YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
ANALISIS TINDAK TUTUR LOKUSI, ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM PIDATO PRESIDEN JOKO WIDODO DI SIDANG UMUM PBB TAHUN 2020
--- Utep Sobali ¹, Redjeki Agoestyowati ²
Politeknik LP3I Jakarta1, Institut STIAMI2
(Naskah diterima: 1 juni 2022, disetujui: 28 Juli 2022) Abstract
This study aimed to find out locutionary, illocutionary, perlocutionary acts and to find out what is the most dominant speech acts in Joko Widodo's speech at United Nation General Assembly in 2020. This study is a qualitative study, the researcher uses descriptive method. The source of this research data is a video of Jokowi Widodo’s speech at United Nation General Assembly in 2020.
The main data in this study are the utterances of Joko Widodo’s speech dated September 23, 2020, which is downloaded via YouTube. The instrument of this study is the researchers themselves. The researchers collected the data by downloading a YouTube video of Jokowi Widodo. Then, listening to the speech and transcribe speech into written language. Examination of the validity of the data was done by using triangulation. Data analysis was done by (1) transcribing the recording data in written language, (2) classifying speech acts (3) analyzing the data, (4) making conclusion of the research. The researchers found 35 utterances, they are 6 locutionary acts and 29 illocutionary acts. The researchers didn’t find perlocutionary act. The most dominant speech act was done by Joko Widodo are assertive locutionary acts.
Keywords: Locutionary; Illocutionary; Perlocutionary Act Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lokusi, ilokusi, tindak perlokusi dan untuk mengetahui tindak tutur apa yang paling dominan dalam pidato Joko Widodo di Sidang Umum PBB tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, peneliti menggunakan metode deskriptif.
Sumber data penelitian ini adalah video pidato Jokowi Widodo di Sidang Majelis Umum PBB tahun 2020. Data utama dalam penelitian ini adalah tuturan pidato Joko Widodo tanggal 23 September 2020 yang diunduh melalui YouTube. Instrumen penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Peneliti mengumpulkan data dengan mengunduh video YouTube Jokowi Widodo.
Kemudian, mendengarkan pidato dan menyalin pidato ke dalam bahasa tertulis. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan menggunakan triangulasi. Analisis data dilakukan dengan (1) menyalin data rekaman dalam bahasa tulis, (2) mengklasifikasikan tindak tutur (3) menganalisis data, (4) membuat kesimpulan penelitian. Peneliti menemukan 35 tuturan, yaitu 6 tindak lokusi dan 29 tindak ilokusi. Peneliti tidak menemukan tindak perlokusi. Tindak tutur yang paling dominan dilakukan oleh Joko Widodo adalah tindak tutur lokusi tegas.
Kata kunci: Lokusi, ilokusi, UU Perlokusi
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
I. PENDAHULUAN
ragmatik adalah ilmu bahasa yang membahas fungsi suatu ujaran, bukan makna ujaran. Artinya pragmatik membahas untuk apa suatu ujaran disampaikan. Contoh ketika seseorang mengatakan “Ruangan ini dingin sekali”, tuturan ini memiliki dua maksud. Pertama, penutur memberitahu bahwa udara dalam ruangan tersebut sangatlah dingin. Adapun maksud yang kedua yaitu, penutur menginginkan mitra tuturnya untuk mematikan atau mengecilkan suhu AC dalam ruangan tersebut. Austin (dalam Nurmaila, 2020:2) mengemukakan “bahasa ada tiga jenis tindakan yang yang dapat diwujudkan. Ketiga tindakan itu adalah lokusi, ilokusi, dan perlokusi.” Lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu atau disebut sebagai the act of saying something. Ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi daya tuturan, dan perlokusi disebut sebagai the act of affecting someone.
P
Perkembangan zaman menjadikan media untuk berkomunikasi menjadi semakin luas. Hal ini juga berpengaruh terhadap tindak tutur. Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media baik lisan maupun tulisan.
Dalam media lisan pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara) dan mitra tuturnya (pendengar). Sedangkan dalam media tulis tuturan disampaikan oleh penulis (penutur) kepada mitra tuturnya yaitu pembaca. Pentingnya komunikasi membuat
manusia terus berupaya untuk
mengembangkan media agar informasi yang hendak disampaikan dapat diterima oleh penerima informasi. Fakta saat ini menunjukan bahwa sumber informasi yang ada di tengah-tengah masyarakat juga semakin beragam. Untuk saat ini media penyampai informasi terdiri dari berbagai macam. Media itu bisa berupa media cetak, media massa, maupun media elektronik.
Tuturan lisan bisa ditemukan di beberapa macam media sosial. Salah satu media sosial yang sangat bermanfaat bagi masyarakat saat ini adalah youtube. Hingga saat ini sudah banyak konten yang bisa dinikmati oleh masyarakat. Keberadaan bahasa pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama dalam kehidupan bermasyarakat yang menuntut manusia tersebut berhubungan dan bekerjasama dengan sesamanya karena manusia disebut makhluk sosial. Sehingga
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
untuk memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan orang lain, manusia memerlukan alat untuk menyampaikan beberapai gagasan, fikiran, dan perasaannya yang disebut bahasa. Bahasa merupakan alat interaksi sosial atau alat komunikasi manusia.
Penelitian ini berfokus pada tindak tutur atau speech acts seorang kepala negara, yang biasanya akan dikemas secara apik, formal, serta memiliki tujuan dan maksud tersendiri. Apalagi jika penutur ingin menyampaikan sebuah saran atau apapun itu yang berhubungan dengan isu-isu terkini pasti akan memperhitungkan segala sesuatunya, mulai dari isi pidatonya, dampak akibatnya, gaya bicara, gestur, pemilihan diksi yang akan digunakan, sampai tindak tutur pun sangat detail diperhatikan. Pada umumnya pidato disampaikan oleh seorang kepala negara atau berkedudukan dalam situasi formal, pidato berbeda dengan bentuk komunikasi lainnya karena memiliki beberapa fitur khusus. Pesan yang disampaikan harus relevan secara keseluruhan dan tidak hanya bagi seseorang ataupun beberapa orang saja. Tujuan melakukan kegiatan pidato kenegaraan adalah menyampaikan suatu informasi penting bagi
orang-orang yang tergabung dalam komunitas.
