawab oleh responden.

Metode pengumpulan data ini dipilih dengan harapan melalui jawaban responden peneliti akan dapat memperoleh informasi yang relevan dengan permasalahan yang diteliti dan mempunyai tingkat yang tinggi. Kuesioner dikirimkan langsung kepada responden agar lebih efektif dan berhasil mencapai jumlah sampel serta memberikan penjelasan yang lebih sederhana mengenai pengisian kuesioner.Instrumen pengukuran variabel penelitian ini menggunakan skala likert dengan rating 1-5. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku, jurnal, dokumen, peraturan, dll.43 Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh informasi dan menafsirkan pengetahuan dan bukti.

Tekhnik Analisis Data

PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan antara suatu konstruk dengan konstruk lainnya, serta hubungan antara suatu konstruk dengan indikatornya. Model internal mendefinisikan spesifikasi hubungan antara konstruk dengan konstruk lainnya, sedangkan model eksternal mendefinisikan spesifikasi hubungan antara konstruk dengan indikator-indikatornya. Kontrak dibedakan menjadi dua yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen.Konstruk eksogen merupakan konstruk sebab akibat, yaitu konstruk yang dipengaruhi oleh konstruk lain.

PLS dapat bekerja pada model dan indikator hubungan konstruk reflektif dan formatif, sedangkan SEM hanya bekerja pada model hubungan reflektif.44.

Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis Data

Variabel Perlindungan Konsumen (α)yang dimana

Variabel Barang Tiruan (β) yang dimana

Variabel Etika Bisnis (γ) yang dimana

  • tabel r square

Pemeriksaan validitas konvergen selanjutnya adalah reliabilitas konstruk dengan melihat output Composite Reliability atau Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70. Output berikut menunjukkan bahwa konstruk NORM mempunyai nilai Cronbach’s alpha (<0,70) sehingga dikatakan tidak reliabel. Berdasarkan tabel berikut, seluruh nilai AVE konstruk Attitude, Enjoyment, Intention, Norm dan Trust mempunyai nilai diatas 0,50.

Evaluasi validitas diskriminan dilakukan dengan dua tahap yaitu melihat nilai cross-loading dan membandingkan nilai korelasi kuadrat antara konstruk dengan nilai AVE atau antara konstruk dengan akar AVE. Kriteria cross-loading adalah setiap indikator yang mengukur suatu konstruk harus mempunyai korelasi yang lebih tinggi terhadap konstruk tersebut dibandingkan dengan konstruk lainnya. Korelasi X1,

Berdasarkan tabel cross-loading di atas, setiap indikator lebih berkorelasi dengan konstruknya masing-masing dibandingkan dengan konstruk lainnya, sehingga dikatakan mempunyai validitas diskriminan yang baik.Pertimbangan selanjutnya adalah korelasi dengan akar konstruk AVE. Berdasarkan tabel di belakang, variabel barang palsu dalam etika bisnis (hipotesis 3) dan variabel perlindungan konsumen terhadap barang palsu (hipotesis 2) dan variabel perlindungan konsumen terhadap etika bisnis (hipotesis 1) mempunyai hubungan yang penting. . karena mereka memiliki nilai t statistik.

Tabel 4.14 Overview
Tabel 4.14 Overview

Jawaban Hasil Penelitian

Hipotesis 1 : Variabel perlindungan konsumen berpengaruh pada variabel barang tiruan

Nilai R-squared variabel barang palsu sebesar 0,60838. Artinya, barang palsu dan perlindungan konsumen secara bersamaan dapat menjelaskan 60% variabilitas. Nilai R-squared variabel etika bisnis sebesar 0,484612. Artinya variabel etika bisnis dan perlindungan konsumen secara simultan dapat menjelaskan 48% variabilitas.

