ANALISIS PENGARUH NPL, BOPO, CAR DAN LDR TERHADAP ROA PADA BANK DEVISA DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2017
Tri Yuni Wulandari (20141111028) Dr. Antyo Pracoyo, M.Si
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the influence of Non Perfoming Loan (NPL), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) to Return On Assets (ROA), at foreign exchange banking companies in Indonesia Stock Exchange (IDX) for the period of 2013-2017. The number of research objects is as many as 11 companies. This study uses purposive sampling method. Hypothesis testing was analyzed using multiple linear regression analysis which was processed with the Statistical Package for Social Sciences (SPSS) version 24. This study found that Beban Operasional terhadap Pendapatan Operatsonal (BOPO) had a significant negative effect to Return On Assets (ROA) and Non-Performing Loan (NPL) had a significant positive effect to Return On Assets (ROA). While the Capital Adequacy Ratio (CAR) and Loan to Deposit Ratio (LDR) are had a positive effect to Return On Assets (ROA).
Keyword : Non Perfoming Loan (NPL), Pendapatan Operasional terhadap Beban Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return On Assets (ROA).
BAB I : PENDAHULUAN
Perbankan mempunyai peran penting dalam perekonomian Negara dengan memberikan kontribusi bagi dunia usaha dan bisnis, karena berfungsi sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. Di samping itu, bank juga sebagai suatu industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat sehingga seharusnya tingkat kesehatan bank perlu dipelihara.
Pengertian Bank secara sederhana yaitu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkanya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainya. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Kasmir, 2012).
Sesuai dengan Undang–Undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi menjadi Undang–Undang RI No. 10 Tahun 1998 jenis perbankan di Indonesia pengelompokan Bank sendiri dibagi menjadi empat yaitu: (1) dilihat dari segi fungsinya, ini terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. (2) Dilihat dari segi kepemilikanya yaitu, Bank milik pemerintah, Bank milik swasta nasional, Bank milik koperasi, Bank milik asing dan Bank milik campuran. (3) Dilihat dari segi status, dalam arti lain bank dilihat dari segi kemampuanya dalam melayani masyarakat baik dalam jumlah produk, modal,ataupun kualitas pelayanan, bank yang di lihat dari segi statusnya yaitu, Bank devisa dan Bank non devisa. (4) dilihat dari segi cara menentukan harga yaitu, dengan berdasarkan pinsip konvensional ataupun dengan berdasarkan prinsip syari’ah.
Dalam penelitian ini penulis mengambil jenis bank yang di kelompokan dari segi statusnya yaitu Bank Devisa. Menurut surat edaran eksternal Bank Indonesia No. 28/4/UPPB tanggal 7 September 1995 perihal Persyaratan Bank Umum Bukan Bank Devisa menjadi Bank Umum Devisa. Yaitu, Kegiatan Usaha dalam valuta asing hanya dapat dilakukan oleh Bank yang termasuk dalam kelompok BUKU 2 (Bank dengan modal inti Rp1 Triliun sampai dengan kurang dari Rp5 Triliun), BUKU 3 (Bank dengan modal inti Rp5 Triliun sampai dengan kurang dari Rp30 Triliun), dan BUKU 4 (Bank dengan modal inti di atas Rp30 Triliun) yang telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia. Bank yang telah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia untuk melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing disebut juga sebagai bank devisa. Bank yang termasuk BUKU 1 (Bank dengan modal inti kurang dari Rp1 Triliun) hanya dapat melakukan kegiatan sebagai Perdagang Valuta Asing (PVA) yang diatur dalam ketentuan tersendiri.
Penilaian kinerja keuangan perbankan telah ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia N0.30/11/KEP/DIR tanggal 19 Maret 1998 tentang tata cara penilain kesehatan bank. Dimana tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu Bank melalui penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar.
Kinerja keuangan bank dapat dinilai dari rasio keuangan bank, seperti rasio Non Performing Loan (NPL), Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR). Berikut adalah perkembangan kinerja perbankan Indonesia yang termasuk kedalam buku 4 selama empat tahun terakhir.
Tabel 1.1
Data Perkembangan CAR, NPL, BOPO, dan LDR Bank Buku 4
Rasio
Keuangan Tahun 2014 % Tahun 2015 % Tahun 2016 % Tahun 2017%
NPL 2,73 3,09 1,91 2,52
BOPO 67,10 70,46 75,05 70,31
CAR 17,18 19,26 21,24 21,43
LDR 80,73 85,63 85,16 85,96
ROA 3,94 3,53 3,10 3,15
Sumber: Direktori Perbankan Indonesia
Berdasarkan pada tabel 1.1 tersebut dapat dilihat bahwa tahun 2014 sampai tahun 2015 telah terjadi peningkatan NPL sebesar 0,36 poin yang menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah kredit yang bermasalah pada bank tersebut. Terjadi kenaikan pada BOPO sebesar 3,36 poin, ini mengindikasikan kegiatan operasional bank belum efisien. Terjadi peningkatan jumlah CAR sebesar 2,08 poin, hal ini berarti modal yang dimiliki bank mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Terjadi kenaikan pada LDR sebesar 4,9 poin, ini menunjukkan bahwa likuiditas yang dimiliki bank kurang baik. Dan pada sisi ROA bank justru mengalami penurunan sebesar 0,41 poin, ini menunjukkan bahwa kemampuan bank untuk mendapatkan laba pun mengalami penurunan. Hal menarik pada pergerakan tahun2014 - 2015 adalah naiknya nilai CAR yang justru diikuti dengan penurunannya nilai ROA, Idealnya adalah penurunan CAR akan menaikkan nilai ROA.
Kemudian bila dilihat pada tahun 2015 sampai tahun 2016 telah terjadi penurunan NPL sebesar 1,18 poin. Hal ini mengindikasikan bahwa menurunnya jumlah kredit yang bermasalah pada bank tersebut. Kenaikan pada BOPO sebesar 4,59 poin, hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan operasional bank belum efisien. Ketika peningkatan jumlah CAR sebesar 1,98 poin, menunjukkan bahwa bank mengalami kenaikan pada modal yang dimilikinya. Terjadi penurunan LDR sebesar 0,47 poin, hal ini berarti likuiditas bank tersebut semakin baik. Dan pada sisi ROA bank justru mengalami penurunan sebesar 0,43 poin, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bank untuk mendapatkan laba pun mengalami penurunan. Hal menarik pada pergerakan tahun 2015 - 2016 adalah, menurunya nilai NPL yang diikuti dengan menurunya nilai ROA, idealnya penurunan NPL akan meningkatkan nilai ROA. Naiknya nilai CAR yang justru diikuti dengan penurunannya nilai ROA, Idealnya adalah penurunan CAR akan menaikkan nilai ROA. Dan menurunya nilai LDR yang diikuti oleh menurunnya nilai ROA, idealnya penurunan nilai LDR akan diikuti dengan kenaikan ROA.
Dan jika di lihat dari tahun 2016 sampai tahun 2017 telah terjadi telah terjadi peningkatan NPL sebesar 0,61 poin yang mengindikasi kan meningkatnya jumlah kredit yang bermasalah.
terjadi penurunan BOPO sebesar 4,74 poin yang mengindikasikan bahwa kegiatan operasionalnya bank semakin efisien. Terjadi peningkatan jumlah CAR sebesar 0,19 poin, hal ini berarti modal yang dimiliki bank mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Terjadi kenaikan pada LDR sebesar 0,8 poin, ini menunjukkan bahwa likuiditas yang dimiliki bank kurang baik. Dan pada sisi ROA bank mengalami peningkatan sebesar 0,05 poin, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bank untuk mendapatkan laba meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal menarik pada pergerakan tahun 2016 - 2017 adalah, meningkatnya nilai LDR yang diikuti oleh peningkatan nilai ROA, idealnya penurunan nilai LDR akan diikuti dengan kenaikan ROA. (sumber:
www.ojk.go.id diakses juni 2018)
Secara umum, ROA dari tahun ke tahun menunjukkan tren yang menaik, hanya saja faktor- faktor yang mempengaruhinya seperti NPL, BOPO, CAR, dan LDR, menunjukkan hasil yang fluktuatif dan pengaruh yang tidak menentu. NPL atau kredit bermasalah memiliki hubungan dengan profitabilitas bank sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia melalui SE BI No.15/28/DPNP 31 Juli 2013 dengan batas maksimal adalah 5%. Dalam kondisi normal, bank
komersial mengandalkan komponen kredit sebagai earning assetnya, maka NPL yang tinggi akan menurunkan profitabilitas bank (Retnadi, 2006).
Namun berdasarkan fakta di lapangan yakni pada pergerakan tahun 2015 sampai 2016, adanya penurunan nilai NPL justru menurunkan nilai ROA. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh oleh Ni Made Inten Uthami Putri Warsa dan I Ketut Mustanda (2016) memiliki hasil bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap ROA.
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/7/DPNP tahun 2013 menyatakan bahwa BOPO maksimal sebesar 85 persen, berdasarkan data pada tabel 1.1 rata-rata BOPO yang dimiliki bank tersebut sebesar 70,73 ini menunjukkan bahwa BOPO masih berada pada batas ideal. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Adrianti (2017) yaitu BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. semakin tinggi rasio BOPO mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional. begitu pula sebaliknya semakin kecil rasio BOPO maka mengindikasi kan bahwa bank telah menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik.
Pada tahun 2014 – 2015 menunjukkan kenaikan CAR yang diikuti dengan menurunya nilai ROA, padahal dalam penelitian yang dilakukan oleh Rosana (2013) memiliki hasil bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA hal ini berarti menunjukkan bahwa, semakin besar CAR maka keuntungan bank yang akan didapat semakin besar.
Profitabilitas juga memiliki hubungan erat dengan jumlah kredit yang diberikan diproksikan menggunakan LDR. Nilai likuiditas bank yang ideal menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.15/15/PBI tahun 2013 yaitu sebesar 72 % sampai dengan 90%. Berdasarkan data pada tabel 1.1 bahwa likuiditas pada bank tersebut masih terbilang cukup baik, karena dibawah dari batas maksimal yang telah ditentukan. Pada tahun 2015 – 2016 menunjukkan bahwa penurunan LDR diikuti dengan penurunan ROA, hal ini bertentangan dengan hasil uji yang dilakukan oleh Jordi (2017) yaitu terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara LDR dengan ROA, artinya jika LDR mengalami kenaikan maka ROA akan mengalami penurunan.
BAB II : KAJIAN TEORI Tinjauan Pustaka
Pada tinjauan pustaka ini akan dijelaskan tentang pengertian bank, dan pengaruh Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Assets (ROA).
Definisi Bank
Fahmi (2014) jika dilihat dari segi katanya bank itu berasal dari bahasa Italia yaitu Banca yang artinya kursi. Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan dimana telah diubah menjadi Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Kasmir (2015) bank dibagi menjadi empat jenis yaitu, dilihat dari segi fungsinya, dilihat dari segi kepemilikanya, dilihat dari cara menentukan harga, dilihat dari statusnya. Bank devisa merupakan bank yang dilihat dari segi statusnya.
Hasibuan (2007) Bank Devisa adalah Bank Umum, baik bersifat konvensional maupun berdasarkan prinsip syariah yang dapat memberikan pelayanan lalu lintas pembayaran dalam dan luar negri.
Non Perfoming Loan
Non Performing Loan adalah pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan atau sering disebut kredit macet pada bank (Riyadi, 2006).
