• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SUMBER PERMODALAN YANG DIAKSES OLEH UMKM (STUDI KASUS DI KOTA MALANG)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS SUMBER PERMODALAN YANG DIAKSES OLEH UMKM (STUDI KASUS DI KOTA MALANG) "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SUMBER PERMODALAN YANG DIAKSES OLEH UMKM (STUDI KASUS DI KOTA MALANG)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh:

Khairan Luthfi 115020407111016

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2015

(2)
(3)

ANALISIS SUMBER PERMODALAN YANG DIAKSES OLEH UMKM (STUDI KASUS DI KOTA MALANG)

Khairan Luthfi, Khusnul Ashar

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya [email protected]

ABSTRACT

This research aims to understand: a. Strategy done by umkm in overcoming limitations capital; b.

Capital which institution chosen by lot MSMEs in asking credit .This study took a case study on MSMEs in the Malang City. Research method used is descriptive with qualitative approach phenomenology .This research result having two findings: first , that the owner of MSMEs in Malang City do strategy of capital to the banking institution some others borrow to the cooperative , friends or family as well as some more selling personal belongings .Second , in this research largely informants borrow capital in banking institution namely Bank Rakyat Indonesia.

Keyword: MSMEs (UMKM), Capital Resources, Credit A. PENDAHULUAN

Pembangunan dan pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu motor penggerak yang penting bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Peranan UMKM penting dalam meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat, Seperti di Kota Malang peran UMKM yaitu (1) UMKM pemain utama dalam kegiatan ekonomi di Indonesia,- (2) Penyedia kesempatan kerja,- (3) Pemain penting dalam pengembangan ekonomi lokal dan pengembangan masyarakat,- (4) Pencipta pasar dan inovasi melalui fleksibilitas dan sensitivitasnya serta keterkaitan dinamis antar kegiatan perusahaan (Fristian, 2014: 2).

Permasalahan klasik UMKM yang dihadapi yakni dimana sebesar 51,09% adalah permodalan yang menjadi kendala utama, hal itu merujuk pada penelitian yang dilakukan Kementrian Negara KUMKM dengan BPS (2013). Dibalik berkembangnya sektor UMKM tidak terlepas dari sumber- sumber pendanaan UMKM diantaranya Lembaga Keuangan Bank (LKB) dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Dengan adanya pendaan yang baik sektor UMKM juga dapat berkembang dengan pesat dan memajukan perekonomian daerah khususnya kota Malang. Di Kota Malang sendiri terdapat lembaga permodalan sebagai sumber pendanaan bagi UMKM contohnya Bank, Koperasi Simpan Pinjam, Pegadaian, Modal Ventura. Selain itu, bisa juga didapat dari lembaga non-formal seperti rentenir dan tetangga atau keluarga.

B. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Karakteristik UMKM

Secara umum, usaha kecil memiliki ciri-ciri: manajemen berdiri sendiri, modal disediakan sendiri, daerah pemasarannya lokal, aset perusahaannya kecil, dan jumlah karyawan yang dipekerjakan terbatas. Asas pelaksanaan UMKM adalah kebersamaan, ekonomi yang demokratis, kemandirian, keseimbangan kemajuan, berkelanjutan, efesiensi keadilan, serta kesatuan ekonomi nasional. UMKM mendapat perhatian dan keistimewaan yang diamanatkan oleh undang-undang, antara lain: bantuan kredit usaha dengan bunga rendah, kemudahan persyaratan izin usaha, bantuan pengembangan usaha dari lembaga pemerintah, beberapa kemudahan lainnya. Adapun karakteristik UMKM antara lain:

 Biasanya berbentuk usaha perorangan dan belum berbadan hukum perusahaan.

 Aspek legalitas usaha lemah.

 Struktur organisasi bersifat sederhana dengan pembagian kerja yang tidak baku.

 Kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan dan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan.

(4)

 Berhubungan erat dengan budaya suatu daerah.

 Kualitas manajemen rendah dan jarang yang memiliki rencana usaha.

 Sumber utama modal usaha adalah modal pribadi.

