• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI LAZISMU DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO DI YOGYAKARTA (STUDI PADA LAZISMU KANTOR LAYANAN UMY) - Repository UMY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS STRATEGI LAZISMU DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO DI YOGYAKARTA (STUDI PADA LAZISMU KANTOR LAYANAN UMY) - Repository UMY"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator meningkatnya kesejahteraan suatu bangsa. Dalam bidang ekonomi, yang menjadi permasalahan bagi sebagian besar masyarakat adalah kemiskinan. Kemiskinan telah menjadi isu yang rumit karena memiliki dampak yang besar karena menyangkut ke sektor-sektor sosial, politik dan kesehatan (Maulidya &

Fahrullah, 2021). Kemiskinan menyebabkan menurunnya kualitas sumberdaya manusia, akibat ketidakmampuan mengakses pendidikan, kesehatan, nutrisi yang baik yang berimbas pada produktivitas yang melemah (Agus Triono &

Sangaji, 2023). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2023, tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 9,36 persen atau setara dengan 25,90 juta orang.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi dengan persentase penduduk miskin tertinggi dari seluruh provinsi yang ada di Pulau Jawa. Pada semester 1 Maret tahun 2023 persentase kemiskinan di DI Yogyakarta sebesar 11,04 atau setara dengan 448,47 ribu orang jumlah penduduk miskin (BPS DIY, 2023). Angka kemiskinan di Provinsi DIY cukup tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata kemiskinan di seluruh Indonesia.

Tingkat kesejahteraan penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan pencapaian yang baik berdasarkan berbagai indikator, dengan sebagian besar angka di atas rata-rata nasional dan mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, dampak Pandemi Covid-19, menyebabkan penurunan kualitas kesejahteraan, terutama dalam hal pendapatan, konsumsi/pengeluaran, pengangguran, dan kemiskinan. Terdapat kecenderungan bahwa kesejahteraan di wilayah perkotaan DIY lebih tinggi dibandingkan wilayah perdesaan, dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman mencapai kualitas kesejahteraan tertinggi, sementara Gunung Kidul berada pada posisi terendah. Meskipun penduduk laki-laki memiliki pencapaian

(2)

lebih baik dalam beberapa indikator terkait dengan angkatan kerja, pendidikan, dan kesehatan, terdapat kemajuan menuju kesetaraan partisipasi sekolah antara laki-laki dan perempuan. Namun, tingkat kemiskinan DIY masih tinggi dengan penurunan yang lambat, dan ketimpangan pendapatan antar penduduk semakin melebar (BPS DIY, 2022).

Keadaan di mana tingkat kemiskinan tinggi menjadi faktor yang dinilai dalam mengkaji suatu wilayah untuk mencari cara yang efektif dalam mengurangi kemiskinan. Salah satunya adalah melalui pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi mikro dengan mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM diyakini dapat menjadi solusi dalam mengatasi kesenjangan distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan (Kholidah & Salma, 2020). Sektor UMKM memiliki peran yang signifikan dalam ekonomi Indonesia, dengan memiliki jumlah lebih dari 64,2 juta usaha yang berkontribusi sebanyak 61,9% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97% dari tenaga kerja. Meskipun demikian, UMKM di Indonesia menghadapi berbagai tantangan diantaranya akses terhadap pembiayaan, pemasaran dan meningkatkan daya saing serta produktivitas (Kemenko Perekonomian, 2023).

UMKM harus bangkit dengan semangat kebaruan dan inovasi, serta diakselerasi dengan dukungan kolaborasi dan sinergi antar seluruh pemangku kepentingan guna mendorong peran UMKM dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan (Bank Indonesia, 2023). Lembaga filantropi di Indonesia menjadi salah satu lembaga keagamaan yang dapat mendorong masyarakat untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam sosial-ekonomi yang dapat dioptimalkan melalui berbagai program filantropi (Kholidah & Salma, 2020).

Tahun 2022, jumlah penduduk Islam di Indonesia mencapai 241,7 juta orang atau sekitar 87,02% dari total penduduk. Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, memiliki potensi sumber dana filantropi yang tidak hanya berasal dari zakat, tetapi juga dari instrumen

(3)

lain diantaranya infak dan dana sosial keagamaan lainnya (DKSL), seperti yang dijelaskan oleh Alawy & Zaki (2021).

Lembaga filantropi di Indonesia sebagian besar telah berkembang menjadi sumber pendanaan bagi masyarakat sipil dan juga menjadi media untuk mengumpulkan dana berbagai kegiatan sosial (H. Mahmudah, 2019). Oleh karena itu mulai muncul berbagai lembaga yang mengusung konsep filantropi, termasuk Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Salah satu lembaga yang beroperasi dalam kategori LAZ adalah LAZISMU. Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Shodaqoh Muhammadiyah (LAZISMU) merupakan lembaga amil zakat yang dikelola Muhammadiyah, sebuah organisasi Islam di Indonesia.

Menurut Amsari (2019), LAZISMU menjadi salah satu lembaga amil zakat nasional yang menerapkan pendayagunaan zakat secara produktif.

LAZISMU terus meningkatkan kinerjanya, baik dalam penghimpunan dana ZIS maupun dalam penyaluran dana tersebut. Dalam hal ini, LAZISMU memberikan solusi dengan dana infak, zakat, wakaf, serta dana lainnya dari para donatur baik perseorangan, lembaga, perusahaan, dan institusi lainnya untuk dimanfaatkan secara produktif pada pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Pemberdayaan ekonomi mikro dengan mengembangkan UMKM mempunyai peran strategis dalam pembangunan ekonomi (Fadilah, 2020).

Kemudian, ketertarikan terhadap fenomena lembaga zakat di Indonesia mendorong penelitian ini untuk mengkaji program filantropi yang dilakukan oleh LAZISMU Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pemilihan LAZISMU sebagai subjek penelitian dilakukan karena lembaga ini adalah salah satu lembaga amil zakat nasional yang telah meraih penghargaan ABEI (Arus Baru Ekonomi Indonesia) Award 2019 dari Majelis Ulama Indonesia (PWMU, 2019). Penghargaan tersebut diberikan kepada lembaga filantropi yang telah memberikan kontribusi besar dalam pemberdayaan dan memajukan ekonomi masyarakat. Sebagai lembaga filantropi Islam, LAZISMU telah merancang program-program ekonomi yang bertujuan untuk mengentas masyarakat dari

(4)

kemiskinan sebagaimana yang telah disebutkan yaitu pemberdayaan UMKM (Anisah, 2022).

Hal ini juga dilakukan oleh Kantor Layanan LAZISMU UMY, yang berfungsi sebagai lembaga ZIS (zakat, infak, sedekah) bagi civitas akademika UMY dan yang sebagian besar adalah umat muslim. Penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang dilakukan oleh LAZISMU UMY salah satunya yaitu melalui program “Usahamu”. Program ini merupakan program pemberdayaan UMKM yang meliputi pemberian bantuan tambahan modal usaha, pelatihan keterampilan, pendampingan dan pengembangan pasar kepada pelaku usaha mikro yang berbasis pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. Selain itu, LAZISMU UMY telah meraih penghargaan sebagai Lembaga Zakat dan Infak Unggulan dalam Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Jawa 2023. Penghargaan ini, diberikan oleh Bank Indonesia yang merupakan pengakuan atas keunggulan LAZISMU UMY dalam mengimplementasikan program ekonomi yang fokus pada bidang pemberdayaan ekonomi serta manajemen LAZIS dalam memberdayakan masyarakat, yang dikaitkan dengan SDG’s (LAZISMU, 2023).

Efektivitas program pemberdayaan usaha dapat dinilai dengan mengacu pada sejumlah indikator, diantaranya adalah pemahaman terhadap program, tepat sasaran, tercapainya tujuan dan perubahan nyata bahwa pelaksanaan program UMKM telah efektif dilaksanakan (Rosita & Simanjutak, 2021).