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
Biaya Oprasional terhadap Pendapatan Oprasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan Bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Veithzal et al., 2013, p.428).
Capital Adequacy Ratio
Capital Adequacy Ratio atau sering disebut dengan istilah rasio kecukupan modal bank, yaitu bagaimana sbebuah perbankan mampu membiayai aktivitas kegiatannya dengan kepemilikan modal yang dimilikinya (Fahmi, 2014).
Loan to Deposit Ratio
Loan to Deposit Ratio adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang di berikan bank dengan dana yang di terima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Veithzal et al., 2013).
Return On Assets
Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Rasio ini memberikan informasi seberapa efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini mengindikasikan seberapa keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata setiap rupiah asetnya. Semakin besar Return On Assets (ROA) menunjukkan kinerja keuangan bank yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas bank meningkat (Siamat, 2005).
KERANGKA KONSEPTUAL
Hubungan Non Perfoaming Loan terhadap Return on Assets
Risiko kredit yang diproksikan dengan non performing loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank yang diproksikan dengan return on asset (ROA). Sehingga jika semakin besar Non Performing Loan (NPL), akan mengakibatkan menurunnya Return On Assets, yang juga berarti kinerja keuangan bank yang menurun, Begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Suwandi dan Oetomo (2017) memiliki hasil bahwa Non Perfoming Loan (NPL) berpengaruh negaif terhadap Return On Assets (ROA). Maka hipotesis yang akan di bangun dalam penelitian ini adalah:
Ho1 : tidak terdapat pengaruh negatif Non Perfoming Loan (NPL) terhadap Return On Assets (ROA).
Ha1 : terdapat pengaruh negatif Non Perfoming Loan (NPL) terhadap Return On Assets (ROA).
Hubungan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Assets Rasio efisiensi ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Menurut Bank Indonesia,
efisiensi operasi diukur dengan membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut BOPO. Sehingga semakin besar BOPO, maka akan semakin kecil atau menurun kinerja keuangan perbankan, begitu juga sebaliknya. bila BOPO semakin kecil, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan perbankan semakin meningkat atau membaik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muin (2017), dan penelitian yang di lakukan oleh Putri dan Dewi (2017) memiliki hasil bahwa Biaya Operasional terhadap Beban Operasional (BOPO) berspengaruh negatif signifikan terhadap Return On Assets (ROA). Maka hipotesis yang akan di bangun dalam penelitian ini adalah:
Ho2 : tidak terdapat pengaruh negatif Biaya Operasional terhadap Beban Operasional (BOPO) terhadap return On Assets (ROA).
Ha2 : terdapat pengaruh negatif Biaya Operasional terhadap Beban Operasional (BOPO) terhadap return On Assets (ROA).
Hubungan Capital Adequacy Ratio terhadap Return on Assets
Capital Adequacy Ratio (CAR) juga biasa disebut dengan rasio kecukupan modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta membiayai seluruh benda tetap dan investaris bank. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR), maka Return on Asset (ROA) juga akan semakin besar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Dewi (2017) memiliki hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan. Maka hipotesis yang akan di bangun dalam penelitian ini adalah:
Ho3 : tidak terdapat pengaruh positif Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Assets (ROA).
Ha3 : terdapat pengaruh positif Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Assets (ROA).
Hubungan Loan to Deposit Ratio terhadap Return on Assets
Taswan (2010) Likuiditas bank yang tinggi akan menghasilkan profit yang rendah, sebaliknya ketika tingkat likuiditas rendah maka akan menghasilkan profit yang tinggi Bank yang memilik likuiditas tinggi, aktivanya relatif lebih besar pada aktiva jangka pendek. Sedangkan bank dengan likuiditas rendah, porsi dananya lebih banyak tertanam lebih besar pada aktiva jangka panjang
Semakin banyak dana yang mengendap di kas, semakin likuid bank tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suwandi dan Oetomo (2017) memiliki hasil LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. dari hasil tersebut maka didapatlah hipotesis sebagai berikut:
Ho4 : tidak terdapat pengaruh negatif Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return ON Assets (ROA).
Ha4 : terdapat pengaruh negatif Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return ON Assets (ROA)
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN OBJEK PENELITIAN
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan dengan kelompok Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang terdaftar di BEI periode 2013 - tahun 2017.
METODE PENGAMBILAN SAMPEL
Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dilakukan secara purposive sampling. Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Seleksi Sampel
Keterangan Jumlah
Bank Devisa Yang telah memiliki Izin oleh Bank Indonesia. 35 Bank Devisa yang terdaftar di BEI selama periode penelitian berlangsung
2013 -2017.
20 Bank Devisa yang memiliki laporan keuangan tahunan yang telah di audit
pada website BEI.
11 Total Perusahaan Perbankan yang memenuhi semua kriteria dan
menjadi objek penelitian penulis
11 Total Perusahaan Perbankan yang tidak memenuhi semua kriteria dan
tidak menjadi objek penelitian penulis
24 Sumber : data yang kembangkan untuk penelitian (www.idx.co.id)
TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
Analisa deskriptif merupakan analisis yang meneliti objek dalam keadaan apa adanya, sesuai dengan data yang diperoleh kemudian disusun dan disampaikan (Sugiyono, 2012).
ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Gujarati (2006) analisis linear berganda adalah model regresi dengan lebih dari satu variabel penjelas yang mempengaruhi variabel terikat. Adapun model dasar dari regresi linier berganda dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
ROA = βo – β1.NPLi,t – β2.BOPOi,t + β3.CARi,t ( - / +) β4.LDRi,t + i,t Dimana:
ROA : Variabel Dependen yaitu Return On Assets
βo : Konstanta
β1, β2, β3, β4 : Besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel independen (NPL, CAR, BOPO, LDR)
OPERASIONAL VARIABEL
Operasional variabel dalam penelitian ini dijabarkan dalam tabel berikut : Tabel 3.2 Definisi Operasional Tabel
NO. Variabel Definisi Skala Pengukuran
1. Return On Assets (ROA) Y
Rasio antara laba sebelum pajak
terhadap total asset bank tersebut Rasio
2. Non Perfoming loan (NPL) X1
Perbandingan antara total kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan
Rasio
3. Capital Adequacy Ratio (CAR) X2
Rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank.
Rasio
4.
Biaya Operasional terhadap Beban
Operasional (BOPO) X3
Perbandingan antara total beban operasional dengan total pendapatan operasional
Rasio
5. Loan to Deposit Ratio (LDR) X4
Perbandingan antara total kredit dengan
dana pihak ketiga Rasio Sumber : Sudiyatno (2010), Fahmi (2014), Veithzal et al., (2013)
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Terdapat 11 perusahaan perbankan devisa yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini, sebagai berikut:
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
No. DAFTAR BANK KODE
1 Bank Bukopin, Tbk BBKP
2 Bank Central Asia, Tbk BBCA
3 Bank Capital Indonesia BACA
4 Bank Danamon Indonesia, Tbk BDMN
5 Bank Mega, Tbk MEGA
6 Bank Maspion Indonesia BMAS
7 Bank Mestika Dharma BBMD
8 Bank Nusantara Parahyangan, Tbk BBNP
9 Bank OCBC NISP, Tbk NISP
10 Bank Sinarmas, Tbk BSIM
11 Bank Rakyat Indonesia Agroniaga, Tbk AGRO Sumber: www.idx.co.id
HASIL ANALISIS
UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil analisis deskriptif dari lima variabel penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Analisis Statistik Deskiptif
Descriptive Statistic
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPL 55 .19 6.37 1.6858 1.24243
BOPO 55 54.13 108.42 82.7996 11.02143
CAR 55 10.52 35.21 20.1165 4.86683
LDR 55 50.61 102.35 81.7678 12.92261
ROA 55 -.90 5.42 1.8905 1.13591
Valid N (listwise) 55
Sumber: Data diolah, 2018
UJI REGRESI LINEAR BERGANDA
Hasil regresi linear berganda pada penelitian ini dengan sampel perusahaan perbankan devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017, sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui hasil regresi model penelitian, maka diperoleh pesamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
ROA = 10,282 + 0,078NPLi,t –0,104BOPOi,t + 0,004CARi,t + 0,00002LDRi,t+ Ɛi,t
UJI NORMALITAS
Hasil uji normalitas melalui dengan analisis grafik dan uji statistic penelitian ini dengan sampel perusahaan perbankan devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017, sebagai berikut:
a. Normal Probability Plot
Sumber: Data diolah, 2018
Tabel 4.3 Hasil Regresi Linier Berganda
Gambar 4.1 Grafik Probability Plot Sumber: Data diolah, 2018
b. Kolmogorov-Smirnov test
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kolmogrof-Smirnov
Sumber: Data diolah, 2018
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi.
