• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS POTENSI BAHAYA DALAM PELAKSANAAN KSELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN GLAPAN TIMUR, GROBOGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS POTENSI BAHAYA DALAM PELAKSANAAN KSELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN GLAPAN TIMUR, GROBOGAN"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS POTENSI BAHAYA DALAM PELAKSANAAN KSELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN GLAPAN TIMUR, GROBOGAN

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung

Disusun Oleh :

Habib Moh Fadillah R Hafidh Asraffudin NIM : 30201900098 NIM : 30201900099

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2023

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”. [Q.S. Ar Rad : 11]

“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupanya”.

[Q.S Al-Baqarah : 286]

“Pengetahuan yang baik adalah yang memberikan manfaat, bukan hanya diingat”.

(Imam Syafi’i)

“Ada usaha yang tidak membuahkan hasil, semacam pohon yang tidak berbunga dan berbuah namun, pada alihirnya semua akan berguna”.

“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apapun, niszaya dia akan melihat (balasan) nya”, [Q.S Al-Zazalah : 7]

“Bismillah to Alhamdulillah”.

(7)

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Dalam hal ini saya persembahkan dan saya ucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua saya, Bapak saya Subhan Jalil dan Ibu saya Endang Sulistiowati, atas semua dukungan moral maupun material, kasih sayang, kesabaran dan do’a mengejar impian menjadi seseorang yang mulia di dunia dan akhirat.

2. Ibu Dr. Henny Pratiwi Adi, ST., MT dan Bapak Eko Muliawan Satrio, ST., MT. selaku dosen pembimbing saya yang telah sabar mengajarkan saya dalampembuatan laporan ini.

3. Dosen-dosen Fakultas Teknik UNISSULA yang telah mengajarkan saya tentang ilmu-ilmu keteknikan yang sebelumnya saya tidak ketahui dan selalu memberikan motivasi dan arahan kepada saya.

4. Adik Saya Muhamad Umar dan Muhamad Bagus Rama Said terimakasih atas support dan do’anya selama ini.

5. Sahabat sekaligus partner laporan tugas akhir saya Hafidh Asraffudin, terimakasih atas waktu dan semangatnya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Semua teman-teman Fakultas Teknik UNISSULA angkatan 2019 danyang lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

7. Untuk teman-temanku (Ghori Team/Kontrakan Yelow) dan PT. Adhi Karya terima kasih atas masukan dan bantuannya selama ini.

Habib Moh Fadillah R 30201900098

(8)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Dalam hal ini saya persembahkan dan saya ucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua saya, Bapak Ahmad Rahman dan Ibu Turahmi, yang telah memberikan segenap kasih sayang, dukungan materil, semangat, do’a dan pendidikan mental untuk terus mengejar impian menjadi seseorang yang mulia di dunia dan akhirat.

2. Ba Ibu Dr. Henny Pratiwi Adi, ST., MT dan Bapak Eko Muliawan Satrio, ST., MT. selaku dosen pembimbing saya yang telah sabar mengajarkan saya dalam pembuatan laporan ini.

3. Dosen-dosen Fakultas Teknik UNISSULA yang telah mengajarkan saya tentang ilmu-ilmu keteknikan yang sebelumnya saya tidak ketahui dan selalu memberikan motivasi dan arahan kepada saya.

4. Kakak Saya Evi Yanti, A, Md,. Keb. Yang telah memotivasi dan memberikan dukungan serta doa’anya.

5. Sahabat sekaligus partner laporan tugas akhir saya Habib Moh Fadillah R, terimakasih atas waktu dan semangatnya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Semua teman-teman Fakultas Teknik UNISSULA angkatan 2019 danyang lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

7. Teman-temanku (Ghori Team/Kontrakan Yelow) dan PT. Adhi Karya terima kasih atas masukan dan bantuannya selama ini.

Hafidh Asraffudin 30201900099

(9)

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, karena hanya dengan rahmatdan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul

“ANALISIS POTENSI BAHAYA DALAM PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN GLAPAN TIMUR GROBOGAN”. Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata 1 (S-1)Teknik Sipil di Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Selama menyelesaikan tugas akhir dan menyusun laporan, penyusun telah banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan inipenyusun menyampaikan terimakasih kepada :

1. Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW.

2. Kedua orang tua kami yang memberi kami motivasi dan selalu memberi semangat kepada kami.

3. Yth. Bapak Ir. H. Rachmat Mudiyono, MT, PhD, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung Semarang

4. Yth. Bapak Muhamad Rusli Ahyar, ST., M.Eng, selaku Ketua Program Studi Teknik SipilFakultas Teknik Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

5. Yth. Ibu Dr. Henny Pratiwi Adi, ST., MT selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir.

6. Yth. Bapak Eko Muliawan Satrio, ST., MT. selaku Dosen Pembimbing IITugas Akhir.

7. Yth. Bapak Ir. H. Prabowo Setiyawan, MT., Ph Selaku Dosen Pembanding Tugas Akhir.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semarang, Juli 2023

Penyusun

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

BERITA ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR ... iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ...v

MOTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ...xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Rumusan Masalah ...3

1.3. Tujuan Tugas Akhir ...3

1.4. Batasan Masalah...3

1.5. Manfaat Tugas Akhir ...4

1.6. Sistematika Tugas Akhir ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...6

2.1. Manajemen Konstruksi ...6

2.1.1. Tujuan dan Fungsi Manajemen Konstruksi ...6

2.2. Tahapan Pekerjaan Pembangunan Jembatan ...7

2.3. Kecelakaan Kerja ...12

2.3.1. Penyebab Kecelakaan Kerja ...12

2.3.2. Kecelakaan Kerja Bidang Kontruksi ...13

2.3.3. Identifikasi Bahaya Kecelakaan Bidang Kontruksi ...14

(11)

2.4. Kesehatan dan Keselamtan Kerja (K3) ...16

2.5. Job Safety Analysis ...17

2.5.1. Prosedur Job Safety Analysis ...17

2.5.2. Metode JSA ...18

2.5.3. Manfaat Penggunaan JSA ...18

2.5.4. Matrik Risiko Metode JSA ...19

2.6. Review Penelitian Terdahulu ...19

BAB III METODOLOGI ...27

3.1. Jenis Penelitian ...27

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...27

3.3. Metode Pengumpulan Data ...28

3.3.1. Data Primer ...28

3.3.2. Data Sekunder ...28

3.4. Instrumen Penelitian...29

3.5. Populasi dan Sampel ...29

3.6. Tahapam Pekerjaan Proyek Jembatan Glapan Timur ...31

3.7. Metode Pengolahan Data ...34

3.8. Metode Analisis Data ...38

3.9. Bagan Alir ...41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...42

4.1.Gambaran Umum Proyek ...42

4.1.1. Data Umum Proyek ...42

4.2. Mengidentifikasi Potensi Bahaya dan Tingkat Bahaya Pada Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur ...43

4.3. Karakteristik Responden ...45

4.3.1. Analisis Responden ...45

4.3.2. Jenis Kelamin Responden ...46

4.3.3. Jabatan Responden ...47

(12)

4.3.4. Pengalaman Kerja Responden...47

4.4. Hasil Uji Validitas ...48

4.5. Penilaian Risiko Pekerjaan Metode JSA Menggunakan Tabel Matriks Risiko ...49

4.6. Tingkat Risiko Bahaya Tahap Pekerjaan Tanah ...51

4.7. Tingkat Risiko Bahaya Tahap Pekerjaan Struktur Bawah ...51

4.8. Tingkat Risiko Bahaya Tahap Pekerjaan Struktur Atas ...53

4.9. Tingkat Risiko Bahaya Tahap Pekerjaan Finishing ...54

4.10. Pembahasan Penilaian Risiko ...54

4.11. Antisipasi Risiko Bahaya ...56

4.11.1 Antisipasi Potensi Bahaya Pada Tahap Pekerjaan Tanah ...56

4.11.2 Antisipasi Potensi Bahaya Pada Tahap Pekerjaan Struktur Bawah ...58

4.11.3 Antisipasi Potensi Bahaya Pada Tahap Pekerjaan Struktur Atas ...63

4.11.4 Antisipasi Potensi Bahaya Pada Tahap Pekerjaan Finishing ...67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...70