Pembuatan pidato disusun sedemikian rupa agar tujuan yang diharapkan oleh penutur (dalam hal ini adalah pemimpin yang bersangkutan) dapat tercapai secara tepat sasaran. Dalam berpidato, pemimpin suatu negara memiliki tujuan tertentu yang ingin disampaikan, baik tujuan tersebut disampaikan secara tersurat maupun tersirat. Sehingga melalui penelitian ini kita dapat mengetahui jenis tuturan, bentuk dan makna tuturan yang sesungguhnya dari pidato yang disampaikan, penutur (Presiden Joko Widodo) di sidang umum PBB tahun 2020.
Penelitian ini akan memfokuskan pada ketiga jenis tindak tutur yaitu lokusi, ilokusi dan perlokusi. Ketiga jenis tindak tutur tersebut berkaitan antara satu dengan lainnya.
Antara lokusi dan ilokusi tidak dapat dipisahkan kerena daya ilokusi memiliki pengaruh dalam tindakan bertutur. Daya tersebut tidak hanya menampilkan maksud harfiah dari sebuah ujaran saja, tetapi juga menampilkan fungsi ujaran yang disesuaikan dengan konteks tempat ujaran tersebut dipakai. Tindak ilokusi juga akan menghasilkan efek bagi pendengarnya yang berupa tindakan yaitu tindak perlokusi.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
Berdasarkan latar belakang di atas maka, peneliti melakukan penelitian tesis ini dengan judul “Analisis Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi dan Perlokusi dalam Pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Umum PBB Tahun 2020”.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif karena penelitian ini hanya difokuskan pada tindak tutur ilokusi pidato Presiden Jokowi tanggal 14 Agustus 2015.
Menurut Maleong (2000:6) “Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi, tindakan dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konsep khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah”.
Data utama dalam penelitian ini adalah ujaran yang ada pada pidato Presiden Jokowi yang mengandung tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi pada pidato Presiden Jokowi tanggal 23 September 2020. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah video Pidato Presiden Jokowi pada tanggal 23 September 2020, yang diunduh melalui kanal
youTube. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: (1) mengunduh video pidato Presiden Jokowi melalui youtube, (2) menyimak setiap ujaran yang disampaikan oleh Presiden Jokowi (3) mentranskripsikan setiap ujaran Presiden Jokowi kedalam bahasa tulis.
Teknik pengujian keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Moleong (2010:330) mengatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk teknik keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Jika dalam penelitian ini terdapat keraguan mengenai data-data yang diperoleh, peneliti akan melakukan pengamatan ulang dan mencari kebenarannya dengan mendengarkan hasil rekaman data tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data yaitu:
a. mentranskripsikan data hasil rekaman dalam bahasa tulis
b. mengklasifikasikan berdasarkan jenis tindak tutur dan fungsi tindak tutur pada
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
pidato Presiden Jokowi tanggal 23 September 2020,
c. menganalisis data yang telah diklasifikasi, d. melakukan penyimpulan hasil penelitian.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan validasi data, peneliti menemukan 35 data dalam pidato presiden Joko Widodo di Sidang Umum PBB Tahun 2020. Peneliti mencoba menganalisis data dengan menggunakan studi Pragmatik khususnya tindak tutur, klasifikasi tindak ilokusi menurut John R. Searle. Tindak tutur dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu tindakan lokusi, tindakan ilokusi, dan tindakan perlokusi. Tindakan lokusi adalah tindakan mengatakan sesuatu yang berupa kata-kata yang diucapkan, atau “apa yang dikatakan”. Tindak tutur lokusi merupakan suatu tindakan bertutur yang dapat berupa kata, frasa, ataupun kalimat sesuai dengan makna yang terkandung dalam kata, frasa, ataupun kalimat itu sendiri. Jenis ilokusi terdiri dari Asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Selain itu, dalam klasifikasi ilokusi juga terdapat hal-hal lain, seperti Asertif (Stating, denying, confessing, admitting, notifying, concluding, predicting.
Perlokusi adalah efek atau daya pengaruh
yang muncul ketika mendengar tuturan dari penutur. Peneliti mengambil data rekaman pidato tindak tuutur Presiden Joko Widodo di Sidang Umum PBB Tahun 2020 sebagai subjek yang diteliti dan yang menjadi objeknya adalah tindak tutur yang terdapat dalam pidato Presiden Joko Widodo. Di bawah ini, terdapat jenis tabel klasifikasi tindak tutur yang ditemukan dalam pidato Presiden Joko Widodo di sidang umum PBB Tahun 2020.
4.1. Jenis-Jenis Tindak Tutur
No Klasifikasi
Tutur
Bentuk Tindak Tutur Fungsi tindak tutur
Sub Total
Total
1 Lokusi Direktif Informasi/berita 6 6
2 Ilokusi
Asertif
Stating
(Menyatakan) 2
Suggesting 12 (Menyarankan) 7 Claiming
(Mengklaim) 3
Direktif
Menuntut (Demanding))
1 3 Meminta
(Requesting) 2
Komisif Berjanji
(Promising) 2 2
Ekspresif
Mengkritisi (critisising) 5 Berbelasungkawa 11
(Condoling) 1
Memuji
(Praising) 4
Berterima kasih
(Thanking) 1
Deklaratif Menamai
(Naming) 1 1
3 Perlokusi Efek yang ditimbulkan oleh penutur kepada lawan tutur sengaja maupun tidak sengaja.
0 0
Total 35 35
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
Berdasarkan tabel di atas, jenis tindak tutur ilokusi asertif yang paling banyak digunakan oleh presiden Joko Widodo dalam menyampaikan pidatonya di sidang umum PBB tahun 2020 yaitu sebanyak 12 data. Ini Artinya, hampir semua tuturan penutur (Presiden Joko Widodo) berfungsi memberikan informasi dan juga saran kepada PBB dan negara anggota terkait isu-isu yang sedang terjadi pada saat ini. Yang kedua menunjukkan tindakan ekspresif yaitu sebanyak 11 data. Ketiga, tindak tutur lokusi berita yang terdiri dari 6 tuturan. Keempat ilokusi direktif sebanyak 3 data. Kelima tindak tutur ilokusi komisif yang terdiri dari dua tindak tutur Kemudian yang terakhir adalah tindakan deklaratif yang terjadi sebanyak 1 tindak tutur. Untuk lebih jelas berikut merupakan penjelasan dari masing-masing jenis tindak tutur yang ditemukan dalam pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Umum PBB Tahun 2020.