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas.(Scatter Plot) Sumber: Data diolah, 2018
Pada gambar 4.2 diatas terlihat bahwa scatter plot dalam bentuk titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu dan tersebar dibagian atas maupun dibagian bawah sekitar angka 0 pada sumbu Y. sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi yang dihasilkan pada penilitian ini tidak mengandung Heteroskedastisitas
UJI MULTIKOLINEARITAS
Uji multikol digunakan untuk menguji ada atau tidaknya variabel korelasi linear antar variabel independen.
Table 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber : Data diolah, 2018
Berdasarkan table 4.5 menunjukkan bahwa keempat variabel independen tidak terjadi multikolonieritas karena nilai tolerance > 0,10 perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) memiliki hasil nilai VIF < 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas dalam model regresi.
UJI AUTOKORELASI
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
Tabel 4.6 Hasil Uji Auto Kolerasi (Run Test)
Sumber : Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai Assymp Significant uji runtest sebesar 0,1320 menunjukkan nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi.
UJI t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 4.7 Hasil Uji t
Sumber : Data diolah, 2018
H1 : NPL berpengaruh positif signifikan terhadap ROA H2 : BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA H3 : CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA H4 : LDR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA
UJI KOEFISIEN DETERMINASI
Tujuan dilakukan uji koefisien determinasi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen
Tabel 4.8 Hasil Koefisien Detereminasi (Adjusted R2)
Sumber : Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, menyatakan bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0.982732, maka semakin mendekati 1 variabel independen mampu menjelaskan pengaruhnya kepada variabel dependen.
BAB V : KESIMUPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya terhadap variabel–variabel yang mempengaruhi Return On Assets pada perusahaan perbankan devisa di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017, maka dapat disimpulkan sebagai beriku t:
1. Kredit Bermasalah yang di proksikan sebagai Non Perfoming Loan (NPL) memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA).
2. Beban Operasional terhadap Pendapatan Oprasional (BOPO) memiliki hubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets (ROA).
3.
Permodalan yang diproksikan sebagai Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return On Assets (ROA).4.
Rasio likuiditas yang diproksikan sebagai Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return On Assets (ROA).KETERBATASAN
1. Dalam mengambil variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu hanya terbatas pada variabel–variabel rasio keuangan saja, dengan tidak mempertimbangkan faktor ekonomi makro seperti tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan lain-lain, selain itu penelitian ini menggunakan alat bantu aplikasi statisti SPSS versi 24.
2. Objek penelitian hanya pada perusahaan perbankan devisa yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Periode penelitian yang di gunakan hanya 5 tahun terakhir yaitu, tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.
4. Model uji yang digunakan adalah regresi linear berganda.
SARAN 1. Akademisi
1) Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat menambahkan rasio keuangan lainya sebagai variabel independen seperti perlu menambahkan variabel-variabel lain yang mempengaruhi Return On Assets (ROA), misalnya Net Interest Margin (NIM), Giro Wajib Minimum (GWM), pencadangan penghapusan aktiva produktif (PPAP).
2) Menambahkan rentang waktu yang lebih panjang sehingga nantinya diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan.
2. Perusahaan Perbankan (Emiten)
Bagi perussahaan perbankan, sebaiknya memperhatikan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), sebagai acuan pengambilan keputusan. Karena variabel tersebut terbukti dapat mempengaruhi profitabilitas secara signifikan. Jika perusahaan mampu menekan nilai BOPO maka profitabilitas yang dihasilkanpun dapat meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Tantri. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Aini, N. 2013. “Pengaruh car, nim, ldr, bopo dan kualitas aktiva produktif terhadap perubahan laba studi pada perusahaan perbankan yang terdaftar bei”, Dinamika Akuntansi Keuangan dan Perbankan. 2(1): 14-25.
Ali, Masyhud. 2004. Asset Liability Management (Menyisiati Risiko Pasar dan Risiko Operasional ). Jakarta: PT. Gramedia.
Bank Indonesia. 1995. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 28/4/UPPB perihal Persyaratan Bank Umum Bukan Bank Devisa menjadi Bank Umum Devisa.
Bank Indonesia. 1998. Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor N0.30/11/KEP/DIR tentang tata cara Penilain Kesehatan Bank.
Bank Indonesia. 2013. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/7/DPNP Perihal Pembukaan jaringan Kantor Bank Umum Berdasarkan Modal Inti.
Bank Indonesia. 2015. Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/11/PBI/2015 Tentang perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang Giro wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank umum.
Retnadi, Djoko. 2006. Memilih Bank yang Sehat Kenali Kinerja dan Pelayanannya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Fahmi, Ilham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Gujarati, D. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketiga.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
______, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
_______, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
_______, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Ismail. 2011. Manajemen Perbankan Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana Media Group.
Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
______. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
______. 2015. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Latumaerisa, Julius R. 2014. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Mitra Kencana Media.
Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Negara, dkk. 2014. “Pengaruh Capital Adequacy Ratio Penyaluran Kredit dan Non Peforminh Loan pada Probabilitas”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udaya. ISSN 2302-8556 (2):
325-339.
Nachrowi, Hardus Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Pohan, Aulia. 2002. “Arah dan Perkembangan Kebijakan Perbankan Nasional”, Ventura. Vol 5(1): 21-28.
Rosana Oktavia. 2017. Pengaruh Ldr, Car, Npl, Bopo Terhadap Profitabilitas. Lembaga Perkreditan Desa Kota Denpasar. 6(10): 5607-5635.
Siamat, dahlan. 2002. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Kedua. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI.
Sofyan, S.H. (2013). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan Edisi 11. Rajawali Pers. Jakarta.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta _______. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
_______. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV Alfa Beta Supriyono, Maryanto. 2011. Buku Pintar Perbankan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Thamrin, Francis Tantri. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Cetakan ke 1. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Suwandi, J, Oetomo, H. 2017. “Pengaruh CAR, NPL, BOPO dan LDR Terhadap ROA pada BUSN Devisa”. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. 6(7): 1-21.
Veithzal Rivai, et al. 2007. Bank And Financial Management: Conventional And Syaria System.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
____________, et al. 2012. Commercial Bank Management dari teori ke praktik. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Warsa, N.M. 2016. “ Pengaruh CAR,LDR dan NPL terhadap ROA pada Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud. 5(5): 165-174.
Widati, L.M. 2012. “Analisis Pengaruh Camel terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan yang Go Publik. Dinamika Akuntansi Keuangan dan Perbankan. 1(2): 105-119.
Winarno, Wing Wahyu. 2013. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews edisi ketiga.
Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN. Yogyakarta.
Sumber Lainnya :
www.idx.co.id. (diakses Maret 2018 ) www.bi.go.id ( diakses Februari 2018) www.ojk.go.id (diakses Februari 2018)