5.1. Kesimpulan ...70

5.2. Saran ...70 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

Tabel 2.1. Matriks Risiko dan Dampak ...19

Tabel 2.2. Penilaian Risiko dan Dampak ...19

Tabel 2.3. Refiew Penelitian Terdahulu ...20

Tabel 3.1. Jumlah Sampel ...30

Tabel 3.2. Tahap Pekerjaan Proyek Jembatan Glapan Timur ...34

Tabel 3.3. Potensi Bahaya Pada Pekerjaan ...35

Tabel 3.4. Antisipasi Bahaya Pada Pekerjaan Proyek Jembatan Glapan Timur ....36

Tabel 3.5. Kemungkinan Risiko ...38

Tabel 3.6. Kemungkinan Dampak ...39

Tabel 3.7. Matriks Risiko dan Dampak ...39

Tabel 3.8. Penilaian Risiko dan Dampak ...40

Tabel 4.1. Tahap Pekerjaan dan risiko Bahaya Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur Grobogan ...43

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas ...49

Tabel 4.3. Matriks Risiko dan Dampak ...50

Tabel 4.4. Penilaian Risiko dan Dampak ...50

Tabel 4.5. Tahap pekerjaan tanah dan Tingkat Risiko Bahaya Metode Job Safety Analysis (JSA) Dengan Tabel Matriks Risiko ...51

Tabel 4.6. Tahap Pekerjaan Struktur Bawah dan Tingkat Risiko Bahaya Metode Job Safety Analysis (JSA) Dengan Tabel Matriks Risiko ...52

Tabel 4.7. Tahap Pekerjaan Struktur Atas dan Tingkat Risiko Bahaya Metode Job Safety Analysis (JSA) Dengan Tabel Matriks Risiko ...53

Tabel 4.8. Tahap Pekerjaan Finishing dan Tingkat Risiko Bahaya Metode Job Safety Analysis (JSA) Dengan Tabel Matriks Risiko ...54

Tabel 4.9. Tingkat Risiko Pada Pekerjaan Tanah Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur ...55

Tabel 4.10. Antisipasi Bahaya Pada Tahap Pekerjaan Tanah ...57

Tabel 4.11. Antisipasi Bahaya Pada Tahap Pekerjaan Struktur Bawah ...59

Tabel 4.12. Antisipasi Bahaya Pada Tahap Pekerjaab Struktur Atas ...63

Tabel 4.13. Antisipasi Bahaya Pada Tahap Pekerjaan Finishing...67

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Penyelidikan Tanah ...7

Gambar 2.2. Pembersihan Lahan ...8

Gambar 2.3. Pengukuran Elevasi Titik ...8

Gambar 2.4. Detail Tiang Pancang ...9

Gambar 2.5. Abutmen ...9

Gambar 2.6. Lantai Jembatan...10

Gambar 2.7. Pipa Drainase ...10

Gambar 2.8. Girder ...11

Gambar 2.9. Trotoar ...11

Gambar 2.10. Sandaran (Railing) ...12

Gambar 3.1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur Grobogan ...27

Gambar 3.2. Pembersihan Lahan ...31

Gambar 3.3. Pemancangan ...31

Gambar 3.4. Pekerjaan Penulangan Struktur Bawah ...32

Gambar 3.5. Pekerjaan Penulangan Abutmen ...32

Gambar 3.6. Pekerjaan Plat Lantai ...33

Gambar 3.7. Pekerjaan Bekisting ...33

Gambar 3.8. Pekerjaan Pengecoran ...34

Gambar 3.9. Bagan Alir ...41

Gambar 4.1. Lokasi Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur Grobogan ...43

Gambar 4.2. Pie Chart Responden Berdasar Jenis Kelamin ...46

Gambar 4.3. Pie Chart Responden Berdasar Jabatan ...47

Gambar 4.4. Pie Chart Responden Berdasar Pengalaman Kerja ...48

Gambar 4.5. Diagram Batang Antisipasi Tahap Pekerjaan Tanah ...58

Gambar 4.6. Diagram Batang Antisipasi Tahap Pekerjaan Struktur Bawah ...62

Gambar 4.7. Diagram Antisipasi Potensi Bahaya Pada Tahap Pekerjaan Struktur Atas ...66

Gambar 4.8. Antisipasi Pada Tahap Pekerjaan Finishing ...68

(15)

Proses pembangunan Jembatan Glapan timur di Grobogan memiliki risiko kecelakaan kerja yang tinggi, salah satu penyebabnya pekerjaan berlangsung di tempat tinggi, yaitu pada pekerjaan struktur atas Adapun karena struktur bawah yang memerlukan keahlian tinggi dan pemahaman dengan benar. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang kecelakaan potensi bahaya kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya kecelakaan kerja, tingkatan bahaya mengantisipasi kecelakaan kerja pada proyek Jembatan Glapan Timur, sehingga kecelakaan kerja bisa dikurangi.

Data pada penelitian ini didapat melalui penyebaran kuisioner pada pihak yang terlibat pada Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur Grobogan, yaitu Konsultan Pengawas, Tim HSE, Logistik, Pekerja (Tenaga), Tukang Kayu, Tukang Besi dan Operator Alat Berat. Metode yang digunakan untuk analisis potensi bahaya dan tingkatan bahaya terhadap jenis kecelakaa kerja yaitu menggunaka metode Job Safety Analysis.

Data sselanjutnya diolah dengan hasil penelitian menunjukkan, terdapat 5 jenis kecelakaan pada tahap pekerjaan tanah dengan 1 bahaya tingkat risiko rendah dan 4 bahaya tingkat risiko sedang. Terdapat 8 jenis kecelakaan pada tahap pekerjaan struktur bawah dengan 1 bahaya tingkat risiko tinggi dan 7 bahaya tingkat risiko sedang. Terdapat 7 jenis kecelakaan pada tahap pekerjaan struktur atas dengan 1 bahaya tingkat risiko extreme dan 6 bahaya tingkat risiko sedang. Terdapat 3 jenis kecelakaan kerja pada tahap pekerjaan finishing dengan 1 bahaya tingkat risiko tinggi dan 2 bahaya tingkat risiko sedang. Hasil dari penilaian antisipasi pada tahap pekerjaan tanah, tahap pekerjaan struktur bawah, tahap pekerjaan struktur atas, dan tahap pekerjaan finishing mayoritas antisipasi sudah dilakukan dengan nilai rata rata mendekati angka 100 %.

Kata Kunci: Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3); Job Safety Analysis;

Risiko Bahaya.

(16)

ABSTRACT

The construction process of the East Glapan Bridge in Grobogan has a high risk of work accidents, one of the reasons is that the work takes place at a high place, namely the superstructure work. The lower structure requires high expertise and proper understanding. Therefore it is necessary to do research on potential occupational hazard accidents. This study aims to identify potential work accident hazards, the level of hazard in anticipating work accidents on the East Glapan Bridge project, so that work accidents can be reduced.

The data in this study were obtained through distributing questionnaires to the parties involved in the Grobogan East Glapan Bridge Development Project, namely Supervision Consultants, HSE Team, Logistics, Workers (Tenaga), Carpenters, Blacksmiths and Heavy Equipment Operators. The method used for the analysis of potential hazards and the level of hazard for the type of work accident is using the Job Safety Analysis method.

The data was then processed with the results of the study showing that there were 5 types of accidents at the earthworks stage with 1 low risk level hazard and 4 medium risk level hazards. There were 8 types of accidents at the substructure work stage with 1 high risk level hazard and 7 medium risk level hazards. There are 7 types of accidents at the superstructure work stage with 1 hazard at an extreme risk level and 6 hazards at a moderate risk level. There are 3 types of work accidents at the finishing work stage with 1 high risk level hazard and 2 medium risk level hazards. The results of the anticipatory assessment at the earthwork stage, substructure work stage, superstructure work stage, and the finishing work stage, the majority of the anticipation has been carried out with an average value close to 100%.

