• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGGINYA TEMPERATUR GAS BUANG PADA MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL MT. GUNUNG GEULIS

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS TINGGINYA TEMPERATUR GAS BUANG PADA MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL MT. GUNUNG GEULIS"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS SUHU TINGGI GAS BUANG PADA VENDING UTAMA MESIN KAPAL MT Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir yang menjadi syarat untuk menyelesaikan program Diploma IV Politeknik Maritim Makassar ISMAIL, Analisa temperatur gas buang yang tinggi pada mesin induk kapal MT.Gunung Geulis (di bawah pengawasan Yulianto dan Henny Pasandang Nari.

DAFTAR TABEL

DAFTAR GRAFIK

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan hal diatas maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Temperatur Gas Buang Tinggi Pada Mesin Penggerak Utama Kapal MT. Untuk menambah wawasan dan memberikan informasi penting kepada taruna lainnya tentang cara mengatasi temperatur gas buang yang tinggi pada sepeda motor diesel.

Hipotesis

Menurut Suparwa (2001), gas buang adalah gas yang berasal dari proses pembakaran yang suhunya relatif lebih tinggi dari atmosfer dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan tertentu.

Jenis – Jenis Pembakaran

Emisi Gas Buang Mesin Diesel

Menurut Daryanto (2002), hidrokarbon yang tidak terbakar dapat terbentuk tidak hanya karena campuran bahan bakar-udara yang berlemak, tetapi juga dalam campuran yang kurus jika suhu pembakarannya rendah dan lambat serta sebagian dinding ruang bakarnya sejuk dan cukup besar. Gas ini akan dihasilkan jika karbon yang terkandung dalam bahan bakar (kira-kira 85% beratnya dan sisanya adalah hidrogen) terbakar tidak sempurna karena kekurangan oksigen. Hal ini terjadi bila campuran udara bahan bakar lebih kental dibandingkan campuran stoikiometri dan terjadi pada saat idle pada beban rendah atau pada output maksimum.

Polutan Mesin Diesel

Karbon monoksida adalah senyawa yang tidak berbau, tidak berasa, dan merupakan gas tidak berwarna pada suhu udara normal. Asap putih yang terdiri dari kabut bahan bakar atau minyak pelumas yang dihasilkan pada saat start dingin, asap biru yang dihasilkan oleh adanya bahan bakar yang tidak terbakar atau tidak terbakar sempurna, terutama pada saat pemanasan mesin atau pada beban rendah, dan bau yang tidak sedap merupakan bahaya yang mengganggu lingkungan. Selain itu, bahan bakar dengan kandungan sulfur yang tinggi sebaiknya tidak digunakan karena akan menyebabkan adanya SO2 pada gas buang.

Soot (jelaga)

Terbentuknya karbon padat (jelaga) terjadi karena butiran bahan bakar yang terjadi pada saat penyemprotan terlalu besar atau beberapa butir terkumpul menjadi satu, maka akan terjadi penguraian. Penguapan dan pencampuran bahan bakar dan udara di dalam silinder tidak dapat terjadi secara sempurna. Dengan langkah ini diharapkan konsumsi bahan bakar dan konsentrasi asap knalpot berwarna hitam dapat dikurangi.

Gambar 2.1 Proses pembentukan jelaga (soot)
Gambar 2.1 Proses pembentukan jelaga (soot)

Komsumsi Bahan Bakar

Viskositas yang tinggi menyebabkan beban pada pompa injeksi menjadi lebih besar dan pengapian pada saat injeksi kurang sempurna sehingga menyulitkan pembakaran bahan bakar. Pemanasan untuk meningkatkan suhu bahan bakar merupakan salah satu cara untuk mengubah karakteristik suatu bahan bakar. Butiran bahan bakar yang disemprotkan sangat mempengaruhi proses pembakaran, sehingga tekanan semprotan diubah untuk mempercepat dan meningkatkan proses pencampuran bahan bakar-udara.

Cara mudah untuk mengurangi kadar NOx adalah dengan memperlambat atomisasi bahan bakar, namun hal ini sebenarnya mengakibatkan hilangnya bahan bakar sebesar 10-15%. Banyak cara untuk meningkatkan efisiensi pembakaran, yaitu dengan menggunakan bantuan komputer, mengatur atomisasi bahan bakar dan udara, menggunakan teknologi common rail yang menggunakan tekanan sangat tinggi dan timing injeksi yang sesuai pada setiap putaran mesin, kepala silinder multi katup, dll. lain. Menurut Armstrong dan Proctol (2013), mesin diesel adalah mesin pembakaran internal di mana udara dikompresi hingga suhu yang cukup tinggi untuk menyalakan bahan bakar diesel, yang disuntikkan ke dalam silinder tempat pembakaran dan emisi menggerakkan piston yang mengubah energi kimia. dari bahan bakar menjadi energi.mekanik yang dapat digunakan untuk kapal.

