ANALISIS VARIABEL-VARIABEL PENGARUH PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI OLAHAN APEL KOTA BATU
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh:
Angger Satriya W 115020100111057
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
Analisis Variabel-Variabel Pengaruh Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Olahan Apel Kota Batu
Angger Satriya W
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal kerja, tingkat upah, dan jumlah output terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri UMKM olahan apel di Kota BatuMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah modal, rata-rata tingkat upah, dan nilai output produksi. Temuan yang didapat dari hasil regresi penelitian ini adalah variabel modal dan upah berpengaruh signifikan dan mempunyai pengaruh yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja. Sedangkan untuk output produksi ternyata mempunyai pengaruh terhadap pengurangan tingkat penyerapan tenaga kerja sektor UMKM hasil olahan apel Dari hasil regresi yang didapat, variabel modal ternyata mempunyai pengaruh yang besar terhadap bertambahnya tingkat penyerapan tenaga kerja.
Kata kunci: Penyerapan Tenaga Kerja, Modal, Upah, Tingkat Output
A. PENDAHULUAN
Otonomi daerah memungkinkan setiap daerah untuk melakukan pembangunan yang dapat menunjukkan diferensiasi dari daerahnya dibandingkan dengan daerah lainnya. Otonomi daerah membuat sebuah daerah lebih leluasa untuk melakukan usaha-usaha guna mengembangkan sektor- sektor andalan dari setiap daerah. Otonomi daerah adalah hak penduduk yang tinggal dalam suatu daearh untuk menentukan, mengatur, mengendallikan dan mengembangkan urusannya sendiri dengan menghormati peraturan perudangan yag berlaku (Nurcholis, 2007).
Kota Bstu merupakan aset wisata yang utama di Jawa Timur dengan skala Nasional sampai Internasional. Kota Batu memiliki potensi pariwisata yang besar, baik wisata alam, buatan maupun budaya. Selain memiliki potensi wisata yang beragam, dengan letak geografis yang berupa dataran tinggi, memungkinkan kota Batu memiliki keunggulan lain yakni penghasil buah, bunga dan sayuran dan industri olahan hasil agriculture. Menurut Gayatri (2005) pariwisata adalah kesuluruhan elemen yang terkait (wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri dan lain-lain)
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kota Batu Tahun 2014-2016
TAHUN JUMLAH WISATAWAN
2014 3.364.019
2015 3.715.650
2016 3.965.764
Sumber: Pusat Informasi Pariwisata (PIP) Kota Batu, 2016
Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa tingkat wisatwan di Kota Batu terus meningkat dari tahun 2014 sampai 2016. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Batu menjadi salah satu potensi tempat wisata yang cukup potensial di Jawa Timur.Dengan tingkat jumlah wisatawan yang terus meningkat menjadikan banyak usaha yang membuka usahanya di Kota Batu. Berikut ini adalah data perusahaan pengolahan apel di Kota Batu.
Tabel 1.2 Data Perusahaan Pengolahan Apel di Kota Batu
No. Nama Perusahaan Tahun Berdiri
1. Sari Apel Brosem 2005
2. Roso Sari Apel 2007
3. Sari Apel Araya 2008
4. Keripik Apel Karisma 2009
5. Keripik Apel Mamat 2009
6. Sari Apel Telaga Abadi 2010
7. Industri Sari Apel Khoiron 2010
8. Tonik Apel Samba 2010
9. Sari Apel Rama 2010
10 Industri Sari Apel Fruit Cool 2010
11. CV. Dewata 2011
12 Sari Apel Nyezz 2011
13. Keripik Apel Anaz Jaya 2012
14. Keripik Apel Prasetyono 2012
15. Sari Apel Adam Apple 2012
Sumber : Diskoperindag Kota Batu
Berdasarkan pada table 1.2 diatas menjelaskan bahwa di Kota Batu sudah banyak berdiri industri olahan apel sejak tahun 2005. Hal ini menandakan bahwa olahan apel masih menjadi daya tarik pengusaha untuk mendapatkan keuntungan dari kegiatan usaha olahan apel.
B. KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Pariwisata
Menurut WTO (World Tourism Organization), pariwisata adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya. Beberapa pengertian menurut para ahli, antar lain :
1. Meyers (2009)
Pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah, melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang, waktu libur serta tujuan-tujuan lainnya.
2. Kodhyat (1998)
Pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, yang dilakukan perseorangan ataupun berkelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
3. Wahab (1975)
Pariwisata adalah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri- industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.
4. Soekadijo (1996)
Pariwisata adalah gejala yang komplek dalam masyarakat, di dalamnya terdapat hotel, objek wisata, souvenir, pramuwisata, angkutan wisata, biro perjalanan wisata, rumah makan, dan banyak lainnya.
5. Kusdianto (1996)
Pariwisata adalah suatu susunan organisasi, baik pemerintah, maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan uyang memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Bab 1 ayat 2 menjelaskan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Suparmoko (2002) mengemukakan, tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara dalam memproduksi barang/jasa, tenaga kerja yang dalam usia kerja adalah usia 15-64 tahun. Tiga golongan yang disebut pencari kerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga walaupun tidak sedang bekerja mereka dianggap secara fisik maupun sewaktu-waktu dapat ikut bekerja.
Pengertian Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM)
UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. UMKM diatur dalam Undang- Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Usaha Mikro sendiri memiliki arti usaha produktif miliki perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagai diatur dalam undang-undang. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil seperti yang diatur dalam undang-undang. Usaha menengah yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
Modal
Menurut ahli ekonomi modal adalah kekayaan perusahaan yang dapat digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya. Sedangkan pengusaha berpendapat bahwa modal adalah nilai buku dari surat berharga (Prawirosentono, 2002). Menurut Prof. Meij modal adalah sebagai kolektivitas dari barang- barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet, yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifitasnya untuk membentuk pendapatan (Riyanto, 2001).
Upah
Menurut ahli ekonomi modal adalah kekayaan perusahaan yang dapat digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya. Sedangkan pengusaha berpendapat bahwa modal adalah nilai buku dari surat berharga (Prawirosentono, 2002). Menurut Prof. Meij modal adalah sebagai kolektivitas dari barang- barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debet, yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi produktifitasnya untuk membentuk pendapatan (Riyanto, 2001).
Nilai Output
Output Dalam pengertian sederhana, produksi berarti menghasilkan barang/jasa. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan/manfaat suatu barang. Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan yang meliputi:
1. Menghasilkan barang atau jasa.
2. Meningkatkan nilai guna barang atau jasa.
3. Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
4. Meningkatkan keuntungan.
5. Memperluas lapangan usaha.
6. menjaga kesinambungan usaha perusahaan.
C. METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menganalisis pengaruh variabel modal kerja, tingkat upah dan nilai output terhadap tingkat penyerapan tenaga kerja pada industri olahan apel di Kota Batu. Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda yang melihat pengaruh antar variabel bebas terhadap variabel depeden
Definisi Operasional Variabel
Pada penelitian ini, penulis melakukan pengukuran terhadap keberadaan suatu variabel dengan menggunakan instrumen penelitian. Kemudian penulis akan melanjutkan analisis untuk mencari pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, Sugiyono (2010 : 30) mengemukakan sebagai berikut :
Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predicator, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah investasi modal untuk industri UMKM (X1), rata-rata tingkat upah tenaga kerja (X2), dan nilai output yang dihasilkan dari industry UMKM di Kota Batu (X3).
Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka yang akan menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah penyerapan tenaga kerja.
Uji R-square (R2)
Koefisiensi determinasi (R2) menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi.
Angka tersebut dapat mengukur seberapa dekat garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Artinya, nilai tersebut mencerminkan seberapa besar variasi dari varibael terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Semakin besar R2, maka semakin baik dari model regresi yang diperoleh. Baik atau tidaknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2-nya yang mempunyai nilai antara nol sampai satu. Ketentuannya adalah bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2=0) artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sedangkan bila R2-1artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain, bila R2=1, maka semua titik-titik pengamatan berada tepat pada garis regresi.
Uji Parsial (Uji-t statistik)
Pengujian hipotesis untuk setiap koefisien regresi dilakukan dengan uji-t statistik pada tingkat kepercayaan 95 persen dan dengan derajat kebebasan df = n-k-1
H0 : β1 = 0 : tidak berpengaruh Ha : β1 ≠ 0 : berpengaruh H0 : β2 = 0 : tidak berpengaruh Ha : β2 ≠ 0 : berpengaruh H0 : β3 = 0 : tidak berpengaruh
Ha : β3 ≠ 0 : berpengaruh Apabila :
t-statistik ≤ t tabel : H0 diterima dan Ha ditolak t-statistik ≥ t tabel : H0 ditolak dan Ha diterima
Jika H0 ditolak, berarti peubah bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap peubah terikat.
Uji Keseluruhan (Uji-F)
Pengujian hipotesis dengan menggunakan indikator koefisien determinasi (R2) dilakukan dengan uji-F pada tingkat kepercayaan 95 persen dan derajat kebebasan df1 = k-1 dan df2 = n-k.
H0: β1 = β2 = β3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
Ha: β1 ≠ β2 ≠ β3≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh variable independen terhadap variabel dependen Apabila :
f-statistik< f tabel : H0 diterima dan Ha ditolak f-statistik> f tabel : H0 ditolak dan Ha diterima
Jika H0 diterima, berarti peubah bebas tidak berpengaruh nyata terhadap peubah terikat.
Sebaliknya, jika H0 ditolak berarti pubah bebas berpengaruh nyata terhadap peubah terikat.
Uji Asumsi Klasik Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan melakukan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi menggunakan ketentuan sebagai berikut:
a. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau Upper bound (dU) dan (4- dU), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.
b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dL), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.
c. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.
d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (dU) dan batas bawah (dL) atau DW terletak antara (4-dU) dan (4-dL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.Uji multikolonieritas dilakukan dengan menganalisis matriks korelasi variabel- variabel independen, nilai Tolerance, dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model regresi menunjukkan adanya multikolinearitas jika:
1. Tingkat korelasi > 95%
2. Nilai Tolerance < 0.10, atau 3. Nilai VIF > 10.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2006).
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas (Ghozali, 2006).Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan memperhatikan signifikansi variabel-variabel penelitian yang diuji dengan uji Glejser.
Cara mendeteksi Heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya dan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar,
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
D. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Uji Pertimbangan Pemilihan Model Terbaik
Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
Hipotesis:
H0 : variabel bebas tidak pengaruh berarti terhadap variabel dependen H1 : variabel bebas memiliki pengaruh berarti terhadap variabel dependen Keputusan tolak H0 jika nilai t hitung <t table
Tabel 4.1 Hasil Koefisien Regresi Uji t Model
Unstandardized Coefficients
Standardize
d Coefficients t Sig.
B Std.
Error Beta B Std.
Error
(Constant) 3.310 .931 3.556 .005
Modal .655 .338 .575 1.940 .078
Upah .219 .341 .167 .641 .534
Output -.096 .316 -.089 -.302 .768
Untuk nilai t tabel (n-k;α), (15-3;0,05) maka didapatkan nilai t tabel satu sisi sebesar 2,17881.
Maka tabel di atas pada kolom t untuk semua variabel bebas (modal, upah, dan output) mempunyai nilai > 2,17881. Oleh karena itu, menolak H0 dan menerima H1.
Uji Simultan ( Uji F )
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : tidak ada variabel bebas yang berpengaruh simultan terhadap variabel dependen
H1 : paling sedikit ada satu variabel bebas yang berpengaruh simultan terhadap variabel dependen
Keputusan tolak H0 jika nilai f hitung <f tabel Tabel 4.2 Hasil Uji F
Mode l
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 1.030 3 .343 1.469 .277(a)
Residual 2.570 11 .234
Total 3.600 14
Nilai f tabel (df1 = k – 1) dan (df2 = n – k), maka nilai f tabel adalah (df1 = 4 – 1) dan (df2 = 15 – 4) jadi nilai f tabel adalah sebesar 3,59. Oleh karena itu nilai f hitung < f tabel menolak H0, atau dengan kata lain menerima H1 (paling sedikit ada satu variabel bebas yang berpengaruh simultan terhadap variabel dependen).
Pembahasan
Variabel modal kerja, tingkat upah, dan jumlah output merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses penyerapan tenaga kerja pada sektor perhotelan di Kota Batu. Hasil penelitian tersebut dijelaskan diantara lain :
Berdasarkan hasil regresi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel modal kerja sektor industri UMKM olahan apel berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Batu. Hal ini berarti ketika tingkat modal kerja bertambah 1 satuan maka tingkat penyerapan tenaga kerja akan bertambah sebesar 0,655. Pertambahan modal ini cenderung digunakan untuk menambah kapasitas produksi UMKM olahan apel di Kota Batu.
Berdasarkan hasil regresi pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat upah industri UMKM olahan apel di Kota Batu berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Kota Batu.
Hal ini menjelaskan jika tingkat upah industri UMKM olahan apel bertambah 1 satuan maka tenaga kerja akan bertambah sebesar 0,219. Pertambahan tingkat upah ini digunakan untuk menarik tenaga kerja masuk ke dalam industri olahan apel.
Jumlah output industri UMKM di Kota batu dipengaruhi oleh wisatawan yang datang berkunjung ke Kota Batu. Ditunjang dengan banyaknya obyek wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan.
Wisata alam yang menawarkan pemandangan perbukitan dengan iklim kota yang suhunya dingin membuat daya tarik sendiri dari Kota Batu, ada juga pariwisata alam yang berbasis pertanian atau agrowisata seperti wisata petik apel banyak dijumpai. Hal tersebut cocok dengan orang yang berkunjung dengan tujuan wisata.. Sektor industri olahan apel UMKM yang mendapat keuntungan dengan kondisi seperti itu karena akan terjadi peningkatan permintaan terhadap output industri olahan apel. Terlebih pada masa saat akhir minggu, libur panjang, akhir tahun pastinya menjadi favorit hari untuk melakukan tujuan wisata, program bisnis dan wisatawan yang kemudian membeli oleh-oleh khas Kota Batu sebagai buah tangan dari Kota Batu.
E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal kerja, tingkat upah, dan jumlah output terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri UMKM olahan apel di Kota Batu. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan hasil pembahasan menunjukkan bahwa variabel Modal Kerja (X1) memiliki pengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri UMKM olahan apel di Kota Batu, dikarenakan bila terjadi kenaikan modal kerja dapat mempengaruhi perluasaan usaha yang pastinya akan membutuhkan tambahan tenaga kerja.
b. Berdasarkan hasil pembahasan menunjukkan bahwa variabel Tingkat Upah (X2) memiliki pengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri UMKM olahan apel di Kota Batu, dikarenakan dengan meningkatnya tingkat upah yang diberikan pada sektor perhotelan maka banyak masyarakat akan tertarik untuk bekerja pada sektor perhotelan. Jadi akan ada penyerapan tenaga kerja yang meningkat pada sektor industri UMKM olahan apel di Kota Batu.
c. Berdasarkan hasil pembahasan menunjukkan bahwa variabel jumlah output (X3) memiliki pengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri UMKM olahan apel di Kota Batu, dikarenakan dengan meningkatnya permintaan terhadap jumlah output produksi tidak mempengaruhi perusahaan untuk menambah jumlah tenaga kerja agar memenuhi permintaan, tetapi dengan memberikan bonus kepada tenaga kerja yang ada. Selain dengan memberikan bonus jumlah output yang semakin meningkat juga bisa digantikan dengan teknologi atau mesin produksi untuk mendapatkan tingkat produksi yang lebih efisien.
Saran
Sehubungan dengan kesimpulan diatas, maka beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya Modal Kerja (X1) pada sektor industri UMKM olahan apel di Kota Batu diharapkan pengusaha menggunakannya dengan maksimal untuk memperluas usahanya atau menambah usaha baru yang dibarengi dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja juga.
b. Dengan upaya meningkatkan Tingkat Upah (X2) pada seluruh sektor industri UMKM olahan apel di Kota Batu akan mendorong keinginan masyarakat untuk bekerja pada sektor tersebut yang nantinya akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
c. Permintaan Tingkat Output Produksi Olahan Apel (X1) yang tinggi di Kota Batu harus direspon baik oleh perusahaan dengan meningkatkan penyerapan tenaga kerja agar permintaan terhadap produk- produk olahan apel dapat terpenuhi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Soekadijo, R. G. 2000. Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Simanjuntak, 2001.Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan.Jakarta: Salemba Empat.
Sukirno, Sadono. 2007. Makro Ekonomi Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.