Apa saja variabel yang menyebabkan kontrak proyek dihentikan berdasarkan SPK (Surat Perintah Kerja) yang telah ditetapkan? Variabel apa yang paling mempengaruhi pemutusan kontrak proyek berdasarkan SPK (perintah kerja) tertentu. Pengetahuan tentang variabel yang paling banyak ditemui dalam pemutusan kontrak proyek berdasarkan SPK (perintah kerja) tertentu.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Perumusan Masalah
- Batasan Masalah Penelitian
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Hipotesis Penelitian
- Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini disusun dalam tiga bagian yang terdiri dari bagian pendahuluan, bagian utama, dan bagian penutup. Bagian awal terdiri atas kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran. Bab ini menyajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang menyimpulkan penelitian ini.
STUDI PUSTAKA
Siklus Kontrak Konstruksi
E Procurment
- Definisi E-Procurement
- Manfaat E-Procurement
Sedangkan sistem pengadaan merupakan sistem perangkat lunak untuk pembelian secara elektronik yaitu untuk pengadaan barang dan jasa. Menurut Wikipedia: e-procurement adalah pembelian dan penjualan barang dan jasa business-to-business (B2B) melalui Internet atau sistem dan jaringan informasi lainnya, seperti Electronic Data Interchange (EDI) dan Enterprise Resource Planning (ERP) . . Menurut Infonet, dalam makalahnya tentang e-procurement, e-procurement adalah nama lain dari pembelian barang dan jasa secara B2B melalui pertukaran perdagangan ekstranet, ERP langsung, dan koneksi online dengan pemasok.
Pengertian Kontrak
Adanya perjanjian antara para pihak dalam kontrak berarti para pihak dalam kontrak mengetahui keseluruhan isi kontrak dan sepakat untuk memenuhi seluruh kewajiban kontrak. Persyaratan kesanggupan untuk mengadakan suatu perjanjian mengandung arti bahwa orang yang mengikatkan diri pada suatu kontrak atau menandatangani kontrak itu adalah orang yang sebenarnya diberi wewenang untuk itu. Syarat tidak dilarangnya sebab yang dimaksud adalah perbuatan yang dilakukan oleh para pihak tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jenis kontrak
Kegagalan memenuhi syarat obyektif kontrak berarti kontrak tidak dilaksanakan dan dinyatakan tidak sah atau dianggap tidak pernah ada. Kontrak jenis ini merupakan kontrak yang menitikberatkan pada biaya per satuan volume, per satuan panjang atau per satuan berat. Kerugian dari penggunaan kontrak jenis ini adalah pemilik proyek tidak dapat mengetahui secara pasti biaya sebenarnya dari proyek tersebut hingga proyek tersebut selesai.
Perlunya Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
Karena pelaksanaan pekerjaan yang diatur dalam kontrak memerlukan waktu yang relatif lama, maka selama masa berlakunya kontrak dapat terjadi banyak peristiwa yang dapat menyebabkan para pihak tidak dapat memenuhi seluruh kewajibannya dengan baik (kinerja tidak mencukupi). Selain itu, penawar yang akan melaksanakan pembangunan fasilitas tersebut harus yakin bahwa ia pasti akan menerima pembayaran atas pekerjaan yang dilakukan, sesuai dengan yang disepakati dalam kontrak. Perlunya kontrak dalam pengadaan barang/jasa pemerintah tidak hanya sebatas pada bukti kesepakatan, sebagaimana diatur dalam Pasal 55 Perpres No. 4 Tahun 2015, namun sebagai sarana pengendalian pelaksanaan pekerjaan, dimana PPK harus memastikan bahwa seluruh pekerjaan dilakukan oleh penyedia sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak dan dokumen lain yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari kontrak.
Pemutusan Kontrak
Perlunya kontrak dalam pembelian barang/jasa tidak hanya sebatas sebagai bukti kesepakatan sebagaimana diatur dalam Pasal 55 Perpres Nomor 4 Tahun 2015, namun sebagai sarana pengendalian penyelesaian pekerjaan, dimana PPK harus memastikan bahwa seluruh pekerjaan telah selesai. dilakukan oleh penyedia sesuai dengan yang ada dalam kontrak dan dokumen lain yang menjadi bagiannya, dari kontrak.. 18 . telah melampaui batas yang dapat diterima oleh PPK. Dalam melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa yang menggunakan kontrak, maka pelaksanaan kontrak di pihak penyedia berupa penyelesaian pekerjaan harus diawasi secara ketat oleh PPK. Untuk itu PPK dapat menunjuk konsultan pengawas dan/atau tim pendukung lainnya yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan pada penyedia.
Prosedur Pemutusan Kontrak
20. kepada pemenang cadangan berikutnya untuk paket pekerjaan yang sama atau penyedia barang/jasa yang terampil dan memenuhi persyaratan.. 21 . perbaikan/perubahan yang dilakukan, PPK menindaklanjuti dengan teguran lain; Pencantuman aturan tata cara pemutusan kontrak dalam pasal-pasal kontrak diharapkan dapat menjadi pedoman bagi para pihak untuk menghindari hal-hal yang dapat berujung pada pemutusan kontrak.
Akibat Pemutusan Kontrak
Dengan cara ini, pemenang pengganti yang akan disebutkan namanya dapat menyiapkan surat penawaran baru untuk sisa pekerjaan yang perlu diselesaikan. Tim ahli dapat membantu bagian pengadaan barang yang tidak dikuasai oleh konsultan pengendalian PPK. PPK wajib membayar atas pekerjaan yang dilakukan, namun sekaligus penyedia harus menyelesaikan seluruh kewajibannya.
Pengertian Putus Kontrak
Contohnya adalah gugatan kontraktor sebagai penyedia jasa terhadap negara sebagai pengguna jasa sehubungan dengan pemutusan kontrak yang dilakukan oleh negara karena penyedia jasa tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang telah disepakati. Pemutusan kontrak merupakan salah satu hal yang diatur dalam kontrak, dimana pemutusan kontrak secara umum diatur dalam Syarat dan Ketentuan Umum (SKU) yang merupakan suatu dokumen yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak. Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011, pemutusan kontrak secara sepihak oleh penyedia atau PPK dimungkinkan.
Penyebab Putus Kontrak
Cuaca: Apabila cuaca menjadi tidak bersahabat dan di luar kondisi normal menjadi faktor penyebab pemutusan kontrak, hal ini dapat dimaafkan (Excusing Delay). Keterlambatan yang dapat dikompensasikan dapat dimaafkan, pemutusan kontrak ini disebabkan oleh pelanggan Pemilik, kontraktor berhak atas perpanjangan waktu dan tuntutan pemutusan kontrak. Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan, pemutusan kontrak ini menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya, karena kontraktor memperpanjang waktu pelaksanaan pekerjaan sehingga terlampaui dari tanggal penyelesaian yang telah disepakati, yang justru menyebabkan berakhirnya kontrak, yang dapat berupa diprediksi dan dihindari oleh kontraktor.
Menurut Kraiem dan Dickmann (dalam Praboyo, 1999), penyebab pemutusan kontrak proyek dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok besar, yaitu: Faktor internal pemutusan kontrak yang timbul dari empat pihak yang terlibat dalam proyek pengadaan jasa konstruksi. Pihak-pihak tersebut adalah pemilik, kontraktor, konsultan perencana, dan konsultan pengawas, sedangkan faktor eksternal pemutusan kontrak disebabkan oleh pihak-pihak di luar keempat pihak tersebut, antara lain pemerintah, pemasok, dan cuaca.
Faktor pemutusan kontrak yang diteliti dalam penelitian ini merupakan pengelompokan faktor pemutusan kontrak yang dijelaskan oleh Proboyo (1999), Andi et al. Pemutusan kontrak seringkali terjadi karena berbagai kekuatan di luar kendali pemilik atau kontraktor. Apabila dapat disepakati, pemutusan kontrak jenis ini umumnya mengakibatkan perpanjangan waktu, namun tidak disertai kompensasi tambahan.
Pemutusan kontrak seperti ini umumnya tidak mengakibatkan perpanjangan waktu dan tidak ada kompensasi lebih lanjut.
Jenis-Jenis Putus kontrak (Type of Delays)
Keterlambatan yang dapat dimaafkan, yaitu pembatalan kontrak pelaksanaan kontraktor yang terjadi karena faktor-faktor di luar kendali kontraktor dan pemilik. Penundaan yang dapat dimaafkan juga dikenal sebagai penundaan "force majeure", yang merupakan jenis pemutusan kontrak yang pertama. Kontrak seringkali menyatakan bahwa kontraktor berhak atas tambahan waktu untuk menyelesaikan proyek jika kontrak diakhiri karena penundaan yang dapat dimaafkan, namun tidak menerima biaya tambahan (Alaghbari, 2005).
Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan, yaitu berakhirnya kontrak kinerja kontraktor, subkontraktor, dan pemasok bukan pemilik karena kesalahan kontraktor yang tidak memenuhi kewajiban kontrak dengan baik. Kontraktor berhak mendapatkan tambahan biaya dan waktu akibat keterlambatan yang dapat dipulihkan oleh pemilik (Alaghbari, 2005). Keterlambatan serentak, yaitu pemutusan kontrak karena dua atau lebih sebab yang berbeda dalam waktu yang bersamaan dan faktor-faktor yang menyebabkan putusnya kontrak tersebut sama.
Jika penundaan yang dapat dimaafkan dan penundaan yang dapat dikompensasi terjadi bersamaan dengan penundaan yang tidak dapat dimaafkan, maka berakhirnya kontrak tersebut merupakan penundaan yang tidak dapat dimaafkan. Jika keterlambatan yang dapat dikompensasi terjadi bersamaan dengan penundaan yang dapat dimaafkan, maka pembatalan kontrak akan dianggap sebagai penundaan yang dapat dimaafkan. Karena pemutusan kontrak terjadi secara bersamaan dalam suatu jangka waktu, sehingga menyulitkan perhitungan jumlah waktu dan biaya yang diperlukan akibat pemutusan kontrak ini (Alaghbari, 2005).
Mengatasi Putus kontrak
Pemutusan kontrak lainnya mungkin timbul dari pemasok atau kontraktor, atau selama proses pengiriman, dll.
Pengertian Bendung / Embung
- Bagian - Bagian Embung
- Tipe Tubuh Embung
Sedangkan pada ekosistem hujan atau kering dengan intensitas dan distribusi hujan yang tidak merata, embungas dapat digunakan untuk menampung kelebihan air dan menjadi sumber air untuk irigasi pada musim kemarau. Secara operasional, embung sebenarnya berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kelangsungan pasokan air untuk kebutuhan tanaman atau ternak pada musim kemarau dan hujan. Menurut Keputusan Menteri Kehutanan no. P.03/MENHUT-V/2004 menyatakan bahwa waduk adalah suatu bangunan konservasi air berupa kolam untuk menampung air hujan dan air limpasan atau rembesan air hujan sebagai cadangan kebutuhan air pada musim kemarau.
Keuntungan membangun waduk adalah sebagai penyedia air pada musim kemarau dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan (pertanian, peternakan, rumah tangga dan lain sebagainya). Pemilihan badan pengecoran tergantung pada jenis pondasi/bentuk lembah dan bahan bangunan yang tersedia di lokasi. Badan tipe penahan (homogen dan komposit) dapat dibangun di atas pondasi tanah atau batu, sedangkan tipe pasangan bata atau beton hanya dapat dibangun di atas pondasi batu.
Selain itu, jenis batu atau beton disarankan karena mahal, hanya jika lembahnya sempit (berbentuk V), dimana kedua tebingnya curam dan terbuat dari material batu. Jika lembahnya panjang/lebar dan terdiri dari material batuan, maka badan reservoir akan lebih murah jika dipilih tipe komposit (Kasiro, dkk, 1997). Bendungan kecil yang dibangun dengan cara mengumpulkan bahan-bahan seperti: batu, kerikil, kerikil, pasir dan tanah dalam komposisi tertentu dengan fungsi menahan atau mengangkat air pada waduk di suatu daerah disebut bendungan irigasi atau “bendungan waduk” (Sosrodarsono, 1977), yaitu.
Jika dilihat dari penempatan dan penataan bahan-bahan pembentuk tubuh bendungan agar dapat memenuhi fungsinya dengan baik, bendungan tampungan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) tipe utama (Sosrodarsono, 1977), yaitu: . 1) Bendungan penampung homogen (homogeneous dam) 2) Bendungan penampung zonal (zonal dam) 3) Bendungan penampung sekat (partition dam).
Penelitian Sejenis
Hasil penelitian ini terdapat 3 faktor baru yang diperoleh dari analisis faktor yaitu: Perubahan. 10. Akses menuju lokasi proyek sulit. Xb1), Koordinasi dan transportasi sumber daya manusia dan keterampilan (Xb2), Sistem evaluasi dan perencanaan (Xb3) serta menghasilkan model persamaan linear berganda untuk menjelaskannya.
METODOLOGI PENELITAN
Bentuk Penelitian
Bagan Alir Penelitian
Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
- Kriteria Responden
Jenis Data
- Data Primer
- Data Sekunder
Metode Pengumpulan Data
Penentuan Variabel Penelitian
Metode Pengambilan Data
Pengolahan Data Penelitian
Metode Analisa
- Analisa Pendahuluan
- Analisa Utama
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penjabaran Umum Konten Penelitian
Uji Validitas dan Reliabilitas
- Uji Validitas
- Uji Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
- Uji Multikolinieritas
- Uji Heteroskedastisitas
- Uji Autokorelasi
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
- Persamaan Regresi
- Uji Serentak (F Test)
- Uji Parsial (T Test)
- Uji Koefisien Determinasi (R square)
Variabel Yang Berpengaruh Dominan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Selain itu, urutan kedekatan variabel lain yang mempengaruhi berakhirnya kontrak proyek adalah sebagai berikut: .. variabel peralatan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,225; .. variabel perencanaan dan perencanaan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,219 .. variabel pembiayaan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,216; ..variabel material dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,156; dan .. variabel tenaga kerja dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,121. Penelitian ini dapat dilakukan di daerah lain atau menggunakan variabel lain yang secara teoritis mempengaruhi pemutusan kontrak proyek. Kontraktor harus memperhatikan cara kerja pada musim hujan, memperhatikan jadwal arus kas, bekerja sama dengan masyarakat untuk mengatasi permasalahan sosial dan memperhatikan akses jalan agar material dan alat berat dapat lewat dengan mudah.
Morris, C., D., og La Boube, R., A., 1995, Teaching Civil Engineering Design Observations and Experiences, Journal of Professional Issues In Engineering Education and Practice Volume 121 Number American Society of Civil Engineers (ASCE).
Rumus Solvin
Uji Validitas
Uji Reliabilitas r
Uji Parsial t
Uji Parsial t
Uji Signifikasi Simultan f
Uji Signifikasi R