A. Tindak Tutur Lokusi dalam Pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Umum PBB Tahun 2020
Tindak tutur lokusi merupakan suatu tindakan bertutur yang dapat berupa kata, frasa, ataupun kalimat sesuai dengan makna
yang terkandung dalam kata, frasa, ataupun kalimat itu sendiri.Yule (1996: 48). Berikut adalah tidak tutur lokusi yang ditemukan dalam pidato Presiden Joko Widodo di sidang umum PBB tahun 2020.
1. Bentuk Lokusi Berita/Informasi (Directive Locutionary Act)
Bentuk pernyataan ini berfungsi hanya untuk memberitahukan sesuatu atau menginformasika kepada orang lain sehingga diharapkan pendengar untuk menarik perhatian. Berikut adalah beberapa ujaran yang termasuk lokusi pernyataan:
Data: 01
Fungsi: Berita/Informasi Wujud Tuturan:
Kita tahu dampak pandemi ini sangat luar biasa, baik dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi. Kita juga paham, virus ini tidak mengenal batas negara. No one is safe until everyone is.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
Berdasarkan data tuturan (01), penutur (Presdien Joko Widodo) menginformasikan terkait dampak pandemi yang sedang dirasakan oleh seluruh negara di belahan dunia ini. Dampak dari pendami yang sedang dirasakan yaitu mulai dari dampak ekonomi, sosial dan juga kesehatan. Penutur dalam hal ini mencoba memberikan infromasi terkait kebenaran atau fakta yang sedang dihadapi oleh beberapa negara yang terkena dampak pandemi. Pernyataan ini termasuk berita/infromasi yang ditandai dengan prasa
“kita tahu dampak pandemic saat ini”.
Data: 02
Fungsi: Berita/Informasi Wujud Tuturan:
Tahun ini Indonesia juga merayakan kemerdekaan yang ke-75 tahun.
Berdasarkan data tuturan (02), penutur (Presdien Joko Widodo) kembali memberikan informasi terkait kemerdekaan Indonesia yang ke 75 yang jatuh di tahun ini. Penutur hanya memberikan infromasi kepada mitra tuturnya tanpa mengharapkan apa-apa dari mitra tuturnya. Pernyataan diatas merupakan bentuk tindak tutur ilokusi menyatakan atau menginformasikan.
Data: 03
Fungsi: Berita/Informasi Wujud Tuturan:
Palestina adalah satu-satunya negara yang hadir di Konferensi Bandung yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaannya
Berdasarkan data tuturan (03), penutur (Presiden Joko Widodo) menginformasikan kepada mitra tuturnya bahwa salah satu negara yang yang tengah mengajukan menjadi anggota penuh di PBB yang belum menikmati kemerdekaanya yaitu negara Palestina. Seperti yang kita ketahui infromasi tersebut adalah fakta yang sampai saat ini negara Palestina masih berjuang untuk medapatkan haknya yaitu sebagai negara yang merdeka. Dalam hal ini penutur memberikan informasi yang relevan dengan keaadan saat ini bahwa negara tersebut masih konflik dengan Israel. Penutur menyampaikan bahwa Palestina bisa merdeka memerlukan peran dari seluruh anggota PBB lainya. Dalam pernyataan tersebut penutur mencoba secara komperhensif melihat situasi saat ini dan menekankan pentingnya kejasama dan penyelesaian masalah secara damai.
Pernyataan diatas termasuk bentuk tindak tutur lokusi berita yang ditandai dengan adanya penjelasan/informasi terkait negara Palestina.
Data: 04
Fungsi: Berita/Informasi Wujud Tuturan:
Indonesia terus konsisiten memberikan dukungan bagi palestina untuk mendapatkan hak-haknya
Berdasarkan data tuturan (04), penutur (presiden Joko Widodo) menginfromasikan
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
kepada Majelis Umum PBB dan seluruh negara anggota bahwa Indonesia terus konsisten memberikan dukunganya terhadap palesitina untuk mendapatkan hak sebagai negara yang bebas dari penjajahan. Pernyataan diatas merupakan bentuk lokusi berita yang ditandai dengan kalimat informasi yaitu
“Indonesia terus konsisiten memberikan dukungan bagi palestina untuk mendapatkan hak-haknya”.
Data: 05
Fungsi: Berita/Informasi Wujud Tuturan:
Pada hari jadinya yang ke-53, 8 Agustus 2020 yang lalu, ASEAN kembali menegaskan komitmennya untuk terus menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
spirit kerja sama dan perdamaian inilah yang kemudian didorong Indonesia ke kawasan yang lebih luas, kawasan Indo Pasifik, melalui ASEAN Outlook on the Indo Pacific
Berdasarkan data tuturan (05), penutur (Presiden Joko Widodo) menginfromasikan bahwa bulan agustus lalu merupakan hari jadi ASEAN yang ke-lima puluh tiga yang jatuh pada tanggal 8 Agustus 2020. Kemudian penutur menegaskan bahwa ASEAN memegang peran penting dalam menjaga perdamaian, keamanan stabilitas dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik yang mencakup Asia Pasifik dan Samudra Hindia.
Data: 06
Fungsi: Berita/infromasi Wujud Tuturan:
Di kawasan kami sendiri, bersama negara- negara ASEAN lainnya, Indonesia terus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan
yang damai, stabil, dan sejahtera
Berdasarkan data tuturan (06), penutur (Presiden Joko Wdidodo) memberikan infromasi bahwa Indonesia dan beberapa negara di ASEAN saling menjaga kawasan masing-masing untuk menciptakan stabilitas perdamaian dan kesejahtraan antar negara di ASEAN. Tutran tersebut berfungsi hanya untuk memberikan infromasi kepada mitra tuturnya.
B. Tindak Tutur Ilokusi dalam Pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Umum PBB Tahun 2020
Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya ujar. Tindak tutur ilokusi dapat diidentifikasikan sebagai tindak tutur yang berfungsi untuk menginformasikan sesuatu dan melakukan sesuatu, serta mengandung maksud dan daya tuturan. Seaele dalam Anggraeni, (2015:13) membuat klasifikasi dasar tuturan yang membentuk tindak tutur ilokusi menjadi lima jenis yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi.
Berikut data tuturan dan penjelasan yang termasuk tuturan ilokusi yang ditemukan dalam Pidato presiden Joko Widodo dalam Sidang Umum PBB Tahun 2020.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
1. Bentuk Ilokusi Asertif (Assertive Illocutionary Act)
Searle (1979:12) memberiakn penjelasan terkait tujuan dari tindak tutur lokusi assertif. Searle mengatakan bahwa The point or purpose of the members of the representative’s class is to commit the speaker (in varying degrees) to something’s being the case, to the truth of the expressed proportion (hlm:12).
