• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARSITEKTUR VERNAKULAR

N/A
N/A
Tomas Penlaana

Academic year: 2023

Membagikan "ARSITEKTUR VERNAKULAR"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ARSITEKTUR VERNAKULAR

MAHASISWA :

TOMAS PIETER PENLAANA 1906090010

DOSEN PENGAMPUH : THOMAS K. DIMA ST.,MT.

UNIVERSITAS NUSA CENDANA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

JURUSAN ARSITEKTUR 2021

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syuku penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang maha Esa, karena atas rahmat dan tuntunan-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper tentang “PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KARYA ARSITEKTUR VERNAKULAR KAMPUNG TAKPALA, ALOR, NUSA TENGGARA TIMUR” ini dengan baik dan lancar.

Paper ini menggambarkan bagaimana karya arsitektur venakular di Kampung Takpala serta kebudayaan masyarakatnya hingga bagaimna kebudayaan tersebut mempengaruhi tatanan karya arsitektur vernacular pada Kampung Takpala itu sendiri.

Dalam membahas topik ini,penulis menyadari masih ada kekurangan dalam paper ini,sehingga penulis sangat membutuhkan saran serta masukan dari berbagai pihak,terutama dosen pengasuh mata kuliah,agar kedepannya penulis dapat membuat paper dengan lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah membantu dalam penulisan paper ini,semoga Yang Kuasa memelihara kita semua.

Kota Kupang, 18 September 2021 penulis

(3)

BAB II

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Indonesia adalah Negara yang memiliki keanekaragaman budaya,dari Sabang sampai Merauke.Keanekaragaman budaya tersebut membuat Indonesia terlihat unik dimata dunia.Salah satu Provinsi di Indonesia yang menyumbang keanekaragaman budaya tersebut adalah Nusa Tenggara Timur.

Jika dilihat lebih jauh,setiap Kabupaten ataupun daerah di Nusa Tenggara Timur memiliki budayanya sendiri,yang terus tumbuh dan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat,serta karya bangunan arsitekturnya.Sebut saja Kabupaten Alor.Wilayah paling Timur Nusa Tenggara Timur ini,terus mempertahankan budayanya sebagai bagian yang menyatu dengan masyarakat meskipun zaman terus berubah.

Masyarakat Kabupaten Alor mempertahankan dan melestarikan Karya Arsitekturnya yang adalah produk kebudayaan masyarakat,melalui pelestarian cagar budaya dan Kampung Adat.Sala satu Kampung Adat yang terus eksis dipertahankan adalah KAMPUNG ADAT TAKPALA.

B . Rumusan Masalah

A. Seperti apa Kabupaten Alor itu ? B. Seperti apa Desa Takpala itu ?

C. Seperti apa Karya Arsitektur Vernakular di Desa Takpala ?

D. Bagaimana Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Desa Takpala terhadap Karya Arsitektur Vernakularnya ?

B . Tujuan

Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengidentifikasi dan menginformasikan kepada pembaca tentang Pengaruh Kebudayaan terhadap Karya Arsitektur Vernakular di Desa Takpala,Alor,Nusa Tenggara Timur.

(4)

Kabupaten Alor adalah Kabupaten yang terletak paling Timur dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Wilayahnya dibatasi Laut Banda dan Laut Flores di sebelah Utara, Selat Lomblen di sebelah Barat,Selat Ombai di sebelah Selatan, dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat di sebelah Timur.Kabupaten Alor sendiri merupakan Kabupaten yang berupa kepulauan.Banyaknya pulau yang Menyusun Kabupaten Alor dengan selat-selat diantaranya,membuat kehidupan masyarakat Alor tidak lepas dari laut.Hasil alam yang paling banyak dihasiljan berupa hasil kelautan.

Pulau Alor sendiri merupakan pulau terbesar di kepulauan Alor yang mencakup pulau-pulau di Nusa Tenggara Timur bagian Timur.

Kenampa kan alam di kedua pulau ini tidakjauh berbeda. Daratannya tidak rata, berbukit-bukit, dan tanahnya berbatu, kadang disertai dengan karang. Topografi yang beragam membuat iklin1 di Alor bervariasi, tergantung ketinggiannya. Satu-satunya daerah yang rata yang cukup luas adalah daerah di sekitar ibuko ta kabupaten Alor, Kalabahi .Kalabahiadalahkotapalingramai di pulau ini,sedangkan di Pulau Pan tar, kota yang terbesar adalah Baranusa.

Selain daratan berbukit-bukit yang eksotis, Alor juga terkenal akan keindahan pantai dan lautnya yang sudah terkenal hingga ke mancanegara.

