• Tidak ada hasil yang ditemukan

annisa fitriyah brillianty_162303101015 Sdh.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "annisa fitriyah brillianty_162303101015 Sdh.pdf"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga laporan akhir yang berjudul “Asuhan Keperawatan Ibu Ny. Nurul Hayati, S.Kep., Ners., M.M., selaku koordinator D3 program studi keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember Kampus Lumajang yang memberikan izin penelitian kepada penulis dan sebagai anggota penguji II memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis agar artikel ilmiah ini dapat terselenggara dengan baik, Ibu Sri Wahyuningsih, S.ST., M.Keb., selaku evaluator utama yang membimbing dan membimbing penulis;

Ibu Musviro S.Kep., Jururawat, M.Kes., selaku ahli penguji I yang telah memberikan bimbingan dan tunjuk ajar kepada penulis;.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penulisan
  • Manfaat Penulisan

Tindakan bedah caesar (SC) merupakan salah satu alternatif bagi seorang wanita dalam memilih proses persalinan selain indikasi medis dan indikasi non medis (Metasari & Sianipar, 2018). U Pasca Operasi Caesar dengan Kesulitan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik di Ruang Lotus Dr. Sebagai masukan, pertimbangan dan acuan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih lanjut terkait penatalaksanaan mobilisasi dini pada pasien pasca operasi Caesar.

Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang salah satu cara melakukan mobilisasi dini pada pasien pasca operasi caesar.

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Sectio Caesarea

  • Pengertian
  • Indikasi
  • Patofisiologi
  • Jenis Operasi
  • Komplikasi
  • Perawatan Setelah Operasi
  • Perawatan Lanjutan

Panggul dengan CV (konjugatavera) < 8 cm tentu tidak mampu melahirkan secara normal, harus diselesaikan dengan operasi caesar. Konjungatavera antara 8 dan 10 cm dapat dilakukan dengan persalinan percobaan, hanya setelah kegagalan dilakukan operasi caesar sekunder. Sectio caesarea merupakan pelayanan persalinan yang bersifat konservatif, sehingga diharapkan ibu dan bayinya selamat, dengan terjaminnya kualitas sumber daya manusia yang optimal.

Tindakan operasi caesar masih membuat ibu dihadapkan pada tiga komplikasi sehingga memerlukan observasi untuk mendeteksi kejadiannya lebih dini.

Konsep Mobilisasi

  • Definisi
  • Tujuan Mobilisasi
  • Manfaat Mobilisasi
  • Tahap Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Menurut (Dewi & Sunarsih, 2011), pengobatan mobilisasi dini mempunyai manfaat mempercepat keluarnya lokia, mengurangi infeksi nifas, mempercepat involusi uterus, memperlancar fungsi organ pencernaan dan genital, meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga fungsi ASI. dan pembuangan sisa metabolisme, ini merupakan kesempatan yang baik untuk mengajari para ibu cara merawat anak-anak mereka. Pada sistem kardiovaskuler dapat meningkatkan curah jantung, meningkatkan kontraksi miokard, kemudian menguatkan otot jantung, menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran balik vena, pada sistem pernafasan meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernafasan, meningkatkan ventilasi alveolar, menurunkan kerja pernafasan. , meningkatkan perkembangan diafragma pada sistem metabolisme dapat meningkatkan laju metabolisme basal, meningkatkan pemanfaatan glukosa dan asam lemak, meningkatkan pemecahan trigliserida, meningkatkan mobilisasi lambung, meningkatkan produksi panas tubuh, pada sistem muskuloskeletal meningkatkan tonus otot, meningkatkan mobilisasi diri, meningkatkan toleransi otot terhadap latihan, kemungkinan meningkatkan massa otot pada sistem daya tahan otot, meningkatkan toleransi, mengurangi kelemahan, meningkatkan toleransi terhadap stres, merasa lebih baik dan mengurangi penyakit (Kasdu, 2007). Menurut teori (Ratmiwasi, et al., 2017), tahap mobilisasi dini pada ibu nifas adalah dengan tindakan operasi section caesarea.

Pada jam 10 ibu harus bisa miring ke kiri dan ke kanan untuk mencegah terjadinya trombosis dan emboli. Pendekatan farmakologi merupakan pendekatan kolaboratif antara dokter dan perawat yang menekankan pada pemberian obat yang dapat menghilangkan sensasi nyeri. Sedangkan pendekatan non farmakologi merupakan pendekatan untuk meredakan nyeri dengan menggunakan teknik manajemen nyeri meliputi stimulasi dan pemijatan kulit, terapi es dan panas, stimulasi saraf listrik transkutan, distraksi, imajinasi terbimbing, hipnosis, dan teknik pernapasan dalam.

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Operasi Sectio

  • Pengkajian Keperawatan
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Ibu yang mempunyai indikasi seperti panggul sempit, persalinan lama, malpresentasi janin dan mempunyai riwayat operasi caesar (Riwayat Pasien Sofian a) Keluhan utama. Nyeri dapat memperpanjang masa penyembuhan karena mengganggu kembalinya aktivitas/mobilisasi pasien dan hal ini menjadi salah satu penyebab pasien tidak mau segera bergerak atau mobilisasi (Long, 1998 dalam Gusty, 2011). Menurut teori (Wilkinson, 2016) biasanya pada pasien operasi caesar setelah operasi ditemukan keterbatasan karakteristik antara lain penurunan waktu reaksi, kesulitan dalam mengubah posisi tubuh, keasyikan dengan aktivitas lain sebagai pengganti gerakan, sesak napas saat beraktivitas, perubahan gaya berjalan, keterbatasan kemampuan untuk bergerak. melakukan. keterampilan motorik keterbatasan kemampuan yang halus.

Maka berdasarkan uraian tersebut, tidak jarang pasien pasca operasi caesar menemukan permasalahan yaitu banyak ibu yang masih takut melakukan mobilisasi dan belum sepenuhnya menerapkan teknik relaksasi yang terstruktur, teratur dan terus menerus masih merasakan nyeri. setelah operasi. yang membuat ibu nifas tidak bisa menyusui. bayi prematur dan tergantung aktivitas serta menyelesaikan ADL (Metasari &. Pemeriksaan edema untuk melihat kelainan akibat pembesaran rahim, akibat preeklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal sehingga perlu dilakukan operasi caesar.k) Tanda-tanda vital . Dan dari beberapa diagnosa yang muncul pada kasus nifas, penulis mengambil salah satu diagnosa tersebut untuk diteliti lebih lanjut mengenai pengertian, batasan ciri dan faktor yang berhubungan.

Dalam laporan kasus ini, penulis akan membahas pasien pasca operasi caesar dengan kesulitan keperawatan dan hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri sebagai berikut. Tidak mengalami kesulitan berjalan, dibuktikan dengan: Jalan Kaki: Berjalan, Keseimbangan, Stamina, Gerakan Sendi Aktif, dan Mobilitas. Ajarkan dan dukung pasien untuk menggunakan bar atau barbel bertingkat untuk meningkatkan dan mempertahankan kekuatan ekstremitas atas.

Membantu menjaga kebersihan (misalnya dengan menggunakan deodoran atau parfum). j) Pantau komplikasi tirah baring (misalnya kehilangan tonus otot, nyeri punggung, konstipasi, peningkatan stres, depresi, kebingungan, perubahan siklus tidur, infeksi saluran kemih, kesulitan buang air kecil, pneumonia). a) Menentukan rentang pergerakan sendi dan dampaknya terhadap fungsi sendi. Bantu pasien untuk mencapai posisi tubuh optimal untuk gerak sendi aktif dan pasif.. i) Lakukan latihan ROM pasif atau ROM berbantuan sesuai indikasi.. j) Anjurkan pasien atau keluarga bagaimana melakukan latihan ROM pasif, ROM berbantuan..k ) Berikan instruksi tertulis untuk melakukan latihan.. l) Dukung pasien untuk mengamati gerakan tubuh sebelum memulai latihan.. m) Bantu gerakan sendi yang berirama dan benar sesuai dengan tingkat nyeri, ketahanan sendi, dan gerakan yang dapat diterima. Tentukan kemajuan menuju tujuan o) Berikan dukungan positif saat melakukan latihan sendi a) Dorong pasien untuk melakukan reposisi.

Implementasi yang mungkin terjadi pada klien pasca operasi caesar menurut diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut (Bulechek, et al.

Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan (Wilkinson, 2016)
Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan (Wilkinson, 2016)

METODE PENELITIAN

Metode Penulisan Laporan Kasus

Batasan Istilah

  • Asuhan Keperawatan
  • Post Operasi Sectio Caesarea
  • Hambatan Mobilitas Fisik

Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan gerak tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah, yang dibuktikan dengan adanya dua atau lebih ciri keterbatasan.

Partisipan

Lokasi dan Waktu

  • Lokasi
  • Waktu

Pengumpulan Data

  • Metode Pengumpulan Data

Peneliti melakukan studi dokumentasi untuk memperoleh data relevan yang dapat mendukung data yang peneliti peroleh melalui wawancara dan observasi. Data studi dokumentasi yang diperlukan peneliti antara lain hasil laboratorium, USG, pemeriksaan tes sensitivitas obat dan mendapat persetujuan dari pasien.

Etika Penulisan

  • Informed Consent
  • Anonimity (Tanpa Nama)
  • Confidentiality (Kerahasiaan)

Intervensi yang penulis fokuskan pada pasien masalah keperawatan dengan hambatan mobilitas fisik adalah pendidikan mobilisasi dini. Pada dasarnya tindakan keperawatan penting dan harus dilakukan penulis untuk mengurangi nyeri klien dengan tindakan non farmakologi yaitu dengan mengajarkan mobilisasi dini dan tindakan farmakologi dengan pemberian analgesik yang dilaksanakan penulis selama tiga hari. Penulis berharap pengalaman ini dapat dimanfaatkan oleh pasien dan keluarga untuk menambah wawasan keluarga dalam penatalaksanaan pasca SC dengan perawatan mobilisasi dini yang optimal, yang bertujuan agar pasien mendapat pengobatan yang tepat dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Pengaruh mobilisasi dini terhadap penurunan intensitas nyeri dan involusi uterus pada ibu pasca operasi caesar di RS Achmad Mochtar Bukittinggi. Pengaruh Teknik Relaksasi Pernapasan Dalam Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Ibu Pasca Operasi Caesar di RS Unipdu Medika Jombang. Mobilisasi ibu setelah melahirkan adalah suatu gerakan, posisi atau aktivitas yang dilakukan ibu setelah beberapa jam pasca persalinan sesar.

6 jam pertama pasca operasi caesar, berupa tirah baring, mobilisasi dini yang dapat dilakukan adalah dengan menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, meregangkan otot betis dan membungkuk. dan menggerakkan kaki. Pada akhirnya, mobilisasi dini pada ibu pasca melahirkan, baik normal maupun caesar, harus benar-benar disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan ibu. Setelah mengikuti pendidikan kesehatan, ibu yang melahirkan secara section caesarea dapat mengetahui, memahami, memahami dan menerapkan cara mobilisasi pasca operasi caesar.

Setelah mengikuti penyuluhan kedokteran tentang mobilisasi ibu pasca operasi caesar, kami berharap pasien mampu. Dengan mobilisasi dini maka kontraksi rahim akan baik, sehingga bagian bawah rahim menjadi keras, maka resiko terjadinya perdarahan abnormal dapat dihindari, karena kontraksi tersebut berupa penyempitan pembuluh darah yang terbuka. Selama 6 jam pertama setelah operasi caesar, berupa tirah baring, mobilisasi dini yang dapat dilakukan adalah menggerakkan tangan, telapak tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar mata kaki, mengangkat tumit, meregangkan otot betis. dan melenturkan dan menggerakkan kaki.

Pengaruh promosi kesehatan mobilisasi dini terhadap pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu nifas SC di RSPB Pekanbaru.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Lokasi Pengambilan Data

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Nyeri
  • Implementasi Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik
  • Evaluasi Keperawatan

PENUTUP

Kesimpulan

  • Pengkajian
  • Diagnosa
  • Intervensi
  • Implementasi
  • Evaluasi

Dari hasil evaluasi kedua klien, klien pertama (Ny. E) berusia 30 tahun dan klien kedua (Ny. U) berusia 27 tahun. Kedua klien mempunyai keluhan utama yang sama yaitu nyeri pada bekas luka operasi sehingga tidak dapat beraktivitas seperti semula. Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada kedua klien diperoleh diagnosa keperawatan prioritas yaitu Hambatan Mobilitas Fisik.

Keterbatasan karakteristik yang terdapat pada kedua klien juga sejalan dengan teori penerapan diagnosa keperawatan dalam buku tersebut (Wilkinson, 2016). Selain itu, terdapat diagnosa keperawatan lain yang terjadi pada kedua klien yaitu nyeri berhubungan dengan pelepasan jaringan sekunder akibat prosedur pembedahan dan kurangnya perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan gerak sekunder akibat pembedahan SC. Dalam merencanakan tindakan keperawatan tidak ada perbedaan antara teori dan kasus, namun perencanaan dilakukan pada kasus yang masih disesuaikan dengan kondisi pasien dan berkaitan dengan teori (Bulechek, et al., 2016).

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada kedua klien sama yaitu pada klien pertama (Ny. E) dan klien kedua (Ny. U) pemberian asuhan keperawatan dilakukan selama 3x24 jam. Tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang baru dan sesuai dengan intervensi yang telah disiapkan penulis. Pada tahap ini merupakan langkah untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan.

Dalam evaluasi kedua pasien, hal ini ditentukan berdasarkan kriteria hasil intervensi yang disiapkan oleh penulis. Bagi kedua klien, permasalahan keperawatan dengan hambatan mobilitas fisik dapat teratasi pada perawatan hari ketiga.

Saran

  • Bagi Pasien dan Keluarga
  • Bagi Peneliti Selanjutnya
  • Bagi Perawat

Kajian penyesuaian sosial psikologis pada ibu pasca melahirkan (Post Partum) di bangsal RSUD Kota Serang. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih, misalnya kontraksi rahim, sehingga ibu akan cepat merasa sehat dan dapat merawat anaknya dengan cepat.

Gambar

Tabel 2.3 Intervensi Keperawatan (Wilkinson, 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Kungachazwa nezinto ezisetshenziswa ngabalingiswa ezibenza bagqame futhi bamukeleke ngandlela thize, njengezimoto, impahla yasendlini kanye nokunye okwenza ukuthi inoveli igcine isiba