Hipotesis 2 : Variabel perlindungan konsumen berpengaruh terhadap etika bisnis

Hipotesis 3: Variabel barang tiruan berpengaruh pada etika bisnis

Variabel perlindungan konsumen merupakan bentuk upaya untuk melindungi konsumen yang mempunyai pengaruh terhadap barang palsu agar tidak terjadi penipuan, dan mengedepankan keadilan sebagai bentuk perlindungan dan feedback dari pelaku usaha barang palsu untuk mengutamakan keselamatan konsumen dalam transaksi pembelian, kemudian prosedur telah dilakukan demi keamanan barang yang baik sesuai syariat Islam dengan jaminan dan jaminan agar lebih terjamin. Variabel barang palsu mempunyai pengaruh terhadap etika bisnis karena hal ini berkaitan dengan sistem penjualan, dimana pelaku usaha barang palsu telah melakukan prosedur yang baik sesuai dengan syariat Islam, karena adanya keterbukaan/kejujuran terhadap barang yang dijual serta pelayanan yang baik dan lebih banyak pilihan untuk garansi produk. sehingga konsumen lebih aman terhadap barang yang dibelinya. Variabel perlindungan konsumen mempengaruhi etika bisnis karena mencakup bagaimana pelaku usaha memperlakukan konsumen dengan baik, jujur ​​dan amanah, serta memberikan jaminan keamanan yang baik terhadap barang dan keamanan transaksi.

Saran

Rekomendaasi

Miru, Ahmadi, 2005, Hukum Merek: Cara Mudah Mempelajari Hukum Merek, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada. Ahyani, Sri, 2012, Perlindungan Hukum Merek untuk Aksi Kematian, Jurnal Wawasan Hukum, Vol. Amran Hakim, Dani, 2015, Pengecualian Perjanjian Hak Kekayaan Intelektual dalam Hukum Persaingan Usaha, Jurnal Ilmu Hukum Fiat Justicia, Vol.

Fathanudien, Anthon, 2016, Alternatif Perlindungan Hukum Hak Kolektif Merek Genteng Jatiwangi Untuk Mengurangi Persaingan Usaha Di Kabupaten Majalengka, Jurnal Unifikasi, Vol.3, no. Nurcahya Dwi Putra, Fajar, 2014, Perlindungan Hukum Pemegang Hak Merek Terhadap Pelanggaran Merek, Jurnal Ilmu Hukum Mimbar Justice, Edisi Januari-Juni. Rosidawati Wiradirja, Imas, 2006, Konsumsi reputasi (penghentian) merek dagang dalam kaitannya dengan praktik persaingan usaha tidak sehat dan implikasi hukumnya terhadap pembangunan ekonomi di era globalisasi, Jurnal Ilmu Hukum Syiar Madani, Vol.

Salami, Rochani Urip, Rahadi Wasi Bintoro, 2013, Alternatif penyelesaian sengketa dalam sengketa transaksi elektronik (e-commerce), Jurnal Dinamika Hukum, Vol.

Identitas Pelaku Usaha

Petunjuk Pengisian Kuesioner

5 Tidak ada unsur paksaan sebelum membeli, karena rata-rata konsumen sudah mengetahui bahwa barang yang dibelinya adalah palsu (replika handphone). 8 Perlunya kegiatan sosialisasi atau seminar mengenai UU Perlindungan Konsumen sebagai bentuk perlindungan dan peningkatan pengetahuan. 10 Peniruan barang branded di Indonesia sudah menjadi hal yang lumrah karena banyak orang yang melakukannya.

16 Barang palsu (copy handphone) tidak kalah kualitasnya dengan produk asli 17 Konsumen masih mempunyai ijazah.

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pikir .........................................................................
Gambar 2.1  Kerangka Pikir
Gambar 2.2  Kerangka Konseptual
Table 3.1  Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

單位的安全文化,了解機構內的工作人員對病人安全態度,進而將得知的結果做為機 構的管理者在訂立安全成效指標的參考Colla, Bracken, Kinney, & Weeks, 2005。 一般而言,病人安全文化問卷是區分為,以機構的管理者角度來評量,受測對象 是以管理者為主;另一種是以工作人員的角度來評量,受測對象是工作人員,以了解