• Tidak ada hasil yang ditemukan

aporan program pengalaman lapangan (ppl) pada

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "aporan program pengalaman lapangan (ppl) pada"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan PPL dan menulis laporan PPL berjudul “Tata Cara Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21” dengan sebaik-baiknya. Seluruh data kegiatan dalam bentuk tertulis pada file terlampir merupakan bukti nyata telah selesainya magang yang telah penulis selesaikan dalam kerangka KPP Pratama Lubuk Pakam. Ibu Amty Nurhayati selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam serta staf dan pegawai yang memberikan izin tempat dan waktu melakukan PPL serta memberikan data agar laporan ini dapat diisi dengan benar.

Program pengalaman lapangan dilaksanakan di instansi pemerintah, dimana jenis pekerjaan dan lokasi PPL disesuaikan dengan jurusan masing-masing. Dengan demikian, Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan langkah awal sebagai sarana mengenalkan mahasiswa pada dunia kerja. Penyelenggaraan Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu bentuk praktek kerja langsung oleh mahasiswa di Kantor Pelayanan Pajak Pertama sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madiya (Amd).

Dengan adanya Field Experience Program (PPL), kami berharap dapat meningkatkan pengenalan aspek-aspek bisnis yang potensial ke dalam lapangan kerja, antara lain pembelajaran tentang struktur organisasi bisnis, jenjang karir, pembagian kerja dan manajemen bisnis.

Tujuan dan Manfaat Program Pengalaman Lapangan (PPL) 1. tujuan PPL

Manfaat PPL a. Bagi mahasiswa

Dalam menjalin hubungan kerjasama antara lembaga pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dengan perusahaan atau instansi tempat mahasiswa melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan), sebagai acuan bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara untuk melihat materi terkait untuk menyelidiki permasalahan lebih lanjut. terlibat. Perusahaan dapat membantu meningkatkan kualitas tenaga kerja, perusahaan dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada mahasiswa tentang dunia kerja, perusahaan dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional.

DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

Kajian Teori dan Deskripsi Data

  • Pengertian pajak
  • Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam
  • Surat ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meluputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
  • Nomor pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakkan yang
  • Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak sesuai
  • Surat pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, oleh pajak dan/atau
  • Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda
  • Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran apajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan

Definisi ini kemudian diubah sehingga berbunyi sebagai berikut, pajak adalah transfer kekayaan dari rakyat ke kas untuk membiayai pengeluaran rutin, dan surplusnya digunakan untuk tabungan masyarakat, yang merupakan sumber utama pembiayaan investasi publik. Menurut Adriani, “pajak adalah iuran masyarakat kepada negara yang dapat dikenakan oleh mereka yang wajib membayarnya menurut peraturan umum (undang-undang), tidak dapat dikembalikan, dapat ditentukan secara langsung, dan tujuannya untuk membiayai pengeluaran negara. kaitannya dengan tugas negara menyelenggarakan pemerintahan. Sebab, menurut Brock Horace, “pajak adalah pengalihan sumber daya dari sektor swasta ke sektor pemerintah, yang bukan disebabkan oleh pelanggaran hukum, tetapi harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang telah ditentukan tanpa menerima penerimaan langsung dan profesional. imbalan, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan.”

DESKRIPSI DATA

  • Visi dan penjelasan nya
  • Misi dan penjelasannya

Sebagai langkah awal, guna memudahkan pekerjaan wajib pajak, terdapat tiga jenis kantor pajak yang ada, yakni Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karipka). ). digabung menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama. Utama). Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumut 1 (Kanwil Sumut 1) akan mengoperasikan delapan unit kantor modern bernama Kantor Pelayanan Pajak Pratama. KPP Pratama Lubuk Pakam dahulunya adalah Kantor Pajak Bumi dan Bangunan Lubuk Pakam yang berada di bawah organisasi Kanwil II Sumatera Utara.

Sejak digabungnya ketiga jenis Kantor Pajak tersebut menjadi satu, Kantor Pajak Bumi dan Bangunan Lubuk Pakam berubah menjadi. Penentuan lokasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama) merupakan salah satu faktor penting dalam memberikan kemudahan pelayanan kepada wajib pajak. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dipimpin oleh seorang manajer kantor yang terdiri atas subbagian umum dan beberapa bagian yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer bagian.

Agar lebih jelas dan transparan mengenai keadaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, maka penulis akan menguraikan kedudukan, tugas, fungsi dan struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam. Sebagaimana kebijakan yang telah dicanangkan oleh Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, demikian pula visi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam. Visi tersebut mencerminkan ambisi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam untuk menjadi pelayanan publik yang berstandar tinggi, baik dari segi kualitas perangkat maupun pengelolaannya, sehingga keberadaan dan kinerjanya dapat memenuhi harapan masyarakat sebagai institusi. . yang mempunyai image bagus dan bersih.

Tugas, fungsi, peranan dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak Lubuk Pakam Pratama sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah dijiwai dengan prinsip dan nilai strategi organisasi di berbagai bidang. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam menggunakan logo Direktorat Jenderal Pajak sebagai logo perusahaannya, diketahui seluruh Kantor Pelayanan Pajak Pratama berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Pajak. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam merupakan instansi pemerintah Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala kantor wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara dan dipimpin oleh seorang kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam. .

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam mempunyai tugas memberikan nasihat, pelayanan dan pengawasan kepada Wajib Pajak di bidang PPh, PPN PPnBM, PBB dan pajak langsung lainnya sesuai kewenangannya berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku. Tugasnya mengurus segala kebutuhan rumah tangga dan peralatan KKP Pratama Lubuk Pakam sehingga dapat menunjang kelancaran tugas kantor pajak. D). Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam mempunyai dua kelompok fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. Masing-masing kelompok tersebut dikoordinasikan oleh seorang pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh kepala kantor wilayah atau kepala kantor pelayanan pajak.

Begitu pula dengan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Lubuk Pakam Pratama yang disusun dan disusun berdasarkan undang-undang, dapat dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang ada.

Gambar : logo Kementrian Keuangan  Sumber : Kantor Pelayanan Pajak  1.  Keterangan Umum
Gambar : logo Kementrian Keuangan Sumber : Kantor Pelayanan Pajak 1. Keterangan Umum

Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan a) Jenis dan Bentuk Kegiatan Program Lapangan a) Jenis dan Bentuk Kegiatan Program Lapangan

Kepala Seksi Pengelolaan Data dan Informasi memerintahkan kepada pelaksana agar SPH mengirimkan SSP lembar ke-2 dari KPP lain dan mengirimkannya ke KPP terkait dengan menggunakan surat pengantar. Pelaksanaan Bagian Pengolahan Data dan Informasi membuat Surat Pengantar Penghitungan (SPh) untuk mengirimkan SPH sebanyak 4 rangkap dan SSP lembar kedua ke KPP terkait untuk selanjutnya diserahkan kepada Kepala Bagian Data dan Pengolahan Informasi. SPH Kirim, Surat Pengantar dan SSP Lembar ke-2 diproses lebih lanjut dengan SOP KPP 10-000c tentang tata cara penyerahan dokumen.

Dalam melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL) di KPP Lubuk Pakam Pratama, penulis tidak selalu tenang dan lancar dalam menjalankan tugas yang diamanatkan kepada penulis oleh pegawai KPP Pratama Lubuk Pakam. Dengan demikian, ada beberapa hal yang menjadi kendala dan kendala penulis selama menjalani LPP di KPP Pratama Lubuk Pakam masing-masing. Penulis sering mengalami kekakuan dan kesalahpahaman ketika diberikan tugas yang jarang dan belum pernah ditemui sebelumnya, terutama selama 3 hari pertama tinggal di Lubuk Pakam KPP Pratama.

Penulis sering mengalami kesalahan pada saat menjalankan tugas yang diberikan oleh pegawai KPP Pratama Lubuk Pakam. Meskipun penulis banyak menemui permasalahan dan kendala selama pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan, namun penulis tidak pernah putus asa, selalu berusaha dan berusaha memecahkan permasalahan yang ada. Ketika penulis dihadapkan pada tugas-tugas yang belum pernah penulis kerjakan sebelumnya, maka penulis akan bertanya kepada petugas pajak tentang kesalahpahaman dan ketidaktahuan penulis terhadap tugas-tugas yang diberikan.

Berkolaborasi dengan peserta PPL lainnya sambil melakukan sosialisasi untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh bagian lain.

PEMBAHASAN

  • PPh Pasal 21 adalah Pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan kepada oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri
  • PPh Pasal 22 adalah pemungutan pajak yang dilakukan oleh pihak yang tertentu yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan sehubungan dengan seperti
  • PPh pasal 23 adalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan sehubungan dengan pembayaran berupa deviden, royalti, bunga,
  • PPh Pasal 26 adalah pemotonagn pajak yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan sehubungann dengan pembayaran berupa deviden, bunga, royalti,
  • PPh Final (Pasal 4 ayat 2) aadalah pemotongan pajak yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan sehubungan dengan pembayaran untuk objek
  • PPh Pasal 15 adalah pemotongan pajak penghasilan yang dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan kepada wajib pajak tertentu yang menggunakan norma
  • PPN dan PPnBM adalah pemungut PPN dan PPnBM oleh pengusaha kenak pajak (PKP) atau pemungutan yang ditunjuk misalnya bendahara pemerintah

Selain kewajiban pemotongan PPh Pasal 21, wajib pajak orang pribadi juga dapat memotong PPh Pasal 21 dari penghasilan yang diterimanya. Wajib Pajak dapat ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22 atau dapat pula menjadi pihak pemungut PPh Pasal 22. Pasal 23 PPh adalah pemotongan pajak yang dipotong oleh pemberi penghasilan atas pembayaran berupa dividen, royalti, bunga, penghasilan sehubungan dengan pembayaran berupa dividen, royalti, bunga, sewa, dan jasa kepada Wajib Pajak dalam negeri BUT. .

Wajib Pajak yang berbentuk badan yang ditunjuk untuk memotong PPh Pasal 23 sedangkan Wajib Pajak orang pribadi tidak ditunjuk untuk memotong PPh Pasal 23. Begitu pula sebaliknya apabila Wajib Pajak penerima penghasilan (majikan) juga merupakan pemotong PPh Pasal 23, maka penghasilan tersebut diterima oleh wajib pajak akan dipotong PPh Pasal 23 dari pihak yang memotong. Contohnya adalah pemotongan dan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas beberapa jasa (jasa) mesin atau komputer yang pemotongannya dilakukan oleh Wajib Pajak dalam bentuk yang dipersamakan.

Pasal 26 PPh adalah pengurangan pajak yang diberikan oleh pemberi penghasilan sehubungan dengan pembayaran dividen, bunga, royalti, penghasilan yang berkaitan dengan pembayaran dividen, bunga, royalti, hadiah, dan penghasilan lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri. Contohnya adalah pemotongan dan penghitungan PPh Pasal 26 atas penghasilan (royalti) tertentu dari wajib pajak badan. Wajib Pajak Bandan ditunjuk untuk memotong PPh Pasal 4(2) sedangkan Wajib Pajak orang pribadi tidak ditunjuk untuk memotong PPh Pasal 4(2).

Sebaliknya, jika wajib pajak menerima penghasilan yang menjadi tujuan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) dan pemberi penghasilan (pemberi kerja) juga merupakan pemotong PPh Pasal 4 ayat (2), maka penghasilan yang diterima wajib pajak diterima, dipotong PPh Pasal 4 ayat (2). ) dan pihak yang memberikan penghasilan adalah orang pribadi yang bukan merupakan pengurang, Wajib Pajak wajib membayar sendiri Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2). PPh Pasal 15 adalah pemotongan pajak penghasilan yang dilakukan oleh pihak yang memberikan penghasilan kepada wajib pajak tertentu dengan menggunakan norma untuk memberikan penghasilan kepada wajib pajak tertentu dengan menggunakan norma perhitungan khusus. Wajib pajak badan ditunjuk untuk memotong PPh Pasal 15 sedangkan wajib pajak orang pribadi tidak ditunjuk untuk memotong PPh Pasal 15.

Sebaliknya, jika wajib pajak menerima penghasilan yang menjadi objek pemotongan PPh Pasal 15 dan pemberi penghasilan (pemberi kerja) juga merupakan pemotong PPh Pasal 15, maka penghasilan tersebut adalah Jika wajib pajak tetap menerima penghasilan yang menjadi objek pemotongan PPh Pasal 15. 15 Pajak Penghasilan adalah dan pemberi penghasilan adalah orang pribadi yang bukan merupakan pengurang, Wajib Pajak harus membayar sendiri Pajak Penghasilan Pasal 15.

Saran

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dan kegiatan yang dilakukan di bawah PPL di Kantor Pelayanan Pajak Lubuk Pakam Pratama. Tata cara penyetoran pajak PPh § 21 merupakan bukti pembayaran yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke bendahara melalui payment point yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. Merupakan strategi pemerintah untuk menaikkan tarif pajak agar wajib pajak menjadi patuh dan patuh terhadap peraturan perpajakan yang dibuat oleh pemerintah.

Ditjen Pajak Lubuk Pakam Pratama harus lebih tegas mensosialisasikan tata cara pelaksanaan kewajiban perpajakan untuk meningkatkan penerimaan negara. Meningkatkan jumlah pegawai yang memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kompeten untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada Wajib Pajak yang bertugas memenuhi kewajiban perpajakan.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Gambar : logo Kementrian Keuangan  Sumber : Kantor Pelayanan Pajak  1.  Keterangan Umum

Referensi

Dokumen terkait

1.5 Definisi konsep obyek yang diamati dan dikaji 1.5.1 Pengertian Pajak Menurut Soemitro dan Mardiasmo 2004 :1 “pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang –