• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Struktur Plat Gedung Rumah Sakit Grandmed-Lubuk Pakam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Struktur Plat Gedung Rumah Sakit Grandmed-Lubuk Pakam"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Maksud dan Tujuan Penelitian

Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Penelitian pertama yang berjudul “Analisis Struktur Pelat Lantai Beton Konvensional dan Pelat Lantai Bondek (Ruang Kuliah Tarbiyah dan Fakultas Keguruan Uin Raden Intan Lampung)” oleh Dewi, S.U dan Widya, K (2018) mengatakan bahwa (1) Beton konvensional pelat lantai lebih murah dibandingkan pelat lantai berikat; (2) Pelat lantai beton konvensional 11% lebih ekonomis. Berdasarkan hasil tersebut maka disarankan pemilihan pelat lantai menggunakan pelat bondek untuk menghemat waktu kerja dan pelat lantai konvensional untuk menghemat biaya tenaga kerja.

Umum

Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya, dan beton merupakan bahan yang getas. Apabila digunakan sebagai komponen struktur bangunan, beton pada umumnya diperkuat dengan tulangan baja sebagai material yang dapat bekerja sama dan mampu mengatasi kelemahan terutama pada bagian yang menahan gaya tarik. Oleh karena itu, tulangan baja bertugas memperkuat dan menahan gaya tarik, sedangkan beton hanya dirancang untuk menahan gaya tekan.

Bahan Beton

Beton Konvensional

Plat Lantai

  • Metode Konvensional
  • Metode Half Slab Precast
  • Metode Full Precast
  • Metode Bondek

Cara ini dianggap masih berusia berabad-abad serta memakan banyak waktu dan biaya, sehingga banyak yang berlomba-lomba untuk mendapatkan inovasi terkini dan waktu yang cepat serta biaya yang murah. Part tersebut dibuat di pabrik kemudian dikirim ke lokasi proyek untuk dipasang, yang kemudian dipasang dengan tulangan di bagian atas dan kemudian dikirim ke lokasi proyek. Kelebihan metode setengah pelat prefabrikasi ini adalah menghemat waktu dan biaya pada saat pekerjaan bekisting.

Namun tidak semua bagian build plate bisa dibuat dengan sistem ini, misalnya saja area toilet. Cara ini adalah pembuatan pelat dengan metode pracetak seratus persen, beton dipres terlebih dahulu kemudian dipasang di lokasi proyek. Proses produksi beton pracetak dapat dilakukan di area proyek atau di lokasi tersendiri dengan memperhatikan aspek penyampaian. Metode pelat lantai merupakan proses pelat lantai yang menggantikan peran kayu lapis sebagai lapisan bawah beton tuang.

Bondek merupakan material baja ringan bergelombang yang digunakan sebagai pelapis dasar beton cor.

Gambar 2.1 Plat Metode Konvensional  Sumber : Data pribadi
Gambar 2.1 Plat Metode Konvensional Sumber : Data pribadi

Tumpuan Plat

Penempatan pelat pada balok ada beberapa macam, kekakuan hubungan antara pelat dengan struktur pendukung (balok) merupakan salah satu bagian dari perencanaan pelat. Situasi ini terjadi jika pelat hanya diletakkan di atas balok, atau pelat dan balok tidak dicor bersama-sama, sehingga pelat dapat berputar bebas pada tumpuannya. Keadaan ini terjadi jika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolitik dan ukuran balok cukup besar sehingga balok dapat mencegah rotasi pelat.

Situasi ini terjadi ketika pelat dan balok dicor bersama-sama secara monolitik dan ukuran balok cukup besar untuk mencegah rotasi pelat.

Gambar 2.6 Plat Terletak Bebas
Gambar 2.6 Plat Terletak Bebas

Sistem Plat

  • Plat Satu Arah ( One Way Slab )
  • Plat Dua Arah ( Two Way Slab )

Pelat satu arah adalah pelat dengan panjang atau lebar lebih besar yang ditopang terus menerus melalui balok. Suatu pelat dikatakan pelat satu arah jika Ly/Lx ≥ 2, dengan Ly dan Lx adalah panjang sisi-sisinya. Struktur pelat satu arah dapat digambarkan sebagai pelat yang ditumpu pada kedua sisinya sehingga terjadi lentur pada satu arah saja.

Menurut Asroni (2010), pelat satu arah mempunyai momen lentur yang hanya bekerja pada satu arah yaitu bentang L, sehingga tulangan utama juga diberikan searah bentang L. Momen lentur yang bekerja pada pelat mempunyai dua arah yaitu searah bentang lx dan arah bentang ly. Untuk pelat pada daerah lapangan, tulangan utama diberikan dalam 2 arah yang saling tegak lurus, sedangkan pelat pada daerah tumpu hanya mempunyai momen lentur pada satu arah, sehingga tulangan utama dan tulangan tetap diberikan pada daerah tumpu.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung momen lentur dengan menggunakan tabel PBI-1971 adalah sebagai berikut. Jenis momen lentur yang dihitung minimal mencakup 4 jenis yang terdiri dari 2 momen tumpu (Mty dan Mtx) dan 2 momen medan (Mlx dan Mly). c) Penentuan koefisien momen pelat (X).

Pedoman Perhitungan Plat Lantai

Tarik garis vertikal dari nilai ly/lx dan garis horizontal dari tanda support sehingga berpotongan di nilai x.

Gambar 2.9 Skema Hitungan Tulangan Plat
Gambar 2.9 Skema Hitungan Tulangan Plat

Pembebanan

  • Beban Hidup

WU = 1,2 WD + 1,6 WL………..(Persamaan 2.8) Beban yang bekerja pada struktur dapat digolongkan menjadi 3 bagian yaitu beban mati, beban aktif dan beban akibat pengaruh alam. Beban mati adalah beban yang intensitasnya tetap dan posisinya tidak berubah selama umur suatu bangunan. Beban hidup adalah beban yang letaknya dapat berubah atau berpindah; beban-beban ini mungkin ada atau tidak ada sama sekali.

Beban hidup dalam desain struktur adalah beban yang berasal dari manusia, benda yang dapat bergerak, beban angin atau mesin yang bekerja pada struktur. Beban hidup juga dapat berkurang jika tidak semua permukaan beban dibebani penuh pada waktu yang sama atau untuk elemen yang mempunyai permukaan beban lebar (nilai beban hidup dapat dilihat pada Tabel 2.3). Dalam perhitungan beban dukung struktur bangunan juga terdapat faktor reduksi yang disesuaikan dengan fungsi/penggunaan bangunan, seperti terlihat pada tabel 2.4.

287 192 d) Lantai dan balkon bagian dalam ruang pertemuan, tidak termasuk masjid, gereja, venue, ruang pertemuan, bioskop dengan tempat duduk tetap. NOK 250 i) Untuk lantai: ruang kerja, gudang, garasi, . perpustakaan, ruang arsip, toko buku, toko logam, ruang perkakas dan mesin, dan lain-lain harus direncanakan untuk beban hidup yang ditentukan tersendiri dengan minimum.. j) Bangunan bertingkat bangunan pabrik - Lantai dasar dan - Tingkat lantai lainnya.

Tabel 2.1 Beban Bahan Bangunan
Tabel 2.1 Beban Bahan Bangunan

Momen yang Menentukan

Tulangan yang Diperlukan

Jarak Penulangan Plat

Penelitian dilakukan di gedung radioterapi dan rumah sakit RS GrandMed yang terletak di Jalan Raya Medan – Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Data terkait data teknis bangunan dan struktur pelat lantai diperoleh langsung dari lokasi proyek pembangunan fasilitas radioterapi dan rumah sakit di Grand Med – Lubuk Pakam. Pengumpulan data diperoleh dari PT.PAJ (Prima Abadi Jaya) selaku kontraktor pembangunan fasilitas tersebut, data yang diperoleh berupa; Gambar denah pelat lantai.

Penelitian ini berencana mengambil data yang diperoleh dari lapangan dan menganalisis struktur pelat lantai dengan metode SNI 2847:2019. Deli Serdang, Sumatera Utara - Tipe Struktur : Bangunan/Struktur Beton Bertulang - Bahan Utama Struktur : Beton Bertulang. Setelah menganalisis kasus-kasus yang dikaji pada bab IV, penulis menyimpulkan bahwa struktur pelat lantai Gedung Radioterapi dan Rawat Inap Gedung Grand Med - Lubuk Pakam adalah pelat lantai 2 yang berjumlah 148 pelat lantai yang dipasang dengan menggunakan pelat lantai 2. struktur tulangan bertulang, sesuai SNI 2847-2019 yaitu 146 tiang pada tulangan tumpu bentang pendek (Mtx), 148 tiang pada tulangan tumpu bentang pendek (Mlx), 146 tiang pada tulangan tumpu bentang panjang (Mty), dan 148 tiang tiang pada tulangan bidang bentang panjang (Mly) dari total pelat lantai 2.

Sedangkan pelat lantai 3 berjumlah 135 pelat lantai, penempatan struktur tulangan secara keseluruhan tidak sesuai dengan SNI 2847-2019 karena dalam SNI terdapat aturan bahwa jarak maksimal perkuatan pelat lantai adalah “s ≤ 2. h.", dimana h adalah tebal pelat 120 mm. , maka jarak tulangan maksimal adalah 240 mm, sedangkan pada pelat lantai 3 gedung radioterapi dan rumah sakit RS Grand Med - Lubuk Pakam tulangan D10-250 mm. digunakan. Penulis mempunyai saran untuk penelitian selanjutnya, dimana proses perhitungan momen atau tulangan struktur menggunakan software. Analisis Struktur Ubin Lantai Beton Konvensional dan Ubin Lantai Bondek (Gedung Perkuliahan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Uin Raden Intan Lampung).

Tabel 2.7 Tabel Jarak Penulangan  Ba
Tabel 2.7 Tabel Jarak Penulangan Ba

METODE PENELITIAN

Persiapan

Lokasi Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Data Struktur Gedung

Diagram Alir Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data Plat Lantai Pada Bangunan

Tahap Analisa

Analisa Plat Lantai

  • Data Analisa
  • Pembebanan Plat Lantai
  • Hasil Analisa Plat Lantai

Pembahasan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1 Plat Metode Konvensional  Sumber : Data pribadi
Gambar 2.3 Plat Metode Full Precast
Gambar 2.2 Plat Metode Half Slab Precast
Gambar 2.5 Penumpu Plat
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

dalam Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung,. SNI – 1726 – 2002 (SPKGUSBG - 2002). Menurut SPKGUSBG –

dengan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SNI 03-2847-20022. dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung SNI

Tata cara yang digunakan dalam analisa Pembebanan Seismik pada struktur gedung adalah SNI 03-1726-2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan

Berdasarkan SNI 1726:2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, ada beberapa sistem struktur yang dapat diterapkan

untuk bangunan gedung serta standar kriteria desain gempa menggunakan SNI 1726 : 2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung

Pedoman yang digunakan dalam analisis dan desain komponen struktur mengacu pada: Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002)

Dimana perencanaan dan perhitungan yang akan dilakukan menggunakan peraturan tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung SNI 03 – 1726 – 2012

Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non Gedung SNI 1726:2019 Badan Standarisasi Nasional.. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan