• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROSEDUR OLAH GERAK PADA KAPAL BALING–BALING TUNGGAL SAAT PROSES BERLABUH JANGKAR DI PELABUHAN DI ATAS KAPAL MT. IHSAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PROSEDUR OLAH GERAK PADA KAPAL BALING–BALING TUNGGAL SAAT PROSES BERLABUH JANGKAR DI PELABUHAN DI ATAS KAPAL MT. IHSAN 1 "

Copied!
57
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

KAJIAN PUSTAKA

Review penelitian sebelumnya

Pencegahan tahun 2019 adalah keadaan mengantisipasi bahaya kecelakaan yang mengancam keselamatan pelayaran, yang berkaitan dengan pelaksanaan tata kerja di kapal. Pada saat berlabuh, prosedur dan antisipasi terhadap cuaca dan kondisi sekitar sangat diperlukan untuk menjalankan prosedur yang aman dan mencegah terjadinya kecelakaan. 2017 Kapal Kutai Raya Dua berlayar dari Pelabuhan Gresik menuju pelabuhan muat Namlea Ilat saat hendak berlabuh dan melepaskan sembilan segel dari permukaan laut setinggi 170m.

Karena cuaca buruk, jangkar diangkat sehingga menyisakan tiga anjing laut yang tergantung karena kapten menganggap air cukup dalam. Kapal tidak dapat bergerak akibat cuaca buruk dan awak kapal yang berkumpul di dek tidak memantau kondisi lingkungan sehingga menyebabkan kapal hanyut, terdorong ke darat dan akhirnya kandas. Berdasarkan data di atas terbukti masih sering terjadi kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan prosedur penanganan kapal pada saat berlabuh pada kapal jenis single propeller.

Landasan Teori

  • Pengertian Olah Gerak Dan Pengendalian Kapal
  • Pengertian Prosedur
  • Pengertian Baling – Baling Tunggal
  • Fungsi poros baling - baling
  • Pengaruh olah gerak terhadap kapal baling baling tunggal
  • Pengertian Berlabuh Jangkar
  • Prosedur Berlabuh Jangkar
  • Persiapan kapal sebelum berlabuh jangkar
  • Mendekati tempat berlabuh jangkar
  • Prosedur letgo jangkar
  • Persiapan berlabuh jangkar
  • Menentukan panjang rantai jangkar yang di area
  • Pelaksanaan berlabuh jangkar
  • Berangkat dari tempat berlabuh jangkar
  • Faktor - faktor yang memengaruhi olah gerak

Baling-baling adalah salah satu perangkat pembangkit dorong yang paling umum digunakan saat ini. Baling-baling diputar sedangkan porosnya digerakkan oleh sumber tenaga yang ada di ruang mesin. Single propeller merupakan baling-baling kapal sebagai alat penggerak utama kapal dalam satu ruang mesin. Dalam teori drag and propulsion, baling-baling kapal diibaratkan sebagai baling-baling penggerak: semakin besar baling-baling atau pitch maka semakin cepat kapal bergerak maju.

Dengan memutar baling-baling maka akan membentur air dan akibatnya kapal akan bergerak maju atau mundur. Sekrup Tunggal Kebanyakan baling-baling tunggal pada perahu menggunakan baling-baling tangan kanan, artinya jika mesin/baling-baling bergerak maju maka baling-baling akan berputar searah jarum jam, dan berlawanan arah jarum jam jika perahu/mesin berjalan di belakang. Tidak seluruh gaya dorong yang dihasilkan oleh baling-baling digunakan untuk menggerakkan kapal karena terdapat kerugian pada baling-baling tersebut.

Memasang Poros Baling-Baling Dengan memasang tenaga penggerak kapal, poros baling-baling berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik dari mesin induk ke baling-baling sehingga dapat menghasilkan tenaga penggerak pada kapal (Setiono Bambang, dkk). Poros kompresi merupakan poros yang berfungsi untuk mencegah terjadinya gaya aksial akibat gaya dorong baling-baling yang dapat mengakibatkan kerusakan pada mesin induk. Poros ekor berfungsi sebagai tempat duduk baling-baling, pada ujung poros terdapat mur pengunci dan ulir yang berlawanan dengan arah putaran poros baling-baling, sehingga pada saat baling-baling berputar tidak akan lepas dari posisinya.

Untuk mencegah baling-baling keluar dari posisinya, Anda dapat memasang pin penahan atau pin yang terletak pada posisi baling-baling. Pada saat mengerjakan perputaran propeller, diberikan bahan yang dapat memperkuat dan menjadikan propeller awet dan tahan lama. Pada saat mengoperasikan kapal dengan satu baling-baling, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kinerja, salah satunya adalah pengaruh baling-baling terhadap gerak kapal.

