ANALYSIS INDUSTRY RIVALRY AND COMPETITION : ANALISIS PERSAINGAN KOMPETITIF PERUSAHAAN E-COMMERCE SHOPEE
DENGAN MENGGUNAKAN METODE PORTER’S FIVE FORCES
Adi Neka Fatyandri1), Janes Tan2), Junestin3), Putri Surya Sri Rahayu4), Andriani Fahira5), Chairunisa Aj Reqha6).
1-6 Manajemen, Universitas Internasional Batam
email: [email protected] , [email protected] , [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
Abstract
This analysis is to analyze competitive rivalry against Shopee companies. In this analysis using descriptive analysis method and using a qualitative approach. Competitive competition analysis using Porter's Five Forces method is a strategic framework used to evaluate the attractiveness and intensity of competition in a particular industry or market. In the context of a Shopee company, this analysis can provide insight into the factors influencing Shopee's position in the e-commerce market and identify opportunities and challenges faced by the company. The conclusion of this research is Shopee is one of the leading e- commerce companies in Southeast Asia, with operations in a number of countries in the region, This Focus Group Discussion is a method that is used systematically and directed to discuss an issue or object in order to obtain a specific result through group discussions, Analysis using Porter's Five Forces framework can help Shopee understand competition in the e-commerce industry. It aims to determine an effective strategy to maintain and improve their position in the industrial world, Porter's model can be applied in any economic situation to understand the amount of industry competition and can increase the company's long- term profitability
Keywords: Business strategy, Competitive competition, Shopee, Potter's Five Forces
1. PENDAHULUAN
Analisis persaingan kompetitif perusahaan e-commerce Shopee sangat penting untuk membantu perusahaan dalam mencari tahu kekuatan dan kelemahan mereka di pangsa pasar, serta strategi yang harus dilakukan untuk menghadapi. Salah satu strategi yang dilakukan adalah meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi [1].
Pesaing dan meningkatkan daya saing di pasar. Dalam hal ini, analisis menggunakan kerangka kerja Porter's Five Forces dapat membantu Shopee dalam memahami persaingan di industri e-commerce dan menentukan strategi yang efektif untuk mempertahankan dan meningkatkan posisi mereka di pasar.
Porter's Five Forces ialah kerangka kerja analisis industri yang digunakan untuk mencari
tahu faktor yang mempengaruhi persaingan dan profitabilitas dalam suatu industri. Kerangka kerja ini dikembangkan oleh Michael Porter pada tahun 1979 dan sejak itu menjadi salah satu alat analisis industri yang paling populer dan sering digunakan.
Untuk analisis ini perusahaan yang akan kami analisis five forces ialah perusahaan Shopee. Shopee ialah salah satu perusahaan e- commerce yang ada di Asia Tenggara, yang beroperasi di sejumlah negara di wilayah tersebut. Untuk menganalisis persaingan kompetitif perusahaan ini, kita dapat menggunakan kerangka kerja Porter's Five Forces, yang terdiri dari lima kekuatan utama sebagai berikut:
1. Ancaman dari pesaing baru (Threat of new entrants)
Tingkat ancaman dari pesaing baru pada industri e-commerce masih cukup tinggi. Pasalnya, biaya untuk memulai bisnis e-commerce relatif rendah dan semakin banyak orang yang menggunakan internet untuk melakukan pembelian, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para calon pengusaha. Meskipun demikian, Shopee telah membangun reputasi yang kuat dan memiliki skala ekonomi yang signifikan, yang memungkinkannya untuk menahan serangan pesaing baru.
2. Kekuatan negosiasi pemasok (Bargaining power of suppliers)
Kekuatan negosiasi pemasok dalam industri e-commerce umumnya rendah, karena sebagian besar produk yang dijual berasal dari berbagai merek dan pemasok yang berbeda. Namun, Shopee terus meningkatkan kerjasamanya dengan pemasok besar untuk mendapatkan penawaran harga yang lebih baik dan mengurangi biaya operasionalnya.