Keywords: Ocupational Health and Safety (K3); Job Safety Analysis; Potential Hazard

(17)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang

Proyek Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Namun, dilain hal proyek konstruksi memiliki risiko yang sangat tinggi dalam berbagai macam aspek. Aspek yang memiliki risiko tertinggi yaitu pada aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Menurut International Labour Organization (ILO), sektor bidang konstruksi merupakan salah satu sektor yang paling berisiko terhadap kecelakaan kerja dengan presentasi 31,9%. Di Indonesia, masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih dipandang sebelah mata oleh sejumlah pekerja konstruksi (Mega dkk, 2017).

Berdasarkan paparan di atas, maka perlu upaya penegakan pelaksanaan program K3 secara terencana untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam sebuah proyek konstruksi. Melakukan analisis dengan merumuskan serta mempertimbangkan kemungkinan kecelakaan atau risiko yang terjadi, dapat mengetahui tindakan preventif yang perlu dilakukan. Khususnya dalam dunia konstruksi termasuk salah satu di dalamnya meliputi analisis risiko serta perencanaan upaya pengendaliannya. Upaya tersebut merupakan usaha untuk menanggulangi kecelakaan kerja (Mega dkk, 2017).

Aspek keselamatan kerja yang diamati meliputi kesehatan dan keamanan para pekerja, pada konstruksi dan dampak lingkungan sekitar. Data dari International Labour Organization (ILO) mencatat, setiap hari terjadi sekitar 6.000 kecelakaan kerja fatal di dunia. Di Indonesia sendiri, terdapat kasus kecelakaan yang setiap harinya dialami para buruh dari setiap 100 ribu tenaga kerja dan 30% di antaranya terjadi di sektor konstruksi. Perlu perhatian khusus dengan upaya penegakan pelaksanaan program K3 termasuk salah satu didalamnya adalah manajemen risiko yang meliputi analisis risiko serta perencanaan upaya pengendaliannya. Penerapan manajemen risiko mengenai keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dalam perusahaan.

(18)

Pelaksanaan K3 pada setiap proyek memang telah diterapkan, tetapi dalam pelaksanaannya masih terdapat pekerja yang mengabaikan aspek K3 salah satunya yaitu penggunaan alat pelindung diri, dan kemungkinan besar juga terjadi pada aspek yang lainnya (Marsya, 2018).

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di tempat kerja adalah upaya untuk mewujudkan suasana dan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat untuk para pekerja

.

Keselamatan kerja adalah usaha untuk memelihara keselamatan, keutuhan fisik dan mental tenaga kerja, melalui penerapan K3 dengan benar dapat meminimalisir risiko kecelakaan serta meningkatkan produktvitas dan kualitas pekerjaan konstruksi.Secara umum sasaran utama dari kecelakaan kerja adalah pekerja konstruksi. Setiap kecelakaan yang terjadi selalu menimbulkan kerugian seperti jumlah jam kerja yang hilang, produktivitas melemah dan menurunnya keuntungan perusahaan(Robinson dkk, 2022).

Job Safety Analysis (JSA) adalah metode keselamatan yang berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan yang hendak dilakukan. Pelaksanaan Job Safety Analysis secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya di setiap aktivitas pekerjaan sehingga tenaga kerja diharapkan mampu mengenali bahaya tersebut sebelum terjadi kecelakaan atau penyakit akibat kerja, sehingga dapat menanamkan pemahaman tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan kerja konstruksi guna menciptakan kondisi lingkungan pekerja konstruksi yang aman dan meminimalisir kondisi tidak aman (Stevana & Ferida, 2022).

Jembatan Glapan Timur merupakan jembatan yang terletak di Desa Kari Trisari, Jembatan ini berada di Kecamatan Gubuk Kabupaten Grobogan. Jembatan Glapan- Kari Trisari merupakan jembatan yang sangat penting untuk perkembangan ekonomi khususnya di Desa Glapan dan Desa Kari Trisari, namun jembatan ini tidak didukung dengan infrastruktur yang memadai dan umur jembatan yang sudah tua. Oleh sebab itu akan dilakukan pembangunan jembatan kembali.

(19)

Proses pembangunan Jembatan Glapan timur Grobogan dinilai memiliki resiko kecelakaan kerja yang tinggi, Salah satu penyebabnya pekerjaan berlangsung di tempat tinggi, yaitu pada pekerjaan struktur atas, dan struktur bawah yang memerlukan keahlian tinggi dan pemahaman dengan benar. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian tentang analisis potensi bahaya kecelakaan pekerja pada proyek Jembatan Glapan Timur, sehingga kecelakaan kerja bisa dikurangi.

1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa sebagai berikut :

1. Apa sajakah potensi bahaya yang terjadi pada Pekerja Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur?

2. Bagaimana tingkat bahaya kecelakaan Kerja pada Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur?

3. Bagaimana mengantisipasi kecelakaan kerja pada Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur?

1.3. Tujuan Tugas Akhir

Tujuan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi potensi bahaya kecelakaan kerja Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur.

2. Memetakan tingkatan bahaya kecelakaan kerja yang mungkin terjadi pada Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur.

3. Mengantisipasi kecelakaan kerja pada Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur.

1.4. Batasan Masalah

Ruang lingkup masalah dalam suatu proyek adalah begitu luas dan agar penulisan Tugas Akhir ini tidak menyimpang dari tujuan awal penulisan maka dilakukan pembatasan penulisan yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian ini dibatasi pada sebagian jenis pekerjaan yaitu pekerjaan tanah, pekerjaan struktur bawah, pekerjaan struktur atas dan pekerjaan finishing

(20)

Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur yang sedang atau telah dilaksanakan.

2. Metode yang digunakan dalam Tugas Akhir ini yaitu Metode JSA (Job Safety Analysis).

1.5. Manfaat Tugas Akhir

Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Tugas Akhir ini diharapkan bermanfaat dan menambah pengetahuan mengenai

Pelaksanaan K3 Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur.

2. Penelitian ini dapat digunakan untuk mengurangi penyebab kecelakaan kerja pada proyek konstruksi sejenis.

3. Sebagai masukan bagi Pelaksana kegiatan konstruksi supaya memperhatikan pentingnya K3 dalam rangka mewujudkan budaya kerja zero accident.

1.6. Sistematika Tugas Akhir

Tugas Akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab yaitu : BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan Tugas Akhir , batasan masalah, manfaat Tugas Akhir serta sistematika Tugas Akhir.

BAB II STUDI PUSTAKA

Studi Pustaka menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir.

BAB III METODE ANALISIS

Metode penelitian berisi metode teknik analisis dan teknik pengolahan data dalam penyelesaian Tugas Akhir yang berkaitan dengan judul dari Tugas Akhir tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan berisi hasil pengolahan data serta pembahasannya.

(21)

BAB V PENUTUP

Penutup berisi mengenai simpulan pokok dari keseluruhan analisis dan saran yang diberikan guna penelitian lebih lanjut.

(22)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Konstruksi

Manajemen konstruksi adalah suatu proses pengelolaan pekerjaan pelaksanaan pembangunan fisik yang ditangani secara multi disiplin profesional, dimana tahapan-tahapan persiapan perencanaan, perancangan, pelelangan pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan dan penyerahan/pengoperasiannya diperlukan sebagai suatu sistem yang menyeluruh dan terpadu dengan tujuan untuk mencapai hasil yang optimal dalam aspek memperkecil biaya, memanfaatkan waktu dan mempertahankan kualitas proyek. (Joel dkk, 2014)

Sedangkan menurut Setiawan (2021) manajemen konstruksi adalah suatu ilmu yang mempelajari dan mempraktikkan aspek-aspek terkait manajerial dan teknologi industri konstruksi. Banyak Pakar yang menyatakan bahwa manajemen konstruksi termasuk modal bisnis dari seorang konsultan konstruksi untuk memberi pengarahan pada sebuah proyek pembangunan (Setiawan, 2021).