Namun, dalam pemberdayaan usaha mikro, terdapat beberapa faktor penghambat yang dapat mempengaruhi pelaksanaan program pemberdayaan tersebut. Dalam pelaksanaan program pemberdayaan usaha LAZISMU UMY menetapkan persyaratan dan kriteria usaha yang harus dipenuhi, sehingga tidak semua calon penerima bantuan yang mengajukan didanai. Selanjutnya aspek yang menjadi ukuran penilaian dalam seleksi penerimaan bantuan diantaranya adalah aspek lokasi usaha, penilaian kelayakan usaha melalui survei, kelengkapan administratif dan persyaratan berkas yang harus dipenuhi, termasuk lampiran-lampiran yang diperlukan.

(5)

Selain itu, masih lemahnya kualitas SDM dan inovasi pengusaha mikro menjadi suatu kendala dalam pemberdayaan tersebut, sehingga program pemberdayaan yang dilaksanakan tidak mencapai hasil maksimal sesuai dengan strategi yang telah direncanakan. Dengan adanya beberapa syarat dan kriteria usaha yang ditentukan oleh lembaga dan masih rendahnya kualitas SDM serta inovasi dari pengusaha mikro, maka lembaga zakat harus lebih memperhatikan kualitas pemberdayaan. Ini akan membantu mendorong peningkatan kualitas SDM dan menggalakkan perkembangan inovasi di kalangan pengusaha mikro.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini mengambil judul, “Analisis Strategi LAZISMU Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Di Yogyakarta Studi Pada LAZISMU Kantor Layanan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi pemberdayaan usaha mikro yang dilakukan oleh LAZISMU UMY?

2. Bagaimana kendala dalam pemberdayaan usaha mikro yang dilakukan oleh LAZISMU UMY?

3. Bagaimana solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pemberdayaan usaha mikro yang dilakukan oleh LAZISMU UMY?

4. Bagaimana dampak implementasi pemberdayaan usaha mikro yang dilakukan oleh LAZISMU UMY bagi usaha mikro yang menerimanya?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan usaha mikro yang dilakukan oleh LAZISMU UMY.

2. Untuk mengetahui kendala dalam pemberdayaan usaha mikro yang dilakukan oleh LAZISMU UMY.

3. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan dalam mengatasi kendala pemberdayaan usaha mikro yang dilakukan oleh LAZISMU UMY.

4. Untuk mengetahui dampak implementasi pemberdayaan usaha mikro yang dilakukan oleh LAZISMU UMY bagi usaha mikro yang menerimanya.

(6)

D. Manfaat Penelitian

Harapan dari penelitian ini yakni dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu menjadikan LAZISMU UMY semakin berperan optimal dalam meningkatkan kesejahteraan umat.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi masyarakat umum agar dapat mengetahui strategi yang dilakukan. oleh LAZISMU UMY dalam program pemberdayaan usaha mikro di Yogyakarta.

2. Secara Praktis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah dalam ilmu pengetahuan mengenai lembaga filantropi Islam khususnya LAZISMU.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang berkaitan dengan lembaga filantropi Islam khususnya LAZISMU.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan, penulis membagi dalam lima bab utama yang kemudian diuraikan menjadi sub-bab, sehingga memudahkan dalam penguraian pembahasan.

Bab I Pendahuluan, bagian ini mencakup latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori, bab ini mengulas literatur terkait dan kerangka teori yang relevan dengan penelitian ini. Bab ini bertujuan untuk menjadi referensi dasar dalam penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian, bagian ini menjelaskan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, termasuk jenis penelitian, objek penelitian, sumber data, teknik keabsahan data dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini membahas hasil penelitian mengenai Strategi LAZISMU Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro di Yogyakarta.

(7)

BAB V Penutup, bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dan berisi saran-saran yang berguna bagi pihak-pihak terkait.

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah penelitian ini yaitu Apakah program tersebut telah disalurkan oleh Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS kepada pemilik umkm di Provinsi Kalimantan Selatan, apa faktor yang

Lembaga Amil Zakat Senyum Dhuafa Kabupaten Pati yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat terlaksana hingga akhir 6.. Segenap dosen dan staff pengajar dalamm

“Strategi Digital Fundraising Dalam Penghimpunan Dana Zakat: Studi Kasus Lembaga Amil Zakat Global Zakat,” Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol.. Norton dalam Yessi Rachmasari,