• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLKASI SMART GARDEN BERBASIS ANDROID DENGAN NODEMCU MICROCONTROLLER

N/A
N/A
Suriadi Samsuri

Academic year: 2023

Membagikan "APLKASI SMART GARDEN BERBASIS ANDROID DENGAN NODEMCU MICROCONTROLLER"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

APLKASI SMART GARDEN BERBASIS ANDROID DENGAN NODEMCU MICROCONTROLLER

Karya Tulis Ilmiah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas peserta didik pada MAN Insan Cendekia Sambas

Disusun:

Achmad Yani NIS: 200353

KEMENTRIAN AGAMA

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) INSAN CENDEKIA SAMBAS Jl. Panglima Daud Desa Saing Rambi, Kecamatan Sambas

Kabupaten Sambas 2017

(2)

KARYA TULIS ILMIAH

APLKASI SMART GARDEN BERBASIS ANDROID DENGAN NODEMCU MICROCONTROLLER

Disusun Oleh:

Achmad Yani NIS: 200353

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui dan dipertahankan didepan tim penguji pada tanggal 14 November 2022

Susunan Dewan Penguji:

Pembimbing,

Abdul Rahim,S.Pd.I NIP. 19810419 200604 1 002

Penguji I Penguji II

Audia Naraswari, S.Pd NIP. 19740524 200604 1 011

Rizki Fajar Riandy, M.Pd NIP. 19841209 200901 1 007

Mengesahkan,

Kepala MAN Insan Cendekia Sambas,

Mursidin, S.Ag., M.Ag NIP. 1975100 200003 1 001

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

ORISINALITAS KARYA TULIS ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Achmad Yani

NIS/NISN : 200353/0052191413 Tempat/Tanggal Lahir : Sintang, 13 April 2005 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Jurusan : Ilmu Ilmu Sosial

Judul : APLIKASI SMART GARDEN BERBASIS ANDROID DENGAN NodeMCU MICROCONTROLLER

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah Karya Tulis Ilmiah hasil penelitian saya dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya/pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Mengetahui, Pembimbing,

Abdul Rahim S.Pd.I NIP: 19810419 200604 1 002

Sambas, 19 April 2017 Yang membuat Pernyataan,

Achmad Yani NIS. 200353

(4)

INTISARI

Perkembangan teknologi adalah sebuah hal yang tidak dapat dihindari di kehidupan ini terutama pada era 4.0 ini. Karena perkembangan teknologi sendiri berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengatahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberi manfaat positif bagi kehidupan manusia.

Tetapi walaupun dengan banyaknya inovasi dicipatakan, masih ada beberapa masalah yang masih tersebar diberbagai bidang, contohnya dibidang pertanian. Maka dari itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan menyelesaikan masalah pertanian yang sedang dihadapi oleh masyarakat Indonesia terutama masyarakat yang tidak memiliki waktu untuk mengurus tanamannya dikarenakan sibuk dengan kegiatan lain dengan membuat sebuah aplikasi Smart Garden yang dapat memonitoring dan mengendalikan alat peraga/prototype. Setelah melakukan penelitian peneliti mendapatkan hasil yang memuaskan dari prototype yang telah dirancang dan dibangun.

Prototype Smart Garden dikendalikan oleh NodeMCU MICROCONTROLLER dari penelitian tersebut pula peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa seseorang dapat menetahui konsep Smart Garden dengan lebih baik lagi melauli prototype yang ada, seseorang dapat terbantu oleh Smart Garden karena dengan adanya Smart Garden maka ia akan dapat memonitoring kebunnya dengan lebih leluasa saat ia sedang sibuk dan sedang tidak berada dirumahnya.

Kata kunci (Keyword): Smart Garden, NodeMCU MICROCONTROLLER, Prototype, Pertanian, Teknologi

(5)

ABSTRACT

Technological development is an unavoidable thing in life, especially in this 4.0 era. Because the development of technology itself goes in accordance with the progress of science. Every innovation is created to provide positive benefits for human life. But even though many innovations have been created, there are still some problems that are still scattered in various fields, for example in agriculture.

Therefore this research was conducted with the aim of solving agricultural problems that are being faced by Indonesian people, especially people who do not have time to take care of their plants because they are busy with other activities by creating a Smart Garden application that can monitor and control props/prototypes. After doing the research, the researchers got satisfactory results from the prototype that had been designed and built. The Smart Garden prototype is controlled by the NodeMCU MICROCONTROLLER. From this research, the researcher can also draw the conclusion that one can know the Smart Garden concept even better through the existing prototype, one can be helped by a Smart Garden because with a Smart Garden, one can better monitor his garden. freely when he is busy and not at home.

Keywords: Smart Garden, NodeMCU MICROCONTROLLER, Prototype, Agriculture, Technology

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul karya tulis ilmiah yang berjudul “Aplikasi Smart Garden berbasis android dengan NodeMCU Microcontroller”.

Penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Ilmiah Tulis ini berkat bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penghargaan dan rasa terima kasih terutama penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Mursidin, S.Ag, M.Ag selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Sambas yang telah mengijinkan penulis untuk berkarya.

2. Ust Abdul Rahim, S.Pd.I selaku guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

3. Teman-teman di MAN Insan Cendekia Sambas yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis.

4. Berbagai pihak yang telah turut membantu terselesaikannya penelitian ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan ini. Untuk itu, penulis membuka diri atas berbagai kritik dan saran daripara pembaca demi lebih sempurnanya laporan ini maupun untuk penelitianpenelitian berikutnya. Semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Sambas, 30 Oktober 2022

Achmad Yani

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi adalah sebuah hal yang tidak dapat dihindari di kehidupan ini terutama pada era 4.0 ini. Karena perkembangan teknologi sendiri berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengatahuan.

Setiap inovasi diciptakan untuk memberi manfaat positif bagi kehidupan manusia contohnnya teknologi. Teknologi telah memberikan banyak manfaat serta kemudahan bagi manusia dalam melakukan segala aktivitas sehari-hari.

Sehingga membuat perkembangan teknologi terjadi dengan sangat cepat. IoT (Internet of Think) dan control system merupakan contoh dari pesatnya perkembangan teknologi. IoT dan system control adalah alat untuk mengontrol, memerintah, serta mengatur keadaan sebuah sistem dari jarak jauh ataupun dekat.

Dalam bidang pertanian teknologi juga mengalami perkembangan.

Perkembangan ini dapat terjadi karena banyaknya masalah yang terjadi pada bidang ini. Contoh masalahnya diantara lain adalah kurangnya lahan dan masalah produksi yang terkadang diakibatkan oleh kurangnya perhatian para petani terhadap tanamannya karena sibuk dengan urusan lainnya.

Maka dari itu Inovasi teknologi pertanian berperan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian, mengingat bahwa cuaca yang susah untuk diprediksi serta lahan yang mulai menipis dikarenakan konversi lahan pertanian produktif ke non pertanian semakin meluas.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam kurun waktu 1983- 1993 telah terjadi alih fungsi lahan seluas 935.000 hektar yang terdiri atas 425.000 hektar berupa lahan sawah dan 510.000 lainnya bukan sawah atau rata-rata pertahun sekitar 40.000 hektar. konversi lahan pertanian produktif ke non pertanian semakin meluas. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam kurun waktu 1983-1993 telah terjadi alih fungsi lahan seluas 935.000 hektar yang terdiri atas 425.000 hektar berupa lahan sawah dan 510.000 lainnya bukan sawah atau rata-rata pertahun sekitar 40.000 hektar.

Dengan permasalahan tersebut para petani di Indonesia sangat kesusahan mendapatkan lahan dan tentunya akan mempengaruhi keadaan ekonomi mereka.

Bukan hanya itu, Menurut proyeksi para ahli kependudukan, pada tahun 2035 sekalipun program Keluarga Berencana (KB) sukses, penduduk kita akan mencapai sekitar 350 juta jiwa. Dengan tingkat konsumsi per kapita seperti sekarang ini, 139 kg per kapita per tahun, pada 2035 dibutuhkan sekitar 50 juta ton beras. Untuk menghasilkan 50 juta ton beras, dibutuhkan sawah dengan produktivitas rata-rata 5ton GKG (Gabah Kering

(8)

Giling) per ha seluas sekitar 11 juta ha. Data menunjukkan, sekarang Indonesia hanya mempunyai sekitar 6,5 juta hektar sawah, sehingga sangat sulit membayangkan mendapatkan areal baru untuk mencapai 11 juta ha tadi.5 Masalah pertambahan permintaan lebih besar daripada kemampuan berproduksi, harus segera menjadi fokus perhatian pemerintah. Dengan begitu perkembangan teknologi akan sangat dibutuhkan dalam upaya membantu menyelesaikan permasalahan ini.

Sebagimana disebutkan dalam artikel AGRISOC sebagai berikut, Dengan adanya peran teknologi pertanian maka diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hasil pertanian, serta memudahkan bagi para pengelola sektor pertanian untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal.

Akan tetapi teknologi pertanian di beberapa wilayah mungkin masih belum sesuai untuk diterapkan secara keseluruhan, karena masih harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti kondisi alam, tenaga ahli yang mengoperasikan peralatan, serta pengetahuan masyarakat tentang alat teknologi pertanian.

Maka dari itu kita membutuhkan sebuah teknologi yang dapat membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh para petani di Indonesia. Berdasarkan studi pendahuluan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut dengan mengangkat judul “APLIKASI SMART GARDEN BERBASIS ANDROID DENGAN NODEMCU MICROCONTROLLER”.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1.2.1. Bagaimana kinerja dari aplikasi Smart Garden?

1.2.2. Bagaimana keefektifan dari aplikasi Smart Garden dalam mengurus tanaman?

1.2.3. Bagaimana cara Smart Garden dapat menyelesaikan dan mengatasi permasalahan masyarakat yang memiliki hobi bertani tetapi memiliki masalah lahan?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Untuk mengetahui kinerja dari Aplikasi Smart Garden.

1.3.2. Untuk mengetahui keefektifan dari Aplikasi Smart Garden dalam mengurus tanaman

1.3.3. Untuk mengetahui cara Smart Garden dapat menyelesaikan dan mengatasi permasalahan masyarakat yang memiliki hobi bertani tetapi memiliki masalah lahan.

1.4. MANFAAT PENELITIAN 1.4.1. Manfaat Teoritis

1.4.1.1 Hasil penelitian tersebut diharapkan untuk dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan penelitian

(9)

dimasa remaja khususnya yang berkaitan langsung dengan peningkatan hasil belajar materi fisikaterapan di SMA.

1.4.1.2.Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi sebuah motivasi untuk meningkatkan semangat peneliti untuk terus bejar dan terus berkarya terutama dibidang fisikaterapan.

1.4.2. Manfaat Praktis

1.4.2.2.Bagi peneliti, yaitu untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti dalam menerapkan pengetahuan terhadap masalah yang di hadapi secara nyata.

1.4.2.3.Bagi masyarakat yaitu, Pengunaan Aplikasi Smart Garden akan memudahkan masyarakat yang berprofesi atau yang tidak berprofesi sebagai petani untuk memonitoring keadaan kebun pintarnya (Smart Garden) menggunakan smart phone yang mereka punya.

(10)

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA

2.1. IoT (Internet of Think)

IoT (Internet of Thing) dapat didefinisikan kemampuan berbagai divice yang bisa saling terhubung dan saling bertukar data melelui jaringan internet. IoT merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan adanya sebuah pengendalian, komunikasi, kerjasama dengan berbagai perangkat keras, data melalui jaringan internet. Sehingga bisa dikatakan bahwa Internet of Things (IoT) adalah ketika kita menyambungkan sesuatu (things) yang tidak dioperasikan oleh manusia, ke internet (Hardyanto, 2017).

Namun IoT bukan hanya terkait dengan pengendalian perangkat melalui jarak jauh, tapi juga bagaimana berbagi data, memvirtualisasikan segala hal nyata ke dalam bentuk internet, dan lain-lain. Internet menjadi sebuah penghubung antara sesama mesin secara otomatis. Selain itu juga adanya user yang bertugas sebagai pengatur dan pengawas bekerjanya alat tersebut secara langsung. Manfaatnya menggunakan teknologi IoT yaitu pekerjaan yang dilakukan oleh manusia menjadi lebih cepat, muda dan efisien.

2.2.Monitoring

Menurut Dr. Harry Hikmat (2010), monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi berdasarkan indikator yang ditetapkan secara sistematis dan berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program/kegiatan itu selanjutnya. Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu.

Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu kewaktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang sedangberjalan. Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program. Memantau perubahan yang fokus pada proses dan keluaran.

2.2.1. System monitoring

Menurut Wrihatnolo (2008) system monitoring dapat memberikan informasi keberlangsungan proses untuk menetapkan Langkah menuju

(11)

kea rah perbaikan yang berkesinambungan. Pada pelaksanaanya, monitoring dilakukan Ketika suatu peroses sedang berlangasung. Leve kajian system monitoring engacu pada kegiatan dalam suatu bagian proses transaksi maupun structural.

2.3. Smart Garden (Kebun Pintar)

Smart Garden adalah sebuah konsep perkebunan atau taman menggunakan kecerdasan teknologi, informasi kondisi tanaman dan tingkat kelembaban tanah terkendali oleh sistem sebuah alat. Berikut adalah penjelasan dari modul yang diperlukan untuk merakit prototype dari Smart Garden:

2.3.1. NodeMCU 8266

NodeMCU merupakan sebuah opensource platform IoT dan pengembangan kit yang menggunakan bahasa pemrograman Lua untuk membantu dalam membuat prototype produk IoT atau bisa dengan memakai sketch dengan adruino IDE. Pengembangan kit ini didasarkan pada modul ESP8266, yang mengintegrasikan GPIO, PWM (Pulse Width Modulation), IIC, 1-Wire dan ADC (Analog to Digital Converter) semua dalam satu board. NodeMCU berukuran panjang 4.83cm, lebar 2.54cm, dan berat 7 gram. Board ini sudah dilengkapi dengan fitur WiFi dan Firmwarenya yang bersifat opensource.

2.3.2. Soil Moisture Sensor

Kelembaban tanah adalah jumlah air yang ditahan di dalam tanah setelah kelebihan air dialirkan, apabila tanah memiliki kadar air yang tinggi maka kelebihan air tanah dikurangi melalui evaporasi, transpirasi dan transporair bawah tanah. Standar atau acuan dalam mengukur kelembaban tanah, yaitu American Standard Method (ASM). Prinsip dari metode ini adalah dengan cara melakukan perbandingan antara massa air dengan massa butiran tanah (massa tanah dalam kondisi kering).

Soil moisture sensor adalah sensor kelembaban yang dapat mendeteksi kelembaban dalam tanah. Sensor ini membantu memantau kadar air atau kelembaban tanah pada tanaman. Sensor ini terdiri dari dua probe untuk melewatkan arus melalui tanah, kemudian membaca resistansinya untuk mendapatkan nilai tingkat kelembaban. Semakin banyak air membuat tanah lebih mudah menghantarkan listrik (resistansi kecil), sedangkan tanah yang kering sangat sulit menghantarkan listrik (resistansi besar).

2.3.3. Relay

(12)

Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan oleh arus. Relay memiliki sebuah kumparan tegangan rendah yang dililitkan pada sebuah inti. Terdapat sebuah armatur besi yang akan tertarik menuju inti apabila arus mengalir melewati kumparan. Armatur ini terpasang pada sebuah tuas berpegas. Ketika armatur tertarik menuju ini, kontak jalur bersama akan berubah posisinya dari kontak normal-tertutup ke kontak normal-terbuka. Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor sekaligus interface antara beban dan sistem kendali elektronik yang berbeda sistem power supplynya.

Secara fisik antara saklar atau kontaktor dengan elektromagnet relay terpisah sehingga antara beban dan sistem kontrol terpisah. Relay dapat digunakan untuk mengontrol motor AC dengan rangkaian kontrol DC atau beban lain dengan sumber tegangan yang berbeda antara tegangan rangkaian kontrol dan tegangan beban.