Dalam suatu pelaksanaan pembangunan proyek, Konsultan Manajemen Konstruksi berperan penting mulai dari tahap perencanaan sampai tahap sesudah pelaksanaan. Konsultan Manajemen Konstruksi merupakan satu tim kerja yang bertugas untuk mengawasi, mengontrol, membantu serta ikut terlibat dalam proses pembangunan proyek. Perencanaan yang matang di awal proyek akan menghasilkan pelaksanaan yang tepat, yang sangat menentukan keberhasilan suatu proyek. (Tjakra dkk, 2021)

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Manajemen Konstruksi

Tujuan dari manajemen proyek ialah mengelola atau mengatur pelaksanaan proyek sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan dan untuk keperluan pencapaian tersebut harus memperhatikan mutu bangunan, biaya yang digunakan dan alokasi waktu. (Winoto, 2014)

Menurut Rofiudin (2017) fungsi-fungsi pokok dalam manajemen antara lain merencanakan, mengorganisasikan dan mengendalikan.

(23)

Merencanakan proyek konstruksi adalah fungsi penting dari manajemen konstruksi. Ini melibatkan penentuan jadwal, anggaran dan sumber daya manusia yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek secara efektif.

Setelah perencanaan selesai, Manajer Proyek harus mengorganisir tim dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Ini termasuk menetapkan tugas dan tanggung jawab kepada anggota tim dan memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya yang cukup untuk menyelesaikan tugas mereka.

Pengendalian adalah fungsi penting dari manajemen konstruksi yang melibatkan monitoring kemajuan proyek dan memastikan bahwa proyek tetap berada pada jalur yang benar. Ini melibatkan pengelolaan risiko dan memastikan bahwa proyek selesai sesuai dengan waktu dan anggaran yang ditetapkan.

2.2. Tahapan Pekerjaan Pembangunan Jembatan

Tahapan pekerjaan proyek konstruksi jembatan adalah serangkaian langkah yang harus dilakukan untuk merencanakan, mendesain dan membangun jembatan.

Berikut adalah tahapan pembangunan jembatan.

a) Penyelidikan Tanah

Tanah mempunyai sifat - sifat karakteristik yang sulit diperkirakan, oleh sebab itu penyelidikan tanah harus dilakukan sedetail mungkin.

Gambar 2.1 Penyelidikan Tanah

(24)

(Sumber : Alibaba.com) b) Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan Proyek Konstruksi Jembatan adalah proses penghapusan vegetasi tanah dan bahan-bahan lainya yang menghalangi proyek pembangunan jembatan.

Gambar 2.2 Pembersihan Lahan (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya) c) Pengukuran Elevasi Titik

Proses pengukuran elevasi titik pada tanah adalah proses menentukan ketinggian suatu titik relatif terhadap suatu datum tertentu.

Gambar 2.3 Pengukuran Elevasi Titik (Sumber : google.com/search)

(25)

d) Pemancangan (Pondasi Tiang Pancang)

Pondasi Tiang Pancang adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung struktur bangunan. Pondasi ini terdiri dari tiang-tiang yang dimasukkan ke dalam tanah dengan cara dipancangkan hingga mencapai lapisan tanah keras.

Gambar 2.4 Detail Tiang Pancamng (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya) e) Pekerjaan Abutmen

Pekerjaan Abutmen adalah proses konstruksi jembatan yang berfungsi sebagai penyangga atau pendukung untuk menopang bagian ujung dari jembatan.

Gambar 2.5 Abutmen

(Sumber : Dokumen PT Adhi Karya)

(26)

f) Lantai Jembatan

Lantai jembatan merupakan bagian dari konstruksi jembatan yang memikul beban akibat jalur lalu lintas secara langsung untuk kemudian disalurkan kepada konstruksi di bawahnya.

Gambar 2.6 Lantai Jembatan (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya) g) Pipa Drainase

Pipa drainase merupakan bagian dari konstruksi jembatan yang ada pada kedua samping jalur lalu lintas. Dengan dibuatnya drainase bisa meminimalisir genangan air atau banjir pada jembatan khususnya ketika musim penghujan.

Gambar 2.7 Pipa Drainase (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya)

(27)

h) Pekerjaan Girder

Girder merupakan balok panjang yang biasanya terbuat dari baja atau beton bertulang yang menopang beban jembatan dan mendistribusikan ke pilar atau penyangga lainnya.

Gambar 2.8 Girder

(Sumber : Dokumen PT Adhi Karya) i) Pekerjaan Trotoar

Trotoar ini berfungsi sebagai jalur pejalan kaki dan terbuat dari beton tumbuk, yang menyatu dan homogen dengan pelat lantai kendaraan dan sekaligus berfungsi sebagai balok pemangku pelat lantai kendaraan.

Gambar 2.9 Trotoar

(Sumber : Dokumen PT Adhi Karya)

(28)

j) Pekerjaan sandaran (Railing)

Sandaran merupakan suatu konstruksi pengaman bagi pemakai jembatan.

Material pada sandaran (railing) yaitu baja, beton dan galvanis.

Gambar 2.10 Sandaran (Railing) (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya)

2.3. Kecelakaan Kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata kecelakaan adalah mendapat celaka, bencana, kemalangan, kejadian (peristiwa) yang menyebabkan orang celaka. Kecelakaan merupakan kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material, materi lain yang paling ringan sampai kepada yang paling berat. (Rizani, 2018)

2.3.1 Penyebab Kecelakaan Kerja

Penyebab kecelakaan kerja pada proyek konstruksi dapat ditinjau dari 3 aspek (Munasih, 2020) antara lain :

1. Manusia

Mengingat semakin meningkatnya persyaratan kerja dan kerumitan hidup manusia harus meningkatkan efisiensinya dengan bantuan peralatan dan perlengkapan. Semakin canggih peralatan yang digunakan manusia semakin besar bahaya yang mengancamnya. Hal-hal yang berpengaruh terhadap

(29)

tindakan manusia yang tidak aman (kecerobohan) serta kondisi lingkungan yang berbahaya di lokasi proyek adalah :

• Pembawaan diri

• Persoalan pribadi

• Usia dan pengalaman kerja

• Perasaan bebas dalam melaksanaan tugas

• Keletihan fisik para Pekerja (Munasih, 2020)

2. Lingkungan dan alat kerja.

Kondisi lingkungan juga perlu diperhatikan dalam mencegah kecelakaan kerja, terutama yang disebabkan oleh :

• Gangguan-gangguan dalam bekerja, misalnya: suara bising yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terganggunyakonsentrasi pekerja.

• Debu dan material beracun, mengganggu kesehatan kerja, sehingga menurunkan efektivitas kerja.

• Cuaca (panas, hujan)

3. Peralatan keselamatan kerja.

berfungsi untuk mencegah dan melindungi Pekerja dari kemungkinan mendapatkan kecelakaan kerja. Macam-macam dan jenis peralatan keselamatan kerja dapat berupa :

• Helm pengaman (safety helmet)

• Sepatu Kerja (safety shoes)

• Pelindung mata (eye protection)

• Pelindung telinga (ear plugs)

• Penutup lubang (hole cover)

2.3.2 Kecelakaan Kerja Bidang Konstruksi

Angka kecelakaan kerja di Indonesia masih cukup tinggi dimana setiap tahun jumlahnya mengalami peningkatan. Jumlah kecelakaan kerja berdasarkan data dari Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS), meningkat dari 114.235 kasus

(30)

kecelakaan kerja di tahun 2019 menjadi 177.161 kecelakaan kerja di tahun 2020.

Peningkatan jumlah kasus kecelakaan kerja ini khususnya pada sektor konstruksi.

Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak dapat diduga yang dapat menimbulkan kerugian (loss) baik secara materi maupun manusia sebagai korban.(Nunik, 2021)

2.3.3 Identifikasi Bahaya Kecelakaan Bidang Konstruksi

Identifikasi bahaya adalah upaya sistematis untuk mengetahui adanya bahaya dalam aktivitas organisasi. Secara sederhana adalah dengan melakukan pengamatan. Melalui pengamatan maka kita sebenarnya telah melakukan suatu identifikasi bahaya. Adapun sumber-sumber bahaya di tempat kerja sebagian besar bersumber dari:

• Kondisi lingkungan tempat kerja dan peralatan.

• Proses pekerjaan bahaya yang berasal dari proses pekerjaan sangat bervariasi tergantung metode pekerjaan dan peralatan yang digunakan.

• Material/bahan berbahaya dari bahan ini meliputi berbagai resiko sesuai dengan sifat bahannya, antara lain : mudah terbakar, mudah meledak, menimbulkan energi, menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh, menyebabkan kanker, mengakibatkan kelainan pada janin, bersifat beracun, radioaktif, dll.

• Metode Kerja Bahaya dari cara kerja dapat membahayakan pekerja itu sendiri dan orang lain disekitarnya. Cara kerja yang demikian antara lain seperti : a. Cara mengangkat dan mengangkut, apabila dilakukan dengan cara yang

salah dapat mengakibatkan cidera dan yang paling sering adalah cidera pada tulang punggung. Juga sering terjadi kecelakaan sebagai akibat dari cara mengangkat atau mengangkut.

b. Cara kerja yang mengakibatkan hamburan debu dan serbuk logam, percikan api serta tumpahan bahan berbahaya.

• Penggunaan APD Kurang diperhatikan para tenaga kerja di dalam mematuhi ketentuan dalam penggunaan atau pemakaian alat pelindung diri biasanya karena alasan sepele, misalnya pekerja tidak memakai kacamata saat mengelas, sehingga kerap terjadi sesuatu yang merugikan dirinya sendiri. Rendahnya kesadaran Pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri karena dianggap

(31)

mengurangi feminitas, terbatasnya faktor stimulan Pimpinan, dan karena tidak enak dan kurang nyaman juga merupakan alasan mengapa tidak disiplinnya Karyawan dalam menggunakan (APD) (Rifany, 2018).

2.3.4 Tingkatan Resiko Kecelakaan Bidang Konstruksi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.9 Tahun 2008, kategori resiko K3 dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :

1. Risiko tinggi, yaitu mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya berisiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan serta terganggunya kegiatan konstruksi.

2. Risiko sedang, yaitu mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dapat berisiko membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia serta terganggunya kegiatan konstruksi.

3. Risiko kecil, yaitu pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum dan harta benda serta terganggunya kegiatan konstruksi.

2.3.5 Pencegahan Bahaya Kecelakaan Bidang Konstruksi

Tindakan pencegahan kecelakaan kerja menurut Rencana Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (MK3L) oleh Muliawan (2018) ada 5 yaitu : a. Identifikasi Bahaya dan Aspek Lingkungan

Setiap awal proyek atau ada aktivitas baru, Tim K3 harus mengidentifikasi adanya potensi bahaya dan aspek lingkungan yang berdampak pada pekerja dan lingkungannya terkait dengan aktifitas proyek.

b. Safety Induction

Safety Induction adalah penjelasan kepada seluruh Pekerja baru yang memasuki area proyek dan bagi Pekerja yang akan melakukan pekerjaan yang mempunyai resiko tinggi. Safety Induction ini ditujukan kepada Pekerja dari Kontraktor dan Sub Kontraktor.

(32)

c. Inspeksi K3L

Inspeksi K3L dilakukan 1 minggu sekali oleh Tim K3, MK, PM / SM untuk memeriksa dan memastikan bahwa Kontraktor, SubKontraktor dan Mandor melaksanakan K3L secara konsisten. Tim K3 harus mencatat bila ada penyimpangan K3L selama inspeksi dan mendistribusikan laporan ketidaksesuaian tersebut kepada pihak-pihak yang harus menindak lanjuti.

d. Safety Patrol

Safety Patrol adalah patrol rutin yang dilakukan oleh Tim K3 untuk memonitor keadaan / kondisi lingkungan proyek dan mengawasi segala aktifitas konstruksi, serta melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan dan timbulnya pencemaran.

e. Safety Talk

Safety talk ditujukan kepada para Pekerja dan Personil yang berada di area kerja.

Inti dari safety talk ini memberikan pengarahan tentang pelaksanaan K3L dan bertujuan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan selamat.

f. Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri terdiri dari beberapa yaitu:

• Helm

• Sepatu Kerja

Body Harrnes

• Sarung Tangan

• Kacamata Pengaman

• Masker

• Sumbat telinga /Ear Plug

• Baju Kerja

2.4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.9 Tahun 2008 dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. Sedangkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (K3 Konstruksi) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan

(33)

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada pekerjaan konstruksi. (Tiurma &

Richard, 2021)

2.5. Job Safety Analysis

Job Safety Analysis merupakan salah satu komponen dari sebuah komitmen manajemen K3. Menurut OSHA (Occupational Safety and Health Administration) 3071;2001, Job Safety Analysis adalah sebuah teknik yang fokus pada tugas-tugas pekerjaan sebagai cara untuk identifikasi bahaya sebelum timbul. Job Safety Analysis merupakan salah satu komponen dari sebuah komitmen manajemen K3.

Teknik JSA ini hubungan antar pekerja, tugas, peralatan dan lingkungan kerja.

(Ferdiandus dkk, 2022)

2.5.1 Prosedur Job Safety Analysis

Menurut Ferdiandus (2022), prosedur Job Safety Analysis (JSA) terdiri dari beberapa tahapan yang saling berkaitan. Tahapan yang dilaksanakan dalam penerapan JSA yang dilaksanakan dalam penerapan JSA meliputi ;

a. Memilih pekerjaan

Memilih pekerjaan yang akan danalisis dan menentukan tugas-tugas kritis yang terlibat dalam pekerjaan tersebut.

b. Membagi pekerjaan

Pembagian pekerjaan dapat dibagi menjadi pekerjaan yang aman dan pekerjaan yang memerlukan langkah-langkah pencegahan tambahan.

c. Identifikasi bahaya dan potensi kecelakaan kerja

Identifikasi potensi bahaya yang terkait dengan kecelakaan kerja bahaya bisa berasal dari lingkungan kerja, mesin atau peralatan, bahan kimia dan lain sebagainya.

d. Pengembangan solusi

Pengembangan solusi untuk mengendalikan risiko kecelakaan kerja, solusi yang dikembangan harus sesuai dengan standar Keselamatan dan Kesehatan kerja serta dapat diterapkan secara praktis di lokasi kerja.

(34)

2.5.2 Metode JSA

Menurut Andriyanti (2022), teknik yang digunakan dalam metode Job Safety Analysis (JSA) meliputi :

a. Metode observasi (pengamatan)

Wawancara observasional yaitu metode pertama dalam analisis keselamatan kerja, berupaya mengumpulkan informasi tentang tempat kerja, lingkungan kerja, jam kerja dan penerapan Keselamatan serta Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.

b. Metode diskusi (konsultasi)

Strategi kedua ini biasanya digunakan untuk tenaga kerja yang hanya dilakukan sesekali. Strategi ini banyak digunakan dengan 45 Pekerja yang telah menyelesaikan pekerjaan dan memungkinkan mereka untuk berbagi pemikiran mereka tentang proses pekerjaan dan potensi bahaya.

c. Metode peninjauan kembali prosedur yang sudah ada

Ketika prosedur sedang dilakukan namun Pekerja menolak untuk berpartisipasi, taktik ini dapat digunakan. Setiap orang yang terlibat dalam proses didorong untuk mencatat pengamatan mereka terhadap langkah-langkah dan potensi risiko yang mungkin terjadi dari tugas Pekerja. (Andriyanti, 2022)

2.5.3 Manfaat Penggunaan JSA

Pelaksanaan program JSA mempunyai manfaat dan keuntungan seperti di bawah ini :

1. Identifikasi pengaman apa saja yang perlu dipakai saat bekerja.

2. Meningkatkan produktifitas kerja dan tingkah laku positif mengenai safety.

3. Dapat digunakan untuk memberikan pelatihan atau training mengenai prosedur kerja dengan lebih aman dan efisien.

4. Melakukan studi terhadap pekerjaan untuk memungkinan dilakukan improvement metode kerja.

5. Memberikan Pre-job instruction pada pekerjaan yang tidak tetap.

6. Melakukan review pada job prosedur setelah terjadi kecelakaan.

7. Memberikan training kepada tenaga kerja/karyawan baru.

8. Supervisor dapat belajar mengenai pekerjaan yang mereka pimpin.

(35)

2.5.4 Matriks Risiko Metode JSA

Tabel Matriks Risiko adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengkalsifikasikan dan menganalisis risiko dalam suatu proyek atau aktifitas.

