• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Univariat

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Univariat "

Copied!
115
0
0

Teks penuh

Hubungan antara perilaku asuhan keperawatan dengan tingkat kecemasan pasien pra operasi laparotomi di Instalasi Bedah Sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Pasien pra operasi laparotomi di ruang Instalasi Bedah Sentral (IBS) RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

Tabel 1   : Keaslian Penelitian ...........................................................................
Tabel 1 : Keaslian Penelitian ...........................................................................

Latar Belakang

Pasien menjelang operasi laparotomi di Fasilitas Bedah Sentral Rumah Sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun gelisah. Oleh karena itu penulis merumuskannya sebagai judul skripsi yaitu “Hubungan Perilaku Perawat dengan Tingkat Kecemasan Pasien Sebelum Laparotomi Di Instalasi Bedah Sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun”.

Rumusan Masalah

TujuaniUmum

Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Manfaat Praktis

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk “menentukan hubungan antara perilaku asuhan keperawatan dengan tingkat kecemasan pasien” Laparotomi Preoperatif di Instalasi Bedah Sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya, khususnya mengenai hubungan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien laparotomi menjelang operasi.

Relevansi

Penelitian ini menyelidiki “tingkat kecemasan pasien pra operasi di ruang rawat inap” di Rumahi iSakit. Pancaran Kasih Manado sedangkan penelitian ini menyelidiki tingkat kecemasan pasien pra operasi laparotomi di Rumah Sakit Sultan Imanuddin.

FungsiiRumahiSakit

Konsep Perilaku Caring

Menurut UU Rumah Sakit pasal 1, pasal 1 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dan menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Menurut Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah semua fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, tindakan medis, yang dilaksanakan selama 24 jam oleh upaya kesehatan perseorangan.

Pengertian Perilaku Caring Perawat

Menurut Miller, kepedulian adalah tindakan yang disengaja yang menciptakan rasa aman secara fisik dan emosional, yang dilakukan dengan tulus oleh orang yang menerima perawatan dan penerima perawatan, yaitu. perawatan (Purwaningsih dan Karlina, 2012). Caring adalah suatu hubungan, rasa hormat, perhatian, saling menghormati, yang berarti memberikan perhatian lebih kepada orang lain dengan mempelajari cara berpikir dan cara orang tersebut.

Dimensi dari Perilaku Caring Perawat

Komponen Perilaku Caring Perawat

Dalam menghadapi klien, perawat harus mampu menunjukkan kesediaan untuk mengambil resiko saat berbagi dengan klien” (Potter & Perry 2012). Maka perawat harus mampu mengembalikan suasana fisik dan non fisik serta menciptakan kesatuan, keindahan, kenyamanan.

Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Caring Perawat

Konsep Kecemasan 1) Pengertian kecemasan

Kecemasan adalah perasaan ketidakpastian dan ketidakpastian yang dihasilkan dari antisipasi bahaya atau ancaman. Kecemasan adalah keadaan di mana individu atau kelompok mengalami perasaan cemas dan aktivasi sistem saraf otonom sebagai respons terhadap ancaman yang tidak diketahui. Kecemasan adalah keadaan emosional yang ditandai dengan gairah fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Nevid, et al, 2003).

Kecemasan adalah ketakutan yang tidak nyata, perasaan terancam sebagai respon terhadap sesuatu yang sebenarnya mengancam (Sobur, 2013). Kecemasan patologis hadir ketika konstruksi seseorang yang tidak konsisten tidak dapat lagi ditoleransi dan sistem konstruksi seseorang mulai runtuh (Feist dan Feist, 2010).

Tingkat Kecemasan

Individu yang cemas akan memfokuskan perhatian mereka pada bencana yang mereka hadapi dan ketidakmampuan mereka untuk mengatasinya, versus apa yang akan mereka lakukan untuk mengatasi situasi tersebut (Cervoned dan Pervin, 2012).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Faktor kognitif dan emosional, termasuk konflik psikologis yang belum terselesaikan dan faktor kognitif, seperti prediksi ketakutan yang berlebihan, kepekaan berlebihan terhadap ancaman, sensitivitas kecemasan, kesalahan atribusi sinyal tubuh. Perbedaan tingkat “internal locus of control yang dimiliki oleh setiap individu berbeda-beda dan mempengaruhi sikap dan gejala yang berbeda pula tingkat” kecemasannya. Individu yang memiliki locus of control internal yang tinggi lebih cenderung menghadapi masalah sebagai suatu realitas yang dapat dikendalikan (dikendalikan) oleh dirinya sendiri, sedangkan individu yang memiliki locus of control internal yang rendah.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi trauma psikologis, kecenderungan genetik, ketidakteraturan fungsi neurotransmitter, kelainan pada jalur otak, sensitivitas kecemasan, kesalahan atribusi sinyal tubuh, faktor keturunan, lokus kontrol internal dan kepercayaan diri.

Alat Ukur Kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

Pengertian Laparatomi

Laparotomi adalah operasi yang dilakukan untuk membuka perut. Laparotomi terdiri dari dua kata Yunani,. Lapara" dan "Tome" kata "Lapara" berarti bagian lunak tubuh yang terletak di antara tulang rusuk dan pinggul sedangkan "Tome". Laparatomi adalah operasi yang dilakukan pada dinding perut, membuka diafragma menciptakan sayatan vertikal besar di perut. dinding perut di rongga perut, lakukan di daerah perut.

Pembedahan dilakukan di daerah perut, pembedahan laparotomi merupakan teknik insisi yang dilakukan di daerah perut yang dapat dilakukan pada pembedahan saluran cerna dan saluran kemih (Lakaman, 2013).

Indikasi Laparatomi

Kerangka Teori

KerangkaiKonsep

Hipotesis

Penelitian adalah kegiatan menyusun pengetahuan dan/atau membangun ilmu pengetahuan dengan metode dan teknik tertentu menurut prosedur yang sistematis (Sedarmayanti, 2011).

DesainiPenelitian

Kerangka Kerja (Frame Work)

  • Populasi
  • Sampel
  • Sampling
  • Definisi Operasional Variabel

Penentuan waktu penelitian ini dilakukan mulai dari proses penentuan judul untuk ditinjau yaitu dari bulan Mei 2020 sampai dengan Juni 2021. Populasi penelitian ini adalah pasien di instalasi bedah sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun pada bulan Desember 2020 sebanyak dari 42 pasien. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling yaitu pengambilan sampel sesuai dengan kondisi instalasi bedah sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

Peneliti menggunakan teknik random sampling karena ketidak pastian pasien di RSUP Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, baik jumlah maupun kondisinya. Dari konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi pokok penelitian, atau fakta yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti.

Gambar 4.3 Kerangka Kerja Penelitian (Research frame work)
Gambar 4.3 Kerangka Kerja Penelitian (Research frame work)

InstrumeniiPenelitian

Pengumpulan dan Pengolahan Data .1 Pengumpulan Data .1 Pengumpulan Data

  • Pengolahan Data

Coding adalah kegiatan pemberian kode untuk setiap variabel terhadap data yang diperoleh dari sumber data yang telah diperiksa kelengkapannya. Analisis data meringkas, mengklarifikasi, dan menyajikan data, langkah pertama dari analisis selanjutnya. Analisis univariat adalah teknik analisis data pada satu variabel secara independen, setiap variabel dianalisis tanpa dikaitkan dengan variabel lainnya.

Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan “tingkat kecemasan dan perilaku merawat pasien pra operasi laparotomi”. Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi rank spearman dengan taraf signifikansi p < 0,05 yang berarti ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, maka H1 diterima dan H0 ditolak.

Etika Penelitian

Data ordinal, yaitu data yang memiliki urutan atau ranking (Masturoh. Informed consent). Jika subjek bersedia maka menandatangani perjanjian, dan jika responden tidak bersedia maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati hak responden. peneliti memberikan lembar aplikasi untuk dibaca pertama kali oleh pasien pre operasi laparotomi di instalasi bedah sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dan setelah membaca dan menyetujui menjadi responden penelitian dan pasien pre operasi laparotomi di ruang IBS RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun menandatangani surat persetujuan bentuk .

Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan tidak mencantumkan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kodenya. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pendataan (lembar observasi). Cukup menunjukkan nomor kode di setiap lembar ini. Peneliti tidak mencantumkan nama tetapi menggantinya dengan angka. 3) Kerahasiaan Informasi (Information Confidentiality).

Keterbatasan Penelitian

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta kemungkinan dampak yang akan terjadi selama dan setelah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pendataan (lembar observasi). Cukup menulis nomor kode di setiap lembar ini. Peneliti tidak menyebutkan nama tetapi menggantinya dengan nomor. Semua informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan hasil penelitiannya.

Saat mengumpulkan data dari responden, peneliti akan bersikap baik dan penuh perhatian serta tidak akan membicarakan masalah responden dengan orang lain. Dalam hal ini peneliti mengukur variabel penelitian hanya menggunakan pengukuran tanpa melakukan observasi atau wawancara untuk lebih menjelaskan kecemasan pasien pra operasi laparotomi dan perilaku caring perawat.

Hasil Penelitian

  • Gambaran Umum Lokasi Penelitian
  • Data Umum
  • Data Khusus

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 38 responden didapatkan bahwa sebanyak 22 orang (57,89%) pasien pra operasi Laparotomi di Instalasi Bedah Sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun berjenis kelamin laki-laki. 2) Karakteristik responden penelitian berdasarkan umur. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 38 responden didapatkan bahwa sebanyak 33 orang (86,85%) pasien pra operasi Laparotomi di ruang Instalasi Bedah Pusat RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun memiliki pendidikan terakhir SMA/sederajat. Berdasarkan tabel 5.4 terlihat bahwa pasien pre operasi Laparotomi di ruang Instalasi Bedah Sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sebagian besar menganggap perilaku perawatan perawat termasuk dalam kategori tinggi, yaitu sebanyak 34 orang dengan Kecemasan Pasien Pre Operasi Laparotomi.

Berdasarkan hasil uji Rank Spearman diperoleh p-value = 0,001 dimana p-value < 0,05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku perawat dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi laparotomi di fasilitas bedah pusat. Ruang RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Hasil koefisien korelasi = -0,506, artinya ada hubungan yang cukup kuat tidak searah antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi laparotomi di Ruang Akomodasi Bedah Sentral Sultan Imanuddin Pangkalan. Rumah Sakit Bun.

Gambar 5.1 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
Gambar 5.1 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun

Pembahasani

Berdasarkan analisis univariat, pasien pra operasi laparatomy di ruang Instalasi Bedah Sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun didapatkan tingkat perilaku caring perawat kategori tinggi yaitu sebanyak 34 orang (89,47%) dan perilaku caring perawat berada pada kategori sedang. kategori, sebanyak 4 orang (10,53%). Kecemasan sedang dan berat pada pasien pra operasi laparatomi di ruang instalasi bedah sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun “bila dilakukan operasi penyakit ini karena responden tidak terbiasa dirawat inap atau menjalani operasi”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis kerja (H1) diterima dan terdapat hubungan antara perilaku perawat keperawatan dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi laparotomi di ruang Instalasi Bedah Sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

Nilai koefisien korelasi = -0,506 bertanda negatif yang berarti terdapat hubungan yang tidak searah antara perilaku perawat ring dengan tingkat kecemasan pasien pra operasi Laparatomy di Ruang Instalasi Bedah Sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Temuan ini menunjukkan bahwa perilaku caring perawat berperan penting dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien pra operasi laparotomi di Ruang Instalasi Bedah Sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

PENUTUP PENUTUP

Kesimpulan

Perilaku peduli dapat dipelajari dan dipraktekkan oleh semua perawat dan dihubungkan dengan setiap bentuk pelayanan keperawatan.

Saran

Dampak pendidikan kesehatan pra operasi terhadap tingkat kecemasan pada pasien hernia pra operasi di RSUD Kudus. Dampak pendidikan kesehatan pra operasi terhadap tingkat kecemasan pada pasien hernia pra operasi di RSUD Kudus. Hubungan perilaku asuhan keperawatan dengan tingkat kecemasan pada pasien menjelang operasi katarak di ruang Kenanga RSUD dr.

Saat ini sedang dilakukan penelitian dengan judul “Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Perilaku Kecemasan Pasien Pra Operasi Laparotomi Di Instalasi Bedah Sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun”. Judul: Hubungan Perilaku Asuhan Keperawatan Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi Laparotomi Di Instalasi Bedah Sentral RS Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

Karakteristik Responden

Petunjuk Pengisian

Beri tanda centang (√) pada kolom jawaban yang anda pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan alternatif jawaban sebagai berikut: . a) SL (selalu) : jika pernyataan selalu dibuat b) S (sering) : jika pernyataan sering dibuat c) K (kadang-kadang) : jika pernyataan kadang-kadang digunakan d) J (jarang) : jika pernyataan jarang e) Tp (Tidak pernah): Bila pernyataan tidak pernah diberikan 2. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, makan, minum, kebersihan diri, yang tidak dapat dilakukan.

Analisis Univariat

Analisis Bivariat

Gambar

Tabel 1   : Keaslian Penelitian ...........................................................................
Tabel 1  Relevansi
Gambar  2.3  Kerangka  Teori  “Hubungan  Perilaku  Caring  Perawat  dengan  Tingkat  Kecemasan  Pasien  Pre  Operasi”  Laparatomi  idi  Instalasi  BedahiiSentral  RSUDiiSultan  Imanuddin  Pangkalan  Bun
Gambar 3.1  KerangkaiKonseptual HubunganiPerilaku CaringiPerawatidengan  TingkatiKecemasan  PasieniiPre  Operasi  Laparatomi  di  Instalasi  Bedah Sentral RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
+7

Referensi

Dokumen terkait

OVCRE Form 2016-4 EVALUATION FORM REPORT for Advisory/ Technical Services Title of Activity Type of Service Date Conducted Duration of Activity hours Rating Staff Involved