2.3.4. Flame Sensor

Flame Sensor merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan sebuah titik api atau titik yang dapat menyebabkan timbulnya api. Sensor Flame bekerja pada tegangan 3 VDC hingga 5 VDC. Sensor ini terdiri dari komponen elektronika Phototransistor NPN silicon yang mampu membaca dalam kecepatan tinggi dan sangat sensitif terhadap radiasi inframerah. Phototansistor yang ada telah dibungkus dengan tabung berwarna hitam agar pembacaan sinar inframerah lebih sensitif.

2.3.5. Real Time Clock (RTC)

Modul DS3231 real time clock (RTC) merupakan salah jenis modul yang berfungsi sebagai pewaktuan digital Interface atau antar muka untuk mengakses modul ini yaitu menggunakan i2c atau two wire (SDA dan SCL).

2.4. Landasan Teori

2.4.1. Dasar Teori 1

Penelitian Achmad dkk, dengan judul “Model Sistem Penyiraman Dan Penerangan Taman Menggunakan Soil Moisture Sensor Dan RTC (Real Time Clock) Berbasis Arduino Uno” alasan peneliti mengambil hasil penelitian ini untuk menjadi dasar teori karena hasil penelitian ini menjadi dasar pengembangan sistem pertanian berbasis teknologi yang menjadi latar belakang dari terciptanya ide aplikasi smart garden.

2.4.2. Dasar Teori 2

(13)

Penelitian Kartasapoetra, A. G dan M. M. Sutedjo, dengan judul

Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi” alasan peneliti mengambil hasil penelitian ini untuk menjadi dasar teori karena hasil penelitian ini menunjukan betapa dibutuhkannya inovasi teknologi dalam bidang pertanian untuk mempermudah system dari pertanian tersebut.

(14)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu Pelaksanaan : 1 Juli 2022 s.d selesai

Tempat pelaksanaan : MAN Insan Cendekia Sambas, Desa Saing Rambi, Kab. Sambas, Prov. Kalimantan Barat

3.2. Sumber Data, Alat dan Bahan 3.2.1. Sumber data

- Hasil uji coba prototype Smart Garden.

- Keefektifan dan ketepatan aplikasi Smart Garden.

- Ukuran dari prototype Smart Garden 3.2.2. Alat dan bahan

- Alat yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah handphone, router, format observasi dan solder.

- Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

No. Nama Barang Jumlah Harga

1. NodeMCU ESP8266 1 Rp.

45.000

2. Soil Moisture sensor 1 Rp.

20.000

3. Relay (Single Channel) 3 Rp.

15.000 x 3 = Rp.

45.000

4. Flame Sensor 1 Rp.

10.000

(15)

5. Pompa kecil 2 Rp.

25.000 x 2 = Rp.

50.000

6. RTC (Real Time Clock) 1 Rp.

55.000

7. Kabel Jumper Male- Female

40/pcs Rp.

15.000/

pcs

8. Lampu LED strip 10 cm Rp.

100.000/

10cm

9. Buzzer 1 Rp.

10.000

10. Bread Board Mini 1 Rp.

13.000

(16)

TOTAL HARGA Rp. 308.000

3.3. Metode Pemrolehan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik penggabungan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono ,2015: 15)

Penelitian ini menggunakan pengambilan data berupa observasi dan dokumentasi.

- Observasi Nasution dalam (Sugiyono, 2016: 226) mengemukakan bahwa observasi merupakan dasar dari semua ilmu pengetahuan. Ilmuwan yang ada bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang dihasilkan dalam observasi. Penelitian ini peneliti akan menggunakan observasi terstruktur. Menurut Sugiyono (2015: 146), “observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya, jadi observasi terstruktur”.

- Dokumentasi Menurut Sugiyono (2016: 240) dokumen adalah catatan dari kejadian yang sudah lampau. Dokumen meliputi: gambar, tulisan, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi foto dan video saat observasi di Desa Saing Rambi.

(17)

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pembuatan Prototype

4.1.1. Prototype Hardware

Berikut adalah hasil dari pembuatan prototype hardware Smart Garden pada prototype ini terdiri dari beberapa bahan 1 microcontroller dan beberapa modul pendukung. Untuk penjelasan hasil masing-masing sebagai berikut:

4.1.1.1. Rangkaian NodeMCU

Penggunaan NodeMCU pada Prototype ini berfungsi untuk memprogram system Smart Garden dan memberikan perintah kepada modul-modul yang tersambung dengannya untuk menjalankan tugasnya masing-masing (Seperti memberikan perintah kepada RTC, Flame Sensor dan SoilMoisture Sensor) juga untuk menyambungkan sistem SmartGarden dengan internet sehingga dapat dikendalikan oleh aplikasi SmartGarden yang telah dibuat oleh peneliti, serta dapat memberikan informasi kepada peneliti mengenai keadaan prototype SmartGarden ini.

4.1.1.2. Rangkaian RTC

Penggunaan modul RTC pada Prototype ini berfungsi untuk memberikan perintah kepada alat yang tersambung dengannya yaitu Pompa air kecil (terhubung dengan pupuk cair) dan lampu agar kedua alat tersebut dapat hidup tepat waktu secara otomatis.

4.1.1.3. Rangkaian Flame Sensor

Penggunaan modul Flame Sensor pada prototype ini berfungsi untuk memberikan perintah kepada alat yang terhubung dengannya yaitu buzzer sebagai alat yang memberi peringatan jika terjadi sebuah kecelakaan berupa kebakaran pada prototype SmartGarden.

4.1.1.4. Rangkaian Soil Moisture Sensor

Penggunaan modul Soil Moisture Sensor pada prototype ini berfungsi untuk memberikan perintah kepada alat yang terhubung dengannya yaitu pompa air kecil (yang terhubung dengan air biasa) sebagai penyiram otomatis ketika tanah atau media tanam, tanaman sudah mulai kering.

4.1.1.5. Ukuran Prototype Smart Garden

Setelah melakukan pengukuran akhirnya peneliti menemukan ukuran yang dapat dibilang minimalis dan efisien yaitu dengan ukuran mesin 10 x 10 cm dan tinggi yang dapat di sesuaikan.

(18)

4.1.2. Prototype Software

Untuk hasil prototype software ini peneliti beri nama MANICSA SmartGarden yang mana dalam pembuatannya peneliti menggunakan Bahasa C dan juga Bahasa PHP untuk memprogram aplikasi serta dibantu oleh aplikasi tambahan yaitu aplikasi XAMPAPP. Didalam aplikasi ada beberapa informasi mengenai keadaan Prototype yaitu berupa informasi tentang lampu yang sedang hidup atau mati, apakah ada kecelakaan kebakaran pada prototype, kelembapan tanah, serta informasi tentang waktu untuk menghidupkan alat yang terhubung dengan modul RTC.

4.2. Uji coba pada Prototype

4.2.1. Ujicoba pada Prototype Hardware

Hasil dari prototype Hardware dari SmartGarden ini sangat lah memuaskan, dikarenakan semua modul berfungsi dengan baik sekali, hasil ujicoba masing-masing modul diuraikan sebagai berikut:

4.2.1.1. Ujicoba pada RTC

Ujicoba pada modul RTC berhasil dilakukan dan mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Modul ini dapat menghidupkan lampu LED pada jam 15:30 WIB lalu mematikannya pada jam 05:30 WIB dan modul ini juga berhasil menghidupkan Pompa air kecil (yang tersambung dengan pupuk cair) pada jam 07:00 WIB setiap 7 hari sekali. Untuk pengiriman informasi waktu kepada aplikasipun peneliti mendapatkan hasil yang memuaskan setelah melakukan beberapa kali revisi pada codingan dan megotak-atik server akhirnya RTC dapat mengirimkan informasi waktu kepada NodeMCU dan pada akhirnya dikirimkan kepada aplikasi MANICSA SmartGarden dengan baik dan akurat sesuai dengan waktu yang di setting.

4.2.1.2. Ujicoba pada Flame Sensor

Ujicoba pada modul Flame Sensor berhasil dilakukan dan mendapatkan hasil yang tidak kalah memuaskan dari ujicoba RTC.

Setelah dilakukan ujicoba beberapa kali pada akhirnya modul ini dapat menghidupkan buzzer dan mengirimkan informasi kepada NodeMCU untuk akhirnya dapat mengirimkan informasi kecelakaan kebakaran kepada aplikasi.

4.2.1.3. Ujicoba pada Soil Moisture Sensor

Ujicoba pada modul Soil Moisture Sensor dilakukan dengan sangat baik dan tentunya mendapatkan hasil yang baik pula. Modul ini

(19)

dapat menghidupkan pompa kecil (yang tersambung dengan air biasa) saat tanah mulai kering.

4.2.2. Ujicoba pada Prototype Software

Ujicoba pada prototype software berakhir dengan hasil yang memuaskan. Setelah melakukan beberapa kali ujicoba dan beberapa kali revisi akhirnya peneliti mendapatkan hasil yang memuaskan, yaitu aplikasi dapat menerima semua informasi dari semua modul yang dikirim oleh NodeMCU melalui jaringan internet dan menampilkannya kedalam aplikasi seperti kapan lampu hidup, kapan pupuk akan disiram, apakah ada terjadi kebakaran serta seberapa lembab/basah tanah atau media tanam saat ini.

4.3. Pembahasan

Pada penelitian aplikasi Smart Garden berbasis android dengan NodeMCU MICROCONTROLLER ini telah berhasil dengan hasil akhir cukup memuaskan, mulai dari prototype hardware maupun software. Hal ini dapat dilihat dari subbab 4.2 bahwa telah dilakukan beberapa ujicoba pada prototype hardware maupun software. Hasil dari ujicoba-ujicoba tersebut sangatlah memuaskan. Pada subbab 4.1.1 dapat dilihat bahwa prototype hardware dari Smart Garden ini bekerja dengan sangat baik dan dapat mengirimkan semua informasi kepada aplikasi dengan akurat.

Pada subbab 4.1.2 juga dapat dilihat bahwa prototype software MANICSA SmartGarden dapat menerima semua informasi yang diberikan oleh Prototype hardware dengan baik serta dapat menampilkannya ke layar aplikasi dengan baik pula. Dibantu oleh aplikasi tambahan yaitu aplikasi XAMPAPP dan dengan menggunaakan bahasa C serta PHP peneliti mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Kinerja dari prototype ini sangat baik sehingga dapat membantu masyarakat yang hobi menanam tanaman untuk merawat tanaman mereka disaat mereka sedang sibuk melakukan aktivitas lainnya.

(20)

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN

Prototype pada penelitian ini terbagi menjadi 2 macam yaitu prototype hardware dan software. Prototype ini dibuat oleh peneliti untuk melakukan simulasi dari Smart Garden atau Kebun Pintar dengan konsep IoT, yang memungkinkan alat dimonitoring oleh seseorang menggunakan sebuah aplikasi android yang bernama MANICSA Smart Garden. Kesimpulan dari penelitan ini adalah seseorang dapat menetahui konsep Smart Garden dengan lebih baik lagi melauli prototype yang ada, seseorang dapat terbantu oleh Smart Garden karena dengan adanya smart garden maka ia akan dapat memonitoring kebunnya dengan lebih leluasa saat ia sedang sibuk dan sedang tidak berada dirumahnya.

5.2. SARAN

Prototype yang telah dirancang dan dibangun oleh peneliti masih jauh dari kata sempurna dan masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut lagi dengan menambah fungsi dari prototype hardware maupun software ini. Berikut adalah saran dari peneliti untuk pengembangan prototype untuk menjadi sebuah mesin dan aplikasi yang lebih baik lagi:

a) Lebih dikkembangkan lagi konsep apikasi Smart Garden;

b) Diperbanyak lagi sensor dan modul untuk menambah fungsi dari prototype;

c) Perbanyak lagi sistem pertahanan dan monitoring Smart Garden;

d) Mencoba menggunakan jenis Microcontroller lain seperti Arduino dan jenis microcontroller lainnya.

(21)

REFERENSI

A Sofwan. (2005). “Penerapan Fuzzy Logic Pada Sistem Pengaturan Jumlah Air Berdasarkan Suhu dan Kelembaban”. Journal of Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005).

Achmad, Hardhienata Soewarto Ing, Chairunnas Andi. (2017). Model Sistem Penyiraman Dan Penerangan Taman Menggunakan Soil Moisture Sensor Dan RTC (Real Time Clock) Berbasis Arduino Uno. Bogor http://mahenisme.blogspot.co.id/2017/07/review-jurnal-model-sistem-

penyiraman.html

Aghera, S and D.D Warncke. 2005. Soil moisture and temperature effect on nitrogen realese from organic nitogrn source. Soil science society of America journal.

America. http://www.generasibiologi.com/2016/03/kadar-lengas-atau- kelembaban-tanah.html

Ali Winardiana, 2013. Dapatkah Sinar Matahari Digantikan Oleh Sumber Sinar Yang Lain Untuk Proses Fotosintesis. Diambir dari: http://ali- winardiana.blogspot.co.id/2013/01/1-dapatkah-sinar-mataharidigantikan.html Ani Kustini, 2014. Kelebihan Lampu LED Untuk Tanaman. Diambil dari:

http://www.duniakebun.com/2014/12/kelebihan-lampu-led-untuk- tanaman.html

Pernadi Dimas

Arif Setiawan, I Wayan Mustika, Tegus Bharata Adji. (2016). “Perancangan Context-Aware Smart Home Dengan Menggunakan Internet Of Things”.

Journal of Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016).

Debby E Sondakh, Febe Malinton, Jeandry Wuisang. (2016). “Aplikasi ‘Notifier’

Dengan Teknologi Context Aware Pada Perangkat Bergerak Berbasis Android (Studi Kasus: Universitas Klabat)”. Journal of STMIK AMIKOM Yogyakarta, Februari 2016, Page 79 – 84.

Firmansyah, Imam Uddin. (1999). Rekayasa Peralatan Irigasi Untuk Menunjang Produksi Tanaman Pangan

Ir Hapsiati,IPB. 2017. Mengapa Warna Merah dan Biru Lampu Untuk Tanaman Indoor. Bogor http://bibitbunga.com/blog/lampu-tanaman-indoor/

Jibrail F. S., Maharana, R. Pid Control Of Line Followers, Tesis. Electronics and Instrumentation Engineering, National Institute of Technology, Rourkela.

Kartasapoetra, A. G dan M. M. Sutedjo. (1994) Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi, Jakarta: Bumi Aksara.

Kusumadewi, Hari Purnomo (2010). Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan, Graha Ilmu,Yogyakarta.

McRoberts, Michael, 2010. Beginning Arduino, Apress, Springer, New York.

Muhamad Ngafifi, 2014, Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi Volume 2, Nomor 1, 2014

Mustakini, Jogiyanto Hartono. 2009. "Sistem Informasi Teknologi". Yogyakarta:

Andi Offset.

Naba, Agus (2009) Belajar Cepat Fuzzy Logic menggunakan MATLAB, Malang:

Andi. Rusmayadi, Gusti. (2003). Irigasi Curah dan Tetes. Buku Ajar (program

(22)

Semi-que. Jurusan Budidaya Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.

Banjarbaru.

Nugroho, Adi. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML & Java.

Yogyakarta: Andi Offset.

Priyanto, Sihno. (2013). “Purwapura Sistem Penyiraman Tanaman Otomatis Berbasis Sensor Kelembaban dan Arduino Uno”. Journal of Electronic Theses and Dissertations

Puteri, D. K. Pengenalan MIT App Inventor, Universitas Gunadarma 2015

Referensi

Dokumen terkait

Alat ini bekerja bila dilakukan penekanan button pada aplikasi blynk untuk mengaktifkan atau menonaktifkan solenoid door lock, dan lampu kemudian sensor DHT11 berfungsi untuk mengukur

Pengujian Mikrokontroler NodeMCU Pengujian kerja pada sisi mikrokontroler NodeMCU terbagi menjadi bahasan kerja sistem pemadaman api dini oleh sensor api dan modul kipas dan bahasan