20 April 2020, 27 April 2020, 4 Mei 2020
Pengertian Peremajaan Kota
Paradigma Peremajaan Kota
Identifikasi Permasalahan
Menyusun Konsep Implementasi
Peremajaan Kota mengacu proses dan tata cara penyusunan RTBL
Pendalaman 2. c. KOMPONEN PENATAAN
d. PRINSIP-PRINSIP PENATAAN PER KOMPONEN RANCANGAN
Menyikapi Peremajaan Kota
PROSES PEREMAJAAN KOTA MENGACU PROSES DAN TATA CARA PENYUSUNAN RTBL
MK. PEREMAJAAN KOTA
1
Baca dan pahami:
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 06/PRT/M/2007, Tanggal 16 Maret 2007,
Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
ANALISIS DAN PENYUSUNAN KONSEP DASAR
PENYUSUNA N RENC.
UMUM DAN PANDUAN RANC.
PENYUSUNAN RENC.
INVESTASI PENYUSUNAN
KETENTUAN PENGENDALIAN RENC DAN
PELAKS.
PENDATA AN
PEMBINAA N
PELAKSAN AAN
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
2
PROSES PEREMAJAAN KOTA MENGACU PROSES DAN TATA CARA
PENYUSUNAN RTBL
PEREMAJAAN KOTA
RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN
• PENGERTIAN
• MANFAAT
• KOMPONEN PENATAAN DAN
• PRINSIP PENATAAN
mengacu pada tata cara penyusunan RTBL
3 Soedwiw
PENDALAMAN ANALISIS 2 20 April 2020, 27 APRIL 2020, 4 MEI 2020.
TATA CARA PENYUSUNAN
PENDATAAN
ANALISIS
PENYUSUNAN KONSEP
PENYUSUNAN RENCANA UMUM
PENYUSUNAN RENCANA INVESTASI
Soedwiw 4
Ingat!
PENYUSUNAN RENCANA UMUM
KOMPONEN RANCANGAN
Struktur Peruntukan Lahan
Intensitas Pemanfaatan Lahan
Tata Bangunan
Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung
Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau
Tata Kualitas Lingkungan
Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan
Rencana lain ...
Pengertian, Manfaat, Komponen Penataan, Prinsip
Penataan Soedwiw 5
Ingat!
PENYUSUNAN RENCANA UMUM
i. Pengertian (sudah dibahas minggu sebelumnya)
ii. Manfaat (sudah dibahas minggu sebelumnya)
iii. Komponen penataan
iv. Prinsip penataan Secara
(1) Fungsional (2) Fisik
(3) Lingkungan
(4) Pemangku kepentingan
P
ADAK
OMPONENR
ANCANGANK
AWASAN,PERLU DIPAHAMI:
Soedwiw 6 Soedwiw
Ingat!
KOMPONEN DAN PRINSIP PENATAAN
Pada setiap komponen perancangan kawasan
(Struktur Peruntukan Lahan, Intensitas Pemanfaatan Lahan, Tata Bangunan, Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung, Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau, Tata Kualitas Lingkungan, Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan)
bisa dijabarkan menjadi komponen penataan dan perlu didasarkan pada prinsip-prinsip penataan yang didekati secara:
(1)Fungsional (2) Fisik
(3) Lingkungan
7 Soedwiw
STRUKTUR PERUNTUKAN LAHAN
Sudah disampaikan minggu yang lalu
8 Soedwiw
INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN TATA BANGUNAN
SISTEM SIRKULASI DAN
JALUR PENGHUBUNG
SISTEM RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU
9 Soedwiw
SISTEM RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU
SISTEM RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU MERUPAKAN KOMPONEN
RANCANG KAWASAN, YANG TIDAK SEKADAR TERBENTUK SEBAGAI
ELEMEN TAMBAHAN ATAU PUN ELEMEN SISA SETELAH PROSES RANCANGAn
DISELESAIKAN, MELAINKAN JUGA
DICIPTAKAN SEBAGAI BAGIAN INTEGRAL DARI SUATU LINGKUNGAN YANG LEBIH
LUAS.
Pengertian
10 Soedwiw
SISTEM RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU
SISTEM RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU MERUPAKAN KOMPONEN RANCANG KAWASAN,
YANG TIDAK SEKADAR TERBENTUK SEBAGAI ELEMEN TAMBAHAN ATAU PUN ELEMEN SISA
SETELAH PROSES RANCANGAN
DISELESAIKAN, MELAINKAN JUGA DICIPTAKAN SEBAGAI BAGIAN INTEGRAL DARI SUATU
LINGKUNGAN YANG LEBIH LUAS.
11 Soedwiw
KOMPONEN DAN PRINSIP PENATAAN
Pada setiap komponen perancangan kawasan
(Struktur Peruntukan Lahan, Intensitas Pemanfaatan Lahan, Tata Bangunan, Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung, Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau, Tata Kualitas Lingkungan, Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan)
bisa dijabarkan menjadi komponen penataan dan perlu didasarkan pada prinsip-prinsip penataan yang didekati secara:
(1)Fungsional (2) Fisik
(3) Lingkungan
12 Soedwiw
SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU
(1) Sistem Ruang Terbuka Umum (2) Sistem Ruang Terbuka Pribadi
(3) Sistem Ruang Terbuka Privat dapat diakses Umum
(4) Sistem Pepohonan dan Tata Hijau (5) Bentang Alam.
(6) Area Jalur Hijau.
Komponen Penataan
13
Slide berikutnya penjelasan (5) Bentang Alam.
(6) Area Jalur Hijau.
Soedwiw
Soedwiw 14
SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU
(5) Bentang Alam. Pengaturan ini untuk kawasan:
(a) Pantai dan laut
(b) Sungai, sebagai pembentuk koridor ruang terbuka;
(c) Lereng dan perbukitan, sbg potensi pemandangan;
(d) Puncak bukit, sbg titik penentu arah orientasi visual.
(6) Area Jalur Hijau. Pengaturan ini untuk kawasan:
(a) Sepanjang sisi dalam Daerah Milik Jalan (Damija);
(b) Sepanjang bantaran sungai;
(c) Sepanjang sisi kiri kanan jalur kereta;
(d) Sepanjang area di bawah jaringan listrik TT;
(e) Jalur hijau yang diperuntukkan sebagai jalur taman kota atau hutan kota, yang
merupakan pembatas atau pemisah suatu wilayah.
Komponen Penataan
15 Soedwiw
16 Soedwiw
SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU
(1) Secara Fungsional, meliputi:
(a) Pelestarian ruang terbuka kawasan
(b) Aksesibilitas publik
(c) Keragaman fungsi dan aktivitas (d) Skala dan proporsi ruang yang
manusiawi dan berorientasi bagi pejalan kaki
(e) Sebagai pengikat
lingkungan/bangunan
(f) Sebagai pelindung, pengaman dan pembatas
lingkungan/bangunan bagi pejalan kaki
Prinsip-prinsip Penataan
Slide berikutnya penjelasan-penjelasanSoedwiw 17
KERAGAMAN FUNGSI DAN AKTIVITAS RTH
Soedwiw 18
SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU
(1) Secara Fungsional, meliputi:
(a) Pelestarian ruang terbuka kawasan
Pendistribusian berbagai jenis ruang terbuka yang disesuaikan dengan
kebutuhan tipologis fungsi/peruntukan, sirkulasi dan elemen perancangan lainnya.
Prinsip-prinsip Penataan
19
Slide berikutnya penjelasan (b) Aksesibilitas publik
Soedwiw
SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU
(1) Secara Fungsional, meliputi:
(b) Aksesibilitas publik
(i) Penciptaan integrasi sosial secara keruangan bagi semua pengguna (termasuk
penyandang cacat dan lanjut usia) pada berbagai ruang
terbuka kawasan yang ada;
(ii) Penciptaan ruang publik yang dapat diakses secara terbuka
oleh publik sehingga
memperkaya karakter dan
integrasi sosial para pemakai ruang kota.
Prinsip-prinsip Penataan
Slide berikutnya penjelasan 20
(c) Keragaman fungsi dan aktivitas Soedwiw
SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU
(1) Secara Fungsional, meliputi:
(c) Keragaman fungsi dan aktivitas
(i) Penciptaan ruang yang dapat mengadaptasi dan mengadopsi berbagai aktivitas interaksi sosial yang direncanakan, dan tetap
mengacu pada ketentuan
rencana tata ruang wilayah;
(ii) Penetapan kualitas ruang yang menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, sehat dan
menarik, serta berwawasan ekologis.
Prinsip-prinsip Penataan
21
Slide berikutnya penjelasan
(d) Skala dan propoporsi ruang yang manusiawi dan berorientasi bagi pejalan kaki.
Soedwiw
SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU
(1) Secara Fungsional, meliputi:
(d) Skala dan proporsi ruang yang manusiawi dan
berorientasi bagi pejalan kaki (i) Penciptaan keseimbangan ruang
terbuka atau pun ruang terbuka antarbangunan dengan tema
ramah bagi pejalan kaki sekaligus menghidupkan ruang kawasan
melalui berbagai aktivitas pada area pejalan kaki;
(ii) Penciptaan iklim mikro berskala lingkungan yang memberi
kenyamanan dan keserasian pada area pejalan kaki.
Prinsip-prinsip Penataan
Slide berikutnya penjelasan 22
(e) Sebagai pengikat lingkungan/bangunan.Soedwiw
SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU
(1) Secara Fungsional, meliputi:
(e) Sebagai pengikat
lingkungan/bangunan
Penciptaan ruang terbuka sebagai sarana interaksi dan sosialisasi penghuni, atau pun ruang
pengikat/penyatu antarbangunan kelompok bangunan.
(f) Sebagai pelindung,
pengaman dan pembatas lingkungan/bangunan bagi pejalan kaki
Penciptaan ruang terbuka dan tata hijau sebagai
pelindung, peneduh, maupun pembatas antarruang.
Prinsip-prinsip Penataan
23 Soedwiw
RTH pengikat lingkungan/bangunan antarbangunan kelompok bangunan.
Soedwiw 24
Penciptaan ruang terbuka sebagai sarana interaksi dan sosialisasi penghuni, atau pun ruang
pengikat/penyatu
RTH sebagai pelindung, pengaman bagi pejalan kaki
Soedwiw 25
SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU
(2) Secara Fisik dan Nonfisik, meliputi:
(a) Peningkatan estetika, karakter dan citra kawasan
(b) Kualitas fisik
Perancangan lingkungan yang memenuhi kriteria kenyamanan bagi pemakai, ke lancaran sirkulasi udara, pancaran sinar matahari, tingkat kebisingan, dan aspek klimatologi lainnya.
(c) Kelengkapan fasilitas penunjang lingkungan
Penyediaan elemen pendukung kegiatan seperti street furniture (kios, tempat duduk, lampu, material perkerasan
elemen, dan lain-lain).
Prinsip-prinsip Penataan
26 Soedwiw
SISTEM RUANG TERBUKA HIJAU
(3) Dari Sisi Lingkungan, meliputi:
(a) Keseimbangan kawasan perencanaan dg sekitar
(b) Keseimbangan dengan daya dukung lingkungan
(c) Kelestarian ekologis kawasan (d) Pemberdayaan kawasan
(i) Pengembangan potensi bentang alam sebagai unsur kenyamanan kota
dengan merencanakannya sebagai ruang terbuka bagi publik;
(ii) Penekanan adanya pelestarian alam dengan merencanakan proteksi
terhadap area bentang alam yang rawan terhadap kerusakan.
Prinsip-prinsip Penataan
27 Soedwiw
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
Papan Infor masi
28 Soedwiw
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
PENATAAN KUALITAS LINGKUNGAN MERUJUK PADA UPAYA REKAYASA ELEMEN-ELEMEN KAWASAN YANG
SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA TERCIPTA SUATU KAWASAN ATAU SUBAREA
DENGAN SISTEM LINGKUNGAN
YANG INFORMATIF, BERKARAKTER KHAS, DAN MEMILIKI ORIENTASI
TERTENTU.
Pengertian
29 Soedwiw
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
30 Soedwiw
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(1)Mencapai kualitas lingkungan
kehidupan manusia yang aman,
nyaman, sehat dan menarik, serta berorientasi kepada lingkungan
mikro.
(2) Menyatukan kawasan sebagai
sistem lingkungan yang berkualitas dengan pembentukan karakter dan identitas lingkungan yang spesifik.
Manfaat
31 Soedwiw
32 Soedwiw
KOMPONEN DAN PRINSIP PENATAAN
Pada setiap komponen perancangan kawasan
(Struktur Peruntukan Lahan, Intensitas Pemanfaatan Lahan, Tata Bangunan, Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung, Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau, Tata Kualitas Lingkungan, Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan)
bisa dijabarkan menjadi komponen penataan dan perlu didasarkan pada prinsip-prinsip penataan yang didekati secara:
(1)Fungsional (2) Fisik
(3) Lingkungan
33 Soedwiw
34 Soedwiw
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(1) Konsep Identitas Lingkungan (a) Tata karakter
bangunan/lingkungan (built-in signage and directional system)
(b) Tata penanda identitas bangunan (c) Tata kegiatan pendukung secara
formal dan informal
(2) Konsep Orientasi Lingkungan (a) Sistem tata informasi (directory
signage system).
(b) Sistem tata rambu pengarah (directional signage system).
Komponen Penataan
Slide berikutnya 3. Wajah Jalan dan penjelasannyaSoedwiw 35
Konsep Identitas Lingkungan dan
Orientasi Lingkungan
Soedwiw 36
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(3) Wajah jalan.
Pengaturan ini terdiri atas:
(a) Wajah penampang jalan dan bangunan;
(b) Perabot jalan (street furniture);
(c) Jalur dan ruang bagi pejalan kaki (pedestrian);
d) Tata hijau pada penampang jalan;
(e) Elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang jalan;
(f) Elemen papan reklame komersial pada penampang jalan.
Komponen Penataan
Slide berikutnya penjelasan-penjelasannyaSoedwiw 37
Apakah seperti ini?
Soedwiw 38
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(1) Dari Sisi Lingkungan, meliputi:
(a) Informatif dan kemudahan orientasi
(b) Kejelasan identitas
(c) Integrasi pengembangan skala mikro terhadap makro
(i) Pengembangan kualitas lingkungan dengan mengintegrasikan sistem makro dan mikro yang dapat dirasakan langsung secara mikro oleh penggunanya;
(ii) Penetapan konsep kegiatan yang dapat mengangkat dan mewadahi kegiatan
berkarakter lokal atau pun kegiatan eksisting ke dalam skenario pendukung kegiatan baru yang akan diusulkan, namun tetap
terintegrasi dengan kegiatan formal berskala wilayah/nasional.
Prinsip-prinsip Penataan
39 Soedwiw
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(1) Dari Sisi Lingkungan, meliputi:
(d) Keterpaduan/integrasi desain untuk efisiensi
(i) Keseimbangan, kaitan, da n
keterpaduan, antara semua jenis
elemen fung sional, estetis, dan sosial, sebagai pembentuk wajah jalan, baik di dalam kawasan maupun lahan di luar kawasan;
(ii) Penempatan berbagai kegiatan
pendukung pada ruang publik sebagai bagian dari elemen pembentuk wajah jalan atau wajah kawasan;
(iii) Perancangan elemen pembentuk wajah jalan yang efektif agar
memudahkan pemakai untuk
berorientasi dan bersirkulasi tanpa penggunaan papan penanda yang berlebihan.
Prinsip-prinsip Penataan
40 Soedwiw
Soedwiw 41
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(1) Dari Sisi Lingkungan, meliputi:
(e) Konsistensi
(i) Perancangan yang konsisten dan komprehensif antarpenanda
dalam satu kawasan;
(ii) Perancangan yang
mempertimbangkan struktur
ruang lingkungannya, terutama mengenai arus
sirkulasi/pergerakan pemakai
untuk meminimalisasi kebutuhan papan penanda yang berlebihan.
Prinsip-prinsip Penataan
42 Soedwiw
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(1) Dari Sisi Lingkungan, meliputi:
(f) Mewadahi fungsi dan aktivitas formal maupun informal yang beragam
(i) Pengendalian berbagai pendukung kegiatan yang terpadu dan saling
melengkapi antara kegiatan sektor formal dan kegiatan sektor informal pada berbagai ruang publik;
(ii) Penciptaan ruang yang mengadaptasi dan mengadopsi berbagai aktivitas
interaksi sosial yang direncanakan
dengan tetap mengacu pada ketentuan rencana tata ruang wilayah;
(iii) Penetapan kualitas ruang melalui penyediaan lingkungan yang aman, nyaman, sehat dan menarik, serta berwawasan ekologis.
Prinsip-prinsip Penataan
43 Soedwiw
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(1) Dari Sisi Lingkungan, meliputi:
(g) Skala dan proporsi pembentukan ruang yang berorientasi pada
pejalan kaki
Penciptaan keseimbangan li ngkungan fisik yang lebih berorientasi pada pejalan kaki daripada kendaraan, sehingga tercipta
lingkungan yang ramah bagi pejalan kaki seraya menghidupkan ruang kota melalui berbagai aktivitas pada area pejalan kaki.
(h) Perencanaan tepat bagi pemakai yang tepat
Perencanaan penanda informasi/orientasi
visual yang jelas dan tepat peletakannya, dan diperuntukkan bagi jenis pengguna yang tepat juga, yaitu antara pejalan
kaki, pengendara sepeda dan
pengendara kendaraan bermotor.
Prinsip-prinsip Penataan
44 Soedwiw
Skala dan proporsi pembentukan ruang yang berorientasi pada
pejalan kaki
Soedwiw 45
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(2) Secara Fisik dan Nonfisik, meliputi:
(a) Penempatan pengelolaan dan
pembatasan yang tepat dan cermat
(i) Penempatan elemen harus
mengupayakan keseimbangan, kaitan, keterpaduan dari semua jenis elemen pembentuk wajah jalan atau perabot jalan dalam hal fu ngsi, estetis dan sosial;
(ii) Bila diperlukan, dapat diatur dengan pembatasan-pembatasan uk uran,
material, motif, lokasi, tata letak, dan panduan lainnya;
Prinsip-prinsip Penataan
46 Soedwiw
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(2) Secara Fisik dan Nonfisik, meliputi:
(b) Pola, dimensi, dan standar umum (i) Penataan elemen yang
terpenting seperti penanda dan rambu sebaga i bagian dari
perabot jalan (street furniture), yang harus saling terintegrasi
dengan elemen wajah jalan lainnya untuk menghindari
ketidakteraturan dan
ketidakterpaduan lingkungan;
(ii) Pola, dimensi, dan standar umum penataan penanda dan
rambu atau pun elemen lainnya, yang merujuk pada peraturan
yang berlaku.
Prinsip-prinsip Penataan
47 Soedwiw
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(2) Secara Fisik dan Nonfisik, meliputi:
(c) Peningkatan estetika, karakter dan citra (image) kawasan melalui:
(i) Perpaduan berbagai karakter subarea dengan karakter
kawasan yang lebih luas;
(ii) Penciptaan karakter kawasan dengan menonjolkan karakter setempat;
(iii) Penataan dan desain harus
dapat menggabungkan beberapa elemen perabot jalan menjadi
kesatuan fungsi dan estetika sehingga membentuk karakter lingkungan dan mencerminkan citra kawasan.
Prinsip-prinsip Penataan
48 Soedwiw
Penciptaan kawasan dengan menonjolkan karakter setempat
Soedwiw 49
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(2) Secara Fisik dan Nonfisik, meliputi:
(d) Kontekstual dengan elemen penataan lain
Penciptaan suatu elemen dapat dianggap sebagai suatu seni untuk publik, sehingga memerlukan perencanaan yang
komprehensif dan kontekstual antara desain elemen perabot jalan dan tata
lansekap, serta antara tata bangunan dan lingkungan.
(e) Kualitas fisik
Penetapan desain yang memenuhi
kenyamanan pemakai dan pejalan kaki, kenyamanan sirkulasi udara, sinar
matahari, dan klimatologi.
(f) Kelengkapan fasilitas penunjang lingkungan
Penyediaan elemen pendukung kegiatan seperti street furniture (kios, tempat
duduk, lampu, material perkerasan, dan lain-lain).
Prinsip-prinsip Penataan
50 Soedwiw
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(3) Secara Lingkungan, meliputi:
(a) Keseimbangan kawasan perencanaan dg sekitar
Penciptaan keterpaduan berbagai karakter desain sistem identitas dan orientasi
antara kawasan perencanaan dan
karakter kawasan yang lebih luas, yang dapat berintegrasi dengan karakter
struktur lingkungan setempat.
(b) Pemberdayaan berbagai keg.
pendukung informal
Pengendalian kegiatan pendukung
terpenting dalam ruang kota, antara lain adal ah kegiatan pedagang kaki
lima (PKL) dan kegiatan pendukung
insidentil/temporer lain yang bersifat semiinformal, seperti festival, pasar
hari-hari tertentu, dll., yang dapat memberi nuansa
dan karakter khas kawasan.
Prinsip-prinsip Penataan
51 Soedwiw
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(4) Dari Sisi Pemangku Kepentingan, meliputi:
(a) Kepentingan bersama antarpelaku kota
(i) Pendekatan penataan kegiatan khusus seperti PKL melalui prinsip kemitraan dan pemberdayaan
dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan serta forum warga PKL;
(ii) Implementasi berbagai ide
kemitraan dan pemberdayaan dari berbagai pelaku secara bersama dalam manajemen pengelolaan bersama ruang publik, atau pun elemen rancang kota lain.
Prinsip-prinsip Penataan
52 Soedwiw
Pendekatan penataan kegiatan khusus seperti PKL
Soedwiw 53
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
(4) Dari Sisi Pemangku Kepentingan, meliputi:
(b) Berorientasi pada kepentingan publik
Penentuan berbagai insentif-
disinsentif pembangunan dengan arah kompensasi berupa
penyediaan berbagai fasilitas sebagai wadah ba gi berbagai
kegiatan pendukung yang dapat
menghidupkan ruang kota, seperti jalur pejalan kaki, arkade, ruang
terbuka umum, atau pun fasilitas bersama.
Prinsip-prinsip Penataan
54 Soedwiw
SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN
SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS
LINGKUNGAN ADALAH KELENGKAPAN DASAR FISIK SUATU LINGKUNGAN YANG
PENGADAANNYA MEMUNGKINKAN SUATU LINGKUNGAN DAPAT BEROPERASI DAN BERFUNGSI SEBAGAIMANA SEMESTINYA.
SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN MENCAKUP JARINGAN AIR BERSIH DAN AIR LIMBAH,
JARINGAN DRAINASE, JARINGAN PERSAMPAHAN, JARINGAN GAS DAN LISTRIK, SERTA JARINGAN
TELEPON, SISTEM JARINGAN PENGAMANAN KEBAKARAN, DAN SISTEM JARINGAN JALUR
PENYELAMATAN ATAU EVAKUASI.
Pengertian
55 Soedwiw
SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN
(1)Meningkatkan kualitas kawasan perencanaan yang menjamin
tersedianya dukungan konkret
terhadap kegiatan-kegiatan fisik yang ada.
(2) Mencapai keseimbangan antara kebutuhan dan daya dukung
lingkungan sehingga terwujud sistem keberlanjutan (sustainability) pada
lingkungan.
Manfaat
56 Soedwiw
KOMPONEN DAN PRINSIP PENATAAN
Pada setiap komponen perancangan kawasan
(Struktur Peruntukan Lahan, Intensitas Pemanfaatan Lahan, Tata Bangunan, Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung, Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau, Tata Kualitas Lingkungan, Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan)
bisa dijabarkan menjadi komponen penataan dan perlu didasarkan pada prinsip-prinsip penataan yang didekati secara:
(1)Fungsional (2) Fisik
(3) Lingkungan
57 Soedwiw
SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN
(1) Sistem jaringan air bersih.
(2) Sistem jaringan air limbah dan air kotor
(3) Sistem jaringan drainase
(4) Sistem jaringan persampahan (5) Sistem jaringanlistrik
(6) Sistem jaringan telepon
(7) Sistem jaringan pengamanan kebakaran
(8) Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi
Komponen Penataan
Slide berikutnya 3. Wajah Jalan dan penjelasannyaSoedwiw 58
Soedwiw 59
SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN
(1) Secara Fungsional, meliputi:
(a) Strategi penetapan sistem yang tepat
(b) Kualitas dan taraf hidup pengguna (c) Integrasi
(i) Integrasi berbagai elemen utilitas dalam satu ruang kontrol secara bersamaan akan memudahkan
pembangunan dan pengontrolan;
(ii) Penciptaan suatu sistem yang
terpadu dan terkait dengan sistem dan kapasitas prasarana/ infrastruktur
wilayah/kawasan secara lebih luas.
Prinsip-prinsip Penataan
Slide berikutnya (2) Secara Fisik Soedwiw 60
SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN
(2) Secara Fisik, meliputi:
Aspek estetika, karakter dan citra kawasan
(a) Penataan elemen prasarana dan utilitas diselesaikan dengan
mempertimbangkan aspek estetika baik pada bagian dari perabot jalan, public art, maupun elemen lansekap.
(b) Penempatan elemen utilitas yang terlihat dari ruang luar atau di muka
tanah diupayakan menjadi bagian dari elemen wajah kawasa n atau wajah
jalan dan dikaitkan dengan pembentukan karakter khas.
Prinsip-prinsip Penataan
Soedwiw 61
Slide berikutnya (3) Secara Lingkungan
Soedwiw 62
SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN
(3) Secara Lingkungan, meliputi:
(a) Lingkungan yang berlanjut
Penetapan sistem yang sekaligus menerapkan proses daur ulang untuk mewujudkan
keberlanjutan sistem ekologis, khususnya pada sistem persampahan dan air limbah.
(b) Keseimbangan jangka waktu pembangunan
Penetapan sistem pelaksanaan konstruksi/
pembangunan yang beri mbang dan bertahap.
(c) Keseimbangan daya dukung lingkungan
Penetapan keseimbangan antara kebutuhan dan daya dukung lingkungan secara lebih luas.
Prinsip-prinsip Penataan
Soedwiw 63
Slide berikutnya (4) Dari Sisi Pemangku Kepentingan
SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN
(4) Dari sisi Pemangku Kepentingan, meliputi:
Keseimbangan kepentingan bersama antarpelaku kota
(a) Penetapan sistem yang dikelola berdasarkan kesepakatan dari, oleh dan untuk masyarakat.
(b) Penetapan kewenangan yang jelas pada saat penyediaan,
pengelolaan, dan perawatan, yang terkait dengan peraturan daerah
dan instansi atau pun pemangku kepentingan terkait.
Prinsip-prinsip Penataan
Soedwiw 64
PANDUAN RANCANGAN
Panduan Rancangan merupakan penjelasan lebih rinci atas Rencana Umum yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk
penjabaran materi utama melalui
pengembangan komponenrancangan kawasan pada bangunan, kelompok bangunan, elemen prasarana kawasan, kaveling dan blok,
termasuk panduan ketentuan detail visual kualitas minimal tata bangunan dan
lingkungan.
1. Pengertian
Soedwiw 65
a. Memberi arahan ringkas dan sistematis bagi implementasi ketentuan dasar serta
ketentuan detail dari perancangan tiap bangunan, kaveling, subblok dan blok
pengembangan dalam dimensi yang terukur.
b. dst.
2. Manfaat
PANDUAN RANCANGAN
Panduan Rancangan memuat ketentuan dasar implementasi rancangan terhadap kawasan
perencanaan, berupa ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang bersifat lebih detil,
memudahkan dan memandu penerapan dan pengembangan renc ana umum, baik pada bangunan, kelompok bangunan, elemen
prasarana kawasan, kaveling, maupun blok.
Panduan Rancangan bersifat
mengaktualisasikan tujuan penataan
lingkungan/kawasan yang layak huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan secara lebih terstr uktur dan mudah dilaksanakan (design guidelines).
3. Ketentuan Dasar Implementasi Bangunan
Soedwiw 66
PANDUAN RANCANGAN
Prinsip-prinsip pengembangan dengan mempertimbangkan aspek:
4. Prinsip-prinsip Pengembangan Rancangan
Soedwiw 67
(1) Deskriptif:
(a) Terukur dan rinci
Bertujuan untuk memudahkan implementasi secara nyata pada pengembangan desain.
(b) Spesifik
Panduan detail perancangan tiap blok pengembangan yang spesifik dan tepat sesuai dengan permasalahan dan potensi tiap blok yang telah dianalisis
sebelumnya.
(c) Menyeluruh, yang mencakup seluruh komponen rancangan kawasan
PANDUAN RANCANGAN
Prinsip-prinsip pengembangan dengan mempertimbangkan aspek:
4. Prinsip-prinsip Pengembangan Rancangan
Soedwiw 68
(2) Substantif:
(a) Berkelanjutan (sustainable),
Penetapan panduan detail yang dapat mendorong perwujudan
kawasan yang berlangsung secara berkelanjutan (sustainable).
(b) Membentuk/memperkuat karakter dan identitas tempat
Penetapan elemen-elemen rancang kawasan yang memfasilitasi interaksi ruang sosial sebagai identitas satuan ruang/bangunan berskala mikro secara terukur.
(c) Mengaitkan dengan struktur ruang makro
Penetapan panduan detail materi Rencana Umum secara integral dengan lingkungan sekitarnya pada skala yang lebih luas.
(d) Kemudahan pengendalian dan pengelolaan
Penetapan panduan detail yang memudahkan pengelolaan dan
pengendalian pelaksanaan Rencana Umum serta mengarahkan pihak-pihak yang berkepentingan.
PANDUAN RANCANGAN
Prinsip-prinsip pengembangan dengan mempertimbangkan aspek:
4. Prinsip-prinsip Pengembangan Rancangan
Soedwiw 69
(3) Normatif:
Mengacu pada peraturan ketatakotaan:
penetapan panduan detail yang selalu merujuk pada aturan tata ruang dan bangunan gedung yang berlaku.
selesai
70 Soedwiw