Maksudnya adalah tujuan dari tindak tutur asertif yaitu untuk mengikat penutur (dalam berbagai tingkat) terhadap suatu permasalahan terkait kebenaran atas keadaan yang sedang dibicarakan. Pada ilokusi ini penutur terikat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya, menyatakan (stating), mengusulkan (suggesting), membual (bragging) mengeluh (complaining), mengemukakan pendapat (giving opinion) dan melaporkan (reporting). Berikut ini bentuk tindak tutur ilokusi asertif yang ditemukan dalam pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Umum PBB Tahun 2020:
Data: 07
Fungsi: Menyatakan (stating) Wujud Tuturan:
Tahun ini genap 75 tahun usia PBB. 75 tahun yang lalu PBB dibentuk agar perang besar,
Perang Dunia ke II, tidak terulang kembali.
75 tahun yang lalu PBB dibentuk agar dunia bisa lebih damai, stabil, dan sejahtera.
Tindak tutur ini berfungsi memberi tahu orang-orang mengenai sesuatu yaitu melibatkan pembicara pada kebenaran proposisi yang diekpresikan. Berdasarkan data tuturan (07), penutur (Presiden Joko Widodo) menyinnggung terkait masih terjadinya rivalitas antar dan juga penutur mengingatkan kembali kepada mitra tuturnya terkait tujuan awal dibentuknya PBB yaitu untuk menjaga perdamaian dunia. Menurut penutur cita-cita dan tujuan PBB belum tercapai sampai saat ini di usia PBB yang ke 75. Informasi yang disampaikan oleh penutur (Presiden Joko Widodo) diatas merupakan salah satu fakta/kebenaran yang sudah diketahui bersama oleh mitra tuturnya bahwa PBB usianya menginjak 75 tahun tetapi tujuan dan cita- citanya masih belum tercapai karena masih terjadi konflik, kemiskinan dan kelaparan di beberap belahan dunia.
Data: 08
Fungsi: Menyatakan (stating) Wujud Tuturan:
Persamaan derajat inilah yang ditekankan oleh bapak bangsa Indonesia, Soekarno, Bung Karno, saat Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 yang menghasilkan Dasasila Bandung. Hingga kini, prinsip
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
Dasasila Bandung masih sangat relevan, termasuk penyelesaian perselisihan secara damai, pemajuan kerja sama, dan penghormatan terhadap hukum internasional.
Menurut Yule (1996:53) Pada waktu
menggunakan tindak tutur
referesentatif/asertif, penutur mencoba menggunakan kata-kata dengan dunia (kepercayanaya). Berdasarkan data tuturan (08), penutur (Presiden Joko Widodo) memberitahukan Kembali kepada mitra tuturnya bahwa pada tahun 1955, Bung karno sebagai presiden Indonesia yang tergabung dalam konferensi asia afrika yang dilaksanakan di Bandung sangat concern/menekankan sekali terkait persamaan derajat seluruh bangsa. Penutur juga menginformasikan kepada mitra tuturnya bahawa konferensi asia asfrika menghasilkan salah satu pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia yaitu Dasasila Bandung.
Data: 09
Fungsi: Menyarankan (suggesting) Wujud Tuturan:
Padahal, kita seharusnya bersatu padu selalu menggunakan pendekatan win-win pada hubungan antar-negara yang saling menguntungkan
Berdasarkan data tuturan (09), penutur (Presiden Joko Widodo) menyarankan kepada
seluruh anggota PBB unutk menerapkan pendekatan win-win pada hubungan antar negera. Tindak tutur yang ada di data (08) tersebut termasuk tindak tutur ilokusi asertif menyar ankan (suggesting) yang ditandai dengan verba “seharusnya”..
Pernyataan di atas merupakan saran dari penutur kepada negara anggota PBB untuk senatiasa mengimplementasikan pendekatan win-win demi terciptanya perdamaian dunia.
Data: 10
Fungsi: Menyarankan (suggesting) Wujud Tuturan:
Yang pertama, PBB harus senantiasa berbenah diri melakukan reformasi, revitalisasi, dan efisiensi. PBB harus dapat membuktikan bahwa multilateralism delivers, termasuk pada saat terjadinya krisis.
Berdasarkan data tuturan (10), penutur (Presiden Joko Widodo) memberkan saran kepada PBB melakukan reformasi, revitalisasi dan efisiensi yang bersifat multilateral yaitu harus menunjukan kerjasama yang baik antar negara untuk menciptakan perdamian dunia.
Tindak tutur diatas termasuk tindak tutur asertif menyarankan yang ditandai dengan verba “harus”.
Data: 11
Fungsi: Menyarankan (suggesting) Wujud Tuturan:
Kedua, collective global leadership harus diperkuat. Kita paham bahwa dalam
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
hubungan antarnegara, dalam hubungan internasional, setiap negara selalu memperjuangkan kepentingan nasionalnya.
Namun, jangan lupa kita semua memiliki tanggung jawab untuk kontribusi, menjadi bagian dari solusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dunia”.
Berdasarkan data tuturan (11), penutur (Presiden Joko Widodo) menyarankan agar kepemimpinan global diperkuat, walau setiap negara punya kepentingan nasional, tapi kepentingan dunia tidak boleh dilupakan. Tindak tutur diatas tersebut termasuk tindak tutur asertif menyarankan yang ditandai oleh verba
“harus”. Kalimat tersebut merupakan saran dari penutur kepada PBB untuk memperkokoh collective global leadership.
Data: 12
Fungsi: Menyarankan (suggesting) Wujud Tuturan:
Ketiga, kerja sama dalam penanganan Covid- 19 harus kita perkuat, baik dari sisi kesehatan maupun dampak sosial ekonominya.Vaksin akan menjadi game changer dalam perang melawan pandemi. Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau.
Berdasarkan data tuturan (12), penutur (Presiden Joko Widodo) menyarankan kepada delegasi PBB unutk saling bekerjasama dalam perang melawan pandemi. Tindak tutur tersebut termasuk tindak tutur asertif
menyarankan yang ditandai oleh verba “Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau”. Dalam tuturan tersebut terdapat verba “harus” yang merupakan verba saran dari penutur kepada seluruh negara anggota PBB untuk senatiasa bekerjsama dalam menangani pandemi sekarang ini.
Data: 13
Fungsi: Menyarankan (suggesting) Wujud Tuturan:
Untuk jangka panjang, tata kelola ketahanan kesehatan dunia harus lebih diperkuat.
