• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)Analisis Strategi Bersaing Peternakan Sapi (Studi Pada Peternakan Sapi UD. Brahman Kabupaten Nganjuk) Oleh : Yusuf Pujosakti Dosen Pembimbing: Dr

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(1)Analisis Strategi Bersaing Peternakan Sapi (Studi Pada Peternakan Sapi UD. Brahman Kabupaten Nganjuk) Oleh : Yusuf Pujosakti Dosen Pembimbing: Dr"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Strategi Bersaing Peternakan Sapi

(Studi Pada Peternakan Sapi UD. Brahman Kabupaten Nganjuk) Oleh :

Yusuf Pujosakti Dosen Pembimbing:

Dr. Rofiaty, SE., MM Abstrak

Tujuan – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis strategi bersaing yang tepat bagi peternak sapi, khususnya UD. Brahman agar dapat bersaing dengan peternak sapi padat modal dan daging impor.

Metodologi Penelitian – Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang mana penelitian dilakukan dengan menganalisis lingkungan internal perusahaan dan lingkungan eksternal perusahaan, untuk dirumuskan strateginya dengan menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini juga tidak memerlukan hipotesis, dikarenakan sifatnya yang subjektif, sehingga diperlukan kegiatan wawancara dan kuisioner untuk menambah kelengkapan data primer.

Hasil dan Pembahasan – Hasil analisis data internal dan data eksternal perusahaan, lalu menganalisiskan data tersebut ke dalam analisis SWOT di dapatkan 3 (tiga) langkah-langkah strategi yang disarankan untuk dilakukan untuk membantu meningkatkan kemampuan bersaing UD. Brahman. Ketiga rumusan strategi tersebut adalah dengan memanfaatkan alternatif pakan ternak yang berasal dari limbah pertanian dan perkebunan, dan limbah agroindustri untuk menekan biaya operasional, memanfaatkan program-program yang sudah dilakukan pemerintah, dan mengutamakan menjual sapi ternak ke pemilik padat modal (pabrik atau badan usaha ternak) dengan melewati KUD maupun secara langsung.

Kata Kunci : Matriks IFAS, Matriks EFAS, Analisis lingkungan Eksternal dan Internal, Matriks SWOT, Strategi Pengembangan Usaha, Analisis Strategi Bersaing.

1. Pendahuluan

Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, diikuti juga dengan perbaikan selera konsumen yang mengubah pola konsumsi yang mengarah pada protein hewani. Penyediaan daging sapi nasional berasal dari 3 (tiga) sumber utama, yaitu: (1) usaha peternakan rakyat, (2) industri penggemukan sapi yang menggunakan bibit impor, (3) impor daging sapi

Permintaan daging sapi meningkat dari tahun ke tahun, namun dengan ketidak mampuan para peternak nasional untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Negara terpaksa harus mengimpor sapi dari negara-negara lain. Tren untuk mengimpor daging sapi ini pun meningkat dari tahun ketahun sebesar 37,58% dan dilakukan oleh 16 importir yang ada di Indonesia (Subagyo, 2009) dan 30

(2)

importir daging beku (serta berbagai jenis daging beku lainnya). Berdasarkan UU No. 18 tahun 2009, tentang pembukaan izin impor, terdapat 6 negara yang boleh memasukkan daging sapi ke Indonesia, antara lain Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Kanada. Selama ini Australia mendominasi dalam jumlah impor yaitu 60%, Selandia Baru 30%, dan jumlah impor mencapai 70000/t/tahun (Rayana, 2009). Impor daging sapi disatu sisi dapat memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri, namun juga menjadi pesaing bagi peternakan rakyat. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian karena persaingan sering dimenangkan oleh pemilik modal yang besar yang menguasai pasar.

Jawa Timur memiliki populasi ternak terbesar dengan total populasi 32%

dari keseluruhan populasi sapi di Indonesia (Direktorat Dinas Peternakan Jawa Timur, 2012), yang salah satu sentra peternakannya adalah Kabupaten Nganjuk.

Kabupaten Nganjuk berdasarkan kondisi geografisnya (Data Pemerintah Kabupaten Nganjuk, 2014) sangat cocok untuk penanaman varian pakan ternak dan memang mayoritas mata pencaharian penduduknya petani dan peternak.

Dalam penelitian ini, penulis memilih UD. Brahman, yang berada di Kabupaten Nganjuk sebagai objek penelitian. UD. Brahman ini merupakan usaha dagang yang bergerak dibidang pembibitan dan penggemukan sapi. UD. Brahman sudah lama berkecimpung dengan dunia peternakan, namun dengan tingginya tren impor daging sapi, dan meningkatnya permintaan akan daging sapi, diperlukan analisis strategi bersaing yang baru dan tepat agar mampu bersaing dengan peternak padat modal dan daging impor.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal adalah proses di mana perencana strategi mengkaji pemasaran dan distribusi perusahaan, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan di mana perusahaan mempunyai kemampuan yang penting sehingga perusahaan memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menangani ancaman di dalam lingkungan (Glueck dan Jauch, 1998).

2.1 Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel yang ada di luar organisasi dan berada diluar jangkauan manajemen dalam jangka pendek (Hunger dan Wheelen, 2003:9). Lingkungan eksternal perusahaan mencakup sejumlah variabel (peluang dan ancaman). Lingkungan eksternal akan dapat dikendalikan oleh manajer apabila suatu perusahaan sudah berada dipuncak. Lingkungan eksternal terdiri dari dua bagian, yaitu lingkungan pekerjaan dan lingkungan sosial. Lingkungan pekerjaan meliputi elemen-elemen atau kelompok tertentu yang mempengaruhi secara langsung atau dipengaruhi oleh aktivitas operasional perusahaan. Elemen-elemen itu adalah para pemegang saham (stake holders), pemerintah, supplier, pesaing, pelanggan, kreditur, serikat pekerja, asosiasi dagang, dan masyarakat disekitar perusahaan. Lingkungan sosial secara umum mencakup kekuatan-kekuatan yang secara tidak langsung bersentuhan dengan

(3)

aktivitas jangka pendek perusahaan dan sering mepengaruhi keputusan jangka panjang perusahaan. Lingkungan tersebut dapat dipisah-pisah menjadi lingkungan ekonomi, sosial budaya, teknologi, hukum, dan politik.

2.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode penyusunan strategi perusahaan atau organisasi yang bersifat satu unit bisnis tunggal. SWOT merupakan singkatan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T), yang di mana yang secara sistematis dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang berada di luar perusahaan (O dan T) dan faktor yang berada di dalam perusahaan (S dan W). Analisis SWOT memungkinkan suatu perusahaan memformulasikan dan mengimplementasikan strategi utama sebagai tahap lanjut pelaksanaan dan tujuan perusahaan.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Sukmadinata, 2011). Penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.

Penelitian dilakukan dengan menganalisis lingkungan internal perusahaan dan lingkungan eksternal perusahaan, untuk dirumuskan strateginya dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil rumusan lingkungan internal dan eksternal perusahaan didapatkan dengan cara melakukan wawancara langsung dan kuisioner kepada pemilik UD. Brahman.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan didapatkan hasil analisis SWOT yang menggambarkan faktor kelemahan lebih tinggi dibandingkan faktor kekuatan di analisis internal perusahaan, namun di analisis eksternal perusahaan, didapatkan faktor peluang yang lebih tinggi dibandingkan faktor. Berikut di bawah ini hasil analisis faktor internal dan analisis faktor eksternal UD. Brahman.

Tabel 4.1

Analisis Matriks EFAS Faktor Ekternal

Strategis

Bobot Rating Skor Keterangan Peluang

Pertumbuhan ekonomi

Indonesia yang

meningkat dari tahun ketahun

0,08 2 0,16 Tingkat pertumbuhan yang meningkat membuat banyak pemilik modal berinvestasi di bidang peternakan dan juga perbaikan taraf hidup

(4)

masyarakat Mudah dan murah dalam

mencari pakan ternak

0,13 4 0,52 Kondisi geografis, dan banyaknya petani serta peternak yang mampu menyediakan pasokan pakan.

Permintaan daging sapi masyarakat yang tinggi

0,15 4 0,60 Taraf hidup masyarakat yang semakin tinggi membuat selera konsumsi meningkat.

Adanya inseminasi buatan untuk perkawinan yang kemungkinan dapat menghasilkan anakan unggul

0,11 3 0,33 Kemampuan mengawinkan sapi tanpa mendatangkan sapi pejantan langsung dan memiliki kesempatan mendapatkan hasil anakan unggul.

