KHUTBAH JUM’AT
PUASA RAMADHON DAN HIKMAHNYA
ِتائئّيئس ْنِمئو ائنِسُفْنئأ ِرْوُرُش ْنِم ِلاِب ُذوُعئنئو ْهُرِفْغئتْسئنئو ُهُنْيِعئتْسئنئو ُهُدئمْحئن ِ ل ِل ئدْمئحْلا لنِإ
ُا للِإ ئهئلِإ ئل لنئأ ُدئهْشئأئو .ُهئل ئيِدائه ئلئف ْلِلْضُي ْنئمئو ُهئل للِضُم ئلئف ُا ِهِدْهئي ْنئم ،ائنِلائمْعئأ
ُهُل ْوُسئرئو ُهُدْبئع اًدلمئحُم لنئأ ُدئهْشئأئو ُهئل ئكْيِرئش ئل ُهئدْحئو.
ْنئمئو ِهِبْحئصئو ِهِلآ ىئلئعئو ئمللئسئو هيلع ُا ىللئص ٍدمحم انِدّيس يلع ْمّلسو ّلص مهللا لقئح ئا اوُقلتا اوُنئمائء ئنْيِذللا ئاهّيئأ ائي :ىئلائعئت ُا ئلائق .ِنْيّدلا ِمْوئي ىئلِإ ٍنائسْحِإِب ُهائدُه ئعِبئت ٍسْفئن ْنّم ْمُكئقئلئخ ْيِذللا ُمُكلبئر اْوُقلتا ُسالنلا ائهّيئأ ائي . ئنْوُمِلْسّم ْمُتنئأئو للِإ لنُتْوُمئت ئلئو ِهِتائقُت ئن ْوُلئءآئسئت ْيِذللا ئا اوُقلتائو ًءآئسِنئو اًرْيِثئك ًلائجِر ائمُهْنِم لثئبئو ائهئجْوئز ائهْنِم ئقئلئخئو ٍةئدِحائو ًل ْوئق ا ْوُل ْوُقئو ئا اوُقلتا اوُنئمائء ئنْيِذللا ائهّيئأ ائي .اًبْيِقئر ْمُكْيئلئع ئنائك ئا لنِإ ئمائحْرئلْائو ِهِب اًز ْوئف ئزائف ْدئقئف ُهئل ْوُسئرئو ئا ِعِطُي ْنئمئو ْمُكئبْوُنُذ ْمُكئل ْرِفْغئيئو ْمُكئلائمْعئأ ْمُكئل ْحِلْصُي .اًدْيِدئس ِهْيئلئع ا ىللئص ٍدلمئحُم ُيْدئه ِيْدئهلا ئنئسْحئأئو ،ئا ُبائتِك ِثيِدئحْلا ئقئدْصئأ لنِإ .اًمْيِظئع يِف ٍةئلئلئض للُكئو ٌةئلئلئض ٍةئعْدِب للُكئو ٌةئعْدِب ٍةئثئدْحُم للُكئو ائهُتائثئدْحُم ِروُمُلا ئرلشئو ئمللئسئو
؛ُدْعئب المئأ .ِرالنلا
Para soimin yang Allah swt muliakan
Sebagaimana telah banyak diketahui oleh Umat Islam mengenai Fadhilah melaksanakan Puasa Ramadhan, dimana yang paling terkenal adalah hadits yang diriwayatkan oleh
Salman al Farisi, Nabi SAW bersabda: “Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari api neraka.” Dan hadis riwayat Imam Ahmad yang berbunyi
َذ ْنِم َمدًًًقَت اًًَم ُهًًَلَرِفُغ اًبا ًًَسِتْحاَو اًناَمْيِا َناَضَمَر َماَص ْنَم (دمحا هاور) َرََخ َأَت اَمَو ِهِبْن .
Artinya: “Barngsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, dengan penuh keimanan dan keyakinan akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang” (HR. Ahmad).
Perlu diketahui juga bahwa pahala puasa itu langsung dibalas oleh Allah, sehingga balasan rukun Islam yang satu ini tidak ada yang tahu selain Allah swt, dimana setiap ibadah biasa, Allah swt akan melipat gandakan pahalanya mulai dari 10 hingga 700 kali lipat. Namun pahala puasa benar-benar melintas di luar batas prediksi hitungan hisab ibadah biasa, sebab ternyata dalam hadits Qudsi muttafaq ‘alaih riwayat Sahabat Abu Hurairah (w. 59 H/602-679 M) Allah swt telah berfirman “puasa itu hanya untuk-Ku dan Akulah yang kelak membalasnya,” . Hal ini sesuai dengan hadis Nabi yang berbunyi
ىَلِا اَهِلاَثًًًْمَا ُر ًًْشَعِب ُةَن ًًَسَحْلَا ,ُفَعا ًًَضُي َمَدآ ِنْبا ِلَمَع ُلُك اًًَنَاَو ىِل ُهَنِاَف َمْو ًًَصلا َلِا :ىَلاَعَت ُهللا َلاَق , ٍفْعِض ٍةَئاِمِعْبَس (ملسم هاور) ِهِب ىِزْجَا
Artinya: “Setiap amalan anak Adam dilipat gandakan, satu kebaikan saja akan dilipat gandakan menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, Allah Ta’ala berfirman: “Terkecuali (terkhusus) ibadah puasa, sesungguhnya (puasa itu)
adalah (spesial) untuk-Ku, dan (terserah) Aku dalam memberikan pahalanya”
(HR. Muslim).
Demikian besar pahala yang diberikan kepada mereka yang berpuasa di bulan Ramadgan. Karena itu sebetulnya cukuplah untuk mengetahui keutamaan puasa ketika Nabi sampai sudi bersumpah bahwa aroma mulut seorang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah swt. ketimbang harumnya minyak misik, dan bahkan Allah telah memberikan fasilitas khusus bagi mereka yang rajin berpuasa, kelak mereka akan masuk surga dan bertemu dengan-Nya via pintu yang tak bisa dilintasi oleh selain mereka yang berpuasa yaitu pintu spesial yang bernama “Ar-Rayyan.”
Tidak heran, Rasul pun pernah menginformasikan kepada para Sahabatnya bahwa hanya bagi orang berpuasalah diperoleh dua kebahagiaan yaitu pertama kebahagiaan saat berbuka puasa, karena saat yang dinanti- nantikan dari mulai pagi sampai petang, selama12 jam, akhirnya datang juga, yaitu menantikan untuk menenggak segelas air dan memakan hidangan, betapa nikmatnya pada kala seperti itu, dan yang kedua adalah kebahagiaan disaat bertemu Allah swt. Manakala semua ahli surga mendapatkan kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah di nikmati sebelumnya, tapi nikmat yang paling besar lagi adalah nikmat bertemu dengan Sang Pencipta Alam ini yaitu berjumpa dengan Allah swt. suatu nikmat yang luar biasa. Sebagai mana hadis riwayat Imam Muslim yang berbunyi:
ِهًًًَبَر ِءاَقِل َدْنِع ٌةَحْرَفَو ,ِهِرْطِف َدْنِع ٌةَحْرَف :ِناَتَحْرَف ِمِئاَصلِل (ملسم هاور)
Artinya: “Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan, (pertama) kegembiraan ketika berbuka; dan (kedua) kegembiraan ketika berjumpa (menghadap) Tuhan-nya” (HR. Muslim).
Suatu hal yang pantas dan layak bahwa pahala puasa sedemikian benafitnya, sebab puasa -sebagaimana yang telah disinggung diatas- langsung disalurkan ke haribaan Allah swt. berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya.
Para soimin yang Allah swt muliakan
Kalau begitu, apa yang membedakan ibadah puasa dengan yang lainnya, padahal semua ibadah lainnya pun akan dikembalikan kepada Allah swt?.
Dalam hal ini Imam Ghozali berkomentar.
Pertama, puasa itu sama halnya dengan masjidil Haram yang secara langsung diberi gelar (Baitullah) “Rumah -milik- Allah”, padahal toh semua permukaan bumi ini sebenarnya milik Allah swt juga.
Kedua, bahwa ibadah puasa itu memiliki dua makna antara lain:
1. Bahwa puasa itu sebuah sikap ketahanan diri, di dalamnya ada rahasia yang tak terdapat pada ibadah lainnya, yang mana ibadah selain puasa dapat terlihat jelas oleh mata secara langsung, seperti solat dengan takbir, ruku dan sujud, semua amalan ibadah solat dapat terlihat langsung dengan mata, begitu juga dengan ibadah haji dan Zakat, berbeda dengan ibadah puasa. Dalam ibadah puasa hanya Allah swt. yang dapat melihatnya. Bisa jadi orang yang tidak makan dan minum pada siang hari itu tidak berpuasa atau sebaliknya dia
berpuasa, jadi antara puasa dan tidak puasa yang mengetahuinya hanyalah dirinya dan Allah swt. Karena itu ibadah puasa adalah amalan batiniyah yang tidak terlihat oleh panca indra semata.
2. Makna yang kedua adalah bahwa puasa itu pengekang musuh Allah, sebab jalur Setan untuk menggoda manusia senantiasa melalui syahwat. Sedangkan syahwat hanya bisa diperkuat dengan makan dan minum, semakin banyak makan dan minum, maka syahwatnya semakin kuat, namun sebaliknya jika makan dan minumnya dikurangi dengan berpuasa, maka syetan tidak dapat menggoda manusia yang berpuasa itu, karena jalan untuk menggodanya sudah sempit yaitu syahwatnya sudah terbelenggu dengan puasa.
Dalam hal ini Baginda Muhammad Saw pernah mengingatkan kepada kita, “Sesungguhnya Setan berjalan melalui aliran darah Ibn Adam, maka persempitlah jalur-jalurnya dengan lapar yaitu dengan berpuasa!” (HR.
Muttafaq ‘alaih)
Dalam riwayat lain dikisahkan bahwa suatu hari Rasulullah Saw pernah menasehati Siti ‘Aisyah (w. 58 H/613-678 M), “Kebiasaanku adalah mengetuk pintu surga.” Istri tercinta pun bertanya, “Dengan apa, wahai Baginda Rasul?”
“Dengan lapar yaitu dengan berpuasa,” jawab Rasulullahi saw.
Maka dari semua uraian diatas, tampaklah dengan jelas bahwa puasa merupakan pintunya ibadah menuju keimanan yang hakiki, sekaligus merupakan perisai bagi orang yang beriman agar senantiasa bertakwa kepada Allah swt dan mampu mengekang kekuatan syahwat hingga Setan pun tak lagi
mampu mengitari hati orang yang berpuasa. Pada hakekatnya, hanya Allah semata yang tahu seberapa besar agungnya pahala berpuasa.
Para soimin yang Allah swt muliakan
Terakhir, mari kita berdo’a kepada Allah swt. agar kita semua, keluarga kita, saudara-saudara kita dapat diteguhkan iman dan islamnya, dapat melaksanakan ibadah puasa ini dengan keyakinan yang tinggi. Kita berdo’a kepada Allah swt. agar anak-anak kita, cucu-cucu kita dijadikan orang yang bertaqwa kepada Allah swt. dan berbakti kepada orang tua serta dapat melaksanakan ibadah puasa dengan sempurna yang akhirnya semua itu akan mengantarkan mereka masuk ke dalam surga milik Allah swt.
amin…..amin…..ya robbal’alamin….
ْمُكْنِمئو ْيّنِم ئللبئقئتئو ,ِمْيِكئحْلا ِرْكّذلللائو ِتاللئيلا ئنِم ِهللْيِف اللئمِب ْمُكاليِإئو ْيِنئعئفئنئو ,ِمْيِظئعْلا ِنآْرُقْلا يِف ْمُكئلئو ْيِل ُا ئكئرائب .ُمْيِلئعْلا ُعْيِم لللسلا ئوللُه ُهلنِإ ُهللئتئوئلِت
ُر ْوللُفئغْلا ئوللُه ُهلنِإ ،ُهْوُرِفْغئت ْللسائف ْمُكئلئو ْيِل ئمْيِظئعْلا ئا ُرِفْغئت ْللسائو ائذللئه ْيِلْوللئق ُلْوللُقئأ
.ُمْيِحلرلا