 Sumber Daya Manusia (SDM) terbatas

Penyaluran Kredit Bank Untuk UMKM

Dalam penelitian yang dilakukan oleh BPS dijelaskan bahwa dalam mengatasi kesulitan permodalannya diketahui sebanyak 17,50 % UMKM menambah modalnya dengan meminjam ke bank, sisanya 82,50 % tidak melakukan pinjaman ke bank. Ada berbagai alasan kenapa permodalan dari kredit perbankan merupakan kendala oleh UMKM. Dari paparan penelitian BPS diketahui bahwa kesulitan prosedur yang paling utama sebesar 30.30%, kemudian yang kedua adalah tidak berminatnya UMKM untuk pinjaman dari sector perbankan. Sebenarnya hal ini merupakan pencerminan dari ketidak beperpihakan sector perbankan dalam permodalan UMKM.

Ketertarikan pihalk perbankan untuk pembiayaan hanya terjadi saat sector UMKM itu sudah menghasilkan keuntungan. Sebelum menghasilkan keuntungan UMKM akan sulit mendapatkan kredit dari bank.

Tingkat suku bunga bank yang masih tinggi merupakan salah satu alasan kenapa UMKM tidak berani untuk meminjam dari bank. Hal ini mungkin dikarenakan besarnya skala usaha yang menjadi ciri dari UMKM. Disamping itu selisih bunga yang relative rendah dibanding dengan sistem ijon. Sehingga mereka lebih memilih pinjam dari kredit non bank berdasarkan alasan fleksibilitas.

Penilitian Terdahulu

Penelitian ini menggunakan 3 penelitian terdahulu sebagai berikut:

No. Judul Penelitian/Tahun Hasil

1. Peranan Lembaga Keuangan Mikro dan Preferensi Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Tentang Sumber Dana Kredit Terhadap Pengembangan UMKM.

(Studi Kasus di Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang)

Arifin, Rohman (2014)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak Lembaga Keuangan Mikro seperti salah satu contohnya Kredit Usaha Rakyat (KUR), Koperasi Unit Simpan Pinjam yang digunakan sebagai preferensi pelaku bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah. Beberapa Lembaga Keuangan Mikro (LKM) ini berpengaruh positif terhadap usaha yang meminjaman modal

2. Penelitian terhadap Lembaga Keuangan non- bank (LKNB) atau

Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) dan

Lembaga Keuangan Bank (LKB)

Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Jawa Timur (2011)

Untuk wilayah Kabupaten Pasuruan, Situbondo, dan Jember menunjukkan bahwa partisipasi Lembaga Keuangan Non Bank dalam mendukung permodalan UMKM pada ke-3 lokasi penelitian berkisar antara 49,43%

sampai dengan 95,58% sedangkan partisipasi bank berkisar antara 10,90% sampai dengan 18,72%, dan sisanya adalah sumber modal sendiri.

(5)

C. METODOLOGI

Dalam penelitian ini mengunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Wilayah tempat meneliti berada di tempat UMKM do Kota Malang. Teknik pengumpulan datanya bersifat triangulasi karena merupakan teknik gabungan. Sedangkan analisis data bersifat indutif berdasarkan data-data yang ditemukan dilapangan dan dikonstruksikan menjadi teori. Jenis yang digunakan adalah data primer yang didapat dari informan pemilik UMKM di Kota Malang. Dalam penelitian ini mengambil sebanyak 20 informan, dari 10 bidang UMKM yang ada di Kota Malang. Yakni diambil 2 informan pemilik UMKM dari setiap bidangnya. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara yang dipandu oleh kuisioner.

D. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa semua informan pemilik UMKM yang peneliti wawancarai pernah mengalami kesulitan modal dalam usaha. Ini disebebkan karena faktor ekonomi informan yang sejak sebelum memulai usaha tidak mempunyai kebutuhan modal yang cukup untuk memulai atau mengembangkan usahanya. Dalam mengatasi kesulitan permodalan yang dialami, informan pemilik UMKM mempunyai strategi-strategi untuk menutupi kesulitan permodalan tersebut, sebagian besar informan pemilik UMKM melakukan strategi peminjaman modal ke lembaga perbankan, sebagian ada yang meminjam ke koperasi dan teman atau saudara, sebagian lagi ada yang menjual barang-barang pribadi.

Diantara berbagai lembaga sumber permodalan yang ada yang digunakan informan pemilik UMKM sebagai strategi dalam mengalami kesulitan permodalan usaha, sebagian besar informan pemilik UMKM meminjam modal di lembaga perbankan yakni Bank Rakyat Indonesia. Tetapi perlu diketahui bahwa ternyata tidak semua informan selalu meminjam ke lembaga perbankan dikarenakan sebagian informan masih beranggapan bahwa meminjam ke lembaga perbankan tidak cocok, dengan alasan sulitnya prosedur dan persyaratan yang ditentukan oleh pihak perbankan, tidak mempunyai agunan sebagai jaminan, jumlah modal yang dapat diperoleh terbatas dan tidak sesuai kebutuhan, besarnya cicilan/angsuran cukup tinggi dan memberatkan, dan jangka waktu pengembalian relatif pendek sebagai pertimbangan pemilik usaha memilih lembaga pinjaman modal. Oleh karena itu ada beberapa informan yang meminjam ke koperasi juga saudara atau teman karena dianggap sudah kenal lebih dekat, mempunyai ikatan kekeluargaan dan resiko yang kecil.

Hal ini menunjukan bahwa pemilik UMKM di Kota Malang lebih memilih meminjam dana permodalan untuk usahanya ke lembaga perbankan yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan sistem Kredit Usaha Rakyat (KUR), karena dinilai dapat memberikan dana pinjaman dalam jumlah besar, jaminan yang bersifat umum, bunga atau cicilan yang tidak terlalu besar, persyaratan dan prosedur yang cukup mudah, jangka waktu pengembalian dapat ditentukan sesuai pinjaman, dan tidak ada perantara atau pihak ketiga dalam pinjaman modal yang dapat menyulitkan proses pinjaman modal ke bank. Hal tersebut menjadi pertimbangan informan pemilik UMKM dalam menentukan lembaga permodalan mana yang paling cocok untuk usahanya. Faktor lain yang menarik informan pemilik UMKM untuk meminjam ke Bank Rakyat Indonesia adalah karena BRI ini menggunakan sistem kredit “menjemput bola” dimana pihak dari bank mendatangi berbagai UMKM di Kota Malang dan menawarkan dana permodalan.

Hasil penelitian ini menunjukan kemiripan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifin Rohman tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak Lembaga Keuangan Mikro seperti salah satu contohnya Kredit Usaha Rakyat (KUR), Koperasi Unit Simpan Pinjam yang digunakan sebagai preferensi pelaku bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah. Beberapa Lembaga Keuangan Mikro (LKM) ini berpengaruh positif terhadap usaha yang meminjaman modal, ini terlihat dari beberapa indikator antara lain peningkatan omset produksi UMKM dan pengembangan usaha dalam bentuk penambahan tenaga kerja, intensifikasi serta ekstensifikasi produk usahanya. Selain itu preferensi yang terdiri dari persepsi, pilihan dan motivasi masyarakat juga mempengaruhi pengambilan Lembaga Keuangan Mikro sehingga dapat menjadi pilihan sebagai sumber dana modal yang juga berpengaruh terhadap pengembangan UMKM di Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang.

(6)

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur terhadap Lembaga Keuangan Non-bank (LKNB) atau Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) dan Lembaga Keuangan Bank (LKB) tahun 2011, dimana dalam penelitian tersebut menunjukan bahwa untuk wilayah Kabupaten Pasuruan, Situbondo, dan Jember menunjukkan bahwa partisipasi Lembaga Keuangan Non Bank dalam mendukung permodalan UMKM pada ke- 3 lokasi penelitian berkisar antara 49,43% sampai dengan 95,58% sedangkan partisipasi bank berkisar antara 10,90% sampai dengan 18,72%, dan sisanya adalah sumber modal sendiri. Ini dikarenakan kemungkinan belum adanya lembaga keuangan bank seperti Bank Rakyat Indonesia di wilayah yang berbeda yang memadai dan menggunakan sistem kredit yang sama.

Dari beberapa sumber permodalan yang masing-masing dipilih oleh informan pemilik UMKM, terdapat beberapa informan yang meminjam modal lebih dari satu lembaga dengan alasan pinjaman modal yang diberikan oleh lembaga belum cukup untuk mengatasi kesulitan modal.

Lembaga lain yang juga memberi pinjaman tambahan selain bank dan terlibat dalam permodalan usaha diantaranya adalah koperasi dan teman atau saudara.

Dalam memberi pinjamannya, lembaga pemberi pinjaman modal memberi syarat khusus untuk dapat mengakses pinjaman modal. Masing-masing lembaga pemberi pinjaman modal mempunyai syarat yang berbeda-beda, diantaranya jika mememinjam di bank persyaratannya adalah KTP, kartu keluarga, surat nikah (jika sudah menikah), surat izin usaha dari RT/RW/kelurahan, dan jaminan/agunan dari informan untuk pihak bank. Jika pinjam ke koperasi cukup menjadi anggota dan untuk peminjaman ke teman atau saudara tidak ada persyaratan yang berarti. Akses ke masing- masing lembaga yang dituju untuk meminjamkan modal terbilang cukup mudah jika surat-surat yang diajukan pemilik sebagai persyaratan lengkap dan asli, dan jika lembaga sudah mempercayai informan sebagai peminjam yang jujur maka akses peminjaman selanjutnya lebih mudah.

Untuk jaminan dan agunan yang ditetapkan oleh masing-masing lembaga, pemilik usaha yang meminjam di saudara atau teman tidak memakai jaminan/agunan karena sudah saling mengenal dan memikili ikatan kekeluargaan dalam arti hubungan kepercayaan yang dekat. Sama seperti koperasi yang tidak memakai persyaratan jaminan/agunan selama informan menjadi anggota dari koperasi tersebut. Sedangkan pada informan pemilik UMKM yang meminjam modal di lembaga/instansi perbankan harus memberi jaminan/agunan, yakni diantaranya adalah BPKB kendaraan (mobil/motor) atau sertifikat tanah dan bangunan. Perlu diketahui bahwa besarnya dana yang nantinya akan diberikan kepada informan setelah pengajuan adalah tergantung dari apa jaminan/agunan yang diberikan kepada lembaga perbankan. Jadi setiap jaminan/agunan yang diberikan mempunyai nilai masing-masing untuk meminjam dana yang nanti berupa uang.

Semakin besar nilai jaminan/agunan, maka dana yang boleh dipinjam oleh informan pemilik UMKM juga bisa semakin besar.

Prosedur yang harus dilakukan oleh informan pemilik UMKM dalam proses peminjaman modal di Bank Rakyat Indonesia tergolong cukup cepat dan singkat, setelah pemilik usaha memiliki persyaratan yang lengkap, pemilik usaha mengisi formulir untuk di survey lalu dana itu cair. Proses hanya berlansung 1 sampai dengan 3 hari. Masing-masing lembaga yang dipilih informan untuk meminjam modal terdapat perbedaan dalam jangka waktu proses awal peminjaman sampai dengan dana itu cair ke tangan informan pemilik UMKM. Dimana pinjaman dana dari teman atau saudara paling cepat cair dalam 1 hari sedangkan pada bank dan koperasi memiliki jangka waktu pencairan dana paling lama selama satu bulan, mengingat setiap lembaga peminjam yang likuiditasnya berbeda-beda, terpenuhinya persyaratan dan prosedur dari bank serta besarnya dana yang ingin dipinjam informan juga menjadi salah satu faktor cepat lambatnya dana itu cair.

Selama dalam proses peminjaman, masing-masing pemilik usaha pada kenyataanya tidak mengalami kendala yang berarti. Hanya kendala pada saat di bank yang berhubungan dengan Costumer Service terkait palayanannya yang kurang baik, kendala lain yang dihadapi adalah ketika pemilik usaha meminta bukti surat izin usaha yang terkendala dengan pihak RT/RW/kelurahan.

Tidak terdapat kendala dalam permodalan yang dipinjam. Disisi lain untuk sebagian kecil informan pemilik UMKM yang terkena kendala dana yang tidak kunjung cair.

(7)

Dalam penentuan besarnya jumlah dana yang ingin dipinjam oleh pemilik usaha, setiap informan memiliki besarnya kebutuhan modal yang berbeda-beda, tergantung dari jenis usaha apa yang dijalankan dan keinginan untuk mengembangkan usaha tersebut. Dalam menentukan jumlah dana yang akan dipinjamkan, sebelumnya informan memperhitungkan jangka waktu pengembalian dan biaya pinjaman modal atau bunga (untuk bank umum). Semakin besar usaha yang dimiliki oleh informan maka dana yang dibutuhkan untuk meningkatkan usaha juga semakin besar. Setiap lembaga mempunyai sistem kredit yang berbeda-beda termasuk bunga kreditnya. Dari beberapa informan yang meminjam ke lembaga perbankan syariah, menggunakan sistem bagi hasil dimana keuntungan yang diperoleh dari bank syariah didapat dari pembagian hasil pada akhir hasil penjualan produksi informan pemilik UMKM. Untuk informan yang meminjam di Bank Rakyat Indonesia menggunakan sistem bunga dimana setiap bulannya dikenakan sekian persen dari total pinjaman. Untuk informan yang meminjam kepada teman atau saudara tidak terkena baiaya modal sama sekali tetapi hanya mendapat pinjaman modal yang kecil.

Di dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa sebagian besar pemilik UMKM mengalami kesulitan modal atau membutuhkan sumber permodalan tersebut pada pertengahan membuka usahanya karena dengan alasan untuk mengembangkan usaha walaupun tidak sedikit juga yang sudah membutuhkan pinjaman di awal membuka usaha. Sebagian besar informan pemilik UMKM menggunakan pinjaman modalnya untuk membeli bahan-bahan mentah dalam jumlah besar untuk memproduksinya menjadi bahan jadi lalu di jual kembali sebagai hasil produksi. Terdapat juga yang digunakan untuk perawatan dan membeli mesin. Pada intinya tujuan informan meminjam modal ke lembaga pinjaman modal adalah untuk menunjang usahanya agar terus berkembang.

Dari dana pinjaman yang diberikan oleh pihak pemberi modal, sebagian besar informan sudah tercukupi kekurangan modalnya setelah meminjam modal kepada masing-masing lembaga yang dituju, dengan harapan usaha masing-masing informan dapat berkembang dengan pesat setelah kebutuhan modal mereka terpenuhi. Akan tetapi terdapat beberapa informan pemilik UMKM yang masih belum terpenuhi kebutuhan modalnya walaupun sudah meminjam ke lembaga pemberi pinjaman modal, dikarnakan dana pinjaman yang belum cukup. Beberapa pemilik UMKM tersebut sengaja tidak ingin meminjam dana terlalu besar dikarnakan dengan perhitungan bahwa jika meminjam terlalu besar akan susah untuk mengembalikannya, mengingat jangka waktu yang panjang dan bunga yang setiap bulannya bertambah.

E. IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

Berikut ini adalah penjelasan mengenai tindak lanjut dari penemuan dalam penelitian, baik ditinjau dari sudut informan pemilik UMKM maupun dari sudut lembaga atau pihak lain yang memberikan modal usaha.

Implikasi terkait pemilik UMKM yang meminjam modal ke lembaga perbankan atau pihak lain yang memberi pinjaman yakni adalah dimana pemilik UMKM harus dapat menghitung secara rinci (transparan) berapa kebutuhan modal yang ideal untuk usahanya, jangan sampai terlalu besar yang dapat menyebabkan pemilik UMKM mengalami kesulitan untuk mengembalikan dana yang dipinjam dari lembaga perbankan mengingat jangka waktu pengembalian modal dan bunga pinjaman yang terus bertambah.

Penggunaan dana yang dipinjam dari lembaga tidak digunakan untuk keperluan konsumtif, tetapi harus digunakan untuk meningkatkan produk dan memajukan perkembagan usaha. Dalam peminjaman modal, pemilik UMKM jangan mengandalkan sumber permodalan dari satu lembaga saja, tetapi mencari sumber permodalan lain yang cocok sehingga modal yang didapat lebih besar dan dapat mempercepat proses perkembangan usaha.