Ketahanan kesehatan dunia yang berbasis pada ketahanan kesehatan nasional akan menjadi penentu masa depan dunia
Berdasarkan data tuturan (13), Penutur (Presiden Joko Widodo) memberikan saran kepada PBB untuk memperkuat tata kelola ketahanan kesehatan dunia yang berbasis pada ketahanan kesehatan nasional. Pernyataan diatas merupakan tindak tutur asertif menyarankan yang ditandai oleh verba harus dalam kalimat “Tata kelola ketahanan kesehatan dunia harus lebih diperkuat”.
Data: 14
Fungsi: Menyarankan (suggesting) Wujud Tuturan:
Dari sisi ekonomi, reaktivasi kegiatan ekonomi secara bertahap harus mulai dilakukan dengan melakukan koreksi
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
terhadap kelemahan-kelemahan global supply chain yang ada saat ini.
Berdasarkan data tuturan (14), penutur (Presiden Joko Widodo) memberikan saran secara langsung kepada Majelis umum, sekjen dan selurh negara anggota PBB untuk melakukan reaktivasi terhadap kegiatan ekonomi secara bertahap. Tindak tutur diatas merupakan tindak tutur asertif menyarankan yang ditandai oleh verba harus dalam kalimat
“Reaktivasi kegiatan ekonomi secara bertahap harus mulai dilakukan”. Dari pernyataan diatas penutur juga memberikan saran agar PBB melakukan evaluasi terhadap kelemahan- kelemahan global supply chain yang ada saat ini.
Data: 15
Fungsi: Menyarankan (suggesting) Wujud Tuturan:
Aktivasi ekonomi harus memprioritaskan kesehatan warga dunia. Dunia yang sehat, dunia yang produktif, harus menjadi prioritas kita
Berdasarkan data tuturan (15), penutur (Presiden Joko Widodo) memberikan saran secara langsung kepada Majelis umum, sekjen dan selurh negara anggota PBB untuk melakukan reaktivasi terhadap kegiatan ekonomi secara bertahap yang memprioritaskan kepada Kesehatan warga dunia. Tindak tutur diatas merupakan termasuk kedalam bentuk tindak tutur ilokusi
menyarankan yang ditandai dengan verba
“harus” dalam kalimat “Aktivasi ekonomi harus memprioritaskan kesehatan warga dunia. Dunia yang sehat, dunia yang produktif, harus menjadi prioritas kita.”
Data: 16
Fungsi: Mengklaim (claiming) Wujud Tuturan:
Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna. Dunia yang damai, stabil, dan sejahtera semakin sulit diwujudkan.
Berdasarkan data tuturan (16), penutur (Presdien Joko Widodo) mengklaim bahwa seandainya perpecahan dan rivalitas masih ada, maka stabilitas perdamaian akan goyah dan kesejahtraan antar negara akan sulit untuk diwujudkan. Dalam kalimat diatas secara tidak langsung penutur menuntut kepada PBB untuk senantiasa menciptakan stabilitas dan perdamaian dunia supaya semua negara berhak memiliki atau atau mempunyai hak atas kememerdekaan. Tuturan diatas termasuk bentu tuuturan ilokusi asertif yang fungsingnya mengklaim yaitu ditandai dengan adanya verba “Jika”.
Data: 17
Fungsi: Mengklaim (claiming) Wujud Tuturan:
Hingga kini, prinsip Dasasila Bandung masih sangat relevan, termasuk penyelesaian
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
perselisihan secara damai, pemajuan kerja sama, dan penghormatan terhadap hukum internasional”.
Berdasarkan data tuturan (17), penutur (presiden Joko Widodo) menyatakan suatu fakta terkait kebenaran yaitu Dasasila Bandung yang dirumuskan sebagai pernyataan yang sangat masih relevan dalam menyelesaikan perselisihan secara damai pemajuan kerjasama dan menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
Tuturan di atas termasuk bentuk tuturan ilokusi yang fungsinya mengklaim bahwa dasasila bandung mash relevan dalam pemecahan masalah perselisihan.
Data: 18
Fungsi: Mengklaim (claiming)
Wujud Tuturan: Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB dan multilateralisme. Multilateralisme adalah satu-satunya jalan yang dapat memberikan kesetaraan.
Berdasarkan data tuturan (18), Penutur (Presiden Joko Widodo) mengklaim bahawa Indonesia amerupakan negara yang sangat mengedepankan prinsip mulilateralisme yaitu hubungan kerjasama internasional antar beberapa negara dan juga penutur mengklaim bahwa dengan adanya mutilateralisme akan memberikan kesetaraan bagi negara. Tuturan diatas termasuk tuturan asertif (claiming).
Bentuk Ilokusi Direktif (Directive Illocutionary Act)
Ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur; misalnya, memesan, memerintah, memohon, menuntut, dan memberi nasihat. Berikut ini beberapa tuturan yang termasuk klasifikasi direktif yang ditemukan dalam pidato Presiden Joko Widodo di Sdiang Umum PBB Tahun 2020.
Data: 19
Konteks: Meminta (Requesting) Wujud Tuturan:
Melihat situasi dunia saat ini, izinkan saya menyampaikan beberapa pemikiran
Dari pernyataan diatas, penutur (Presdien Joko Widodo) meminta izin atau memohon untuk memberikan pemikiranya terkait saran yang akan disampaikan oleh penutur kepada mitra tuturnya yaitu majelis umum, sekjen dan negara anggota PBB.
Pernyataan diatas termasuk tindak tutur ilokusi meminta/memohon yang ditandai dengan verba “Izinkan saya menyampaikan beberapa pemikiran”.
Data: 20
Konteks: Menuntut (demanding) Wujud Tuturan:
Di sinilah dituntut peran PBB untuk memperkokoh collective global leadership.
Dunia membutuhkan spirit kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik
Dari pernyataan diatas, penutur (Presiden Joko Widodo) menuntut mitra
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
tuturnya secara langsung untuk memperkokoh collective global leadership karena dunia saat ini membutuhkan spirit kolaborsi dan kepemimpinan global yang leih baik dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Dalam hal ini penutur menuntut agar tidak lupa bahwa semua memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi menjadi bagian dari solusi perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan dunia. Pernyataan diatas termasuk tindak tutur ilokusi menuntut yang ditandai dengan verba “dituntut” dalam kalimat “Di sinilah dituntut peran PBB untuk memperkokoh collective global leadership.
Dunia membutuhkan spirit kolaborasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik”.
Data: 21
Konteks: Meminta (Requesting) Wujud Tuturan:
Semua itu dapat tercapai jika semua bekerja sama, bekerja sama, dan bekerja sama. Mari kita memperkuat komitmen dan konsisten menjalankan komitmen untuk selalu bekerja sama
Dari pernyataan diatas, penutur (Presiden Joko Widodo) meminta atau menyerukan ajakan untuk seluruh anggota PBB khsusunya bahwa kerjasama antar negara sangat diperlukan untuk menciptakan
perdamaian, stabilitas dan kesejahtraan antar negara. Pernyataan diatas merupakan permintaan yang termasuk kategori tindak tutur illokusi permintaan (requesting) yang ditandai dengan prasa “Mari kita” yang ada dalam kalimat “Mari kita memperkuat komitmen dan konsisten menjalankan komitmen untuk selalu bekerja sama”.
2. Bentuk Ilokusi Komisif (Commissive Illocutionary Act)
Pada ilokusi ini penutur sedikit banyak terikat pada suatu tindakan di masa depan, misalnya, menjanjikan, menawarkan. Jenis ilokusi ini cenderung berfungsi menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif karena tidak mengacu pada kepentingan penutur, tetapi pada kepentingan petutur (mitra tutur). Berikut beberapa tuturan yang termasuk klasifikasi komisif yang ditemukan dalam pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Umum PBB Tahun 2020.
Data: 22
Funsi: berjanji (Promising) Wujud Tuturan:
Dan sudah menjadi tekad kami, Indonesia terus berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai amanah konstitusi. Indonesia akan
terus memainkan peran
sebagai bridgebuilder, sebagai bagian dari solusi. secara konsisten, komitmen ini terus dijalankan Indonesia, termasuk saat
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
Indonesia duduk sebagai anggota Dewan Keamanan PBB
Dari tuturan diatas, penutur (Presiden Joko Widodo) berjanji akan terus berkonsribusi terhadap perdamaian, stabilitas dan kesejahtraan dunia yang sesuai dengan amanah konstitusi. Kemudian penutur juga menjanjikan bahwa Indonesia akan terus memainkan peran sebagai bridge builder yang artinya Indonesia akan tetap menjadi sebuah negara bagian dari solusi antara negara lainya dalam mempertahankan perdamaian, stabilitas dan kesejahtraan dunia. Dalam kalimat terakhir penutur berjanji akan konsisten untuk menjalankan komitmenya sebagai anggota PBB. Tuturan diatas termasuk tindak tutur ilokusi yang berfungsi memberikan janji (Promising) yang ditandai dengan verba
“akan”.
Data: 23
Fungsi: berjanji (Promising) Wujud Tuturan:
Spirit kerja sama akan selalu dikedepankan Indonesia, spirit yang menguntungkan semua pihak tanpa meninggalkan satu negara pun. No one, no country, should be left behind
Berdasarkan tuturan diatas, Penutur (Presiden Joko Widodo) berjanji akan selalu mengedepankan prinsip kerjasama antar negara dan mengedepankan semangat untuk
menguntungkan semua pihak tanpa meninggalkan satu negara pun. Pernyataan diatas merupakan bentuk tindak tutur ilokusi komisif berjanji yang ditandai dengan verba
“akan” dalam kalimat “Spirit kerja sama akan selalu dikedepankan Indonesia”.
3. Bentuk Ilokusi Ekspresif (Expressive Illocutionary Act)
Fungsi ilokusi ini ialah mengungkap atau mengutarakan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi, misalnya: mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf,
mengecam, memuji, mengkritik,
mengucapkan belasungkawa, dan sebagainya.
Berikut tindak tutur ekspresif yang diemukan dalam pidato Presiden Joko Widodo dalam sidan uum PBB tahun 2020.
Data: 24
Fungsi: berbelasungkawa (condoling) Wujud Tuturan:
Kita semua prihatin melihat situasi ini. Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi Covid-19 ini
Berdasarkan tuturan diatas, penutur (Presiden Joko Widodo) mengungkapkan perasaanya terhadap mitra tuturnya terkait rasa prihatin dengan keadaan saat ini disaat dimana semua negara bersatu padu menghadapi pandemic, tetapi faktanya masih terjadi perpecahan dan rivalitas antar negara.
Pernyataan diatas termasuk tindak tutur
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
ilokusi berbelasungkawa (prihatin) yang ditandai dengan verba “prihatin” dalam kalimat “Kita semua prihatin melihat situasi ini”.
Data: 25
Fungsi: Memuji/menghormati (praising) Wujud Tuturan:
Yang Mulia Presiden Majelis Umum PBB Berdasarkan tuturan diatas, penutur (Presiden Joko Widodo) memberikan penghormatan terhadap lawan tuturnya dikarenakan kondisi dari lawan tuturnya.
Penutur memberikan rasa penghormatan atau pujian terhadap Presiden Majelis Umum PBB sebagai kedudukan tertinggi dalam sidang tersebut. Tuturan ekspresif menghormati atau memuji merupakan tindak tutur yang terjadi karena beberapa faktor, yakni dikarenakan kondisi dari lawan tutur yang sesuai dengan kenyataan yang ada, karena penutur ingin melegakan hati lawan tutur, karena penutur ingin merayu lawan tutur, karena penutur ingin menyenangkan hati lawan tutur, atau karena perbuatan terpuji yang dilakukan oleh penutur. Tuturan diatas termasuk bentuk tindak tutur ilokusi ekspresif memuji yang ditandai denga prasa-prasa pujian yaitu “yang mulya”.
Data: 26
Fungsi: Memuji/menghormati (praising) Wujud Tuturan:
Yang Mulia Sekretaris Jenderal PBB
Berdasarkan tuturan diatas, penutur (Presiden Joko Widodo) memberikan penghormatan terhadap lawan tuturnya dikarenakan kondisi dari lawan tuturnya.
Penutur memberikan rasa penghormatan atau pujian Sekretaris Jendral PBB. Tuturan ekspresif menghormati atau memuji merupakan tindak tutur yang terjadi karena beberapa faktor, yakni dikarenakan kondisi dari lawan tutur yang sesuai dengan kenyataan yang ada, karena penutur ingin melegakan hati lawan tutur, karena penutur ingin merayu lawan tutur, karena penutur ingin menyenangkan hati lawan tutur, atau karena perbuatan terpuji yang dilakukan oleh penutur.
Tuturan diatas termasuk bentuk tindak tutur ilokusi ekspresif memuji yang ditandai denga prasa-prasa pujian yaitu “yang mulya”.