Dukungan pemerintah dalam mensukseskan swasembada daging sapi

0,13 4 0,52 Adanya langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dalam mensukseskan swasembada daging sapi

Jumlah 0,60 2,13

Ancaman

Serbuan daging impor yang tinggi jumlahnya

0,11 3 0,33 Kurangnya pasokan dalam negeri, memaksa

pemerintah melakukan impor.

Kemampuan peternak padat modal yang dapat mengatur harga pasaran

0,09 3 0,27 Penjualan dengan jumlah besar yang relatif lebih murah dari penjualan dengan jumlah kecil.

Sulitnya mendapatkan pinjaman modal bank bagi peternak dengan skala menengah – kecil

0,06 1 0,06 Sulitnya mencairkan dana pinjaman dikarenakan kebijakan yang semakin ketat.

Tingginya persaingan para peternak sapi lokal

0,06 3 0,18 Dengan adanya pasar persaingan hampir sempurna, peternak akan sulit mengembangkan bisnisnya.

Ancaman pendatang baru 0,08 3 0,24 Banyak yang ingin mencoba peruntungan bisnis di bidang peternakan, melihat beberapa peluang tersebut.

(5)

Jumlah 0,40 1,08

Total 1,0 3,21

Tabel 4.2

Analisis Matriks IFAS

Faktor Internal Strategis Bobot Rating Skor Keterangan Kekuatan

Jaringan relasi bisnis yang cukup luas dan kuat.

0,11 3 0,33 Tingkat kepercayaan dan loyalitas pelanggan tinggi.

Modal yang mencukupi 0,11 2 0,22 Adanya bisnis lain yang membantu masalah permodalan.

SDM yang handal 0,07 3 0,21 Pengalaman yang banyak dalam berternak.

Sarana dan prasarana yang sudah mencukupi

0,10 3 0,30 Sudah tercukupinya sarana dan prasarana berternak.

Banyaknya pilihan jenis ternak sapi

0,06 1 0,06 Banyaknya pilihan jenis ternak sapi membuat pelanggan senang memilih dan membeli di UD.

Brahman

Jumlah 0,45 1,12

Kelemahan

Kurangnya jumlah pejantan unggul yang dapat menghasilkan anakan unggul

0,6 2 0,12 Jumlah yang masih kurang untuk dapat menghasilkan anakan unggul.

Biaya operasional yang tinggi

0,11 4 0,44 Kurangnya pengetahuan mengenai pemanfaatan pakan murah

Pengetahuan mengenai teknik ternak modern yang kurang

0,15 5 0,75 Masih menggunakan metode berternak kuno Harga jual ternak yang cukup

mahal

0,13 3 0,39 Biaya operasional yang tinggi membuat harga jual juga tinggi

Promosi yang masih kurang 0,10 3 0,30 Kegiatan pemasaran yang masih terbatas di seputaran Kabupaten Nganjuk dan menggunakan word of mouth

Jumlah 0,55 2,00

Total 1,0 3,12

(6)

Penulis merekomendasikan penggunaan strategi WO (weakness opportunities) dengan melihat hasil analisis matriks IFAS dan EFAS tersebut.

Strategi WO ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang adadengan cara meminimalkan kelemahan organisasi/perusahaan. Dalam hal ini perlu dirancang strategi turn around atau strategi merubah haluan. Maksudnya adalah dengan mundur satu maupun dua langkah kebelakang untuk maju melangkah jauh kedepan. Peluang eksternal yang besar penting untuk diraih, namun masalah internal atau kelemahan yang ada pada internal organisasi lebih utama untuk dicarikan solusi, sehingga capaian peluang yang besar tadi perlu diturunkan skalanya sedikit. Dalam hal ini kelemahan-kelemahan organisasi/perusahaan perlu diperbaiki dan dicari solusinya untuk memperoleh peluang tersebut. Berikut dibawah ini hasil analisis SWOT yang menggambarkan bagaimana UD. Brahman direkomendasikan untuk menggunakan strategi WO (weakness opportunities).

Tabel 4.3

Analisis SWOT UD. Brahman

IFAS

EFAS

Strength

1. Jaringan relasi bisnis yang cukup luas dan kuat.

2. Modal yang mencukupi.

3. SDM yang handal.

4. Sarana dan prasarana yang sudah mencukupi.

5. Banyaknya pilihan jenis ternak sapi

Weakness

1. Kurangnya jumlah pejantan unggul yang dapat menghasilkan anakan unggul

2. Biaya operasional yang tinggi.

3. Pengetahuan mengenai teknik ternak modern yang kurang.

4. Harga jual ternak yang cukup mahal

5. Promosi yang masih kurang

Opportunities

1. Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun.

2. Mudah dan murah dalam mencari pakan ternak.

3. Permintaan daging sapi masyarakat yang tinggi.

4. Adanya inseminasi buatan untuk perkawinan yang kemungkinan dapat menghasilkan anakan

Strategi SO

1. memanfaatkan relasi bisnis dalam pencarian pakan, dan

membandingkan harga yang ada.

2. pelakukan pemasaran yang gencar, agar nama usaha semakin terkenal.

3. membeli dan

menggunakan banyak IB serta mempelajari teknik penggunaannya.

Strategi WO

1. memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan, dan limbah agroindustri sebagai alternatif pakan murah yang dapat

mengurangi jumlah biaya operasional.

2. memanfaatkan langkah- langkah yang sudah dilakukan pemerintah, contohnya menambah pengetahuan mengenai teknik peternakan modern

(7)

unggul.

5. Dukungan pemerintah dalam mensukseskan swasembada daging sapi.

agar kemampuan bersaing meningkat.

3. mengutamakan menjual ternak kepada pemilik padat modal dengan melalui KUD maupun secara langsung.

Threats

1. Serbuan daging impor yang tinggi jumlahnya.

2. Kemampuan peternak padat modal yang dapat mengatur harga pasaran.

3. Sulitnya mendapatkan pinjaman modal bank bagi peternak dengan skala menengah-kecil.

4. Tingginya persaingan para peternak lokal.

5. Ancaman pendatang baru

Strategi ST

1. menggunakan modal yang ada untuk menambah jumlah sapi pejantan unggul.

2. memberlakukan teknik peternakan modern agar kemampuan bersaing meningkat.

3. menggunakan sistem pemasaran word of mouth lewat relasi agar pasar semakin luas.

Strategi WT

1. menggunakan IB yang relatif lebih murah dibandingkan membeli pejantan unggul baru.

2. memberlakukan teknik peternakan modern agar kemampuan bersaing meningkat.

3. membuat jasa

peminjaman modal dengan sistem bagi

hasil/penambahan nilai pinjam berdasarkan persetujuan untuk menambah modal.

Pengambilan keputusan strategi WO (weakness opportunities) memerlukan sebuah analisis, analisis itu merupakan sebuah pertimbangan dengan membandingkan faktor kelemahan dan faktor peluang sebagai faktor kunci dengan memberikan solusi terbaik agar dapat memaksimalkan peluang dengan sebaik-baiknya. Analisis strategi bersaing tersebut didapatkan 3 (3 buah), yaitu:

1. Memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan, dan limbah agroindustri sebagai alternatif pakan murah yang dapat mengurangi jumlah biaya operasional.

Merupakan solusi dari kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal UD. Brahman yaitu tingginya biaya operasional yang berdampak pada tingginya harga jual ternak. Konsumen saat ini sangatlah selektif terhadap harga, mereka hanya ingin membeli suatu barang berdasarkan apa yang mereka dapatkan dengan harga tersebut. Kondisi geografis Kabupaten Nganjuk yang merupakan lingkungan eksternal UD. Brahman yang memungkinkan untuk menanam banyak jenis tumbuhan dan mempermudah untuk mencari varian pakan ternak, yang salah satunya adalah hasil akhir dari pertanian dan perkebunan, dan limbah agroindustry. Limbah merupakan hasil akhir yang jarang digunakan lagi, yang biasanya berharga murah dan sangat mudah dicari

(8)

2. Memanfaatkan program-program yang sudah dilakukan pemerintah.

Merupakan solusi dari kelemahan internal kurangnya pengetahuan mengenai teknik ternak modern. Teknik ternak modern merupakan salah satu faktor yang membantu mensukseskan kemampuan bersaing suatu peternakan.

Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal UD. Brahman, didapatkan adanya dukungan dari pemerintah dalam mensukseskan kegiatan swasembada daging sapi yang dicanangkan pada tahun 2014 kemarin, yang salah satunya adalah banyak diberdirikannya balai-balai inseminasi buatan guna mendapatkan anakan unggul. Lalu juga ada jurnal penelitian yang membahas mengenai strategi pengembangan usaha ternak sapi oleh Balai Penelitian Tenak Ciawi dan jurnal penelitan yang membahas mengenai pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan, dan limbah agroindustri sebagai referensi dalam meningkatkan kemampuan bersaing.

Permintaan daging sapi nasional yang tinggi, dengan melihat ketidakmampuan peternak rakyat untuk mencukupi permintaan tersebut, diharapkan dengan mempelajari teknik peternakan modern ini, para peternak rakyat, khususnya UD. Brahman mampu mengembangkan usahanya dan mampu bersaing dengan peternak padat modal dan serbuan daging impor.

3. Mengutamakan menjual sapi kepada pemilik padat modal (badan usaha ternak sapi/pabrik) melalui KUD maupun secara langsung.

Adanya pasar persaingan hampir sempurna dalam menjual ternak sapi, UD, Brahman diharapkan mampu mencari alternatif solusi dalam menjual ternak sapi. Hal ini juga sebagai solusi dari lingkungan internal UD. Brahman yang kegiatan promosinya kurang, yaitu hanya memanfaatkan word of mouth dan menjual di pasar sapi saja.

Ketidakmampuan para peternak rakyat yang biasanya berskala menengah – kecil dalam menetapkan harga sapi dibandingkan dengan para peternak padat modal, membuat harga sapi yang dijual oleh para peternak rakyat lebih murah dari harga yang diinginkan sehingga modal yang dikeluarkan hanya kembali sedikit bahkan merugi. Solusi dari masalah ini adalah dengan memasarkan sapi ke pabrik maupun ke badan usaha ternak melihat permintaan sapi dalam negeri yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Daftar Pustaka

Bambang Hariadi, 2003, Perumusan Strategi untuk Memenangkan Bisnis, Strategi Manajemen, Bayu Media.

David, Fred R, 2006, Manajemen Strategi , Buku 1, Edisi Kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta.

Gibson, Donelly, dan Ivanevich, Manajemen, Edisi Kesembilan Jilid 1, 1997, Erlangga.

Hamdan, M, 2011, “Analisis Strategi Bersaing Layanan Speedy Postpaid pada PT.

Telkom Indonesia Tbk. Area Malang”, Skripsi, Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.

(9)

Hadi, P.U., dan N, Ilham, 2002, Problem dan Prospek Usaha Pembibitan Sapi Potong di Indonesia, Jurnal Litbang Pertanian 21(4), Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Jl. A. Yani No. 70, Bogor 16161 Hunger, J. David dan Thomas L. Wheelen, 1996, Manajemen Strategis, Penerjemah

Julianto Agung, 2003, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Martono, N., 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Cetakan ke 2, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Priyanto, D, 2011, Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Dalam Mendukung Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau Tahun 2014, Jurnal Litbang Pertanian 30(3), Balai Penelitian Ternak, Jalan Banjarwaru, Ciawi, Bogor 16002.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitan Kuantitatif Kualitatif dan R & B, AlfaBeta, Bandung.

Talib, C, 2001, Pengembangan Sistem Perbibitan Sapi Potong Nasional, Jurnal WARTAZOA Vol. 11 No. 1, Balai Penelitian Ternak, Bogor 16002.

Urath, F.M, 2011, “Perumusan Strategi Bersaing Berdasarkan Strategi QSPM (Quantitive Strategic Planning Matrix) Studi Pada Efrat Production – Guna Bangun Perkasa Group”, Skripsi, Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.

Wahyono, D.E., dan R, Hardianto, 2004, Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong, Jurnal Lokakarya Nasional Sapi Potong, Loka Penelitian Sapi Potong, Grati, Pasuruan, 67184, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur.

Referensi

Dokumen terkait

ffiffigffifqmiEs6& rBq lE lFiE@ffi{Effim!!ffiTrF4mm o e:6rn6 qfqffiem{dsfrffi qmftir@@$Fq 4h lnfft aiii ri{i... "lm.tut fiiqffi mqPrsFrnwffi