Penginjeksian bahan bakar ke dalam ruang bakar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu injeksi langsung dimana injektor menginjeksikan bahan bakar langsung ke ruang bakar utama pada akhir langkah kompresi. Udara dikompresi dan memperoleh pusaran yang cepat, akibatnya suhu dan tekanan meningkat, bahan bakar cepat menguap dan terbakar secara spontan setelah disemprotkan. Metode injeksi yang kedua adalah injeksi tidak langsung dimana bahan bakar diinjeksikan melalui nozzle injeksi ke dalam ruang depan (pre-combustion chamber).

Udara terkompresi dari piston memasuki ruang pusar dan membentuk aliran turbulen tempat bahan bakar diinjeksikan.

Gambar 2.2 Berbagai Konfigurasi Venturi Scrubber
Gambar 2.2 Berbagai Konfigurasi Venturi Scrubber

Proses kerja motor 2 tak dan 4 tak A. Motor Bensin 2 Langkah

  • Kerangka Pikir

Mesin pembakaran dalam membakar bahan bakar hidrokarbon atau hidrogen, yang menghasilkan tekanan pada piston, yang diteruskan oleh batang piston, diubah oleh poros engkol untuk menghasilkan kerja atau tenaga. Mesin bensin 4 langkah ini melakukan satu putaran poros engkol atau 4 langkah piston. Langkah Intake (Intake Stroke) Langkah ini dimana piston bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (BDC) sehingga menyebabkan terjadinya perubahan volume pada kepala silinder sehingga terjadi kevakuman pada ruang silinder yang menyerap campuran udara. dan bahan bakar di dalam silinder.

Langkah kompresi (compression stroke) Tahap ini berarti katup masuk dan katup buang menutup dan piston bergerak dari TMB dan TMA. Campuran udara dan bahan bakar pada ruang silinder mengalami tekanan akibat menyempitnya volume ruang bakar, sehingga mengakibatkan temperatur campuran bahan bakar dan udara meningkat. Tahap Usaha Tahapan ini adalah proses pembakaran, memposisikan piston pada TMA dan mengompresi campuran bahan bakar-udara.

Busi menyala 8 hingga 10 derajat sebelum TMA dan membakar campuran bahan bakar-udara yang akan terbakar dengan cepat akibat perambatan api. Langkah buang (exhaust stroke) Langkah ini merupakan langkah dimana katup masuk menutup dan katup buang membuka. Peranan analisa temperatur gas buang yang tinggi pada mesin diesel sangat penting dalam pengoperasian normal mesin diesel, dimana jika terjadi analisa temperatur gas buang yang tinggi maka akan menimbulkan permasalahan yang berdampak jangka panjang seperti tingginya biaya perbaikan sehingga mengakibatkan perusahaan harus menyiapkan biaya lebih untuk mendukung perbaikan mesin diesel.

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah kualitatif yaitu data yang diperoleh berupa variabel berupa informasi yang berkaitan dengan analisa tingginya temperatur gas buang pada mesin penggerak utama kapal.

Gambar 2.6 Kerangka Pikir
Gambar 2.6 Kerangka Pikir

Definisi Operasional Variabel/Deskripsi

Data lisan ini diperoleh dari wawancara dengan nakhoda kapal dan perwira kapal.

Rancangan Penelitian

Metode Penelitian

Data ini diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan pokok bahasan penelitian skripsi serta informasi lain yang disajikan selama perkuliahan. Penyajian penulisan skripsi ini menggunakan metode deskriptif, yaitu tulisan yang berisi penjelasan dan gambaran suatu objek permasalahan yang terjadi pada waktu tertentu. Metode ini digunakan untuk menjelaskan data yang diperoleh secara rinci guna memberikan informasi mengenai permasalahan perencanaan yang muncul berkaitan dengan materi dalam skripsi ini.

Teknik Analisa Data

Jadwal Penelitian

Sesuai pengalaman penulis saat praktek maritim (PRALA), knalpot mesin induk meningkat akibat kerusakan pada injektor. Kita dapat menghitung konsumsi bahan bakar per jam selama pengoperasian mesin utama menggunakan rumus berikut. Berdasarkan nilai yang ditentukan maka kami menghasilkan data perhitungan konsumsi bahan bakar per jam pada mesin induk dengan HP = 13560 pada mesin model 2 tak MITSUI MAN B&W diperoleh hasil sebesar 1762,90 liter per jam pada Rpm = 90 selama pengoperasian.

Perbandingan temperatur gas buang normal dan abnormal : Tabel 4.1 Temperatur gas buang normal berkisar antara 340 – 370. Pada permasalahan yang penulis ambil, temperatur gas buang terlalu tinggi dan mencapai temperatur 540oC, dimana merupakan kondisi normal ketika mesin dihidupkan. dalam kondisi normal, suhu gas buang rata-rata 340oC. Akibat pembakaran yang tidak sempurna, karbon akan menempel pada permukaan ujung nosel dalam bentuk butiran karbon, dan jika tidak diolah maka karbon tersebut akan bertambah jumlahnya dan akhirnya menyebabkan tersumbatnya bahan bakar yang diatomisasi di ruang bahan bakar.

Hal ini juga dapat menyebabkan bahan bakar yang terkontaminasi menyumbat nosel karena sisa bahan bakar tidak tertahan oleh filter dan terperangkap di lubang nosel yang lebih kecil dari kotoran yang terkandung dalam bahan bakar. Jika penggunaan bahan bakar kotor terus menerus maka akan mempengaruhi pembakaran pada mesin. Penyebab bahan bakar kotor adalah kurangnya perawatan pada peralatan pendukung sistem seperti tangki dan filter bahan bakar. Untuk mengetahui bagian injektor yang kendor, dengan cara menariknya keluar dan mengujinya dengan uji tekanan pengapian, maka dapat diketahui, sehingga jika kendor maka bahan bakar akan menetes sehingga terjadi pembakaran selanjutnya, bahan bakar terbuang dan asap yang mengepul. panel kapal yang menyebabkan polusi.

Keausan pegas terjadi karena pegas mengalami perubahan bentuk akibat panas dari bahan bakar dan mesin dalam jangka waktu pengoperasian yang lama, dengan kata lain lembur.

Gambar 4.1. Data Injektor.
Gambar 4.1. Data Injektor.

Data Pengetesan Injektor sebelum pemakaian

Pembahasan

Dari hasil analisa diatas, penulis akan membahas dan menjelaskan dampak kebocoran injektor terhadap kenaikan temperatur gas buang, kualitas pembakaran dan kinerja mesin induk sesuai dengan pedoman dan prosedur yang berlaku. Alat tes ini adalah tes injector. Semua bahan bakar yang disemprotkan dari nosel harus memiliki panjang dan kabut yang sama. Setelah pengujian selesai, injektor ditempatkan sebagai cadangan. Kemudian bersihkan seluruh bagian injektor dengan bahan bakar hingga bagian injektor bersih satu per satu.

Jika nilai tekanan bukaan tercapai dan tidak ada bahan bakar yang menetes setelah pengujian, injektor dapat digerakkan kembali. Cincin pelat yang ditambahkan merupakan cincin pelat yang khusus sesuai dengan buku petunjuk. a) Bongkar komponen-komponen pada injektor, hati-hati jangan sampai komponen tercampur atau hilang. Injektor ini harus dirawat dengan baik sesuai jam kerja agar tidak menimbulkan kabut pada nosel dan pembakaran yang tidak sempurna, seperti pengalaman penulis setelah melaksanakan proyek kelautan di kapal, dimana injektor tersebut harus bekerja. menjaga. tapi ditunda. Tunda terus agar pembakaran yang dihasilkan tidak sempurna dan menyebabkan tenaga mesin yang dihasilkan berkurang.

Sama halnya dengan injector, spare part terkadang menimbulkan kendala dalam perawatan injector, padahal perawatan sudah dilakukan dalam jangka waktu yang ditentukan dan yang melakukan perawatan adalah orang yang berpengalaman dan berpengetahuan tentang injector, namun spare partnya tidak ada. sementara suku cadangnya tidak ada. merupakan bagian injektor yang tidak standar dan telah dilakukan upaya perbaikan agar dapat digunakan. Pastikan kaca injektor tester terisi bahan bakar dan pasang nipel ke saluran bahan bakar injektor. Setelah dilakukan penelitian terhadap kebocoran injektor pada kapal, dapat disimpulkan bahwa peningkatan konsumsi bahan bakar dan kualitas pembakaran yang kurang dari normal, serta pengoperasian mesin induk, dapat dipengaruhi oleh kebocoran pada injektor.

Menyempitnya lubang nosel pada injektor disebabkan oleh adanya kotoran yang menyumbat lubang nosel sehingga penginjeksian bahan bakar tidak sempurna.

Saran

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Gambar

Gambar 2.1 Proses pembentukan jelaga (soot)
Gambar 2.2 Berbagai Konfigurasi Venturi Scrubber
Gambar 2.3 Orfice Plate flowmeter
Gambar 2.4 Instalasi Gas Buang
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait