• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Pengetahuan Pelaku Usaha Bengkel Motor terhadap Limbah Oli dan Upaya Pengurangannya di Kota Kendari

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Tingkat Pengetahuan Pelaku Usaha Bengkel Motor terhadap Limbah Oli dan Upaya Pengurangannya di Kota Kendari "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Tingkat Pengetahuan Pelaku Usaha Bengkel Motor terhadap Limbah Oli dan Upaya Pengurangannya di Kota Kendari

Wa Alimuna1*, Asramid Yasin2, Ira Ryski Wahyuni3, Junartin Teke4, La Ode Muhammad Erif5

1Jurusan Tadris Biologi, Institut Agama Islam Negeri Kendari Indonesia

2,4,5Jurusan Ilmu Lingkungan, Universitas Halu Oleo, Kendari Indonesia

3Jurusan Kimia, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Bandung Indonesia

*Koresponden email: waalimuna@iainkendari.ac.id

Diterima: 23 September 2022 Disetujui: 24 Oktober 2022

Abstract

The workshop business will produce waste that is not managed properly, it will have an impact on the environment and humans. Knowledge and attitude of workshop mechanics can influence the behaviour of workshop mechanics in managing B3 waste generated from motorcycle repair businesses. This study aims to determine the level of knowledge of mechanics, mechanical attitudes, and patterns of reducing waste in two-wheeled motor vehicle workshops in Kendari City. The method used in this research is a survey method through interviews using a questionnaire. Data analysis is by using the Gutman scale and then the results will be analysed using quantitative descriptive analysis. The results showed that the mechanics of the workshops located in Kendari City in 11 sub-districts mostly had knowledge that was in the doubtful category. Mandonga sub-districts 62%, Kambu sub-districts 61.66%, West Kendari sub-districts 38.66%, Poasia sub-districts 46.33%. Wua-Wua sub-districts 33%, and Puuwatu sub-districts 56.66%. The attitude of mechanics tends to be willing to manage B3 workshop waste, which is found in 8 sub-districts which include Abeli sub-districts 77.97%, Mandonga sub-districts 51.06%, Kambu sub-districts 63.63%, Baruga sub-districts 54.73%, Kendari sub-districts 76.47%, Puuwatu and Kadia sub-districts 57.14%, and Nambo sub-districts 70.27%. There are only 3 sub-districts that carry out the management process for B3 waste, namely Kambu sub-districts 66.66%, Kendari Barat sub-districts 58.81%, and Puuwatu sub-districts 75%.

Keywords: knowledge, attitude, hazardous waste, workshop, Kendari, waste management

Abstrak

Usaha perbengkelan akan menghasilkan limbah yang jika tidak dikendalikan, maka dapat memberikan permasalahan terhadap lingkungan serta manusia. Pengetahuan dan sikap mekanik bengkel dapat mempengaruhi perilaku mekanik bengkel dalam mengelola limbah B3 yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan pola dalam mengurangi limbah perbengkelan kendaraan bermotor roda dua di Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui wawancara menggunakan angket. Penelitian menggunakan analisis data skala Guttman dan skala Likert yang akan dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanik bengkel di Kota Kendari pada 11 Kecamatan sebagian besar memiliki pengetahuan dalam kategori ragu- ragu. Pada enam kecamatan yaitu Kecamatan Mandonga 62%, Kecamatan Kambu 61,66%, Kecamatan Kendari Barat 38,66%, Kecamatan Poasia 46,33%. Kecamatan Wua-Wua 33%, dan Kecamatan Puuwatu 56,66%. Sikap mekanik cenderung bersedia dalam melakukan pengelolaan limbah Bengkel B3 yaitu terdapat pada 8 Kecamatan yaitu Kecamatan Abeli 77,97%, Kecamatan Mandonga 51,06%, Kecamatan Kambu 63,63%, Kecamatan Baruga 54,73%, Kecamatan Kendari 76,47%, Kecamatan Puuwatu Kadia 57,14%, dan Kecamatan Nambo 70,27%. Perilaku pengelolaan limbah B3 melakukan proses pengelolaan yaitu Kecamatan Kambu 66,66%, Kecamatan Kendari Barat 58,81%, dan Kecamatan Puuwatu 75%.

Kata Kunci: pengetahuan, sikap, limbah B3, bengkel, pengelolaan limbah, Kendari

1. Pendahuluan

Menurut data Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), Kota Kendari selama 2 tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu 341.779 jiwa tahun 2019 dan 345.110 jiwa tahun 2020 dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,70%. Pertumbuhan jumlah penduduk memicu semakin meningkatnya jumlah alat transportasi bermotor. Hal ini sesuai dengan data BPS tahun 2020[1] selama 3 (tiga) tahun terakhir yaitu 298.003unit ditahun 2017 mengalami peningkatan ditahun 2019 yaitu sebesar 331.132 unit.

Hal ini mendorong semakin meningkatnya jumlah kegiatan usaha perbengkelan yang bertugas dalam melayani jasa perawatan dan perbaikan kendaraan bermotor.

(2)

Usaha perbengkelan dapat memberikan manfaat serta permasalahan bagi lingkungan dan masyarakat. Manfaat dari usaha perbengkelan adalah dapat memberikan penambahan pendapatan bagi masyarakat yang akan berimplikasi pada bertambahnya tingkat kesejahteraan masyarakat selain itu juga akan memberikan masukkan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Permasalahan yang dapat ditimbulkan dari usaha perbengkelan adalah akan menimbulkan pencemaran baik tanah, air, maupun udara yang akan berpengaruh pada kesehatan manusia. Salah satu limbah yang dihasilkan dalam usaha perbengkelan adalah limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dalam hal ini adalah oli bekas atau minyak pelumas bekas.

Jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan perbengkelan menurut [2] berupa limbah yang berbentuk padat, cair dan gas.

Limbah padat yang dihasilkan adalah bersumber dari kegiatan pelayanan jasa perbengkelan yang meliputi pemotongan besi, karet sisa dempul pecahan kaca, kaleng, lap dan yang lainnya. Limbah padat yang dihasilkan merupakan limbah yang tidak mudah untuk terurai serta apabila tidak diolah dengan baik maka akan menimbulkan pencemaran bagi lingkungan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesehatan makhluk hidup pada suatu ekosistem.

Limbah cair yang dihasilkan dalam usaha perbengkelan dapat menyebabkan lingkungan menjadi kotor serta kandung zat pencemar yang terkandung di dalamnya dapat menyebabkan terjadi kerusakan pada lingkungan. Apabila limbah cari berupa oli, solar, bensin, air aki (accu) dan yang lainnya dibuang ke air maka menyebabkan terjadinya perubahan kualitas air karena telah terlapisi dengan bahan yang mengandung minyak serta menutup permukaan air. Limbah cair yang jatuh ke tanah dapat mempengaruhi kualitas air tanah sehingga perlu untuk memperhatikan dalam hal pewadahan sebagai tempat penyimpanan limbah cair atau minyak pelumas. Agar permasalahan lingkungan yang timbul akibat limbah cair tersebut dapat, maka kegiatan perbengkelan harus mengolah terlebih dahulu limbah cair tersebut agar dapat dimanfaatkan kembali pada beberapa industri yang menggunakan limbah tersebut sebagai bahan dasar dalam pembuatan minyak pelumas baru dengan menggunakan teknologi tertentu [3].Limbah oli bekas yang tidak dibersihkan dengan baik maka akan mengotori lantai serta menyebabkan lantai menjadi licin sehingga dapat berakibat timbulnya kecelakaan kerja.

Beberapa kebijakan telah dibuat dalam mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan, seperti Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021[4] tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 2012 [5]

tentang Izin Lingkungan.

Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan usaha perbengkelan perlu untuk disertai dengan pemahaman tentang kebijakan mengenai pembangunan yang berwawasan lingkungan. [6] menyatakan bahwa hendaknya dibentuk beberapa program yang khusus untuk mengurangi timbulnya limbah B3, kebijakan- kebijakan yang berkaitan dengan penurunan produksi limbah B3, dan standar operasional prosedur (SOP) yang berkaitan dengan pengurangan limbah B3. Pengetahuan tentang lingkungan hidup perlu untuk dimiliki oleh pelaku usaha sehingga dampak yang ditimbulkan dapat diminimalkan sehingga tidak memberikan dampak bagi lingkungan maupun masyarakat.

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan mekanik dalam pengelolaan limbah bengkel kendaraan bermotor roda dua di Kota Kendari dan mengetahui sikap mekanik dalam melakukan pengelolaan limbah bengkel kendaraan bermotor roda dua di kota Kendari. Tujuan terakhir adalah untuk mengetahu proses pengurangan limbah bengkel kendaraan bermotor roda dua di Kota Kendari.

2. Metode Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan Desember 2021 hingga Januari 2022 berlokasi di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Sebaran usaha bengkel motor yang terdapat di Kota Kendari dapat dilihat pada Gambar 1.

(3)

Gambar 1. Peta penyebaran bengkel di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2022 Sumber : Badan Informasi Geospasial, 2016 dan Analisis Data Primer (2022)

Alat dan Bahan

a. Penelitian ini menggunakan beberapa alat yaitu angket/Kuesioner, kamera, alat perekam suara, peta penyebaran bengkel, dan alat tulis menulis.

b. Penelitian ini menggunakan bahan yaitu data angket/Kuesioner

Tahap Penelitian

a. Penentuan teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan purposive sampling menggunakan standar inklusi. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 153 orang mekanik dari pelaku usaha perbengkelan yang terdapat di Kota Kendari pada 11 Kecamatan yang terdiri atas Kecamatan Abeli 12 bengkel, Mandonga 15 bengkel, Kambu 15 bengkel, Baruga 23 bengkel, Kendari 7 bengkel, Kendari Barat 7 bengkel, Poasia 16 bengkel, Wua-Wua 10 bengkel, Puuwatu 10 bengkel, Kadia 20 bengkel, dan Nambo 8 bengkel

b. Penyusunan angket/kuesioner yang akan digunakan dalam pengambilan data melalui metode wawancara dengan responden yaitu usaha bengkel motor yang digunakan

c. Pengambilan data lapangan pada setiap bengkel yang telah dijadikan sebagai sampel penelitian dengan menggunakan angket/kuesioner yang telah disusun

d. Mengumpulkan angket/kuesioner yang telah terisi data dari responden untuk ditabulasi

e. Data yang telah ditabulasi untuk kemudian dilakukan proses analisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penarikan kesimpulan verifikasi data yaitu dengan menggunakan metode skala Guttman dan metode skala Likert. Metode skala Guttman merupakan skala yang menggunakan dua pilihan jawaban, sebagai contoh ya-tidak, baik-jelek, pernah-belum pernah, dan lain-lain [7] sedangkan skala Likert merupakan skala yang ditujukan dalam menilai persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial atau suatu peristiwa [7] [8]. Ringkasan data yang dihasilkan dapat dibuat dalam bentuk ukuran statistik, tabel, maupun berbentuk data grafik.

(4)

3. Hasil dan Pembahasan

Pengetahuan Mekanik Dalam Pengelolaan Limbah Bengkel

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara yang meliputi 11 kecamatan yaitu Kecamatan Mandonga, Kecamatan Baruga, Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-Wua, Kecamatan Poasia, Kecamatan Abeli, Kecamatan Kambu, Kecamatan Nambo, Kecamatan Kendari, dan Kecamatan Kendari Barat diperoleh hasil bahwa sebagian besar mekanik bengkel di Kota Kendari berada dalam kategori ragu-ragu. Dari 11 Kecamatan yang terdapat di Kota Kendari terdapat 6 Kecamatan masih ragu-ragu dalam mengetahui limbah B3 dan oli bekas sebagai limbah B3 serta dampak yang ditimbulkan limbah B3 terhadap kesehatan dan lingkungan. Keenam Kecamatan tersebut terdiri atas Mandonga 62%, Kambu 61,66%, Kendari Barat 38,66%, Poasia 46,33%, Wua-Wua 33%, dan Puuwatu 56,66%. Terdapat 3 Kecamatan yang tidak mengetahui sama sekali tentang limbah B3 yang terdiri atas Abeli 29,66%, Kendari 30,66%, dan Nambo 32,66% dan 2 Kecamatan yang berada pada kategori mengetahui dengan baik, terdiri atas Baruga 89,00% dan Kadia 75,66%. Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap limbah B3 serta dampak yang ditimbulkan akibat dari limbah B3 terhadap lingkungan dan kesehatan manusia di Kota Kendari dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah responden berdasarkan pengetahuan mekanik bengkel terhadap limbah B3 dan dampak limbah B3 di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Kecamatan Penilaian Indeks

(%) Kategori

Ya Ragu-Ragu Tidak Abeli

Mandonga Kambu Baruga Kendari Kendari Barat

Poasia Wua-Wua

Puuwatu Kadia Nambo

3 108 135 198 57 102

30 42 162

99 42

30 48 10 46 22 12 44 22 4 84 44

56 30 40 23 13 2 65 35 4 44 12

29,66 62,00 61,66 89,00 30,66 38,66 46,33 33,00 56,66 75,66 32,66

Tidak Mengetahui Ragu-Ragu Ragu-Ragu Mengetahui Tidak Mengetahui

Ragu-Ragu Ragu-Ragu Ragu-Ragu Ragu-Ragu Mengetahui Tidak Mengetahui Sumber : Analisis data primer (2022)

Data pada Tabel 1 dapat dibuat dalam bentuk diagram batang. Diagram batang tentang pengetahuan mekanik bengkel di Kota Kendari dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2.Tingkat pengetahuan mekanik bengkel terhadap limbah B3 dan dampak limbah B3 di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2022

Sumber : Analisis data primer (2022)

Mekanik bengkel di Kota Kendari sebagian besar masih ragu-ragu dalam mengetahui pengelolaan limbah oli yang dihasilkan dari usaha bengkel motor. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemerintah dalam memberikan penyuluhan atau sosialisasi tentang limbah usaha bengkel motor serta dampak yang

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Indeks Pengetahuan

Kecamatan

Mengetahui Ragu-Ragu Tidak Mengetahui

(5)

ditimbulkan. Mekanik bengkel di Kota Kendari memperoleh informasi tentang limbah oli sebagian besar berasal dari media baik berasal dari TV, koran maupun sosial media yang memberikan informasi terkait permasalahan lingkungan baik sumber limbah tersebut maupun dampak yang ditimbulkan serta bagaimana cara agar dapat mengurangi timbulan limbah bengkel motor tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh [9] yang menjelaskan bahwa setiap pengetahuan adalah merupakan hasil dari sebuah proses untuk mencari tahu, dari yang sebelumnya belum mengetahui menjadi tahu, dari sebelumnya tidak bisa menjadi bisa. Proses mencari tahu meliputi beberapa cakupan yang berupa bermacam metode serta bermacam konsep. Hal ini diperoleh dari proses Pendidikan maupun dengan pengalaman.

Ide pokok pada tingkat pengetahuan adalah berupa kemampuan mengingat akan sesuatu yang diperoleh dari pengalaman, pembelajaran, ataupun melalui informasi yang diperoleh melalui orang lain.

Informasi adalah bagian dari beberapa faktor yang dapat menyebabkan terpengaruhnya pengetahuan seseorang. Semakin beranekaragam seseorang mendapatkan informasi maka akan semakin baik pengetahuannya sehingga orang tersebut akan mempunyai dan menerapkan perilaku yang baik pula[10].

Selain itu juga pengetahuan tentang lingkungan diperoleh dari kegiatan sosialisasi yang dibuat oleh pemerintah Kota Kendari dan Puskesmas. Sumber pengetahuan mekanik tentang limbah yang dihasilkan dari usaha bengkel motor dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Sumber pengetahuan mekanik perbengkelan tentang limbah B3 di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2022

Kecamatan Sekolah Media Sosialisasi Puskesmas Abeli

Baruga Kadia Kambu Kendari Kendari Barat

Mandonga Poasia Puuwatu Wua-Wua

Nambo

0 1 7 3 1 0 3 2 1 2 0

1 16

6 1 6 3 10 12 9 7 2

0 2 8 0 0 0 2 1 0 0 6

0 0 0 3 0 0 0 1 0 0 0

Total 20 73 19 4

Sumber : Analisis data primer (2022)

Sikap Mekanik Dalam Hal Pengelolaan Limbah Bengkel Kendaraan Bermotor Roda Dua

Sikap seseorang mencangkup reaksi menerima dan rangsangan atau stimulus, merespon pertanyaan dengan memberi masukkan, menilai secara positif pada objek yang diketahui dan berkewajiban atas resiko yang timbul. Beberapa faktor yang mempengaruhi sikap seseorang meliputi media masa, pendidikan, emosi, kejiwaan, serta pengalaman pribadi dan lembaga pendidikan [11].

Sikap masyarakat terhadap penanggulangan limbah oli usaha bengkel motor dalam hal memisahkan limbah B3 dengan limbah yang lain berdasarkan pada hasil penelitian di Kota Kendari menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat bersedia untuk memisahkan limbah B3 dengan limbah lainnya, sebanyak 8 Kecamatan di Kota Kendari bersedia untuk melakukan pemilahan dan penanganan yang meliputi Abeli 77,96%, Mandonga 51,06%, Kambu 63,63%, Baruga 54,73%, Kendari 76,47%, Puuwatu 57,14%, Kadia 57,14%, dan Nambo 70,27%. Sedangkan 3 kecamatan yang tidak bersedia untuk melakukan proses pemilahan terdiri atas tiga Kecamatan yaitu Kendari Barat 44,44%, Poasia 45,16%, dan Wua-Wua 28,57%.

Jumlah responden berdasarkan pada sikap terhadap limbah B3 di Kota Kendari dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah responden berdasarkan pada sikap terhadap limbah B3 Di Kota Kendari Propvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2022

Kecamatan Penilaian Indeks

(%) Kategori

Ya Tidak

Abeli Mandonga

Kambu Baruga Kendari Kendari Barat

46 24 42 52 26 12

13 23 24 43 8 15

77,96 51,06 63,63 54,73 76,47 44,44

Bersedia Bersedia Bersedia Bersedia Bersedia Tidak bersedia

(6)

Kecamatan Penilaian Indeks

(%) Kategori

Ya Tidak

Poasia Wua-Wua

Puuwatu Kadia Nambo

28 10 24 48 26

34 25 18 36 11

45,16 28,57 57,14 57,14 70,27

Tidak bersedia Tidak bersedia

Bersedia Bersedia Bersedia Sumber : Analisis Data Primer, 2022

Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat dibuat dalam bentuk diagram batang. Gambar diagram batang sikap mekanik bengkel di Kota Kendari dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3. Tingkat sikap mekanik bengkel terhadap limbah B3di Kota KendariProvinsi Sulawesi Tenggara Sumber : Analisis data primer (2022)

Berdasarkan pada hasil yang diperoleh sikap mekanik bengkel yang bersedia untuk melakukan proses pemilahan berkaitan dengan tingkat pengetahuan peserta yang sebagian besar berasal dari media massa. Hal tersebut menimbulkan kesadaran bagi masyarakat kota Kendari untuk dapat mengurangi timbulnya pencemaran tanah, air, maupun udara yang berasal dari usaha perbengkelan dengan cara bersedia dalam melakukan proses pemilahan limbah B3.

Pola Pengurangan Limbah Bengkel Kendaraan Bermotor Roda Dua

Menurut [12] bahwa limbah yang dihasilkan di bengkel bermotor antara lain adalah limbah cair, padat, dan gas serta limbah B3. Upaya pertama kali yang dapat dilakukan dalam pengelolaan limbah bengkel adalah dengan meminimalisasi limbah kemudian diikuti dengan pengolahan limbah yang dihasilkan. Prinsip minimalisasi limbah adalah dengan cara mengurangi jumlah volume, tingkat konsentrasi, tingkat toksisitas, tingkat bahaya dari limbah yang berasal dari proses kegiatan dengan jalan reduction (pengurangan), reuse (penggunaan kembali), recycle (daur ulang), dan recovery (perolehan kembali).

Badan air berpotensi untuk tercemar logam berat Pb dan Zn yang berasal dari limbah kegiatan perbengkelan. Limbah tersebut berupa limbah dari hasil pengikisan karat, pengikisan cat pada badan sepeda motor, sisa-sisa elektroda, serbuk sisa pemotongan besi atau baja, kawat las, serta sisa-sisa dari oli bekas. Limbah ini apabila jauh ke tanah dan tidak dibuang pada tempatnya dan terkena air hujan maka beberapa partikel-partikel akan ikut terbawa ke saluran pembuangan. Oli bekas yang dihasilkan akan ditampung dan secara bertahap diambil oleh perusahaan pengangkut limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk kemudian diolah kembali [13].

Limbah B3 yang umumnya dihasilkan dari usaha perbengkelan antara lain berupa limbah cair dan limbah padat. Limbah padat berupa limbah logam yang diperoleh dari hasil kegiatan usaha perbengkelan seperti potongan logam, skrup, dan lap kain yang telah terkontaminasi dengan limbah minyak pelumas maupun melalui pelarut bekas. Sedangkan limbah cair berupaH2SO4 dari aki bekas, pelarut atau pembersih, minyak pelumas. Timbulan limbah dari botol bekas oli serta minyak pelumas serupa dengan kategori

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Indeks Sikap

Kecamatan

Bersedia Tidak Bersedia

(7)

bengkel, yaitu semakin banyak pelanggan bengkel maka jumlah limbah yang dihasilkan juga akan semakin meningkat, lain halnya dengan limbah aki bekas dan onderdil apabila terkontaminasi dengan pelumas yang pemakaiannya sangat kurang serta untuk penggantiannya membutuhkan waktu yang lama.

Pola pengurangan limbah bengkel kendaraan bermotor roda dua yang dilakukan di Kota Kendari dilakukan dengan cara melakukan proses pemilahan yang meliputi menggantikan bahan baku dan bahan baku penolong dari bahan yang mengandung B3 dengan bahan yang tidak mengandung B3, melakukan pemilahan limbah B3 dengan sampah yang lainnya, melakukan pemilahan dan penerapan proses produksi yang lebih efisien, menggunakan teknologi yang lebih ramah terhadap lingkungan sehingga dapat mengurangi timbulan limbah B3.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar mekanik bengkel tidak melakukan pengurangan limbah bengkel dengan melalui proses pemilahan limbah B3dengan limbah bengkel yang lainnya. Kurangnya kesadaran, pengetahuan, serta kepatuhan dari pelaku usaha dalam menggunakan atau mengelola limbah bekas menyebabkan pelaku usaha bengkel motor belum melaksanakan pengolahan limbah B3 [14]. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 8 Kecamatan yang tidak melakukan proses pemilahan yang terdiri atas Abeli 0%, Mandonga 12,50%, Baruga 16,86%,Kenmdari 13,33%, Poasia 19,71%, Wua-Wua 22,22%, Kadia 26,08%, dan Nambo 27,77%. dan terdapat 3 Kecamatan yang melakukan proses pemilahan limbah B3 atau pengurangan limbah bengkel motor sebagai berikut Kambu 66,66%, Kendari Barat 55,81%, dan Puuwatu 75%. Jumlah responden berdasarkan pada pola pengurangan limbah bengkel kendaraan bermotor di Kota Kendari dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah responden berdasarkan pada pola pengurangan limbah bengkel kendaraan bermotor roda dua di Kota KendariProvinsi Sulawesi Tenggara tahun 2022

Kecamatan Penilaian Indeks

(%) Kategori

Ya Tidak

Abeli Mandonga

Kambu Baruga Kendari Kendari Barat

Poasia Wua-Wua

Puuwatu Kadia Nambo

0 8 60 14 4 24 14 10 48 24 10

12 56 30 69 26 19 57 35 16 68 26

0,00 12,50 66,66 16,86 13,33 55,81 19,71 22,22 75,00 26,08 27,77

Tidak Memilah Tidak Memilah

Memilah Tidak Memilah Tidak Memilah

Memilah Tidak Memilah Tidak Memilah

Memilah Tidak Memilah Tidak Memilah Sumber : Analisis data primer (2022)

Berdasarkan data pada Tabel 4 tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang. Gambar diagram pelaksana pola pengurangan limbah bengkel dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Jumlah responden berdasarkan pola pengurangan limbah bengkel kendaraan bermotor roda dua di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Sumber : Analisis data primer (2022) 0

10 20 30 40 50 60 70 80

Indeks Pelaksanaan

Kecamatan

Memilah Tidak Memilah

(8)

Berdasarkan pada data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa sebagian besar mekanik bengkel di Kota Kendari tidak melakukan proses pemilahan, tidak melakukan pemilahan dan penerapan proses produksi secara lebih efisien, dan tidak menggunakan teknologi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini disebabkan karena bengkel masih belum mampu untuk melakukan sendiri proses pengolahan limbah B3 sehingga perlu untuk bekerja sama dengan pihak yang berizin [15].

Sebagian besar mekanik bengkel menjual limbah B3 yang dihasilkan kepada pengumpul berupa oli bekas yang dijual kepada tukang chainsaw dan Pertamina. Sedangkan limbah B3 padat berupa botol dan kaleng dijual kepada pemulung sampah dan pengumpul. Beberapa mekanik bengkel membuang limbah dan sampah yang ada pada tempat sampah dan dibuang begitu saja tanpa proses pemilahan serta pengelolaan terlebih dahulu dan sebagian lagi limbah yang ada disimpan untuk kebutuhan sendiri. Hal ini serupa dengan penelitian yang telah dilakukan oleh [16] bahwa pada tahap pergantian oli di bengkel secara umum akan menimbulkan adanya limbah oli yang dapat terbagi menjadi dua yaitu oli tertampung dan oli yang tidak tertampung atau biasa disebut dengan istilah tercecer.

Oli yang dimasukkan ke dalam tangki oli atau biasa juga menggunakan drum oli yang terdapat pada setiap bengkel dan kemudian diberikan kepada pihak ketiga yang memiliki wewenang terhadap limbah tersebut, sedangkan oli yang tidak tertampung atau tercecer dibersihkan dengan menggunakan kain lap atau majun yang akan dibuang ke tempat pembuangan sampah sehingga bercampur dengan sampah lainnya atau biasanya juga dibiarkan saja sehingga oli yang tercecer tersebut akan merembes masuk ke dalam tanah atau masuk ke dalam saluran drainase, sehingga akan mencemari lingkungan serta akan menggagu kesehatan masyarakat. Tempat pembuangan limbah B3 di Kota Kendari dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Tempat pembuangan limbah B3 di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2022 Kecamatan Tempat Sampah/dibuang

begitu saja Dijual Kepada Pengumpul Disimpan Abeli

Baruga Kadia Kambu Kendari Kendari Barat

Mandonga Poasia Puuwatu Wua-Wua

Nambo

1 1 2 1 2 0 3 10

0 3 0

11 18 12 6 3 4 1 5 1 3 1

0 0 6 8 2 3 11

1 9 4 7

Total 23 65 51

Sumber : Analisis data primer (2022)

Untuk dapat mengurangi banyaknya jumlah oli yang tercecer dan mengurangi timbulnya cemaran tanah sehingga perlu untuk dilakukan pembuatan penampungan atau penirisan oli, alat cuci komponen, dan tempat corong oli yang relatif murah serta mudah dalam pengoperasiannya yaitu dapat diterapkan dengan menggunakan kaleng kemasan cat berukuran besar atau drum bekas sehingga memudahkan dalam mencegah terjadinya cemaran tanah dan menjaga agar kebersihan bengkel tetap terjaga [17].

4. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil olahan data dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mekanik bengkel terhadap pengelolaan limbah B3 pada bengkel kendaraan bermotor roda dua di Kota Kendari sebagian besar masih ragu-ragu dalam menyimpulkan tentang pengetahuannya terhadap limbah bengkel yang dihasilkan.

Sikap mekanik bengkel dalam hal pengelolaan limbah B3 pada bengkel kendaraan bermotor roda dua di Kota Kendari adalah sebagian besar bersedia dalam melakukan proses pengurangan limbah bengkel yang dihasilkan. Pola Pengurangan limbah bengkel kendaraan bermotor roda dua di Kota Kendari dilakukan dengan cara menggantikan bahan dasar dan bahan dasar penolong dari bahan yang memuat limbah B3 dengan bahan yang tidak memuat limbah B3, melakukan pemilahan limbah B3 dengan sampah yang lainnya, melakukan pemilahan serta melakukan proses produksi yang lebih efisien, menggunakan teknologi atau peralatan yang lebih ramah terhadap lingkungan sehingga dapat mengurangi timbulan limbah B3.

Namun kesadaran mekanik bengkel dalam hal pengurangan limbah B3 masih sangat sedikit karena hanya terdapat 3 Kecamatan di Kota Kendari yang melakukan proses pemilahan limbah B3 karena masih kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh mekanik perbengkelan mengenai limbah B3 dari kegiatan perbengkelan.

(9)

5. Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada mahasiswa peserta mata kuliah pencemaran lingkungan Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Kendari dan mahasiswa peserta mata kuliah sistem pengelolaan limbah Jurusan Ilmu Lingkungan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo telah membantu dalam pengambilan data penelitian.

7. Daftar Pustaka

[1] Badan Pusat Statistik Kota Kendari (2020). Kota Kendari Dalam Angka Tahun 2021. BPS Kota Kendar. Kendari

[2] Malia, Eva Lavenia. (2017). Studi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Khusus Oli Bekas Pada Bengkel Motor di Kota Makassar. Gowa: Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

[3] Susanto, A. (2015). Pengelolaan Limbah Minyak Pelumas Bengkel Kendaraam Bermotor Konsep Kesadaran Diri. Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Muhammadiyah Purworejo. Vol.

05. No. 01. Januari 2015. ISSN: 2303-3738

[4] Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

[5] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.

[6] Pertiwi, V., Joko, T & Dangiran, H.L. (2017). Evaluasi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal)

[7] Bahrun, S., Alifah, S & Mulyono, S (2018). Rancangan Bangun Sistem Informasi Survey Pemasaran dan Penjualan Berbasis Web. TRANSISTOR Elektro dan Informatika.

[8] Saputra, P.A & Nugroho, A. (2017). Perancangan dan Implementasi Survei Kepuasan Pengunjung Berbasis Web di Perpiustakaan Daerah Kota Salatiga. JUTI. Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi.

[9] Ridwan, M., Syukri, A., & Badarussyamsi. (2021). Studi Analisis Tentang Makna Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan Serta Jenis dan Sumbernya. Jurnal Geuthèë: Penelitian Multidisiplin. Vol.04, No.01, (April 2021)

[10] Saputra, SNA & Mulasari, SA. (2017). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pengelolaan Sampah pada Karyawan di Kampus. KesMas : Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 11. No. 1, Maret 2017. ISSN:

1978-0575.

[11] Pradnyana, IGNG & Mahayana IMB. (2020). Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Perawat dalam Pengelolaan Sampah Medis di Rumah Sakit Daerah Mangusada Kabupaten Bandung.

Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol. 10 No. 2 Oktober 2020

[12] Febrina, L. (2012). Kajian Pengendalian Pencemaran Lingkungan Limbah Pelumas Bekas Pada Bengkel Sepeda Motor (Studi di Kota Depok). [tesis]. Universitas Indonesia. Jakarta.

[13] Subarkah, M., Srikandi, ED., Adami, A., & Sumarlin. 2021. Analisis Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Zinc (Zn) di Perairan PPS Kendari. Jurnal Teluk Teknik Lingkungan UM Kendari.

P-ISSN : 2797-4049; e-ISSN:2797-5614. Kendari.

[14] Sitohang,R& Simangunsong, R. (2021). Upaya Hukum Perlindungan Lingkungan Hidup Oleh Kegiatan Bengkel Sepeda Motor di Kota Medan. Jurnal Sains dan Teknologi ISTP. Vol. 15. No. 01, Juni 2021-pISSN 2356-0878, eISSN 2714-6758.

[15] Bawamenewi, AYA. (2015). Pengelolaan Limbah Minyak Pelimas (Oli) Bekas Oleh Bengkel Sebagai Upaya Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Kota Yogyakarta Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jurnal Ilmiah. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta

[16] Syahrir, S., Tosepu, R., & Harun, H. 2020. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Khusus Oli Bengkel pada Bengkel Motor dan Mobil di Jalan H.E.A Mokodompit Kota Kendari Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Halu Oleo (JKL-UHO). Vol.1/No.1/April 2020. Kendari

[17] Rubiono G & Yasi RM. (2017). Sosialisasi Manajemen Limbah Oli Bekas Mobil : Pengabdian Masyarakat di Desa Pesucen Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi. Jati Emas (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat). Vol. 1 No.1 Maret 2017-e.ISSN: 2550-0821.

Referensi