Dalam temuan penelitian dapat diketahui bahwa informan pemilik UMKM paling banyak meminjam modal ke lembaga perbankan yakni Bank Rakyat Indonesia. Lembaga perbankan sebagai pihak yang meminjamkan modal ke pemilik UMKM dapat lebih mempermudah akses pinjaman dana modal baik dalam persyaratan atau prosedur peminjaman. Pihak bank dapat membuka cabang/gerai disekitar tempat pemilik mejalankan usahanya dan memberi bimbingan dalam mengelelola dana pinjaman agar lebih mempermudah pemilik usaha dalam mendapatkan

(8)

pinjaman modal dan mempermudah pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya. Lembaga pemberi pinjaman modal juga dapat memberi hadiah untuk pemilik UMKM yang berlangganan dan mengembalikan pinjaman tepat waktu sesuai kesepakatan. Selain itu pihak perbankan harus pro aktif mendatangi UMKM demi mendapatkan banyak pelanggan yang meminjam dana permodalan.

F. PENUTUP

Keadaan UMKM di Kota Malang yang masih banyak mengalami kesulitan modal membuat perekonomian Kota Malang menjadi terhambat. Ini disebabkan karena faktor pemilik usaha yang sejak sebelum memulai usaha tidak mempunyai kebutuhan modal yang cukup unutk memulai atau mengembangkan usahanya. Dalam penelitian ini ditemukan beberapa strategi informan pemilik UMKM untuk mengatasi kesulitan modal usaha. Pertama, pemilik UMKM meminjam modal usaha ke lembaga peminjam modal. Kedua, pemilik UMKM menggunakan penjualan atas aset pribadi sebagai strategi untuk menutupi kekurangan modal usaha. Kedua strategi ini menjadi poin penting yang ditemukan dalam penelitian ini. Dari sisi strategi pemilik UMKM di Kota Malang ini, akan menjadi peluang bagi lembaga keuangan untuk membantu akses permodalan, karena UMKM merupakan pencipta lapangan pekerjaan untuk penyerapan tenaga kerja baru.

Bank Rakyat Indonesia sebagai lembaga perbankan yang meminjamkan dana berupa modal untuk usaha melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi sorotan banyak UMKM untuk meminjam dana modal di lembaga tersebut. Ini dikarenakan sistem kredit Bank Rakyat Indonesia yang cukup mudah dalam peminjamannya dan cukup sesuai dengan karakteristik usaha mikro, kecil, dan menengah. Diantaranya dapat memberikan dana pinjaman dalam jumlah besar, jaminan yang bersifat umum, bunga atau cicilan yang tidak terlalu besar, persyaratan dan prosedur yang cukup mudah, jangka waktu pengembalian dapat ditentukan sesuai pinjaman, dan tidak ada perantara atau pihak ketiga dalam pinjaman modal yang dapat menyulitkan proses pinjaman modal ke bank. Faktor lain yang menarik informan pemilik UMKM untuk meminjam ke Bank Rakyat Indonesia adalah karena BRI ini menggunakan sistem kredit “menjemput bola” dimana pihak dari bank mendatangi berbagai UMKM di Kota Malang dan menawarkan dana permodalan.

Selain Bank Rakyat Indonesia sebagai tempat pilihan UMKM dalam meminjam modal, terdapat beberapa sumber permodalan lain yang juga dipilih oleh pemilik usaha diantaranya adalah koperasi, saudara dan teman. Sebagian besar informan pemilik UMKM menggunakan pinjaman modalnya untuk membeli bahan-bahan mentah dalam jumlah besar untuk memproduksinya menjadi bahan jadi lalu di jual kembali sebagai hasil produksi. Terdapat juga yang digunakan untuk perawatan dan membeli mesin. Pada intinya tujuan informan meminjam modal ke lembaga pinjaman modal adalah untuk menunjang usahanya agar terus berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad & Afifah, RZ. 2012. Analisis Bantuan Modal dan Kredit Bagi Kelompok Pelaku Usaha Mikro Oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang (Studi Kasus: KPUM di Kelurahan Pekunden, Kecamatan Semarang Tengah). Diponegoro Journal Of Economics, Vol. 1, (No.

1) : 1-15. http://www.eprints.undip.ac.id/35806/ diakses pada 15 November 2014

Afifah, RZ. 2012. Analisis Bantuan Modal dan Kredit Bagi Kelompok Pelaku Usaha Mikro Oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang (Studi Kasus: Kelompok Pelaku Usaha Mikro di Kelurahan Pekunden, Kecamatan Semarang Tengah). Skripsi tidak diterbitkan. Semarang:

Program Sarjana Universitas Diponegoro

Amiaty, RE. 2009. Hasil Kajian Kredit Konsumsi Mikro, Kecil, dan Menengah Untuk Kegitan Produktif (hlm. 7-10). Jakarta. Direktorat Kredit, BPR dan UMKM

(9)

Baskara, IGK. 2013. Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia. Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Vol.

18, (No. 2), Agustus 2013.

http://www.ojs.unud.ac.id/index.php/bse/article/download/.../5873 diakses pada 9 November 2014

Budi, SR. 2010. Lembaga Pemeringkat Kredit Bagi UMKM di Indonesia. Kajian Akademik Pemeringkat Kredit Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia (hlm. 9-13;23).

Jakarta. Bank Indonesia

Bungin, Burhan. 2008. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Darwanto. 2011. Membangun Daya Saing UMKM Dalam Perekonomian Nasional. Jurnal Ilmu

Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol. 2, (No. 1).

http://www.jurnal.stietotalwin.ac.id/index.php/JurnalIlmuManajemendanAkunta/article/view/

45/42 diakses pada 7 November 2014

Frida, Rustiani. 2006. (Ed.) Mengembangkan Ekonomi Masyarakat dalam Era Globalisasi:

Masalah Peluang dan Strategi Praktis: Diterbitkan atas Kerjasama Yayasan Aktiga-Yapika Fristian, FC. 2014. Analisis Karakteristik dan Identifikasi Kendala Yang Dihadapi UMKM di Kota

Malang (Studi Kasus Pada Sentra Industri Tempe Sanan). Jurnal Ilmiah.

http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/854 diakses pada 10 November 2014 Hesti., Abdul., Said, A. 2013. Peranan Dinas Koperasi dan UKM dalam Pemberdayaan Usaha

Kecil Menengah di Kota Malang (Studi Pada Dinas Koperasi dan Ukm Kota Malang).

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, (No.2) : 213-220.

http://www.administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/view/48 diakses pada 10 November 2014

Laporan Tim Kajian Kebijakan Antisipasi Krisis Tahun 2012 Melalui KUR. Jakarta: Diterbitkan oleh Pusat Pengelolaan Resiko Fiskal Kementrian Keuangan

Ramadhansyah & Silalahi, SA. 2013. Pengembangan Model Pendanaan UMKM Berdasarkan Persepsi UMKM. Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol. 5, (No, 2), Maret 2013.

http://www.download.portalgaruda.org/article.php?article diakses pada 7 November 2014 Sari, SF. 2011. Peran Koperasi Simpan Pinjam Dalam Perkembangan UMKM Agribisnis di

Bogor (Studi Kasus Kospin Jasa Bogor) Bogor. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Program Sarjana Institut Pertanian Bogor

Sarwoko, E. 2009. Analisis Peranan Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam dalam Upaya Pengembangan UMKM di Kabupaten Malang. Jurnal Modernisasi, Vol. 5, (No. 3), Oktober 2009. http://www.ejournal.unikama.ac.id/index.php/JEKO/article/view/227 diakses pada 9 November 2014

Sijabat, Saudin. 2011. Pegadaian Versus Bank Umum (Menilai Profil Yang Potensial untuk Menjadi Lembaga Perkreditan Rakyat). Jakarta. Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UMKM

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Widiyanti, ID. 2010. Aspek Yuridis Pembiayaan Modal Ventura Terhadap Pengembangan UMKM. (hlm. 5-9). Fakultas Hukum Universitas Jember.

Zulfa M. 2002. Memotret Modus Operasi bank Titil; Antara Riba dan Semangat Humanisme.

http://www.ditpertais.net/istiqro/ist02-06.asp diakses pada 15 Desember 2015

Referensi

Dokumen terkait

Students had a positive attitude toward a Tik Tok application as a learning video aid while learning through Tik Tok application used it as an English language

14 Results of Logit Regression Analysis 54 LIST OF FIGURES Figure Title Page 1 Volume of production of aquaculture, commercial, and marine fishery in the Philippines, 1997-2007 3 2