Berdasarkan kutipan wawancara, subjek DA merasa stres saat mengikuti les matematika online. Berdasarkan kutipan wawancara, DA tidak pernah berkeringat saat menyelesaikan soal matematika yang dianggapnya sulit. Berdasarkan kutipan wawancara, subjek DA merasa kurang percaya diri ketika belajar matematika sendirian.
Berdasarkan kutipan wawancara, subjek DA tidak pernah mengalami kesulitan tidur saat akan mengikuti ulangan matematika. Berdasarkan kutipan wawancara, subjek MD merasa biasa saja selama mengikuti mata kuliah matematika online. Berdasarkan kutipan wawancara, subjek MD tidak berkeringat saat menyelesaikan soal matematika yang dianggap sulit.
Berdasarkan kutipan wawancara, subjek MD merasa kurang percaya diri saat belajar matematika sendirian karena subjek MD merasa malas saat belajar sendiri. Berdasarkan kutipan wawancara, subjek MD tidak merasa cemas saat menunggu giliran menerima tugas dari guru. Berdasarkan kutipan wawancara, subjek MD tidak pernah mengalami kesulitan tidur saat akan mengikuti ulangan matematika.
Berdasarkan kutipan wawancara, subjek MD tidak pernah mengalami mimpi buruk matematika. Berdasarkan kutipan wawancara, subjek AR tidak pernah mengalami keringat dingin saat menyelesaikan soal matematika yang menurutnya sulit. Berdasarkan penggalan wawancara, mata pelajaran AR hancur ketika guru menugaskannya untuk memecahkan soal matematika di depan kelas karena mata pelajaran tersebut.
Berdasarkan kutipan wawancara, subjek AR merasa kurang percaya diri ketika belajar matematika sendirian. Berdasarkan penggalan wawancara, Subjek AR merasa lebih khawatir ketika belajar matematika secara online dibandingkan dengan mempelajari mata pelajaran lain karena merasa matematika itu rumit dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Berdasarkan penggalan wawancara, subjek AR tidak pernah mengalami kesulitan tidur saat akan mengerjakan ulangan matematika.
Berdasarkan penggalan wawancara, subjek S tidak merasa berkeringat saat menyelesaikan soal matematika yang dianggapnya terlalu sulit. Berdasarkan penggalan wawancara, subjek S merasa kurang percaya diri saat belajar matematika sendirian karena takut jika rumus yang digunakannya salah. Berdasarkan penggalan wawancara, subjek S tidak takut ketika mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan penggalan wawancara, Subyek S tidak pernah mengalami kesulitan tidur saat mengikuti ujian matematika.
Pembahasan
Hasil wawancara dengan 5 subjek di atas menunjukkan bahwa siswa dengan tingkat kecemasan matematika yang sangat tinggi merasa lebih tegang ketika mengikuti pembelajaran matematika secara tatap muka. Dengan demikian, penyebab kecemasan matematika yang dialami siswa dengan tingkat kecemasan matematika sangat tinggi adalah karena kurang percaya diri dalam menyelesaikan soal matematika, gugup, dan takut salah saat mengerjakan soal. Dengan demikian, penyebab kecemasan matematika yang dialami siswa dengan tingkat kecemasan matematika tinggi adalah karena merasa otaknya tidak bisa menerima pelajaran matematika, kurang percaya diri, dan beranggapan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit.
Jadi penyebab kecemasan matematika yang dialami siswa dengan tingkat kecemasan matematika rata-rata adalah karena menganggap matematika adalah mata pelajaran yang rumit, mereka takut melakukan kesalahan saat mengerjakan soal. Berdasarkan hasil wawancara kecemasan matematika siswa dengan kategori kecemasan matematika sangat rendah merasa bahwa pelajaran matematika terlalu formulaik, hatinya berdebar ketika guru menugaskannya mengerjakan soal karena takut tidak mendapatkan jawaban yang salah. Jadi penyebab kecemasan matematika yang dialami siswa dengan tingkat kecemasan matematika sangat rendah adalah karena menganggap matematika terlalu formulaik dan takut melakukan kesalahan saat mengerjakan soal.
Pada penelitian ini siswa yang memiliki tingkat kecemasan matematika sangat tinggi, tinggi, sangat rendah mampu menyelesaikan soal nomor 1 (kesukaran rendah) dan soal nomor 2 (kesulitan rendah) dengan benar dan menyelesaikan soal nomor 3 (kesukaran sedang) soal nomor 4 (kesulitan tinggi) & soal nomor 5 (kesulitan tinggi). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan matematika siswa tidak berpengaruh terhadap hasil soal tes yang diberikan kepada siswa. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kecemasan matematika siswa berpengaruh kuat terhadap hasil belajar siswa.
Sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kecemasan matematika terhadap hasil soal tes yang diajukan. Siswa yang memiliki tingkat kecemasan matematika yang tinggi yaitu mata pelajaran DA mungkin mendapatkan soal nomor 1 dan 2 dengan benar karena menganggap nomor mudah, sedangkan nomor 3-5 merasa belum pernah menjumpai soal seperti itu. Siswa yang memiliki tingkat kecemasan matematika sedang yaitu mata pelajaran MD dapat mengerjakan soal nomor 1 dengan benar karena menganggap nomor tersebut mudah, sedangkan siswa nomor lainnya bingung ketika melihat soal dan mengerjakannya.
Siswa yang memiliki tingkat kecemasan matematika rendah yaitu mata pelajaran AR dapat mengerjakan soal nomor 1 dengan benar karena percaya diri saat mengerjakannya, sedangkan untuk nomor lainnya tidak yakin cara mengerjakannya. Siswa yang memiliki tingkat kecemasan matematika sangat rendah yaitu mata pelajaran S dapat mengerjakan soal nomor 1 dan 2 dengan benar karena yang mereka kuasai pada materi fungsi adalah aljabar fungsi, sedangkan pada soal nomor lainnya salah karena menganggap angka tersebut sulit. Sedangkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan matematika siswa tidak berpengaruh terhadap hasil soal tes yang diberikan kepada siswa.
Diskusi Penelitian
Penelitian Ekawati, A (2015) melihat pengaruh kecemasan matematika siswa terhadap hasil Ujian Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2013-2014 dengan kata lain pada materi pelajaran matematika secara keseluruhan di kelas VII . Sedangkan penelitian ini melihat pengaruh kecemasan matematika siswa pada soal ulangan dengan materi Fungsi saja. Meskipun demikian, penelitian ini tidak berfokus pada pengaruh kecemasan matematika terhadap hasil belajar, melainkan kecemasan matematika siswa kelas X IPA MA Bi'rul Ulum Gedangan dan penyebab kecemasan matematika tersebut.
Refleksi Penelitian