3. Kekuatan negosiasi pembeli (Bargaining power of buyers)
Kekuatan negosiasi pembeli dalam industri e-commerce cukup tinggi, karena konsumen memiliki banyak pilihan toko online yang dapat mereka gunakan untuk membeli barang [2], [3]. Oleh karena itu, Shopee harus memastikan bahwa layanan yang ditawarkan cukup baik untuk menarik dan mempertahankan pelanggan.
4. Ancaman dari produk pengganti (Threat of substitutes)
Ancaman dari produk pengganti dalam industri e-commerce cukup tinggi, karena konsumen dapat dengan mudah beralih ke platform lain jika mereka merasa tidak puas dengan layanan yang diberikan. Oleh karena itu, Shopee harus terus meningkatkan pengalaman belanja dan menawarkan produk yang lebih baik dan lebih murah dari pesaingnya.
5. Intensitas persaingan di antara pesaing (Rivalry among existing competitors)
Intensitas persaingan di antara pesaing di industri e-commerce cukup tinggi, karena banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar. Shopee bersaing dengan beberapa pesaing besar seperti Lazada dan Tokopedia, serta pesaing kecil yang terus bermunculan.
Oleh karena itu, Shopee harus terus memperbaiki layanannya dan menawarkan harga yang lebih kompetitif untuk tetap bersaing.
Tujuan dari analisa ini ialah untuk memahami seberapa besar posisi peringatan persaingan industri yang dimilik di perusahaan e-commerce yang selanjutnya dapat dipergunakan untuk menganalisa dalam menentukan strategi bersaing berdasarkan Porter’s Five Forces yang dirancangkan Shopee dalam
mengelola bisnisnya. Sehingga Shopee mampu bertahan dan memaksimalkan keunggulan dan industrinya.
Dalam keseluruhan, analisis persaingan kompetitif perusahaan e-commerce Shopee dengan menggunakan metode Porter's Five Forces memberikan manfaat yang penting untuk membantu perusahaan memahami pasar, mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan mereka, menentukan strategi yang efektif, dan meningkatkan pengambilan keputusan untuk menghadapi persaingan di pasar.
Business Environment
Perusahaan adalah salah satu produk dari beberapa lingkungan.Cara mempertahankan lingkungan tersebut, perusahaan wajib melakukan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Lingkungan adalah semua yang terdapat diluar organisasi..
Lingkungan bisnis sendiri memiliki arti yaitu, pertimbangan suatu perusahaan
dalam mengambil suatu keputusan dalam lingkungan yang mereka hadapi.
Lingkungan bisnis (business environment) merujuk pada serangkaian keadaan atau kemampuan yang mempengaruhi fungsi bisnis. Hal tersebut biasanya berada di luar atau di dalam perusahaan. Lingkungan bisnis merupakan segala sesuatu yang membuat pengaruh terhadap segala kegiatan bisnis dalam suatu perusahaan ataupun lembaga. Business environment sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yakni Internal environment dan external environment. Faktor dalam internal meliputi resource (sumber daya), capability (kapasitas), dan core competence (keahlian). Sedangkan Faktor dari eksternal meliputi Threat of new Entries (ancaman produk sejenis) Threat of Substitute products (ancaman barang pengganti) Bargaining Power of Customers (tawaran dari pelanggan) Bargaining Power of Suppliers (tawaran dari pemasok) Intensity of Competitive Rivalry (menjawab tantangan pesaing bisnis). [4]
1. Industry Environmental Analysis
Analisis Lingkungan industri merupakan suatu cara untuk menilai tentang peluang beserta threat yang terdapat di dalam lingkungan yang cukup competitive dan mendukung kesuksesan pada bisnis. Lingkungan yang competitive dapat memberikan manfaat salah satunya adalah profit pada bisnis tersebut, yang kemudian akan memberikan dampak apa yang akan didapat oleh perusahaan pada akhirnya nanti. Analisis industri ini biasanya dilakukan oleh lembaga penelitian dari perusahaan. Terdapat lima kekuatan yang harus dianalisis perusahaan agar dapat memahami potensi profitabilitas. Dengan lima kekuatan ini perusahaan akan memahami bagaimana
kekuatan posisi persaingan pada bisnis yang sedang dijalani.
a. Threat of new entrants
Ancaman yang menjadi penentuan apakah mudah atau sulit untuk masuk dalam industri tertentu. Akibat dari ancaman pendatang baru ini dalam industri membuat persaingan yang semakin ketat dan memiliki dampak dalam penurunan laba. Peningkatan ancaman ini diukur dari kemampuan mereka bagaimana mereka bisa terjun dan bersaing dengan perusahaan lain yang dikatakan sejenis.
b. Bargaining power of suppliers
Aktivitas tawar menawar pemasok yang tinggi dapat membuat pemasok menjual bahan baku dengan harga tinggi dan menjual bahan baku dengan kualitas rendah kepada pelanggannya. Akibat dari hal ini perusahaan menjadi ketergantungan dengan suplier dan membuat ancaman bagi perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya memilih supplier yang bagus dari segi harga maupun kualitasnya.
c. Bargaining power of buyers
Menilai kekuatan daya menawar dari customer, semakin tingginya kekuatan tawaran dari pembeli dalam tuntutan harga yang rendah ataupun tingginya kualitas dari barang, maka semakin rendah pula profitabilitas yang didapat oleh perusahaan.
d. Threat of substitutes
Ancaman pengganti yaitu ancaman yang terjadi ketika customer dihadapkan dengan barang pengganti yang lebih murah atau barang yang memiliki kualitas yang baik dengan pengalihan harga yang renda.
Dalam hal ini, titik harga dibatasi oleh harga substitusi, sehingga menghambat profitabilitas yang dapat dihasilkan perusahaan.
e. Rivalry among existing competitors
Pesaing dengan kompetitor yang sejenis menjadi salah satu faktor utama persaingan dalam bisnis. Persaingan yang ketat dapat membuat semua perusahaan pesaing memperebutkan pangsa pasar yang sejenis. Hal ini juga membuat potensi keuntungan masing- masing dari perusahaan terhambat. Oleh karena itu, diperlukan beberapa perspektif dalam memaksimalkan posisi, sama dengan hal taktik persaingan harga, promosi, serta peningkatan jaminan kepada customer 2. Competitor Analysis
Analisis pesaing merupakan strategi yang dilakukan dalam bisnis untuk menganalisis dan mengenali segala aspek dari setiap kompetitor bisnis. Analisa yang dilakukan biasanya meliputi hal-hal yang berkaitan dengan bisnis, diantaranya produk/barang, strategi pemasaran, sistem bisnis, penjualan, serta kinerja perusahaan.
Terdapat 4 langkah dasar dalam memecah analisis pesaing, diantaranya adalah, identifikasi pesaing, membuat profil pesaing, mengenali harga barang, memahami strategi promosi yang dilakukan oleh pesaing, dan melakukan analisis SWOT. Beberapa hal yang perlu perusahaan pahami dalam analisis pesaing, yakni : [5]
Hal yang menjadi pendorong pesaing, sebagaimana tercermin dalam tujuan mereka di masa yang akan datang.
Hal yang dilakukan oleh pesaing, contohnya strategi yang ditunjukkan mereka.
Pendapat pesaing tentang industri sebagaimana tercermin dalam asumsi mereka.
Kemampuan pesaing yang menunjukan kekuatan dan kelemahan mereka.
3. Competitive Strategy
Strategi kompetitif adalah suatu strategi yang berfokus pada perencanaan manajemen untuk melakukan persaingan dengan sukses. Strategi yang dimaksud
disini adalah strategi generic yakni strategi yang berisi tentang strategi utama.Strategi ini bertujuan untuk menarik konsumen, mengatasi tingginya persaingan, dan mempertahankan posisi pasar perusahaan.
Dalam penerapannya, tipe strategi ini akan selalu berbeda. Meskipun demikian, terdapat beberapa strategi yang sudah banyak diketahui oleh awam dan dapat diimplementasikan pada segala macam perusahaan. Menurut M.Porter, terdapat 3 jenis strategi generik, yakni diferensiasi, kepemimpinan biaya menyeluruh, dan strategi fokus.[6]
2. METODOLOGI
Metodologi yang diterapkan pada analisis persaingan kompetitif perusahaan E-commerce Shopee dengan menggunakan metode porter’s five force ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif digunakan karena analisis ini bersifat penjabaran atau deskripsi yang cenderung memiliki konsep menjabarkan, menggambarkan, dan memberikan penjelasan jelas dan tepat mengenai objek yang dianalisis.
Serta pendekatan kualitatif diterapkan karena analisis ini berisikan hasil penulisan yang berupa pernyataan dan penjabaran dengan menggunakan rangkaian kata-kata yang sesuai dengan hasil yang didapatkan. Objek analisis pada artikel ini adalah perusahaan E-commerce yang cukup terkenal dan banyak penggunanya di Indonesia, yaitu Shopee. Penulis akan menganalisis perusahaan E-commerce Shopee ini lebih lanjut mengenai persaingan kompetitif perusahaannya dengan menggunakan metode porter’s five force. Pada analisis ini juga akan digunakannya metode Focus Group Discussion (FGD). Dimana Focus Group Discussion ini adalah cara yang digunakan secara sistematis dan terarah untuk membahas mengenai suatu isu atau objek agar mendapatkan suatu hasil yang spesifik melalui diskusi kelompok. Focus Group Discussion (FGD) menurut (Krueger,1988) bertujuan untuk
mengakumulasikan data mengenai persepsi dan pandangan anggota terhadap sesuatu, dan tidak berusaha untuk membenarkan satu pemikiran saja. [7]
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada analisis ini adalah teknik observasi non- partisipan. Teknik observasi non-partisipan ini merupakan teknik observasi yang menggunakan teknik dokumenter. Menurut (Indriantoro dan Supomo 1999, 146) teknik dokumenter ini adalah data penelitian yang berisikan informasi mengenai subjek, objek, serta peristiwa masa lalu yang dikumpulkan, diabadikan, dan disusun rapi dalam arsip. Maka dari itu data yang digunakan pada analisis ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2016:137) data sekunder adalah data yang sumbernya bersifat tidak langsung didapatkan oleh penulis mengenai objek yang dianalisis, tapi didapatkan melalui informasi dari orang lain, internet, dokumen, serta jurnal sejenis.
Data-data yang dibutuhkan untuk digunakan pada analisis ini didapatkan melalui internet, website resmi perusahaan Shopee, dan hasil studi dari pihak lain atau jurnal-jurnal dari media elektronik sebagai referensi tambahan untuk analisis ini.
3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Porter’s Five Forces Model
Lima Kekuatan Porter yaitu kerangka kerja menguraikan dan menganalisis lima kekuatan kompetitif yang mempengaruhi setiap pasar, membantu penilaian kekuatan dan kelemahan industri. Penulis menganalisis lima kekuatan yang sering digunakan untuk menentukan faktor yang paling penting dalam perusahaan Shopee.
Strategi perusahaan Shopee ditentukan oleh struktur industri. Model Porter dapat diwujudkan pada situasi ekonomi apa pun untuk mengetahui jumlah persaingan industri dan meningkatkan profitabilitas dalam waktu yang lama. Berikut analisa perusahaan Shopee: [8]
a. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants).
Datangnya pendatang baru dalam industri akan membuat kompetitif menjadi ketat yang pada akhirnya dapat menyebabkan lemahnya keuntungan. Tetapi pada Shopee ancaman masuknya pendatang baru ke Shopee tergolong rendah karena Shopee bukan hanya platform e- commerce besar di Indonesia, tapi juga di negara lainya.
Shopee pertama kali diluncurkan di Singapura pada tahun 2015 dan sejak itu memperluas jangkauannya ke Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, Vietnam, dan Filipina.
Shopee juga beroperasi di Brazil, menjadikannya negara pertama di luar Amerika Selatan dan Asia yang dikunjungi Shopee, sehingga Shopee menjadi pasar global yang sulit ditangkap oleh pendatang baru.
Pendatang baru membutuhkan banyak waktu dan usaha untuk dapat bersaing dengan Shopee. Bahkan setelah Covid 19 berkurang, konsumen telah terbiasa dan merasa lebih nyaman serta praktis jika berbelanja secara online, apalagi shopee memiliki banyak sekali fitur yang dapat digunakan seperti fitur Voucher Toko, Promo Toko Harga Coret, Paket Diskon, juga ada program-program seperti Gratis Ongkir Xtra, Cashback Xtra. Tidak hanya fitur Shopee juga memiliki layanan yang beraneka ragam seperti Shopee food, pay later, beli pulsa, bayar tagihan, Shopee pinjaman.
b. Ancaman Produk atau Jasa Pengganti (Threat of Substitutes).
Bahaya produk atau jasa pengganti perusahaan Shopee rendah dan menurun, terutama di masa pandemi saat ini. Sulit bagi konsumen untuk mengganti belanja online dengan belanja offline atau datang
langsung ke store. dikarenakan di masa pandemi ini para konsumen tidak perlu berjalan tanpa lelah dari toko ke toko untuk membeli barang. Konsumen hanya dengan koneksi internet, bisa mudah berinteraksi dengan penjua;. Waktu yang dihabiskan untuk berbagai hal juga jauh lebih singkat. Bahkan, konsumen bisa berbelanja dimana saja dan kapan saja.
Setelah masa Covid 19 mulai menurun juga orang masih suka belanja online karena sudah menjadi kebiasaan dari Covid 19 kemarin.
c. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers).
Dalam kegiatan bernegosiasi yang dilakukan konsumen terhadap pemasok bertujuan untuk menekan harga menjadi lebih rendah namun mendapatkan kualitas yang tinggi. Kegiatan tawar menawar ini membuat posisi berada di paling bawah bahkan melebihi batas.
Dalam waktu yang lama perusahaan akan menurunkan kualitas untuk memperjualkan produk dengan harga yang lebih murah. Contoh pada perusahaan Shopee mereka menciptakan layanan yang ada didalamnya bahwa produk-produk yang dijual di shopee dapat ditawar dengan kesepakatan di antara dua belah pihak. Sehingga layanan yang diberikan Shopee ini membuat pembeli lebih senang menggunakan Shopee ini dibanding E-Commerce lainnya.
d. Kekuatant awar Menawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers).
Perusahaan dalam kekuatan tawar menawar ini harus memiliki strategi sendiri. Perusahaan yang berusaha mendapatkan harga dengan semurah mungkin dan kualitas yang tinggi maka perusahaan tersebut memperoleh pasar yang lebih luas dibandingkan kompetitor lainnya. Pada perusahaan shopee dalam
menyusun strategi ini yaitu menurunkan harga yang relatif murah dengan kualitas yang cukup bagus, maka dalam hal ini Perusahaan Shopee diantara E- Commerce lainnya konsumen akan menilai harga dan kualitas Shopee jauh lebih baik.
e. Persaingan dalam Industri Sejenis (Rivalry of Competitors).
Dalam dunia industri yang memiliki bidang atau jenis produk yang dihasilkan sama, maka memiliki kekuatan persaingan yang tinggi. Kompetitor berperan sebagai pemain yang bersaing untuk mendapatkan pasar yang luas.
Semakin banyak kompetitor pada suatu perusahaan maka semakin keras berjuang untuk memperebutkan pasar. Dari hasil analisa kompetitor pada perusahaan Shopee ini dapat dikatakan cukup tinggi, dikarenakan pesaingnya terus bersaing dengan cara selalu menciptakan inovasi baru. Contohnya TikTok yang dulunya belum ada kegiatan transaksi jual beli didalamnya, sekarang sudah dapat bertransaksi online di dalamnya sama seperti Shopee. Perusahaan E-Commerce yang menjadi pesaing Shopee yaitu Tokopedia, Lazada, Blibli, dan Zalora juga memiliki kualitas yang baik seperti Shopee. Namun, untuk saat ini perusahaan Shopee dapat dikatakan menjadi perusahaan E- Commerce yang berkualitas baik dan banyak digunakan di kalangan masyarakat luas sehingga Shopee menjadi salah satu perusahaan yang menjadi saingan perusahaan E- Commerce lainnya. [9]
2. Competitor Analysis
Analisis SWOT dalam perusahaan Shopee ini menggunakan metode perencanaan strategis untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) pada perusahaan Shopee.
Berikut analisis yang penulis lakukan yaitu:
a. Kekuatan (strengths)
Shopee memiliki kemudahan dalam melakukan transaksi pembayaran antara penjual dengan pembeli. Shopee dapat menjadi sumber penghasilan utama seseorang di masa depan, karena dalam hal ini Shopee merupakan marketplace yang sangat terkenal di masuarakat luas..
Kemudian Shopee juga memiliki jaringan penjual / owner barang yang tersebar luas di seluruh Indonesia.
b. Kelemahan (weaknesses)
Kelemahan yang dimiliki perusahaan Shopee adalah semakin jauh tempat pengiriman barang maka semakin tinggi biaya pengiriman barang yang dibeli oleh calon konsumen yang membuat konsumen memikirkan kembali akan hal itu. Kemudian dikarenakan Shopee berbentuk aplikasi yang harus menggunakan jaringan internet jadi hanya menjangkau kota dan masyarakat yang memiliki akses internet saja.
c. Peluang (opportunities)
Pasar e-commerce di Asia Tenggara terus berkembang sehingga dapat memberikan peluang besar bagi Shopee untuk terus tumbuh.
Shopee dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan dengan memperbaiki layanan pelanggan dan kebijakan pengembalian produk yang lebih baik.
Shopee dapat memperluas bisnisnya ke luar Asia Tenggara untuk mencapai pangsa pasar yang lebih besar.
d. Ancaman (threats)
Persaingan dalam industri Shopee sangat ketat, misalnya kompetitor e- commerce yang kuat seperti Tokopedia dan Lazada.
Perubahan kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi bisnis Shopee, seperti adanya peraturan tentang pajak dan regulasi perdagangan online,
Potensi terjadi dikarenakan krisis ekonomi atau keuangan yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi dan mengurangi jumlah pengguna e- commerce. (Gudiato et al., 2022) 3. Competitive Strategy
Shopee adalah perusahaan e-commerce yang berkembang pesat di Asia Tenggara dan menjadi salah satu pesaing utama di pasar e-commerce regional. Berikut ini adalah beberapa analisa competitive strategy pada perusahaan shopee:[10]
Strategi Biaya yang Rendah (cost leadership)
Perusahaan Shopee memiliki jaminan harga termurah dari ecommerce lainya. Sehingga hal ini yang membuat pengguna Shopee tidak perlu berpikir dua kali untuk melakukan transaksi menggunakan Shopee. Strategi yang diciptakan Shopee dalam menciptakan kampanye “Garansi Harga Termurah, Uang Kembali 2x Lipat” membuat perusahaan ini menarik dari kompetitor lainya. Tidak semua kompetitor berani mengambil keputusan untuk membuat strategi biaya rendah dikarenakan hanya mendapat keuntungan yang rendah.
Perusahan Shopee dalam melakukan riset sangat melakukan yangterbaik untuk mendapatkan supplier termurah, sehingga bisa memberikan dengan harga murah pula. Dengan langkah ini dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan Shopee dengan menciptakan perbedaan harga antara produk- produknya dibandingkan dengan marketplace lainnya.
a. Strategi Pembedaan Produk dan jasa (differentiation)
Diferensiasi dalam strategi bisnis melibatkan penciptaan produk atau layanan unik yang dominan di pasar dan memberikan keunggulan kompetitif.
Dalam perusahaan Shopee, berikut adalah beberapa strategi yang mereka gunakan untuk membedakan diri dengan kompetitor lainnya:
Platform yang ramah pengguna:
Shopee memiliki platform yang sederhana dan fitur yang mudah dinavigasi, bahkan untuk pengguna pertama kali fitur didalamnya memberikan pengalaman pengguna yang luar biasa dan mendorong lebih banyak orang untuk menggunakan platform ini.
Pengiriman gratis dan diskon:
Shopee menawarkan pengiriman gratis untuk jumlah pembelian tertentu dan juga menyediakan berbagai diskon dan promosi untuk menarik dan mempertahankan pelanggan.
Shopee Mall: Shopee Mall merupakan sebagian strategi diferensiasi dari platform yang menampilkan produk dari penjual resmi. Ini memberi pelanggan rasa kepercayaan dan keandalan, sehingga mereka mengetahui bahwa mereka membeli dari sumber yang sudah jelas.
Integrasi media sosial: Shopee telah mengintegrasikan platformnya dengan berbagai saluran media sosial, memungkinkan pelanggan untuk dengan mudah berbagi produk yang mereka sukai dengan teman dan pengikut mereka. Ini membantu meningkatkan kesadaran merek dan mendorong lebih banyak lalu lintas ke platform.
b. Strategi Inovasi (Innovation)
Salah satu strategi inovasi yang diterapkan perusahaan Shopee yaitu yang pertama teknik pemasaran yang mengikuti tren, dengan membuat jingle
“Di Shopee pi pi pi” yang diiringi dengan nada lagu Baby shark. Shopee menerapkan hal-hal yang sedang viral atau tren buat jadi materi konten pemasarannya. Dengan begitu, masyarakat jadi lebih mudah ingat dengan brand-nya. Kemudian membuat promo yang menarik seperti memberikan gratis ongkir bagi para penggunanya, Ongkir diberikan dengan batas pembelian tertentu. Meski nominalnya gak terlihat besar, bagi calon konsumen, ongkir gratis bisa jadi daya tarik yang memikat bagi para calon konsumen.
Kemudian Shopee juga memberikan jaminan harga murah, Harga merupakan faktor utama yang dijadikan perbandingan oleh konsumen sebelum membeli sesuatu. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Shopee. Untuk bisa bersaing dengan marketplace lain, Shopee menggunakan kampanye
“Garansi Harga Termurah, Uang Kembali 2x Lipat”.
c. Strategi Tumbuh (Growth)
Shopee memiliki strategi pertumbuhan pasar yang agresif.
Langkah- langkah yang diambil dalam perusahaan Shopee yaitu menawarkan diskon besar-besaran, promo untuk gratis ongkir, memperluas jangkauan produk, serta mengembangkan pasar di kota yang lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Shopee dapat menjangkau dan menarik pelanggan yang lebih luas, terutama di pasar yang belum terakomodasi oleh pesaing lainnya.
d. Strategi Kerjasama (Alliance)
Perusahaan Shopee bekerja sama dengan pelayanan ekspedisi seperti J&T, sicepat dan lain sebagainya. Dengan
tujuan mengembangkan perusahaan Shopee. Selain itu Shopee juga bekerja sama dengan perusahan CB International Co. Ltd. (JCBI), anak perusahaan dari JCB Co., Ltd yang beroperasi secara internasional. Kerja sama perusahaan JCBI untuk memberikan alternatif pembayaran yang terintegrasi bagi pengguna Shopee. JCB menawarkan diskon metode pembayaran alternatif sepanjang tahun serta aman dan nyaman bagi pengguna Shopee. Selain itu, Shopee juga akan memperkenalkan beberapa kampanye untuk mendukung JCB melalui toko-toko yang berpartisipasi. Kolaborasi ini akan semakin memperkuat ekosistem Shopee, memberikan peluang pengembangan bisnis online bagi mitra dan penjual di Asia Tenggara. Pengguna Shopee juga dapat menikmati keuntungan dari metode pembayaran yang aman dan mendapatkan penawaran tambahan.[11]
4. KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan umum tentang perusahaan Shopee, berikut beberapa hal yang dapat disampaikan adalah :
Shopee adalah salah satu perusahaan e- commerce terkemuka di Asia Tenggara, yang beroperasi di sejumlah negara di wilayah tersebut.
Focus Group Discussion ini adalah cara yang digunakan secara sistematis dan terarah untuk membahas mengenai suatu isu atau objek agar mendapatkan suatu hasil yang spesifik melalui diskusi kelompok.
Analisis menggunakan kerangka kerja Porter's Five Forces dapat membantu Shopee dalam memahami persaingan di industri e- commerce. Hal ini bertujuan untuk menentukan strategi yang efektif untuk mempertahankan dan meningkatkan posisi mereka di dunia industri. .
Model Porter ini dapat diterapkan dalam situasi ekonomi apapun untuk memahami jumlah persaingan industri serta dapat meningkatkan profitabilitas jangka panjang perusahaan.
5. REFERENSI
[1] S. Sirait et al., “Selection of the Best Administrative Staff Using Elimination Et Choix Traduisant La Realite (ELECTRE) Method,” in Journal of Physics:
Conference Series, 2021, vol. 1933, no. 1, p. 12068.
[2] S. Sirait and K. Sinaga, “Effective BUMDes Management Strategies to Improve Village Economy in Naga Dolok Village, Simalungun Regency,” J.
Mantik, vol. 4, no. 3, pp. 2218–2224, 2020.
[3] B. Nathania, S. Sirait, and A. T. Purba,
“Village Economic Revitalization Through Technology-Based OVOP Approach,” Econ. Dev. Anal. J., vol. 11, no. 4, pp. 405–414, 2022.
[4] P. Sino, “MAKALAH " ANALISIS LINGKUNGAN INDUSTRI "
Tugas Analisa Lingkungan Bisnis UNIVERSITAS SOERJO NGAWI KATA PENGANTAR.” .
[5] “View of E-Commerce System Analysis on Shopee to increase competitiveness using the S.W.O.T. method.” .
[6] D. Chong and H. Ali, “Literature Review:
Competitive Strategy, Competitive Advantages, and Marketing Performance on E-Commerce Shopee Indonesia,”
Dinasti Int. J. Digit. Bus. Manag., vol. 3, no. 2, pp. 2715–419, 2022.
[7] F. B. Irawan, “Menyingkap Kualitas Pelayanan Pada Toko Kelontong Aulia Anugerah Pati,” Pap. Knowl. . Towar. a Media Hist. Doc., pp. 26–35, 2019.
[8] P. H. Jimmy Foris dan Ronny Mustamu,
“Analisis Strategi Pada Perusahaan Plastik Dengan Porter Five Forces,”
Agora, vol. 3, no. 1, pp. 736–741, 2015.
[9] C. Gudiato, E. Sediyono, and I.
Sembiring, “Analisis Sistem E- Commerce pada Shopee untuk
meningkatkan daya saing menggunakan metode S.W.O.T.,” J. Inf. Technol., vol. 2, no. 1, pp. 6–10, 2022, doi:
10.46229/jifotech.v2i1.294.
[10] D. P. Pamungkas, “ANALISIS
COMPETITIVE FORCE DAN
COMPETITIVE STRATEGY SISTEM
INFORMASI KULINER DI
INDONESIA (STUDI KASUS : Kulina.id),” Elinvo (Electronics, Informatics, Vocat. Educ., vol. 1, no. 2, pp. 118–127, 2016, doi:
10.21831/elinvo.v1i2.10760.
[11] E. Hermawan, “Competitive Strategy, Competitive Advantages, dan Marketing Performance pada E-Commerce Shopee Indonesia,” J. Kewirausahaan dan Multi Talent., vol. 1, no. 1, pp. 1–13, 2022, doi:
10.38035/jkmt.v1i1.7.