Tabel ini membantu dalam mengevaluasi tingkat risiko dengan mempertimbangkan probabilitas terjadinya risiko dan dampak yang mungkin terjadi.

Tabel 2.1 Matriks Risiko dan Dampak

Sumber : OHSAS 18001 (2018) Tabel 2.2 Penilaian Risiko dan Dampak

Sumber : OHSAS 18001 (2018) 2.6. Review Penelitian Terdahulu

Review Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis persamaan dan perbedaan dari karya penelitian terdahulu. Selain itu, peninjauan ini untuk menunjukkan bahwa penelitian tentang Penerapan Metode Job Safety Analysis Dalam Pelaksanaan K3 Proyek Jembatan Glapan Timur ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Berikut ini adalah karya penelitian sejenis yang dijadikan Penulis sebagai referensi dalam melakukan penelitian tentang Metode Job Safety Analysis, antara lain:

Kemungkinan Consequences (Dampak)

(Probability) Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

1 2 3 4 5

Sangat Tinggi 5 R S T E E

Tinggi 4 R S T E E

Sedang 3 R S S T T

Rendah 2 R R S T T

Sangat Rendah 1 R R R S T

Tingkat Risiko

E Ekstrim (very high)

T Tinggi (high)

S Sering (average)

R Rendah (low)

(36)

Tabel 2.3 Review Penelitian Terdahulu

NO. JUDUL PENULIS

DAN TAHUN TUJUAN METODE HASIL

1. Job Safety Analysis (JSA) Konstruksi Basement Pada Proyek

Pembangunan Gedung B Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro Provinsi Lampung

Alin Amanda Putri, Sillak Hasiany

Siregar, Bambang Prasetio (2022)

Untuk

mengidentifikasi potensi bahaya dan menentukan pengendalian serta pencegahan pada pekerjaan konstruksi

basement Proyek pembangunan Gedung B Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Metro.

Menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA)

Dari hasil identifikasi potensi bahaya pada konstruksi Basement diperoleh total potensi bahaya sebanyak 93 potensi bahaya. Pada pekerjaan persiapan dengan 6 potensi bahaya, Bored Pile dinding penahan tanah dengan 16 potensi bahaya, galian tanah Basement dengan 5 potensi bahaya, Bored Pile gedung utama dengan 19 potensi bahaya, Pile Cap dengan 17 potensi bahaya, Tie Beam/Sloof dengan 8 potensi bahaya, lantai Basement dengan 5 potensi bahaya, dan Dinding Basement dengan 17 potensi bahaya. Dari hasil analisa tingkat risiko diperoleh 27 risiko rendah, 61 risiko sedang dan 5 risiko tinggi.

Pada upaya pencegahan dan pengendalian potensi bahaya pada konstruksi Basement ini

(37)

2. Implementasi Job Safety Analysis (JSA) Sebagai Upaya

Pencegahan Kecelakaan Kerja

Pipit Marfiana, Hadi

Kurniawan Ritonga, Mutiara

Untuk mengetahui implementasi Job Safety Analysis (JSA) sebagai langkah awal dalam upaya

Data yang diolah dengan menggunakan studi literatur yang diperoleh

dari peraturan

perundang-undangan yang berlaku, buku manual handbook, Tata

terdapat faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi Basement untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu menggunakan APD lengkap sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan, memahami fungsi dan cara penggunaan peralatan kerja (tools work) yang akan digunakan, pada beberapa pekerjaan tertentu membutuhkan pekerja dengan skill khusus, mematuhi rambu-rambu K3 dan terjalin komunikasi yang baik antara perusahaan dengan para pekerja.

Dari hasil perhitungan TCR untuk mengetahui implementasi K3 diperoleh 2 kategori yaitu sangat baik dan cukup baik. Dari 21 instrumen dengan 5 variabel pada kuesioner 16 diantaranya memiliki kategori sangat baik dan 5 lainnya dengan kategori cukup baik.

(38)

Salsabiela (2019)

pencegahan terjadinya

kecelakaan akibat kerja.

Kerja Individu (TKI), dan Tata Kerja Operasional (TKO), data tersebut

diolah dengan

mendeskripsikan hasil- hasil dengan berfokus pada implementasi JSA

sebagai upaya

pencegahan kecelakaan kerja di PT Nusa Konstruksi Enjiniring.

Kemudian dilakukan perbandingan dengan peraturan, seperti Undang-Undang atau Peraturan Menaker Nomor

Per.05/MEN/1996

Prosedur JSA dibuat berdasarkan jenis pekerjaan yang akan yang akan dilakukan, jenis pekerjaan yang dibuatkan JSA adalah kategori pekerjaan terdapat risiko bahaya tinggi.

Implementasi JSA, dalam pelaksanaan JSA di lapangan pekerjaan Penulis menemukan JSA belum berjalan dengan baik, karena Penulis menemukan pekerja yang tidak menggunakan APD pada saat bekerja.

(39)

3. Analisa

Pelaksanaan Job Safety Analysis (JSA)

Pembangunan Gedung

Perawatan Baru RSI PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal

Ahmad, dan Hasanah (2019)

Untuk menganalisa pelaksanaan Job Safety Analisis (JSA) pada Proyek

Pembangunan Gedung

Perawatan Baru RSI PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal.

Menggunakan Job Safety Analysis (JSA) sebagai acuan dalam penilaian resiko keselamatan kerja

Penilaian terhadap resiko kecelakaan kerja pada proyek tersebut belum baik. Karena dalam penggunaan alat berat yang berpotensi besar menimbulkan bahaya kecelakaan.

Pengaruh adanya kecelakaan kerja sangat berpengaruh dengan waktu penyelesaian proyek. Resiko bahaya dalam perhitungan korelasi sebesar 0,213. Maka dengan nilai ini masuk dalam katagori ringan.

(40)

4. Pengendalian Bahaya Kerja dengan Metode Job Safety Analysis pada Penerimaan Afval Lokal Bagian Warehose di PT.ST

Nurkholis, Gusti Ardiansyah (2017)

Untuk

mengidentifikasi jenis kecelakaan kerja atau potensi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah pekerjaan afval lokal.

Mengidentifikasi jenis

pekerjaan yang

berpotensi bahaya dari hasil identifikasi tersebut dilakukan analisa potensi bahaya menggunakan metode JSA dan mencari solusi pemecahan masalah tersebut.

Tiggi rendahnya kecelakaan kerja sangat dipengaruhi oleh banyaknya jumlah Pekerja pada tempat tersebut.

Semakin baik sistem pengendalian resiko pada proyek maka potensi bahaya juga akan berkurang.

(41)

5. Identifikasi dan Analisis Risiko Kecelakaan Kerja dengan Metode JSA (Job Safety Analysis) di Departemen Smoothmill PT Ebako Nusantara

Umaindra dan Saptadi (2018)

Mengidentifikasi jenis pekerjaan yang beresiko bahaya dan mengetahui solusi pencegahan bahaya agar tidak terjadi kecelakaan kerja.

Menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA)

Dari 9 kegiatan pada pekerjaan mesin arm saw semuanya memiliki resiko kecelakaan kerja seperti tergores, tertusuk dan masuknya potongan chip kayu ke mata. Solusi yang diberikan berupa menggunakan kacamata pelindung, sarung tangan dan memakai sepatu khusus.

(42)

Berikut ini adalah analisis persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu yang serupa, antara lain :

• Persamaan

a) Menggunakan metode Job Safety Analysis.

b) Sama-sama menggunakan menggunakan metode observasi dan wawancara.

• Perbedaan

a) Lokasi penelitian

b) Teori yang digunakan untuk perbandingan penelitian sebelumnya yaitu peraturan Permenker Nomor Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui gambaran identifikasi potensi bahaya kecelakaan kerja menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) dalam Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian terletak di Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur yang berada di Desa Kari Trisari Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei 2023 sampai dengan selesai.

Gambar 3.1 Lokasi Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur Grobogan

( Sumber : Google Earth )

LOKASI

(44)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif dan asosiatif untuk menetapkan hubungan kausal dengan pendekatan survei, karena adanya variabel yang akan ditelaah hubungannya serta tujuannya untuk menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diteliti ada 2 jenis yang dibutuhkan yaitu data primer dan data sekunder.

3.3.1 Data Primer

Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh Peneliti untuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus (Sunyoto, 2013). Data primer didapatkan dengan Metode Wawancara dan Observasi Lapangan.

a. Wawancara

Pada penelitian ini wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi pelaksanaan Job Safety Analysis (JSA) dalam identifikasi bahaya dan potensi kecelakaan kerja di lapangan. Peneliti akan melakukan wawancara kepada Pekerja Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur.

b. Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dengan mengamati langsung obyek penelitian oleh Peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhan isi penelitian. Observasi dalam penelitian ini dilaksanakan dengan cara Peneliti datang ke Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur untuk mengamati secara langsung realisasi pelaksanaan K3.

Metode Observasi Lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi nyata mengenai implementasi K3 oleh seluruh Pekerja yang terlibat dalam proyek dan pelaksanaan teknik Job Safety Analysis (JSA) dalam identifikasi potensi bahaya di lokasi proyek.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder berupa data fisik maupun elektronik, serta literatur yang didapatkan dari publikasi pemerintah, situs web, buku, artikel, jurnal, catatan internal, dll. Pada Penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh

(45)

dari Tim K3 Kontraktor Pelaksana (PT. Adhikarya) yaitu berupa dokumen K3LH (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup) dan dokumen RK3L (Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan).

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam mengumpulkan data-data, memerlukan instrumen penelitian, antara lain:

a) Identifikasi Pelaksanaan Pekerjaan (Job Selection)

Identifikasi urutan pelaksanaan, memilih pekerjaan dengan potensi kecelakaan yang buruk mempunyai prioritas dan harus dianalisis terlebih dulu.

b) Identifikasi Potensi Bahaya (Hazard Identification)

Sesudah diuraikan melalui tiap pekerjaan, kemudian diidentifikasi potensi bahaya masing-masing penjelasan pekerjaan tersebut melalui metode JSA (Job Safety Analysis).

c) Pengendalian Bahaya (Hazard Control)

Pengendalian bahaya dilaksanakan sesudah identifikasi tingkatan bahaya dalam masing-masing proses melalui pekerjaan. Penentuan pada pengendalian bahaya dilandaskan terhadap standar keamanan juga pengendalian yang telah dilaksanakan.

3.5 Populasi dan Sampel a) Populasi

Sugiyono (2016) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh Peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi penelitian adalah Pekerja pada Proyek Pembangunan Jembatan Glapan Timur sejumlah 50 orang yang terdiri dari Pelaksana, Tim HSE dan Pekerja.

b) Sampel.

Berdasarkan jumlah populasi yang terdiri dari 50 pekerja, kemudian digunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel. Perhitungan jumlah sampel adalah sebagai berikut :

(46)

………(1)

Jadi jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 45 orang, yang terdiri dari Konsultan Pengawas, Tim HSE, dan Pekerja sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah Sampel

No Jabatan Sampel

1 Konsultan Pengawas 6

2 Tim HSE 8

3 Logistik 6

4 Pekerja (Tenaga) 16

5 Tukang Kayu 4

6 Tukang Besi 1

7 Operator Alat Berat 4

Jumlah 45

n = 𝑁 1 + 𝑁. 𝑒2

𝑛 = 𝑁 1 + 𝑁𝑒2 𝑛 = 50

1 + 50.0,72 𝑛 = 50

1 + 0,1225 𝑛 = 50

1,1225 𝑛 = 44,55

Keterangan :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = presen kelonggaran ketidaktelitian

(47)

3.6 Tahapan Pekerjaan Proyek Jembatan Glapan Timur

Tahapan pekerjaan Proyek Konstruksi Jembatan Glapan Timur adalah serangkaian langkah yang harus dilakukan untuk merencanakan, mendesain, dan membangun jembatan. Berikut adalah tahapan Pembangunan Jembatan Glapan Timur Grobogan.

a) Tahap Pekerjaan Struktur Bawah - Tahap Pekerjaan Tanah

Gambar 3.2 Pembersihan Lahan (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya) - Tahap Pekerjaan Pemancangan

Gambar 3.3 Pemancangan (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya)

(48)

- Tahap Pekerjaan Penulangan

Gambar 3.4 Pekerjaan Penulangan Struktur Bawah (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya)

b) Tahap Pekerjaan Struktur Atas - Tahap Pekerjaan Abutment

Gambar 3.5 Pekerjaan Penulangan Abutmen (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya)

(49)

- Tahap Pekerjaan Pelat Lantai

Gambar 3.6 Pekerjaan Pelat Lantai (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya) - Tahap Pekerjaan Bekisting

Gambar 3.7 Pekerjaan Bekisting (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya)

(50)

- Tahap Pekerjaan Pengecoran

Gambar 3.8 Pekerjaan Pengecoran (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya)

3.7. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan berdasarkan hasil observasi dan wawancara tertutup terhadap Pekerja pembangunan Jembatan Glapan Timur, identifikasi pelaksanaan pekerjaan dan identifikasi potensi bahaya sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2 Tahap Pekerjaan Proyek Jembatan Glapan Timur

No Tahap Pekerjaan

1 Tahap Pekerjaan Tanah 2 Tahap Pekerjaan Struktur Bawah 3 Tahap Pekerjaan Struktur Atas 4 Tahap Pekerjaan Finishing

Sumber : Sapto dan Didik (2023)

(51)

Tabel 3.3 Potensi Bahaya Pada Pekerjaan

No Tahap Pekerjaan Potensi Bahya

1 Tahap Pekerjaan Tanah - Bahaya akibat galian tanah longsor

- Gangguan paru-paru akibat debu dan material

- Bahaya jatuh ke dalam galian tanah

- Bahaya akibat sistem drainase jebol

- Bahaya akibat banjir air sungai 2 Tahap Pekerjaan Struktur Bawah - Tertimpa tiang pancang pada saat

proses pemancangan

- Tertusuk kawat bendrat pada saat penulangan

- Bahaya akibat tanah longsor - Tersengat aliran listrik pada saat

penyambungan tiang pancang - Terkena alat bar cutter pada saat

pembesian

- Terkena alat bar bender pada saat pembesian

- Terkena alat las pada saat penyambungan tiang pancang - Tertimpa material besi pada saat

penulangan

3 Tahap Pekerjaan Struktur Atas - Terjatuh dari tempat tinggi - Terjepit dan tertusuk pada

pembesian

- Mata terkena percikan ready mix - Terluka kawat bendrat pada saat

penulangan

(52)

- Terluka akibat paku yang menonjol pada proses bekisting - Terluka akibat mesin plasma

cutting pada pembesian

- Tertimpa bahan material besi atau sejenisnya

4 Tahap Pekerjaan Finishing - Terjatuh dari tempat tinggi - Terluka karena peralatan seperti

alat pemotong, penggiling dan alat pengelasan

- Tersangkut atau terjepit

Tabel 3.4 Antisipasi Bahaya Pada Pekerjaan Proyek Jembatan Glapan Timur

No Pekerjaan Antisipasi

1 Tahap Pekerjaan Tanah

- Bahaya akibat galian tanah longsor

- Gangguan paru-paru akibat debu dan material

- Bahaya jatuh ke dalam galian tanah

- Bahaya akibat sistem drainase jebol

- Bahaya akibat banjir air sungai

- Melakukan pengawasan area sekitar dan pemantauan secara rutin

- Menggunakan masker secara konsisten

- Memastikan terpasang safety line - Memastikan sistem drainasi di

lokasi konstruksi dirancang dengan baik dan berfungsi dengan baik

- Monitoring curah hujan, data curah hujan, prakiraan curah hujan BMKG, dan data tinggi muka air tahunan

2 Tahap Pekerjaan Struktur Bawah - Tertimpa tiang pancang pada

saat proses pemancangan

- Area pemancangan dipasang garis safety line

(53)

- Tertusuk kawat bendrat pada saat penulangan

- Bahaya akibat tanah longsor - Tersengat aliran listrik pada

saat penyambungan tiang pancang

- Terkena alat bar cutter pada saat pembesian

- Terkena alat bar bender pada saat pembesian

- Terkena alat las pada saat penyambungan tiang pancang - Tertimpa material besi pada

saat penulangan

- Menggunakan sarung tangan dan safety shoes

- Melakukan pengawasan area secara rutin dan pemasangan garis safety line

- Memastikan kabel (lolos) aman di gunakan

- Menggunakan APD lengkap dan memastikan alat bar cutter layak digunakan

- Menggunakan APD lengkap dan memastikan alat bar bender layak digunakan

- Memastikan kondisi peralatan las masih dalam kondisi bagus dan layak untuk digunakan dan menggunakan APD lengkap - Area di bawah diberi safety net 3 Tahap Pekerjaan Struktur Atas

- Terjatuh dari tempat tinggi - Terjepit dan tertusuk pada

pembesian

- Mata terkena percikan beton ready mix

- Terluka kawat bendrat pada saat penulangan

- Terluka akibat paku yang menonjol pada proses bekisting

- Terluka akibat mesin plasma cutting pada pembesian

- Tertimpa bahan material besi

- Memastikan yang bekerja diketinggian menggunakan full body harness

- Selalu memperhatikan posisi kerja lainnya dan berkoordinasi dengan baik

- Menggunaan kaca mata safety - Memastikan setiap proses

pemasangan kawat selalu menggunakan sarung tangan dan safety shoes

- Selalu memperhatikan posisi kerja dan menggunakan full APD

(54)

atau sejenisnya - Memastikan bahwa alat dalam kondisi layak digunakan, menggunakan sarung tangan, kacamata dan safety shoes

- Memastikan selalu menggunakan APD dan pemasangan safety net 4 Tahap Pekerjaan Finishing

- Terjatuh dari tempat tinggi - Terluka karena peralatan

seperti alat pemotong, penggiling dan alat pengelasan - Tersangkut atau terjepit

- Memastikan menggunakan full body harness dan pemasangan safety net

- Memastikan alat bahwa alat layak digunakan

- Selalu memperhatikan posisi kerja. dan penggunaan APD secara konsisten

Sumber : Sapto dan Didik (2023) 3.8. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan suatu cara untuk mengelompokkan data berdasarkan variabeldan jenis Responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh Responden, menyajikan data setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2020).

Setelah mengetahui risiko bahaya, kemudian dianalisis untuk menentukan tingkat risiko besar, sedang dan kecil. Penilaian risiko digunakan untuk menentukan prioritas. Tabel penilaian risiko dan kemungkinan dampak ditunjukkan pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.5 Kemungkinan Risiko

Tingkat Uraian Contoh rinci

1 Sangat rendah Hampir tidak terjadi

2 Rendah Kemungkinan kecil

3 Sedang Mungkin terjadi / fifty-fifty

4 Tinggi Besar kemungkinan terjadi

(55)

5 Sangat Tinggi Hampir pasti terjadi Sumber : Afif (2022)

Tabel 3.6 Kemungkinan Dampak

Tingkat Uraian Contoh rinci

1 Sangat rendah Tidak terjadi kecelakaan

2 Rendah Cedera ringan, kerugian kecil dan tidak berdampak serius

3 Sedang Cedera berat, dirawat dirumah sakit,

tidak cacat tetap

4 Tinggi Cedera parah, cacat tetap dan kerugian besar serta berdampak serius 5 Sangat Tinggi Korban meninggal dan kerugian parah,

bahkan dapat menghentikan kegiatan Sumber : OHSAS 18001 (2018)

Selanjutnya hasil kemungkinan dan dampak yang diperoleh dimasukkan dalam tabel matriks resiko yang akan menghasilkan peringkat resiko. Matriks probabilitas tentang kemungkinan dan dampak, penilaian dan peringkat dapat dilihat pada Tabel 3.7 dan Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.7 Matriks Risiko dan Dampak

Sumber : OHSAS 18001 (2018)

Kemungkinan Consequences (Dampak)

(Probability) Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

1 2 3 4 5

Sangat Tinggi 5 R S T E E

Tinggi 4 R S T E E

Sedang 3 R S S T T

Rendah 2 R R S T T

Sangat Rendah 1 R R R S T

(56)

Tabel 3.8 Penilaian Risiko dan Dampak

Sumber : OHSAS 18001 (2018)

Nilai tingkat risiko dapat didapatkan pada tabel matriks risiko berdasarkan peraturan AS/NZS 4630 (1999) sebagai berikut :

Tingkat Risiko (RR) = (L) x (S) Keterangan

RR = Risk Ratting (tingkat risiko) l = Probability (kemunginan) s = Consequences (Dampak)

Rumus mencari prosentasi hasil kuisioner menurut Sugiyono, (2022) P = f/n x 100

Keterangan P = Prosentase

F = Frekuensi dari stiap jawaban angket n = jumlah responden

Contoh : Misal menyebar kuisioner dengan jumlah 10 kuisioner kepada 10 Responden dan yang mengisi menjawab baik 6 orang .

Dengan demikian untuk mencari prosentase hasil kuisioner sebagai berikut : 1. Hasil kuisioner dengan jawaban baik (pada satu pertanyaan)

P = 6/10 x 100 P = 60 %

2. Menghitung Prosentase

Prosentase (%) = (jumlah bagian) / (jumlah total) x 100%

Contoh :

Prosentase (%) = 20/200 x 100%

= 0,1 x 100%

= 10%

Tingkat Risiko

E Ekstrim (very high)

T Tinggi (high)

S Sering (average)

R Rendah (low)

(57)

3.9 Bagan Alir

Berikut adalah Bagan Alir tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian :

Gambar 3.9 Bagan Alir Mulai

Menentukan Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Studi Literatur

Penentuan Metode Analisis

Pengolahan Data 1. Job Selection

2. Hazard Identification

3. Hazard Control

Kesimpulan dan Saran

Selesai Pengumpulan Data

b. Data Primer

• Observasi

• Wawancara

Pengumpulan Data a. Data Sekunder

• Dokumen RK3L

• Dokumen K3LH

Hasil dan Pembahasan

Gambar

Gambar 2.1 Penyelidikan Tanah
Gambar 2.2 Pembersihan Lahan  (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya)  c)  Pengukuran Elevasi Titik
Gambar 2.4 Detail Tiang Pancamng  (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya)  e)  Pekerjaan Abutmen
Gambar 2.6 Lantai Jembatan  (Sumber : Dokumen PT Adhi Karya)  g)  Pipa Drainase
+7

Referensi

Dokumen terkait