Data: 27
Fungsi: Memuji/menghormati (praising) Wujud Tuturan:
Yang Mulia Para Pemimpin Negara-negara Anggota PBB
Berdasarkan tuturan diatas, penutur (Presiden Joko Widodo) memberikan penghormatan terhadap lawan tuturnya dikarenakan kondisi dari lawan tuturnya.
Penutur memberikan rasa penghormatan atau pujian seluruh Pemimpin Negara Anggota.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
Tuturan ekspresif menghormati atau memuji merupakan tindak tutur yang terjadi karena beberapa faktor, yakni dikarenakan kondisi dari lawan tutur yang sesuai dengan kenyataan yang ada, karena penutur ingin melegakan hati lawan tutur, karena penutur ingin merayu lawan tutur, karena penutur ingin menyenangkan hati lawan tutur, atau karena perbuatan terpuji yang dilakukan oleh penutur.
Tuturan diatas termasuk bentuk tindak tutur ilokusi ekspresif memuji yang ditandai denga prasa-prasa pujian yaitu “yang mulya”.
Data: 28
Fungsi: Memuji/menghormati (praising) Wujud Tuturan:
Yang mulya,
Berdasarkan tuturan diatas, penutur (Presiden Joko Widodo) memberikan penghormatan terhadap lawan tuturnya dikarenakan kondisi dari lawan tuturnya.
Penutur memberikan rasa penghormatan atau pujian kepada Majelis Umum dan Sekretaris jendral PBB Tuturan ekspresif menghormati atau memuji merupakan tindak tutur yang terjadi karena beberapa faktor, yakni dikarenakan kondisi dari lawan tutur yang sesuai dengan kenyataan yang ada, karena penutur ingin melegakan hati lawan tutur, karena penutur ingin merayu lawan tutur,
karena penutur ingin menyenangkan hati lawan tutur, atau karena perbuatan terpuji yang dilakukan oleh penutur. Tuturan diatas termasuk bentuk tindak tutur ilokusi ekspresif memuji yang ditandai denga prasa-prasa pujian yaitu “yang mulya”.
Data: 29
Fungsi: Mengkritik (criticizing) Wujud Tuturan:
Tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran. Tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam.
Tuturan ekspresif ucapan mengkritik merupakan tindak tutur yang terjadi karena penutur merasa tidak suka atau tidak sependapat dengan apa yang dilakukan atau dituturkan oleh lawan tuturnya. Tuturan mengkritik biasanya berupa tanggapan, kadang-kadang disertai dengan uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat dan sebagainya. Mengkritik adalah suatu kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian-uraian dan pertimbangan baik maupun buruk terhadap suatu hasil karya (KBBI). Sedangkan menurut Prayitno (2011: 75) makna pragmatik mengkritik adalah tindak memberi masukan dengan keras atas tindakan mitra tutur. Berikut data tuturan makna pragmatik mengkritik
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
yang ditemukan dalam pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Umum PBB Tahun 2020:
Berlandaskan pendapat Prayitno, tuturan (29) diatas termasuk dalam makna pragmatik mengkritik dapat dilihat dari tuturan “Tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran.
Tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam”.
Berdasarkan tuturan tersebut penutur memberikan kritikan secara keras atas kejadian yang masi dialami saat ini..Pernyataan tersebut mengandung makna pragmatik mengkritik dengan modus tuturan yakni kalimat kritikan “Tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam”. Pada tuturan di atas, penutur (Presiden Joko Widodo) memberikan kritikan terhadap tindakan PBB yang sejauh ini masih belum bisa menjadi sebuah organisasi yang bisa membawa perdamaian dunia.
Data: 30
Fungsi: Mengkritik (criticizing) Wujud Tuturan:
Di usia PBB yang ke-75 ini kita patut bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban kita sama: belum. Konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia. Kemiskinan dan
bahkan kelaparan masih terus dirasakan.
Berlandaskan pendapat Prayitno, tuturan diatas termasuk dalam makna pragmatik mengkritik dapat dilihat dari tuturan “Saya kira jawaban kita sama: belum.
Konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia. Kemiskinan dan bahkan kelaparan masih terus dirasakan”. Berdasarkan tuturan tersebut, penutur (Presiden Joko Widodo) memberikan kritikan terhadap kinerja PBB yang merupakan organisasi internasional yang memfunyai tujuan dan misi menjaga stabilitas, perdamaian dan kesejahtraan dunia yang faktanya tujuan tersebut belum terwujud karena masih adanya konflik antar negara dan juga kemiskinan dan kelaparan di beberapa negara.
Data: 31
Fungsi: Mengkritik (criticizing) Wujud Tuturan:
Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional kerap tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah
Berdasarkan tuturan (31), Penutur (Presiden Joko Widodo) memberikan kritikan terhadap beberapa negara anggota PBB yang kerap mengabaikan prinsip-prinsip piagam PBB dan hukum internasional. Berlandaskan pendapat Prayitno, tuturan diatas termasuk
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
dalam makna pragmatik mengkritik dapat dilihat dari tuturan “kerap tidak diindahkan”.
Data 32
Fungsi: Mengkritik (criticizing) Wujud Tuturan:
Di saat seharusnya kita semua bersatu padu, bekerja sama melawan pandemi, yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam
Dari pernyataan diatas, penutur (Presiden Joko Widodo) menyampaikan kritikanya akan rivalitas yang menajam antar negara di dunia di tengah pandemi covid-19 ini. Dalam hal ini penutur memberikan kritikan yang lain juga yaitu menurut pemikiran penutur bahwa seharusnya saat ini semua negara besatu dan bekerjasama dalam melawan pandemic tap paktanya masih terjadi rivalitas antar negara yang semakin menajam.
Tuturan diatas merupakan bentuk tuturan ilokusi assertif yang fungsinya mengkritik yang ditandai dengan prasa “justru yang kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam”.
Data: 33
Fungsi: Mengkritik (critisising) Wujud Tuturan:
PBB bukanlah sekadar sebuah gedung di kota New York tetapi sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan bagi generasi penerus.
Berlandaskan pendapat Prayitno, tuturan diatas termasuk dalam makna pragmatik mengkritik dapat dilihat dari tuturan ”PBB bukanlah sekadar sebuah gedung di kota New York”. Berdasarkan tuturan tersebut penutur (Presiden Joko Widodo) memberikan kritikan keras secara langsung kepada PBB terhadap tujuan dan cita-cita PBB yang masih belum tercapai sampai saat ini.Pernyataan tersebut mengandung makna pragmatik mengkritik dengan modus tuturan yakni kalimat kritikan
“PBB bukanlah sekadar sebuah gedung di kota New York tetapi sebuah cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan bagi generasi penerus”.
Data: 34
Fungsi: Berterima kasih (thanking) Wujud Tuturan:
Demikian, terima kasih
Berdasarkan tuturan diatas, terdapat tindak tutur ekspresif dituturkan oleh penutur (Presiden Joko Widodo). Piranti linguistik yang menjadi penandanya adalah frasa terima kasih. Frasa “terima kasih” bermakna mengucapkan rasa syukur. Pada konteks ini, fungsi mengucapkan terima kasih disampaikan penutur terhadap mitra tuturnya yaitu seluruh anggota majelis umum, sekjen
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
dan seluruh negara anggota PBB yang hadir pasa sidang umum tersebut. Hal tersebut disampaikan setelah penutur selesai menyampaikan seluruh poin-poin pidatonya.
4. Bentuk Ilokusi Deklaratif
Deklarasi adalah bentuk tuturan yang menghubungkan isi tuturan dengan kenyataan.
Bentuk tindak tutur ini misalnya berpasrah (resigning), memecat (dismissing), menbaptis (chistening), memberi nama (naming), mengangkat (appointing), mengucilkan
(excommicating), dan menghukum
(sentencing). Dalam pidato Presiden Joko Widodo ditemukan satu tindak tutur ilokusi deklarasi yaitu ilokusi deklasrasi menamai (naming).
Data: 35
Fungsi: Menamai (naming) Wujud Tuturan:
Vaksin akan menjadi game changer dalam perang melawan pandemi
Berdasarkan tuturan di atas, penutur (Presiden Joko Widodo) menyampaikan bahwa vaksin akan menjadi game changer dalam perang melawan virus korona. Tuturan diatas termasuk tindak tutur ilokusi menamai yang dibuktikan dengan prase “game of changer”. Tuturan diatas termasuk tindak tutur ilokusi yang fungsinya menamai yang ditandai dengan frasa “game changer”.
C. Tindak Tutur Perlokusi dalam Pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Umum PBB Tahun 2020
Perlokusi adalah efek atau daya pengaruh yang muncul ketika mendengar tuturan dari penutur. Makna yang terkadung dalam suatu ujaran sangat ditentukan oleh penafsiran dari lawan tutur. Penafsiran setiap lawan tutur (pendengar) berbeda antara yang satu dengan yang lain. Dalam pidato Presiden Joko Widodo tidak ditemukan tindak tutur perlokusi.
IV. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti mengenai “Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi dan Perlokusi dalam Pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Umum PBB Tahun 2020”, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Bentuk tindak tutur lokusi yang ada dalam pidato Presiden Joko Widodo adalah lokusi berita atau informasi. Lokusi berita banyak ditemukan karena konteks yang terdapat dalam pidato Presiden Joko Widodo adalah konteks pidato sehingga penutur mengedepankan fakta dan informasi terkait dengan isu-isu yang sedang dihadapi oleh dunia saat ini.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
Bentuk tindak tutur ilokusi yang ditemukan dalam pidato presiden Joko Widodo secara umum berturut-turut adalah bentuk asertif, direktif, ekspresif, komisif dan deklaratif. Bentuk tindak tutur ilokusi asertif terkait pada kebenaran proporsi yang diungkapkan, misalnya menyatakan, mengusulkan, membual, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan melaporkan.
Bentuk ilokusi direktif berkaitan dengan fungsi tindak tutur menuntut dan meminta.
Bentuk ilokusi komisif berkaitan dengan fungsi tindak tutur berjanji. Bentuk ekspresif berkaitan dengan fungsi tindak tutur mengkritik, berbelasungkawa, memuji dan berterima kasih. Kemudian yang terakhir bentuk ilokusi deklaratif berkaitan dengan fungsi menamai.
Bentuk tuturan perlokusi, berdasarkan analisis data, peneliti tidak menemukan ujaran tersebut dalam pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Umum PBB Tahun 2020. Karena dalam konteks ini tidak ada mitra tutur yang secara langsung menanggapi atau melakukan tindakan terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo. Tindak tutur yang paling dominan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di
Sidang Umum PBB Tahun 2020 adalah tindak tutur lokusi asertif.
DAFTAR ISI
Anggraeni, D. (2006). Tindak Tutur Ilokusi Ekspresif Pada Film Serial Friends Season 4: Kajian Pragmatik.
Yogyakarta: FBS UNY.
Anggraeni, D. (2015). “Analisis Tindak Tutur dalam Acara Indonesia Lawyers Club Tv One”. (Skripsi). Yogyakarta: FBS UNY.
Austin, J. L. (1962). How to Do Things with Words. New York: Oxford University Press.
Creswell. J. W. (2009). Research Design Qualitative, Quantitative & Mixed methods Approach Third Edition:
SAGE Publication.
Elizabeth Black. (2006). Pragmatic Stylistics.
Edinburgh: Edinburgh University Press.
Holmes, Janet. (2001). An Introduction to Sociolinguistic. London: Longman.
J. L. Austin, (1962). How to do Things with Word. Cambridge: Harvard University Press.
Leech, Geoffrey. (1982). Principles of Pragmatics. London and New York:
Longman.
Mamik. (2015). Metodologi
Kualitatif.Yogyakarta; Zilfatama Fublisher.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA Volume 7 Nomor 3 Edisi Agustus 2022 (182-203)
Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Muhammad. (2014). Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Prayitno, Harun Joko. (2011). Kesantunan Sosiopragmatik: Studi Pemakaian Tindak Direktif di Kalangan Andik SD Berbudaya Jawa. Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Rahadi, Kunjana. (2009). Sosiopragmatik.
Jakarta: Erlangga.
Rani, Abdul, dkk. (2010). Analisis Wacana:
Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.
Sukajat, Ajat. (2018). Pendekatan Penelitian Kualitatif. Yogyakarta; Budi Utama Setiawan & Anggito. (2015). Metodologi
Penelitian Kualitatif; Jawa Barat: Jejak Fublisher
Sugiarto. (2015). Menyusun Penelitian Kualitatif: Proposal dan tesis.
Yogyakarta; Suka Media
Semiawan, C.R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Grasindo.
Wijana, Dewa Putu. (1996). Dasar- Dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Yule, George. (2006). Pragmatik (Ed.Indah Fajar Wahyuni). Yogyakarta: Pustaka Pelajar