Karena baling-balingnya lurus: ketika baling-baling maju, arus mengenai baling-baling menekan tepi di sebelah kanan dengan haluan di sebelah kiri. Munculnya arus sebagai berikut, yaitu pada saat kapal maju, air baling-baling mulai berputar kembali, dan itu adalah arus dan menyebabkan permukaan air menurun di sebelah kanan tepi, tetesan air di belakang adalah langsung diisi air laut, kemudinya sedikit ke haluan mendorong buritan ke kanan, begitu banyak buritan ke kiri dan haluan ke kanan. Saat baling-baling mengalir ke belakang, guncangan menekan buritan ke kanan, lalu buritan ke kiri, dan haluan ke kanan.

Pada saat kapal berjalan, terdapat perbedaan tekanan antara kecepatan baling-baling dengan kecepatan kapal yang dinyatakan dalam persentase. Hal ini dikarenakan pada saat baling-baling bawah bergerak ke atas maka air akan tersedot sehingga membuat lunas kapal berada dekat dengan dasar air, apalagi jika kapal berlayar dengan

Gambar 2.1 gambar baling-baling tunggal
Gambar 2.1 gambar baling-baling tunggal

Kerangka Penelitian

Perlu adakan sesi taklimat kepada krew kapal di atas kapal supaya mereka faham tatacara mempraktikkan pergerakan semasa.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Jenis dan sumber data
  • Pemilihan informan
  • Metode pengumpulan data
  • Teknik analisis data

Jenis dan sumber data yang diperlukan dan digunakan dalam penyusunan karya penelitian ilmiah adalah informasi yang diperoleh penulis melalui pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti dan informasi yang diperoleh penulis melalui buku-buku yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara, observasi dan kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden sampel yang konsisten dengan kelompok sasaran dan dianggap mewakili keseluruhan populasi penelitian ini yaitu (Sugiyono, 2017). Data primer ini peneliti peroleh melalui observasi terhadap masing-masing awak kapal serta wawancara dengan petugas geladak dan petugas jaga yang mengetahui secara langsung kapan kapal sedang berlabuh.

Dari hasil observasi tersebut, peneliti menemukan adanya kejadian awak kapal dan petugas yang tidak mengikuti aturan prosedur tertentu saat sandar di kapal, seperti Sugiyono (2017) mengatakan data sekunder adalah data yang tidak berkaitan langsung dengan masalah penelitian dan tidak dijadikan acuan utama dalam analisis dan penarikan kesimpulan penelitian. Data sekunder meliputi data SOP perusahaan mengenai peraturan yang harus diikuti dan ditegakkan oleh awak kapal selama berada di kapal MT.

Serta buku-buku terkait pergerakan dan pengendalian kapal pada saat proses berlabuh yang peneliti gunakan sebagai rujukan pendukung ketika melakukan analisis data. Pemilihan informan didasarkan pada data petugas kapal dan awak kapal yang melakukan manuver di kapal berbaling-baling tunggal pada saat proses berlabuh, dalam hal ini langsung dengan petugas geladak. Metode penelitian kualitatif sering juga disebut metode penelitian naturalistik karena penelitian dilakukan pada kondisi alam (alam sekitar); Dikenal juga dengan metode etnografi karena metode ini pada awalnya lebih banyak digunakan untuk penelitian di bidang antropologi budaya; Disebut metode kualitatif karena data yang dikumpulkan dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Dokumentasi menurut Sugiyono (2017) adalah kumpulan fakta dan data yang disimpan dalam bentuk teks atau artefak. Analisis kualitatif dilakukan agar peneliti mendapatkan makna data untuk menjawab permasalahan penelitian (Sugiyono, 2017). Oleh karena itu, dalam analisis kualitatif, data yang dikumpulkan harus disistematisasi, terstruktur, semantik, dan disintesis sehingga mempunyai makna yang komprehensif.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat berupa uraian singkat, diagram, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks naratif. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin bisa menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, namun bisa juga tidak, karena seperti yang telah dikatakan bahwa permasalahan dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Hasil Penelitian

  • Penyajian Data
  • Analisis Data

Pembahasan

  • Persiapan kapal sebelum berlabuh jangkar
  • Mendekati tempat berlabuh jangkar
  • Prosedur letgo jangkar

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar

Tabel 2.1 review penelitian sebelumnya  No.  Judul  Peneliti  Tahun  Hasil Penelitian  1
Gambar 2.1 gambar baling-baling tunggal
Tabel 2.2 keterangan cuaca dan laut  a.  Keterangan cuaca  keterangan

Referensi

Dokumen terkait

Supplementary Materials for Enhanced sub-1 eV detection in organic photodetectors through tuning polymer energetics and microstructure Polina Jacoutot et al.. Corresponding author: