• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI LABA MAHASISWA WIRAUSAHA (STUDI KASUS MAHASISWA S1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI LABA MAHASISWA WIRAUSAHA (STUDI KASUS MAHASISWA S1 "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI LABA MAHASISWA WIRAUSAHA (STUDI KASUS MAHASISWA S1

UNIVERSITAS BRAWIJYA)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Bizan Hendrovan 125020507111015

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2019

(2)
(3)

1

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI LABA MAHASISWA WIRAUSAHA (STUDI KASUS MAHASISWA S1 UNIVERSITAS BRAWIJAYA)

Bizan Hendrovan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: hendrovanbinsutarko@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, jumlah produksi, biaya produksi, pemasaran langsung, dan pemasaran online terhadap laba mahasiswa wirausaha.Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda dengan studi kasus pada mahasiswa S1 Universitas Brawijaya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga, jumlah produksi, biaya produksi, pemasaran langsung, dan pemasaran online memiliki perngaruh yang signifikan terhadap laba.Harga, jumlah produksi, pemasaran langsung, dan pemasaran online memiliki pengaruh positif signifikan terhadap laba, sedangkan biaya produksi memiliki pegaruh negatif signifikan terhadap laba.

Kata kunci: Laba, Harga, Jumlah Produksi, Biaya Produksi, Pemasaran Langsung, Pemasaran Online

A. PENDAHULUAN

Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang sangat diharapkan untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan bangsa Indonesia.Bangsa yang mampu bertahan dan mampu memenangkan persaingan yang semakin ketat.Dalam kondisi sekarang ini dimana perubahan berlangsung sangat cepat dan penuh ketidakpastian, mahasiswa sebagai insan berpendidikan sudah seharusnya memiliki wawasan dan pandangan yang luas dalam melihat persoalan bangsa ini.

Menurut Jacinta (2002), alasan yang mendasari seorang mahasiswa untuk berwirausaha atau bekerja jauh lebih luas lagi, antara lain kebutuhan finansial, kebutuhan sosial-relasional, dan kebutuhan aktualisasi diri. Fenomena mahasiswa berwirausaha kiranya bukan hal baru.Banyak dari mahasiswa tersebut mencari tambahan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan kuliah yang semakin menggunung. Mahasiswa berwirausaha tidak lagi menjadi sesuatu hal yang langka dan hanya dilakukan mahasiswa yang lemah dalam ekonomi, karena kenyataannya biaya hidup sehari- hari seringkali tidak sebanding dengan uang saku yang diberikan oleh orang tua, fenomena ini sangat menarik.

Dirjen DIKTI tanpa ragu mendukung program pengembangan kewirausahaan di perguruan tinggi dengan menggulirkan program-program yang menstimulasi tumbuhnya bibit- bibit wirausahawan dari kalangan perguruan tinggi.Salah satu contohnya adalah Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berwirausaha dengan dukungan permodalan start-up business dan pembimbingan yang diharapkan mampu menjadi embrio wirausahawan baru dari kalangan kampus. Contoh lain yang juga digulirkan oleh Dirjen DIKTI adalah Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). Berbagai pihak juga menggulirkan Beasiswa Wirausaha Mandiri yang diberikan kepada mahasiswa yang memiliki usaha sebagaimana digulirkan oleh beberapa badan dan lembaga pemerintah maupun swasta.

Universitas Brawijaya merupakan salah satu universitas di Indonesia yang mengusung tema wirausaha, dengan taglinenya yaitu Entrepreneur University, hal ini sesuai dengan salah satu misi dari Universitas Brawijaya yaitu “Menyelenggarakan pendidikan berstandar internasional agar peserta didik menjadi manusia yang berkemampuan akademik dan atau profesi atau vokasi yang berkualitas dan berkepribadian serta berjiwa dan/atau berkemampuan entrepreneur.”

(4)

Pada umumnya penetapan harga jual berdasarkan dua hal, yaitu penentuan yang didapatkan bisa dengan melihat pasar atau penentuan sendiri oleh usaha tersebut, jumlah produksi adalah jumlah barang dan jasa yang didapat dalam sekali produksi.Teman-teman mahasiswa dalam beriwirausaha memiliki metode masing-masing dalam menentukan harga jual barang dan jasa.Ada beberapa mahasiswa yang menentukan harga jual barang dan jasanya melihat harga pasar, semisal berjualan kaos atau jaket di kampus. Ketika seorang mahasiswa wirausaha menjual produknya di fakultas yang satu dengan fakultas yang lain berbeda dikarenakan harga pasar produk kaos atau jaket di masing-masing fakultas berbeda-beda. Ada pula mahasiswa wirausaha dalam menentukan sendiri harga jual barang dan jasanya, biasanya mereka menentukan dengan melihat permintaan, biaya produksi yang dikeluarkan, dan memutuskan mendapatkan laba dari harga jual barang dan jasanya.

Meningkatnya laba salah satu yang mempengaruhi yaitu meningkatnya jumlah produksi barang dan jasa untuk dijual kepada konsumen.Mahasiswa wirausaha dalam meningkatkan jumlah produksi melihat pada jumlah permintaan konsumen.Mereka menggunakan konsep pre-order dan ready stock dalam menetukan jumlah produksi.

Biaya produksi tersebut menjadi penentu besarnya harga jual dari suatu barang dan jasa yang nantinya akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh. Mahasiswa wirausaha yang melakukan kegiatan produksi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi selalu memperhitungkan biaya produksinya.Sudah tentu, hal ini untuk berusaha mencapai laba yang maksimum.Untuk memperoleh laba yang maksimum, mahasiswa wirausaha harus dapat meningkatkan jumlah produksinya. Di sisi lain, jika volume produksi meningkat, maka akan berpengaruh pada biaya produksi, yang berarti biaya produksi yang dibutuhkan untuk membut produk akan lebih besar.

Pemasaran langsung (direct marketing) merupakan upaya untuk menarik konsumen agar membeli produk yang kita jual.Berhubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara hati-hati untuk meraih respon segera dan mencapai hubungan pelanggan yang abadi.Keterkaitan dengan hal itu, mahasiswa wirausaha mengunakan jejaring kelompok atau organisasi maupun dengan teman-teman yang mereka kenal sebagai sasaran langsung mengenalkan dan menjual produknya.Setelah teman dan kelompok/organisasi yang mereka kenal membeli produk tersebut, mahasiswa wirausaha melanjutkan dengan menawarkan kerjasama dengan cara reseller.

Selain pemasaran langsung, upaya yang mampu diterima konsumen sekaligus mempengaruhi laba adalah pemasaran online. Kamajuan teknologi internasional network (internet) telah banyak melahirkan media sosial seperti facebook, twitter, instagram, line, whatsapp dan masih banyak yang lain. Fenomena penggunaan situs media sosial sudah semakin luas, pemanfaatannya telah mengalami perkembangan yang pesat.Situs media sosial pun hingga pada akhirnya tidak hanya digunakan sebagai media berkomunikasi semata, namun dapat dijadikan dalam bidang usaha.

Pembangunan tidak hanya berkaitan dengan pertumbuhan tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan, keamanan, serta kualitas sumberdaya termasuk sumberdaya manusia dan lingkungan hidup.Pembangunan ekonomi maupun pembangunan pada bidang-bidang lainnya selalu melibatkan sumber daya manusia sebagai salah satu pelaku pembangunan.

Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada. Senada dengan ungkapan Rusdianti [dalam Zulfikar, 2016] pembangunan adalah suatu kegiatan yang harus dipandang sebagai suatu proses untuk mengembangkan kualitas hidup masyarakat. Berbagai kegiatan pembangunan ekonomi dilakukan pemerintah untuk memajukan kesejahteraan umum masyarakat, salah satunya dengan mengarahkan berbagai kegiatan pembangunan pada daerah yang relatif memiliki penduduk dengan tingkat kesejahteraan yang rendah.

Indikator utama dalam sebuah keberhasilan pembangunan adalah jumlah penduduk miskin.Senada dengan ungkapan Simatupang (2003) bahwa salah satu kriteria utama pemilihan sektor titik berat atau sektor andalan pembangunan nasional adalah efektivitas dalam penurunan

(5)

jumlah penduduk miskin.Dalam hal ini masalah kemiskinan masih menjadi perhatian khusus pemerintah.Nasir (2008) mengemukakan bahwa permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional.Ol

kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu.

Mahasiswa Wirausaha

Menurut Depdiknas (2008) mahasiswa adalah orang yang Mahasiswa merupakan kalangan muda yang berumur 18

memang mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terda

tinggi dengan batas usia sekitar 18

menurut Schumpeter dalam Koch (2002) yaitu menemukan peluang baru sehubungan dengan penciptaan barnag yang inovatif, p

dari disiplin kewriausahaan.

Jadi, dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa mahasiswa wirausaha adalah yang berumur 18-30 tahun yang

melakukan suatu aktivitas

kesempatan usaha yang ada untuk mengambil keuntungan dengan mengambil tindakan yang tepat.

Teori Laba

Pengertian laba menurut Soemarso. SR (2005)adalah sebaga

“Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha”.

Tujuan utama sebuah usaha adalah mencari laba (

kompensasi atau risiko yang ditanggung oleh perusahaan.Keberhasilan suatu usaha dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri dan laba merupakan faktor yang menentukan bagi kelangsungan hidup perus

merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.Makin besar risiko, laba yang diperoleh harus semakin besar.laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan. Laba dikonotasikan

TR dan biaya total adalah TC, maka:

Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau nilai TR >TC.Laba maksimum tercapai bila nilai mencapai maksimum.Salah satu pendekatan penghitungan laba maksimum yang menggunakan pendekatan totalitas (

pendapatan total TR dan biaya total (TC). Pendapatan total adalah sama dengan jumlah output yang terjual (Q) dikalikan harga per unit. Jika harga jual per unit output adalah P, maka TR = P.Q. seperti diketahui bahwa biaya total (TC) adalah sama dengan biaya

biaya variabel (VC), atau TC = FC + VC. Dalam pendekatan totalitas, biaya variabel per unit dianggap konstan, sehingga biaya variabel adalah jumlah per output (Q) dikalikan biaya variabel per unit. Jika biaya variabel per unit adalah v,

Persamaan diatas dijelaskan dalam kurva berikut:

Gambar

jumlah penduduk miskin.Dalam hal ini masalah kemiskinan masih menjadi perhatian khusus pemerintah.Nasir (2008) mengemukakan bahwa permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional.Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu.

B. KAJIAN PUSTAKA

Menurut Depdiknas (2008) mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.

Mahasiswa merupakan kalangan muda yang berumur 18-30 tahun yang mana usia tersebut memang mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30. Karakteristik dari sebuah tindakan dalam berwirausaha menurut Schumpeter dalam Koch (2002) yaitu menemukan peluang baru sehubungan dengan penciptaan barnag yang inovatif, proses, serta organisassi yang dianggap sebagai aspek penting dari disiplin kewriausahaan.

Jadi, dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa mahasiswa wirausaha adalah 30 tahun yang terdaftar sebagai peserta didik di perguruan

melakukan suatu aktivitas berdasarkan pada adanya kemauan dan kemampuan memanfaatkan kesempatan usaha yang ada untuk mengambil keuntungan dengan mengambil tindakan yang tepat.

Pengertian laba menurut Soemarso. SR (2005)adalah sebagai berikut :

“Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha”.

Tujuan utama sebuah usaha adalah mencari laba (profit).Maka secara teoritis laba adalah kompensasi atau risiko yang ditanggung oleh perusahaan.Keberhasilan suatu usaha dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri dan laba merupakan faktor yang menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.Makin besar risiko, laba yang semakin besar.laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan. Laba dikonotasikan , penerimaan total

dan biaya total adalah TC, maka:

= TR-TC

Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau nilai TR >TC.Laba maksimum tercapai bila mencapai maksimum.Salah satu pendekatan penghitungan laba maksimum yang menggunakan pendekatan totalitas (totality Approach).Pendekatan ini membandingkan antara ndapatan total TR dan biaya total (TC). Pendapatan total adalah sama dengan jumlah output yang terjual (Q) dikalikan harga per unit. Jika harga jual per unit output adalah P, maka TR = P.Q. seperti diketahui bahwa biaya total (TC) adalah sama dengan biaya tetap (FC) ditambah biaya variabel (VC), atau TC = FC + VC. Dalam pendekatan totalitas, biaya variabel per unit dianggap konstan, sehingga biaya variabel adalah jumlah per output (Q) dikalikan biaya variabel per unit. Jika biaya variabel per unit adalah v, maka VC = v.Q. dengan demikian

= PQ- (FC + vQ) Persamaan diatas dijelaskan dalam kurva berikut:

Gambar 1:Persamaan Tingkat Laba antara TR dan TC

jumlah penduduk miskin.Dalam hal ini masalah kemiskinan masih menjadi perhatian khusus pemerintah.Nasir (2008) mengemukakan bahwa permasalahan kemiskinan merupakan eh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan

belajar di perguruan tinggi.

30 tahun yang mana usia tersebut memang mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Menurut Sarwono (1978) ftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan 30. Karakteristik dari sebuah tindakan dalam berwirausaha menurut Schumpeter dalam Koch (2002) yaitu menemukan peluang baru sehubungan dengan roses, serta organisassi yang dianggap sebagai aspek penting Jadi, dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa mahasiswa wirausaha adalah kalangan muda terdaftar sebagai peserta didik di perguruan tinggi yang dasarkan pada adanya kemauan dan kemampuan memanfaatkan kesempatan usaha yang ada untuk mengambil keuntungan dengan mengambil tindakan yang tepat.

“Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan ).Maka secara teoritis laba adalah kompensasi atau risiko yang ditanggung oleh perusahaan.Keberhasilan suatu usaha dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri dan laba merupakan faktor yang ahaan itu sendiri.Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.Makin besar risiko, laba yang semakin besar.laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan , penerimaan total

Perusahaan dikatakan memperoleh laba kalau nilai TR >TC.Laba maksimum tercapai bila mencapai maksimum.Salah satu pendekatan penghitungan laba maksimum yang ).Pendekatan ini membandingkan antara ndapatan total TR dan biaya total (TC). Pendapatan total adalah sama dengan jumlah output yang terjual (Q) dikalikan harga per unit. Jika harga jual per unit output adalah P, maka TR = tetap (FC) ditambah biaya variabel (VC), atau TC = FC + VC. Dalam pendekatan totalitas, biaya variabel per unit dianggap konstan, sehingga biaya variabel adalah jumlah per output (Q) dikalikan biaya

maka VC = v.Q. dengan demikian

(6)

Sumber : Rahardja dan Manarung, 2004

Dalam kurva diatas pada awalnya perusahaan mengalami kerugian, terlihat dari kurva TR yang masih dibawah kurva TC. Tetapi jika output ditambah, kerugian makin kecil, terlihat dari makin mengecilnya jarak kurva TR dengan TC. Pada saat jumalah output mencapai Q*, kurva TR berpotongan dengan kurva TC yang artinya pendapatan total sama dengan biaya total. Titik perpotongan ini disebut titik impas (break event point, disingkat BEP).Setelah titik BEP, perusahaan terus mengalami laba yang semkain membesar, dilihat dari posisi kurva TR yang diatas kurva TC.

Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum (maxsimum selling).Sebab semakin besar penjualan, semakin besar laba yang diterima.

Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung beberapa output yang harus diproduksi (Q*) untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya Q* dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.Jika persentasenya 80% maka untuk mencapai BEP perusahaan harus menjangkau 80% potensi permintaan efektif. Makin kecil Q* dan atau makin kecil presentase Q*

potensi permintaan efektif dianggap makin baik., sebab risiko ditanggung perusahaan makin kecil.

Harga

Keputusan penentuan harga jual sangat penting, karena selain mempengaruhilaba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidupperusahaan.Oleh karena itu dalam menentukan harga jual produk, tidak dapatdilakukan sekali saja tetapi harus selalu dievaluasi dan disesuaikan dengan kondisiyang sedang dihadapi perusahaan.Penentuan harga jual yang salah bisa berakibat fatal pada masalah keuanganperusahaan dan akan mempengaruhi kontinuitas usaha perusahaan tersebut sepertikerugian terus menerus. Perubahan harga jual mempunyai tujuan untukmenyesuaikan agar harga baru yang ditetapkan dapat mencerminkan biaya saat ini(current cost) atau biaya masa depan (future cost), return yang diinginkan olehperusahaan, reaksi pesaing dan sebagainya (Magdalena, 2010).

Jumlah Produksi a.Teori Produksi

Dalam proses produksi, perusahaan mengubah masukan (input), yang juga disebut sebagai faktor produksi (factors of production) termasuk segala sesuatunya yang harus digunakan perusahaan sebagai bagian dari proses produksi, menjadi keluaran (output). Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus yaitu seperti berikut: (Rahardja, 2004)

Q = f (K,L) Dimana :Q = Jumlah barang yang diproduksi (output)

K = capital (modal) L = labour (tenaga kerja)

Faktor produksi ini dikombinasikan untuk menghasilkan output yang biasanya dapat dinyatakan dalam suatu hubungan yang disebut fungsi produksi.Fungsi produksi menggambarkan juga sampai seberapa jauh faktor produksi tersebut dapat saling mengganti untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Dalam hal ini untuk menyederhanakan analisa digunakan anggapan bahwa satu faktor produksi selalu berubah (variabel) sedangkan faktor produksi yang lain tidak berubah.Tenaga kerja yang biasanya dianggap faktor produksi variabel dengan faktor produksi yang lainnya (seperti modal dan tanah) dianggap tetap.Pengertian produksi dengan satu macam faktor produksi variabel tersebut adalah pengertian analisis jangka pendek, dimana faktor produksi tidak dapat berubah (Nopirin, 1987).

b. Teori Penawaran

Hukum penawaran berasumsi bahwa dengan menganggap hal lainnya tetap, kuantitas barang yang ditawarkan akan meningkat ketika harga barang tersebut terus meningkat.Kurva penawaran memperlihatkan perubahan kuantitas barang yang ditawarkan ketika harganya berubah.Karena harga yang lebih tinggi menaikan kuantitas yang ditawarkan, maka kurva penawaran memiliki kemiringan ke atas atau positif.

(7)

Kurva penawaran memperlihatkan apa yang terjadi dengan kuantitas barang yang ditawarkan ketika harganya berubah, dengan menganggap seluruh faktor penentu lainnya konstan.

Jika satu dari faktor-faktor tersebut berubah, kurva penawaran akan bergeser (Mankiw, 2000).

Biaya Produksi

Pengertian Biaya Produksi

digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi ini disebut juga biaya produk yaitu biaya

dapat dihubungkan dengan suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan.

Sedangkan menurut Rustami et al (2014) biaya produksi adalah biaya hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.

Pemasaran Langsung

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan para pengusaha dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang, dan mendapatkan laba.Pemasaran juga merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

Gambar 3: Kurva Pengaruh Iklan ke Atas Biaya Produksi, Harga, dan Tingkat Produksi

Sumber : Sukirno, 2016 Keterangan:

AC = Biaya rata-rata jangka panjang dari suatu perusahaan sebelum lakukan kegiatan pengiklanan.

D1 = Permintaan ke atas barang yang di produksi oleh suatu usaha A = Keseimbangan jangka panjang yang di capai suatu usaha P1 = Harga pasar

Q1 = Jumlah barang yang akan diproduksikan suatu usaha.

Apabila perusahaan melakukan pengiklanan biaya produksi akan menjadi mencerminkan oleh kenaikan kurva biaya rata

usaha mempromosikan penjualan melalui iklan tersebut menyebabkan permintaan ke atas produksi usaha bertambah. Apabila permintaan tersebut bertambah da

panjang yang sekarang adalah ditunjukkan oleh titik B. Dengan demikian telah menyebabkan jumlah barang yang dijual bertambah dari Q1 ke Q2, akan tetapi iklan tersebut menaikkan dari P1 menjadi P2.

Di lain hal iklan s

unit. Promosi penjualan melalui iklan akan menyebabkan permintaan berubah dari D1 Gambar 2: Kurva Penawaran

Sumber: Mankiw (2000)

Kurva penawaran memperlihatkan apa yang terjadi dengan kuantitas barang yang ditawarkan ketika harganya berubah, dengan menganggap seluruh faktor penentu lainnya konstan.

faktor tersebut berubah, kurva penawaran akan bergeser (Mankiw, 2000).

Pengertian Biaya Produksi
Menurut Bustami (2009) biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung

pabrik. Biaya produksi ini disebut juga biaya produk yaitu biaya

ngkan dengan suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan.

Sedangkan menurut Rustami et al (2014) biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan para pengusaha dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang, dan mendapatkan laba.Pemasaran juga merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan

Kurva Pengaruh Iklan ke Atas Biaya Produksi, Harga, dan Tingkat Produksi

rata jangka panjang dari suatu perusahaan sebelum lakukan kegiatan pengiklanan.

atas barang yang di produksi oleh suatu usaha Keseimbangan jangka panjang yang di capai suatu usaha

= Jumlah barang yang akan diproduksikan suatu usaha.

Apabila perusahaan melakukan pengiklanan biaya produksi akan menjadi

mencerminkan oleh kenaikan kurva biaya rata-rata dari AC menjadi AC1. Pada waktu yang sama usaha mempromosikan penjualan melalui iklan tersebut menyebabkan permintaan ke atas produksi usaha bertambah. Apabila permintaan tersebut bertambah dari D1 ke D2, keseimbangan jangka panjang yang sekarang adalah ditunjukkan oleh titik B. Dengan demikian telah menyebabkan jumlah barang yang dijual bertambah dari Q1 ke Q2, akan tetapi iklan tersebut menaikkan

Di lain hal iklan sangat berguna karena ia akan dapat menurunkan biaya produksi per Promosi penjualan melalui iklan akan menyebabkan permintaan berubah dari D1

Kurva penawaran memperlihatkan apa yang terjadi dengan kuantitas barang yang ditawarkan ketika harganya berubah, dengan menganggap seluruh faktor penentu lainnya konstan.

faktor tersebut berubah, kurva penawaran akan bergeser (Mankiw, 2000).

Menurut Bustami (2009) biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung pabrik. Biaya produksi ini disebut juga biaya produk yaitu biaya-biaya yang ngkan dengan suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan.

biaya yang terjadi dalam

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan para pengusaha dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang, dan mendapatkan laba.Pemasaran juga merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan

Kurva Pengaruh Iklan ke Atas Biaya Produksi, Harga, dan Tingkat Produksi

rata jangka panjang dari suatu perusahaan sebelum lakukan kegiatan pengiklanan.

Apabila perusahaan melakukan pengiklanan biaya produksi akan menjadi tinggi dan ini rata dari AC menjadi AC1. Pada waktu yang sama usaha mempromosikan penjualan melalui iklan tersebut menyebabkan permintaan ke atas produksi ri D1 ke D2, keseimbangan jangka panjang yang sekarang adalah ditunjukkan oleh titik B. Dengan demikian telah menyebabkan jumlah barang yang dijual bertambah dari Q1 ke Q2, akan tetapi iklan tersebut menaikkan harga angat berguna karena ia akan dapat menurunkan biaya produksi per Promosi penjualan melalui iklan akan menyebabkan permintaan berubah dari D1 menjadi

(8)

D3. Maka keseimbangan jangka panjang dari suatu usaha yang melakukan kegiatan iklan akan dicapai dititik C. ini berarti iklan menaikkan jumlah penjualan yang cukup banyak, yaitu dari Q1 menjadi Q3. Pertambahan penjualan yang banyak ini menyebabkan biaya produksi per unit semakin rendah, dan memungkinkan perusahaan menjual barangnya pada harga yang lebih dari harga pada waktu belum ada iklan (P1), yaitu harga penjualan yang sekarang adalah P3.

Pemasaran Online

Menurut Mohammed dkk (2003) mengemukakan ada tujuh tahap siklus pemasaran online yang antara lain adalah:

Gambar 4:

Sumber: Mohammed dkk (2003 1.Tahap Membuat Kerangka Kesempatan

Tahap pertama dalam dari sistem online maupun

2. Tahap Memformulasikan Strategi Pemasaran

Konsep kunci dalam strategi pemasaran menurut Mohammed et al (2003), secara tradisional strategi pemasaran meliputi segmentasi (

penentuan posisi (positioning

melibatkan putusan yang terkait dengan (product), promosi (promotion

3. Merancang Pengalaman Pelanggan Pengalaman pelanggan (

ditargetkan terhadap konsumen pada semua rancangan yang dialami ketika berinteraksi dengan perusahaan (Mohammed et al, 2003). Perusahaan harus memahami

yang perlu dihasilkan untuk memenuhi peluang pasar. Pengalaman tersebut harus berkorelasi dengan strategi pemasaran dan

experience) biasa didefinisikan sebagai interpretasi pandangan awal pada homepage

akan membuat sebuah shopping cart.

4.Tahap Membentuk Antarmuka Pelanggan Menurut Mohammed et al. (2003), proposisi suatu perusahaan.

interaksi face-to-face) menjadi

sifat hubungan pertukaran sekarang ditengahi oleh hubungan antarmuka people

pertimbangan perancangan

5.Tahap Merancang Program Pemasaran

Setelah melalui tahap satu sampai tahap empat, perusahaan seharusnya telah mempunyai arah strategi yang jelas. Perusahaan telah memutuskannya berdasarkan berdasarkan pada segmen pasar dan posisi yang spesifik. Pada tahap ke

D3. Maka keseimbangan jangka panjang dari suatu usaha yang melakukan kegiatan iklan akan itik C. ini berarti iklan menaikkan jumlah penjualan yang cukup banyak, yaitu dari menjadi Q3. Pertambahan penjualan yang banyak ini menyebabkan biaya produksi per unit semakin rendah, dan memungkinkan perusahaan menjual barangnya pada harga yang lebih dari harga pada waktu belum ada iklan (P1), yaitu harga penjualan yang sekarang adalah P3.

Menurut Mohammed dkk (2003) mengemukakan ada tujuh tahap siklus pemasaran online Gambar 4: Siklus Tujuh Tahap dari Pemasaran Online

Sumber: Mohammed dkk (2003) Tahap Membuat Kerangka Kesempatan

Tahap pertama dalam internet marketing membentuk peluang pasar dan mengumpulkan data maupun offline untuk menciptakan penilaian peluang.

2. Tahap Memformulasikan Strategi Pemasaran

Konsep kunci dalam strategi pemasaran menurut Mohammed et al (2003), secara tradisional strategi pemasaran meliputi segmentasi (segmentation), penentuan sasaran (

positioning). Strategi ini kemudian di dukung oleh program pemasaran yang melibatkan putusan yang terkait dengan marketing-mix yang meliputi harga (

promotion) dan distribusi (distribution).

Pengalaman Pelanggan

Pengalaman pelanggan (customer experience) merupakan persepsi dan interpretasi yang ditargetkan terhadap konsumen pada semua rancangan yang dialami ketika berinteraksi dengan perusahaan (Mohammed et al, 2003). Perusahaan harus memahami jenis pengalaman pelanggan yang perlu dihasilkan untuk memenuhi peluang pasar. Pengalaman tersebut harus berkorelasi dengan strategi pemasaran dan positioning perusahaan. Pengalaman pelanggan (

) biasa didefinisikan sebagai interpretasi dari pertemuan lengkap pemakai situs, dari homepage sampai pengalaman pembelian, meliputi keputusan seperti apakah

shopping cart.

Tahap Membentuk Antarmuka Pelanggan

Menurut Mohammed et al. (2003), interface merupakan representasi virtual dari pemilihan nilai proposisi suatu perusahaan. Internet telah mengubah tempat pertukaran dari marketplace

) menjadi marketspace (seperti interaksi screen-to-face). Perbedaan utama an pertukaran sekarang ditengahi oleh interface teknologi. Dengan perpindahan dari

people–mediated menjadi technology–mediated, terdapat sejumlah pertimbangan perancangan interface yang dihadapi.

Tahap Merancang Program Pemasaran

melalui tahap satu sampai tahap empat, perusahaan seharusnya telah mempunyai arah strategi yang jelas. Perusahaan telah memutuskannya berdasarkan berdasarkan pada segmen pasar dan posisi yang spesifik. Pada tahap ke-5 ini akan mendesain serangkaian tindak

D3. Maka keseimbangan jangka panjang dari suatu usaha yang melakukan kegiatan iklan akan itik C. ini berarti iklan menaikkan jumlah penjualan yang cukup banyak, yaitu dari menjadi Q3. Pertambahan penjualan yang banyak ini menyebabkan biaya produksi per unit semakin rendah, dan memungkinkan perusahaan menjual barangnya pada harga yang lebih rendah dari harga pada waktu belum ada iklan (P1), yaitu harga penjualan yang sekarang adalah P3.

Menurut Mohammed dkk (2003) mengemukakan ada tujuh tahap siklus pemasaran online

membentuk peluang pasar dan mengumpulkan data

Konsep kunci dalam strategi pemasaran menurut Mohammed et al (2003), secara tradisional ), penentuan sasaran (targeting) dan ). Strategi ini kemudian di dukung oleh program pemasaran yang yang meliputi harga (price), produk

) merupakan persepsi dan interpretasi yang ditargetkan terhadap konsumen pada semua rancangan yang dialami ketika berinteraksi dengan jenis pengalaman pelanggan yang perlu dihasilkan untuk memenuhi peluang pasar. Pengalaman tersebut harus berkorelasi perusahaan. Pengalaman pelanggan (customer dari pertemuan lengkap pemakai situs, dari sampai pengalaman pembelian, meliputi keputusan seperti apakah

dari pemilihan nilai marketplace (seperti ). Perbedaan utama teknologi. Dengan perpindahan dari

terdapat sejumlah

melalui tahap satu sampai tahap empat, perusahaan seharusnya telah mempunyai arah strategi yang jelas. Perusahaan telah memutuskannya berdasarkan berdasarkan pada segmen pasar

5 ini akan mendesain serangkaian tindakan pemasaran

(9)

untuk memindahkan target pelanggan dari kewaspadaan (awareness) menjadi suatu komitmen.(Mohammed et. al, 2003).

6.Tahap Menyeimbangkan Informasi Pelanggan melalui Teknologi

Kita perlu berpikir tentang bagaimana kita dapat menggunakan alat online untuk memiliki dialog yang dinamis dengan pelanggan, menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, memahami kebutuhan mereka, profil mereka dan kemudian memberikan layanan yang sesuai dan komunikasi, Perusahaan dapat menggunakan teknologi untuk mendapatkan, mengatur, menganalisis, dan menggunakan informasi tentang pelanggan yang dapat mengurangi ketidakpastian pada masing–

masing keputusan.

7.Tahap Mengevaluasi Program Pemasaran

Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap keseluruhan program pemasaran untuk mengetahui apakan suatu program pemasaran sudah mencapai sasaran. Untuk menentukan hasil pemasarannya, perusahaan dapat menggunakan parameter metriks untuk mengukur kesuksesan dari program internet marketing tersebut cocok dengan objektif dari perusahaan (Mohammed et al.

,2003).

C. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.Menurut Arikunto (2006) penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey.Alasan penggunaan penelitian jenis ini adalah karena titik fokus dari penelitian ini adalah untuk menguji hipotesa yang ditetapkan yaitu bahwa diduga ada pengaruh dari variabel harga, jumlah produksi, biaya produksi, pemasaran langsung, dan pemasaran online terhadap laba mahasiswa wirausaha studi kasus mahasiswa S1 Universitas Brawijaya.

Defenisi Operasional

1. Variabel Dependen (Y)

Laba Mahasiswa Wirausaha S1 Universitas Brawijaya

Yang dimaksud variabel ini adalah selisih lebih pendapatan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Laba(keuntungan bersih) yang diperoleh mahasiswa wirausaha dalam sebulan, laba biasanya dinyatakan dalam nominal yaitu satuan uang(rupiah).

2. Variabel Independen (X)

• Harga (X1)

Variabel harga dalam penelitian ini adalah harga jual produk mahasiswa wirausaha.Variabel harga yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan variabel dummy. Apabila mahasiswa wirausaha tersebut menentukan harga sendiri maka nilainya sama dengan 1, dan apabila menentukannya menurut harga pasar maka nilainya sama dengan 0.

• Jumlah Produksi (X2)

Variabel jumlah produksi dalam penelitian ini adalah keseluruhan produk dan jasa mahasiswa wirausah S1 Universitas Brawijaya. Indikator dari variabel ini adalah rata-rata jumlah barang dan jasa per-unit yang diproduksi terjual dalam satu bulan oleh mahasiswa wirausaha S1 Universitas Brawijaya.

• Biaya Produksi (X3)

Variabel biaya produksi dalam penelitian ini adalah biaya total dalam memproduksi produk dan jasa mahasiswa wirausaha. Indikator dari variabel ini adalah rata-rata biaya total produksi yang dikeluarkan oleh para mahasiswa wirausaha S1 Universitas Brawijaya selama satu bulan, dan diukur dalam nominal yaitu satuan uang(rupiah).

• Pemasaran Langsung (X4)

Variabel pemasaran langsung dalam penelitian ini adalah intensitas mahasiswa wirausaha S1 Universitas Brawijaya melakukan pemasaran secara langsung.

Indikator dari variabel ini adalah skala Likert digunakan untuk mengukur tingkat intensitas dari variabel pemasaran langsung. Peneliti memberikan lima jawaban

(10)

alternatif kepada responden, skala yang digunakan 1 sampai dengan 5. Bobot pemetaan adalah sangat sering(5), sering(4), kadang-kadang(3), jarang(2), dan tidak pernah(1).

• Pemasaran Online (X5)

Variabel pemasaran online dalam penelitian ini adalah melakukan pemasaran menggunakan media internet. Indikator dari variabel ini adalah apakah mahasiswa wirausaha S1 Universitas Brawijaya melakukan pemasaran online atau tidak.

Pemasaran online ditunjukan dengan menggunakan variabel dummy, yaitu dimana jika pemasaran online (X5) dilakukan maka nilai X5=1 dan bila pemasaran online (X5) tidak dilakukan maka nilai X5=0.

Metode Analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan data primer(kuisioner) dan diolah menggunakan program eviews.Persamaan umum estimasi data dengan rumusan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e Dimana:

Y : Laba Mahasiswa Wirausaha S1 Universitas Brawijaya X1 : Harga

X2 : Jumlah Produksi X3 : Biaya Produksi X4 : Pemasaran Langsung X5 : Pemasaran Online

a : bilangan konstanta regresi untuk x = o (nilai y pada saat x nol)

b : koefisien arah regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel y bila bertambah atau berkurang 1 unit.

e : Error Term

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.Adapun masing-masing pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.Uji asumsi klasik ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolineatas, dan uji heteroskedastisiat.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji signifikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji kesalahan atau kebenaran dari hasil hipotesis nol dari sampel. Adapun uji signifikasi yang digunakan Koefisien Determinasi (R2) yang intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koeefisien determinan tinggi (Ghozali, 2011).

Uji Hipotesis Statistik

Uji hipotesis statistik terdiri dari dua uji; uji statistik t dan uji statistik f. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011:98).Menurut Ghozali (2013:98) uji statisktik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen dengan tingkat keyakinan 95% (α = 0.05).Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel anova.

(11)

Uji Statistik

1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data suatu penelitian terdistribusi normal atau tidak. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data

terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali (Sunyoto, 2011).

Sumber : Hasil Output EViews 9, 2019

Keputusan uji normalitas dalam penelitian ini dapat diambil dengan melihat probability jarque-bera dimana ketika nila probabilitynya lebih dari 0,05 maka data terdistribusi normal.Dari data di atas dapat diketahui nilai probability sebesar 0,052 > 0,05 maka disimpulkan bahwa dapat terdistribusi secara nomal.

2. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas menilai adakah korelasi atau interkorelasi antar variabel bebas dalam model regresi. Hasilnya sebagai berikut ini:

Tabel 1: Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : Hasil Output EViews 9, 2019

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai VIF untuk harga, jumlah produksi, biaya produksi, pemasaran langsung, dan pemasaran online memiliki nilai yang bervariasi.Nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas dalam penelitian ini kurang dari 10, jadi tidak terdapat gejala multikolineearitas.Sehingga dapat diambil keputusan bahwa penelitian ini memenuhi asumsi multikolinearitas.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data suatu penelitian terdistribusi normal atau tidak. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali (Sunyoto, 2011).

Gambar 5: Hasil Uji Normalitas

Sumber : Hasil Output EViews 9, 2019

Keputusan uji normalitas dalam penelitian ini dapat diambil dengan melihat bera dimana ketika nila probabilitynya lebih dari 0,05 maka data terdistribusi normal.Dari data di atas dapat diketahui nilai probability sebesar 0,052 > 0,05 maka disimpulkan bahwa dapat terdistribusi secara nomal.

ultikolinearitas

Uji multikolinearitas menilai adakah korelasi atau interkorelasi antar variabel bebas dalam model regresi. Hasilnya sebagai berikut ini:

Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : Hasil Output EViews 9, 2019

menunjukkan bahwa nilai VIF untuk harga, jumlah produksi, biaya produksi, pemasaran langsung, dan pemasaran online memiliki nilai yang bervariasi.Nilai VIF untuk masing variabel bebas dalam penelitian ini kurang dari 10, jadi tidak terdapat gejala ultikolineearitas.Sehingga dapat diambil keputusan bahwa penelitian ini memenuhi asumsi Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data suatu penelitian terdistribusi normal variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali (Sunyoto, 2011).

Keputusan uji normalitas dalam penelitian ini dapat diambil dengan melihat nilai bera dimana ketika nila probabilitynya lebih dari 0,05 maka data terdistribusi normal.Dari data di atas dapat diketahui nilai probability sebesar 0,052 > 0,05 maka disimpulkan

Uji multikolinearitas menilai adakah korelasi atau interkorelasi antar variabel bebas

menunjukkan bahwa nilai VIF untuk harga, jumlah produksi, biaya produksi, pemasaran langsung, dan pemasaran online memiliki nilai yang bervariasi.Nilai VIF untuk masing variabel bebas dalam penelitian ini kurang dari 10, jadi tidak terdapat gejala ultikolineearitas.Sehingga dapat diambil keputusan bahwa penelitian ini memenuhi asumsi

(12)

3. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 2:Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: hasil output Eviews 9 (2019) Tabel menunjukan

square pada Obs *R-Squared yaitu

maka H0 diterima atau yang berarti model regresi terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

Uji Statistik

1. Koefisien Determinasi (R

Koefisien determinasi antara harga, jumlah produksi, biaya produksi, pemasaran langsung, dan pemasaran online terhadap laba usaha didapatkan nilai 0.858 yang artinya bahwa perubahan terhadap laba usaha disebabkan

terhadap laba usaha disebabkan oleh faktor lain sebesar 14.2%.

2. Uji Signifikansi Simultan (F

Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur pengaruh variabel terikat secara simultan.

jumlah produksi, biaya produksi, pemasaran langsung, dan pemasaran online memiliki nilai F hitung sebesar 113,78 lebih besar dari F tabel sebesar 2,46, dan nilai prob 0,000 lebi

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh signifikan antara harga , jumlah produksi

online terhadap Laba (Y) usaha mahasiswa wirausaha . 3. Uji Signifikansi Parsial (T

Berdasarkan hasil memiliki pengaruh secara parsial

hasil analisis dapat diketahui bahwa variabel probabilitas 0,000< 0,05, jumlah produksi 0,000< 0,05, biaya produksi

pemasaran langsung memiliki t pemasaran online memiliki t

disimpulkan bahwa semua variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yang digunakan.

3. Uji Heteroskedastisitas

Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: hasil output Eviews 9 (2019)

Tabel menunjukan bahwa nilai prob chi-square yang ditunjukkan dengan nilai Prob. chi Squared yaitu sebesar 0,071. Oleh karena nilai Prob chi-square 0,071 > 0,05 maka H0 diterima atau yang berarti model regresi terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi antara harga, jumlah produksi, biaya produksi, pemasaran langsung, dan pemasaran online terhadap laba usaha didapatkan nilai 0.858 yang artinya bahwa perubahan terhadap laba usaha disebabkan oleh laba usaha sebesar 85,8%, sedangkan perubahan terhadap laba usaha disebabkan oleh faktor lain sebesar 14.2%.

Uji Signifikansi Simultan (F-Statistik)

dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas

secara simultan. Berdasarkan tabel di atas hasil pengujian menunjukkan harga, jumlah produksi, biaya produksi, pemasaran langsung, dan pemasaran online memiliki nilai F hitung sebesar 113,78 lebih besar dari F tabel sebesar 2,46, dan nilai prob 0,000 lebi

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh signifikan antara harga , biaya produksi , pemasaran langsung

terhadap Laba (Y) usaha mahasiswa wirausaha . Signifikansi Parsial (T-Statistik)

Berdasarkan hasil regresi dapat diketahui bahwa masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dalam penelitian ini

at diketahui bahwa variabel harga memiliki t-hitung sebesar

, jumlah produksi memiliki t-hitung sebesar 11,631 dengan probabilitas , biaya produksi memiliki t-hitung sebesar -3,195 dengan probabilitas 0,00

emiliki t-hitung sebesar 2,022 dengan probabilitas 0,045 memiliki t-hitung sebesar 2,187 dengan probabilitas 0,031<0,05.

disimpulkan bahwa semua variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap el dependen yang digunakan.

square yang ditunjukkan dengan nilai Prob. chi square 0,071 > 0,05 maka H0 diterima atau yang berarti model regresi terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

Koefisien determinasi antara harga, jumlah produksi, biaya produksi, pemasaran langsung, dan pemasaran online terhadap laba usaha didapatkan nilai 0.858 yang artinya bahwa oleh laba usaha sebesar 85,8%, sedangkan perubahan

variabel bebas terhadap Berdasarkan tabel di atas hasil pengujian menunjukkan harga, jumlah produksi, biaya produksi, pemasaran langsung, dan pemasaran online memiliki nilai F hitung sebesar 113,78 lebih besar dari F tabel sebesar 2,46, dan nilai prob 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh signifikan antara harga dan pemasaran

masing variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini.Berdasarkan hitung sebesar 13,048 dengan hitung sebesar 11,631 dengan probabilitas probabilitas 0,001 < 0,05, hitung sebesar 2,022 dengan probabilitas 0,045< 0,05, dan hitung sebesar 2,187 dengan probabilitas 0,031<0,05.Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

(13)

Hubungan Harga dengan Laba

Berdasarkan uji signifikansi koefisien regresi secara parsial diperoleh hasil bahwa harga berpengaruh signifikan dan positif terhadap laba mahasiswa wirausaha S1 Universitas Brawijaya, dengan nilai t hitung yang diperoleh variabel harga sebesar 13,048 dan koefisien regresi 1,163.Hasil ini searah dengan penelitian Ramdhani (2014) dengan Judul “Pengaruh Harga Jual dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Tambang Sub Sektor Batubara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.” Hasil penelitian ini menunjukan bahwa harga jual memiliki hubungan postitif dengan laba bersih, dimana semakin tinggi harga jual maka akan diikuti dengan semakin meningkat laba bersih pada perusahaan tambang sub sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

Dalam penelitian ini, mahasiswa S1 Universitas Brawijaya yang berwirausaha sangat memperhatikan penetapan harga jual produk.Dalam menentukan harga, responden menggunakan dua pendekatan yaitu mengikuti harga pasar dan menentukan harga sendiri.Bila mengikuti harga pasar, acuan yang digunakan adalah melihat harga pesaing dengan produk sejenis.Sedangkan, bila menetukan harga sendiri acuan yang digunakan adalah dengan melihat harga pokok penjualan (HPP).Setelah menentukan harga, responden dapat mengetahui laba yang diperoleh.Mayoritas responden dalam penelitian ini memutuskan harga jual dengan mengikuti harga pasar, yaitu dengan melihat harga pesaing dengan produk sejenis.

Kebijakan harga perlu diperhatikan oleh suatu usaha karena kebijakan harga akan mempengaruhi laba suatu usaha. Beberapa faktor dapat mempengaruhi penetapan harga karena tinggi rendahnya harga jual yang diberikan akan berpengaruh langsung terhadap volume penjualan produk tersebut. Untuk mencapai laba yang diinginkan wirausaha dapat menarik minat konsumen dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual.Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen (Magdalena, 2010).

Hubungan Jumlah Produksi dengan Laba

Bedasarkan uji signifikansi koefisien regresi secara parsial diperoleh hasil bahwa jumlah produksi berpengaruh signifikan dan positif terhadap laba mahasiswa wirausaha S1 Universitas Brawijaya dengan nilai t hitung 11,631 dan koefisien regresi 1,097. Hasil ini searah dengan penelitian Rosdiyati (2017) yang berjudul “Pengaruh Faktor Jumlah Produksi dan Biaya Tenaga Kerja Terhadap Laba Usaha Telur Asin UD. Sumber Rejeki Desa Tawangrejo Turi Kabupaten Lamongan.” Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jumlah produksi berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha Telur Asin UD. Sumber Rejeki Desa Tawangrejo Turi Kabupaten Lamongan.

Hampir mayoritas Responden penelitian ini meningkatkan jumlah produksi sesuai kebutuhan konsumen, sehingga konsumen merasa puas karena ketersediaan produk yang dibutuhan. Selain itu, beberapa mahasiswa yang berwirausaha lainnya memilih meningkatkan jumlah produksi ketika melihat jumlah permintaan produk dari konsumen.Semakin mahasiswa yang berwirausaha meningkatkan jumlah produksi dapat mampu meningkatkan laba usaha.

Jumlah produksi yang mampu dicapai oleh suatu usaha akan berdampak pada nilai peningkatan laba yang akan diperoleh oleh perusahaan, semakin banyak jumlah produksi yang dihasilkan sangat berpengaruh pada laba usaha. Tujuan utama memperbanyak jumlah produksi adalah untuk memperoleh laba dan semaksimal mungkin menghindari kerugian (Pasiama, 2015).

Hubungan Biaya Produksi dengan Laba

Berdasarkan uji signifikansi koefisien regresi secara parsial diperoleh hasil bahwa biaya produksi berpengaruh signifikan dan negatif terhadap laba mahasiswa wirausaha S1 Universitas Brawijaya, dengan nilai t hitung yang diperoleh variabel harga sebesar 3,195 dan koefisien regresi

−0,314. Hasil ini searah dengan penelitian Sayyida (2014) yang berjudul “Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Perusahaan (Studi Kasus : Pabrik Kecap Kelapa Muda UD. Surya Mandala Putra Gapura Sumenep).” Hasil penelitian ini menunjukan bahwa biaya produksi berpengaruh negated terhadap laba Perusahaan (Studi Kasus : Pabrik Kecap Kelapa Muda UD.

Surya Mandala Putra Gapura Sumenep).

(14)

Dalam penelitian ini, mahasiswa wirausaha diketahui bahwa biaya produksi mempengaruhi laba yang diperoleh.Namun pengaruh ini secara negatif, dimana samakin tinggi biaya produksi dari kurun waktu tertentu, maka laba yang diperoleh semakin kecil.Sebab, tingginya biaya produksi tidak dibarengi dengan naiknya harga.Biaya produksi di sini adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi produk barang atau jasa dan juga biaya untuk membeli produk sebelum mahasiswa yang berwirausaha menjual lagi ke konsumen atau reseller.

Semakin tinggi biaya produksi maka semakin rendah laba yang diperoleh suatu usaha.Pentingnya menekan biaya produksi karena berpengaruh terhadap laba yang diperoleh usaha.Untuk mengetahui apakah pesanan tertentu mampu menghasilkan laba, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tertentu (Mulyadi, 2012).

Hubungan Pemasaran Langsung dengan Laba

Bedasarkan uji signifikansi koefisien regresi secara parsial diperoleh hasil bahwa pemasaran langsung signifikan dan positif terhadap laba mahasiswa wirausaha S1 Universitas Brawijaya, dengan nilai t hitung yang diperoleh variabel harga sebesar 2,022 dan koefisien regresi 0,047.

Hasil ini searah dengan penelitian Purnama & Pralina (2016) dengan judul “Pengaruh Direct Marketing Terhadap Laba di Restoran The Centrum Bandung.” Hasil penelitian ini menunjukan bahwa direct marketing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Laba di Restoran The Centrum Bandung.

Pemasaran langsung yang dilakukan oleh responden dalam penelitian ini secara konsisten dilakukan.Mayoritas mahasiswa yang berwirausaha menggunakan cara pemasaran secara langsung cukup sering.Para mahasiswa yang berwirausaha umumnya menggunakan jejaring sosial seperti pertemanan, organisasi, komunitas sebagai medium cara memasarkan produk yang dijual.Semakin sering mahasiswa yang berwirausaha memasarkan produk secara langsung dapat diketahui atau dikenal calon konsumen lebih luas. Semakin dikenal produk tersebut mampu diterima oleh konsumen akan sangat berpengaruh pada laba usaha dan tentunya dapat mempetahankan kelangsungan usaha untuk berkembang mendapatkan laba.

Dimana pemasaran langsung merupakan kegiatan-kegiatan yang mengurus serta bertanggung jawab terhadap kebutuhan pelayanan kebutuhan yang terkait baik konsumen, dan dikelola secara komersial dan profesional.Kegiatan tersebut dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang dan untuk mendapatkan laba (Sukirno, 2016).

Hubungan Pemasaran Online dengan Laba

Bedasarkan uji signifikansi koefisien regresi secara parsial diperoleh hasil bahwa pemasaran online signifikan dan positif terhadap laba mahasiswa wirausaha S1 Universitas Brawijaya, dengan nilai t hitung yang diperoleh variabel harga sebesar 2,187 dan koefisien regresi 0,168. Hasil ini searah dengan penelitian Setiawati& Widyartati (2017) dengan judul “Pengaruh Strategi Pemasaran Online Terhadap Peningkatan Laba UMKM di Jawa Tengah.” Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi pemasaran online berpengaruh positif terhadap laba usaha mikro kecil dan menengah di Jawa Tengah.

Banyak mahasiswa yang berwirausaha mengandalkan sosial media sebagai salahsatu cara memperluas produknya dikenal konsumen.Diantaranya dengan menggunakan instagram, official account line, dan twitter sebagai media pemasaran usaha untuk medapatkan konsumen. Selain itu, melengkapi informasi yang ditampilkan di media sosial yaitu menambahkan informasi mengenai spesifikasi produk dan varian produk yang dijual untuk meningkatkan jumlah ketertarikan konsumen terhadap produk yang akan dijual dan nantinya meningkatkan penjualan. Peningkatan penjualan ini mampu memberikan laba yang lebih besar.

Pemasaran dengan media online mempunyai banyak keunggulan dan salah satu keunggulan dari internet dalam pemasaran adalah bidang komersial. Bahwa pemasaran adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan dari produk dan mempengaruhi pelanggan yang ditargetkan untuk membelinya. Sehingga para pelaku bisnis akan mengeluarkan biaya produksi yang relatif rendah untuk pemasaran online ini sehingga dapat meningkatkan laba akan bisnis yang sedang dijalani (Mohammed dkk, 2003).

(15)

E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Hasil analisis penelitian mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi laba mahasiswa wirausaha (studi kasus mahasiswa S1 Uniersitas Brawijaya), variabel tersebut terdiri dari harga, jumlah produksi, biaya produksi, pemasaran langsung, dan pemasaran online yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penuntuan harga sebuah produk yang tepat yaitu disesuaikan dengan kualitas produk suatu barang atau jasa sehingga meningkatkan minat dan kepuasaan konsumen dan menambah jumlah volume penjualan yang berpengaruh pada peningkatan laba suatu usaha.

2. Semakin banyak jumlah produksi dan produk yang terjual, akan meningkatkan laba usaha semaksimal mungkin guna menghindari kerugian.

3. Pemasaran baik langsung maupun online, secara konsisten dapat mempengaruhi peningkatan laba suatu usaha. Bila produk dipasarkan dengan baik, maka konsumen lebih tertarik untuk membeli sehingga meningkatkan laba usaha. Selain itu, pemasaran secara online mampu mengurangi biaya produksi menjadi relatif lebih rendah dan lebih mudah menyasar konsumen dengan menggunakan teknologi yang terus berkembang.

4. Semakin tinggi biaya produksi, laba yang diperoleh semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya produksi tidak dibarengi dengan naiknya harga jual.

Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keberadaan para mahasiswa dalam berwirausaha sangat membantu dalam menciptakan lapangan kerja baru guna meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.Oleh karena itu perlu adanya motivasi dan peningkatan kemampuan mahasiswa dalam berwirausaha untuk memaksimalkan laba yang diperoleh.Khususnya dalam penentuan harga, peningkatan jumlah produksi, pemasaran dan menekan biaya produksi yang dikeluarkan.

Penentuan harga dalam usaha mahasiswa, selain dilakukan dengan penentuan berdasarkan HPP (Harga Pokok Penjualan) yang diperoleh, sebaiknya mempertimbangkan harga pasar berdasarkan harga pesaing dengan produk sejenis dan sesuai dengan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan. Hal itu dikarenakan, ketepatan dalam penentuan harga oleh produsen, sangat mempengaruhi minat konsumen dalam membeli suatu produk atau jasa yang secara langsung juga mempengaruhi laba yang diperoleh. Oleh karena itu, wirausaha perlu melakukan survey pasar terlebih dahulu kepada konsumen sesuai dengan segmentasi yang ditargetkan dalam penentuan harga.

Peningkatan jumlah produksi dalam usaha mahasiswa dapat dicapai dengan peningkatan ketersediaan dan kualitas sumber daya.Bantuan permodalan baik dari inkubator bisnis di dalam kampus seperti BUNA (Badan Usaha Non Akademik) maupun investor di luar kampus sangat diharapkan. Selain itu, kompetisi- kompetisi wirausaha seperti Program Mahasiswa Wirausaha dan Program Kreatifitas Mahasiswa bidang kewirausahaan juga sangat diperlukan oleh mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan, motivasi dan pengetahuan sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi dan mendapatkan laba semaksimal mungkin.

Demikian juga dalam hal pemasaran, dengan semakin berkembangnya teknologi khususnya media sosial dan komunikasi, hendaknya mahasiswa sebagai pelaku usaha dapat memanfaatkannya dengan memaksimalkan pemasaran online selain pemasaran langsung.Kelebihan dari pemasaran online yaitu, selain dapat menekan biaya, pemasaran online lebih efektif dilakukan karena dengan waktu yang singkat namun dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan begitu, akan lebih banyak menarik konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan guna meningkatkan penjualan dan laba yang diperoleh. Selain itu, selaku pelaku usaha, mahasiswa sebaiknya selalu mengikuti perkembangan strategi pemasaran baik langsungmaupun online dan mengikuti perkembangan teknologi terbaru yang begitu pesat dari hari ke hari.Hal itu perlu dilakukan supaya usaha yang dijalankan dapat terus bertahan dan dapat bersaing di tengah persaingan usaha yang semakin ketat dan kompetitif.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metode Penelitian: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Alma, Buchori. 2011. Kewirausahan. Bandung: Alfabeta.

Asmita, S.H. 2007. Jurnal Motivasi Belajar Pada Mahasiswa yang Bekerja.Perpustakaan Universitas Gunadarma. http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/319487/motivasi- belajar-pada-mahasiswa-yang-bekerja.html diakses pada 27 Oktober 2017.

Bustami, B. Dan Nurlela. 2009. Akuntansi Biaya Melalui Pendekatan Manajerial Edisi Pertama.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dharmmesta, B. S. dan Handoko, T. H. 2000.Manajemen Pemasaran “Analisa Perilaku Konsumen“. Edisi Pertama Cetakan Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Geoffrey, G. Meredith, et. Al. 1996. Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Presindo.

Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 2016. Dasar-Dasar Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Halim, A. dan Supomo, B. 2009.Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Haryono, Yusuf. 2009. Dasar-dasar Akuntansi. Yogyakarta: STIE YKPN.

Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Instruksi Presiden. 1995. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1995 Tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan.

Jacinta, R.F. 2002. Wanita Bekerja.

http://denmasgoesyono2007.blogspot.co.id/2007/10/artikel.htmldiakses pada 27 Oktober 2017.

Johnson, B. & Christensen, L. 2012. Educational Research 4th Ed.: Quantitative, Qualitative, and Mix-methods Approaches. California: SAGE Publication.

Joko Subagyo, P. 2006. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Karim, Adiwarman A. 2011. Ekonomi Mikro Islam, Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Karim, Adiwarman A. 2004. Fiqh Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq.

Kartini Kartono. 1985. Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta: CV. Rajawali.

Koch, Lambert T. 2002.Theory and Practice of Entreprenerurship Education. Jerman: Universitu of Wuppertal

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol.

Jilid 1 (Edisi Bahasa Indonesia dari Principles of Marketing 9e). Jakarta: Penerbit PT Prenhalindo.

L. M Samryn. 2012. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Magdalena, Meria. 2010. Evaluasi Penentuan Harga Jual Produk Bakpia (Studi Kasusu Pada Bakpia Djogdja). Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta.

Manurung, Mandala dan Prathama Rahardja. 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter.

Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

McCelland. 1971. Memacu Masyarakat Berprestasi. Jakarta: CV Intermedia.

Mohammed, Rafi A, et. Al. 2003. Internet Marketing: Building Advantage in a Network Economy, 2nd edition. New York: McGraw-Hill Book Co.

Munawir Yusuf dkk. 1999. Standarisasi Tes Potensi Kewirausahaan Versi Indonesia Sebagai Penunjang Pendidikan Kewirausahaan di Penguruan Tinggi. Hasil Penelitian: UNS Surakarta.

Nazir, Mohammad. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nitisemito, A. S. 1991.Marketing. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nopirin. 1987. Ekonomi Moneter Buku Ke-dua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Pasiama, Hasanuddin. 2015. Modul Ajar Ekonomika. Jakarta: Pusat Bahan Ajar dan Learning.

Peraturan Pemerintah RI No. 30 Tahun

1990http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4d1812dfb9304/node/684/pp-no-30- tahun-1990-pendidikan-tinggi diakses pada 05 November 2017.

Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS (Untuk Analisis Data dan Uji Statistik), Yogyakarta:

MediaKom.

(17)

Putri, S.D. 2006. Cari Duit Ala Mahasiswa. Yogyakarta: Galang Press.

Qardhawi, Yusuf. 1999. Norma dan Etika Bisnis Islam, Alih Bahasa Zainal Arifin. Jakarta: Gema Insani.

Riani, A.L. 2005. Dasar-dasar Kewirausahaan. UNS Press: Surakarta.

Riyanti, B.P.D. 2003. Kewirausahaan Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Grasindo, Jakarta.

Rustami, et. Al. 2014. Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Promosi, dan Volume Penjualan Terhadap Laba Pada Perusahaan Kopi Bubuk Banyuatis Vol. 2. Bali: E-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha.

Sanusi, Anwar. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Sarwono. 1978. Perbedaan antara Pemimpin dan Aktivis dalam Gerakan Protes Mahasiswa.

Jakarta: Penerbit Bulan Bintang.

Soemarso, S. R. 2005.Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Revisi, Jakarta: Salemba Empat.

Soeratno & Lincoln Arsyad.1988.Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Rosyidi. 2001. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro, Edisi Terbaru, Cetakan ke 4. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi : Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sunarto & R. Sahedhy Noor .2004. Manajemen Sumber Daya Manusia . Yogykarta: BPFE.

Suryana. 2003. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses, Edisi Pertama.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suryana. 2013. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju Sukses, Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

Susantoro, A.A. 2003. Sejarah Pers Mahasiswa

Indonesia.http://www.persmahawana.fanspace.com/ diakses pada 05 November 2017.

Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Ekonisia: Yogyakarta.

Swastha, Basu. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua, Cetakan Kedelapan. Jakarta: Liberty.

William, J. Stanton, et. Al. 1994. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran, Cetakan Pertama.

Bandung: Mandar Maju.

Zimmerer, W. Thomas dan Norman M. Scarborough. 2002. Pengantar Kewirausahaan Dan Manajemen Bisnis Kecil, Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

Full Costing adalah metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya

Planetarium Planetarium adalah sarana yang dijadikan sebagai tempat pembelajaran terkait dengan dunia astronomi luar angkasa yang didalamnya terdapat miniatur, pertunjukan serta