Alor memiliki sebuah benda yang menjadi sinmbol pusaka daerah yaitu Moko. Moko men1pakan semacam drum yang terbuat dari perunggu dan mempunyai nilai sejarah yang sangat besar untuk masyarakat alor. Moko sering digunakan sebagai mas kawin, dan dihadirkan dalam upacara - upaca ra tertentu. Moko disebut sebut sebagai peninggalanbersejarah darizaman perunggu

Pulau Seribu Moko

A . Mengenal Kabupaten Alor BAB II

PEMBAHASAN

(5)

B . Mengenal Kampung Takpala

Kampung Takpala berada di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.

Sebagai sebuah kampung tradisional, Kampung Takpala saat ini memiliki 16 rumah adat dengan para penghuninya yang berasal dari suku Abui. Kampung Tradisional Takpala telah menjadi aset wisata yang sudah dilindungi, diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Alor sebagai cagar budaya. Namun, meski demikian para keturunansukuAbui yang tinggal di Kampung Takpala tetap melestari kan setiap tradisi dalam ritual - ritual adatnya, misalnya saja saat pembukaan ladang baru, hari panen dan hari-hari istimewa lainnya dalam sebuah bentuk tarian yang disebut dengan tari lego-lego.

Kampung Takpala saat ini memiliki 16 kepala keluarga dan setiap keluarga terdiri dari laki-lakidan kaum perempuan serta anak-anak dan lansia. Kampung ini menjadi kampung leluhur bagi mereka sebab hanya para lansia danbeberapakepala keluarga yang memutuskan untuk tetap tinggal sedangkan sisanya memiliki rumah ladang di dekat tempat-tempat mereka bekerja.

Pola KampungTakpala dan Bangunan - Bangunannya (Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan

Mahasiswa Arsitektur Universitas Indonesia )

(6)

MASYARAKAT KAMPUNG TAKPALA

Gambar Aksonometri Struktur Rumah Adat Takpala

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur

Universitas Indonesia )

Corak Arsitektur Vernakular dari Kampung Takpala terlihat pada bangunan Rumah Adatnya yang begitu filosofis.

Rumah adat kampung takpala ini terdiri dari 4 tingkat dengan tambahan satu tingkat dasar(kolongrumahpanggununtuktempatinggal ayam, kambing, dan bahan material) yang di tiaptingkatnya mempunyai fungsinya masing-masing, dimana semakinkeatas fungsi dari tiap tingkatnyaakan lebih bersifat privasi.

• Tingkat pertama berfungsi sebagai tempat m enerima tamu, bagian ini dinamakandenganliktaha yang berarti bale-balebesar.

• Tingkat kedua dinamakan dengan fala homiyang berarti di dalam rumah.

• Tingkat ketiga di rumah ini dinakan dengan akui foka yang berarti gudang makanan. Lalu bagian terakhir dinamamakan akui kiding yang berarti paling puncak.

1. Rumah Adat

Penghubung dari tingkat ke tingkat dalam rumah ini menggunakan tangga penghubung yang juga mempunyai nama yang berbeda-beda di tiap tingkatannya.

• Untuk tangga penghubung dari lantai dasar ke tingkat I disebut dengan lik a,vering yang berarti tangga bale-bale,

• tangga penghubung dari tingkat I ke tingkat II disebut dengan fala a,- vering yang berarti tangga untuk run1ah, dan

• yang terakhir adalah tangga penghubung daritingkat II ke tingkat III dan dari tingkat III ke tingkat IV disebut dengan akui avvering yang berarti tangga untuk loteng.

(7)

❑ RumahKanuruat:

Berbeda dengan rumah Kolwat, rumah Kanu ruat tidak dapat dimasuki oleh sembarang orang. Di dalam rumah ini tersimpan benda - benda pusaka seperti moko, periuk, ton1bak,danperlengkapan upacara adat lainnya, yang disimpan dan diwariskan secara turun temurun.

Rumah ini adalah rumah dewa yang berwarna cat putih

Gambar RumahKanurat

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur

Universitas Indonesia ) Gambar Rumah Fala (Sumber:Tim Ekskursi Alor

2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa

Arsitektur Universitas Indonesia )

❑Rumah Fala

Kampung Takpala masih men1iliki 16 rumah tradisional. Rumah gudang atau rumah lopo atau rumah fala memilikitipologiatap tinggi memuncak seperti piran1id.

Bagianyang juga khas dari n1mah fala adalah,sebuahsim bol dibagian puncak rumah yang menggan1barkan tangan yang menengadah keatas memohon berkat kepadayangMaha Kuasaagar turun memenuhirumah.

Gambar Sketsa Tampak Rumah Fala (Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta:

Ikatan Mahasiswa Arsitektur Universitas Indonesia )

Gambar RumahKolwat (Sumber:Tim Ekskursi Alor

2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa

Arsitektur Universitas Indonesia )

❑Rumah Kolwat

Di dekat mesang terdapat dua n1mah dewa yang untuk memeluk agama. Melalui proses n1asuknya diletakkan bersebelahan. Rumah itu disebut rumah Kohvat dan Kanuruat. Rumah Kolwat adalah rumah yang dapat dimasuki siapa saja, baik laki -

laki, perempuan, maupun anak - anak. Rumah

Korwat kampung Takpala selesai di tahun 1987, dengan hanya berfungsi saat ada upacara- upacara adat. Didalam rumah yang berbentuk bujur sangkar ini tersimpan alat-alat yang digunakan untuk perlengkapan upacara adat. Dari tampilan fisik, rumah ini merupakan rumah dengan cat hitam.

(8)

❑ DENAH RUMAH FALA

(9)

❑ POTONGAN RUMAH FALA

(10)

2. Pola Perkampungan

Gambar Pola Perkampungan Takpala

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur Universitas Indonesia )

Karena pola Mesbah dan mesang yang melingkar,maka pola rumah-rumah yang berorientasi padanya pun akan membentuk lingkaran.

Seiring berjalannya waktu,Kampung Takpala mengalami perkembangan.Pola sirkulasi yang memusat ke arah Mesbah berganti menjadi pola linear dengan Mesbah menjadi titik tengah.

(11)

MASYARAKAT KAMPUNG TAKPALA

D . Pengaruh Budaya terhadap Arsitektur Vernakular Kampung Takpala

Dahulu, kepercayaan yang dianut masyarakat Takpala masih berupa aliran animisme. Bertahun - tahun kemudian Indonesia merdeka dan desa berubah nama lagi menjadi Takpala, namun dengan areal kampong yang sama dengan sebelumnya.Pemerintahan Orde Barumenerapkan kebijakan Gestapu

Elemen yang paling penting dan pasti harus ada adalah mesbah, yang menjadi simbol kepercayaan dari Suku Abui.

Ritual dan kepercayaan masyarakat Takpala tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan moko di Kepulauan Alor. Moko men1iliki bentuk menyerupai dandang besar yang ditelungkupkan.

Gambar Moko di atas Mezbah

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur Universitas Indonesia )

Gambar Ritual Tarian Lego-lego mengelilingi mezbah (Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan

Mahasiswa Arsitektur Universitas Indonesia )

(12)

KAMPUNG TAKPALA

Unsur-UnsurPembentuk Ruang Ritual di Kampung

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa

Arsitektur Universitas Indonesia )

Sistem Kepercayaan masyarakat Kampung Takpala terhadap roh leluhur,mencipatakan sebuah ruang ritual,berupa sebuah mimbar,tempat alat music dan mesbah batu yang secara alamiah menjadi sentral tatanan pola perkampungan Adat Takpala.

Gambar Prosesi Ritual Masyarakat Takpala Sumber : https://backpackerjakarta.com

/

(13)

MASYARAKAT KAMPUNG TAKPALA

Dalam masyarakat Alor, pembentukan klan didasarkan dari garis keturunan ayah dan masing - masing menetap di dalam satu rumah adat. Seorang laki- laki dapat memiliki lebih dari satu istri, nan1un keluarga dari istri yang berbeda harus tinggal di lain rumah, sebab mereka n1empercayai akan timbul konflik jika keluarga inti yang berbeda tersebut disatukan dalam satu atap.

Saat menginjakkan kaki di Kampung Takpala, pandangan akan tertuju pada mesbah yang seketika mencuri perhatian dan seakan menjadi pusat kampung karena dikelilingi rumah tadisional Takpala yang menge lilinginya.Pada mesbah yang identik dengan ritual dan nilai sakral tersebut terdapat tiga batu tertanam dengan ukuran beragam yang terletak sejajar dan berdekatan.

. Pak Adam yang merupakan salah satu tetua suku pernah menceritakan, "Tiga batu dia tas mesbah melambangkan bagaimana hubungan kekerabatan yang dimiliki oleh Suku A,veni, Suku Kapitang, dan Suku Marang. Pada dasarnya, ketiga suku memiliki hubungan persaudaraan yang kuatdan saling melengkapi".

Penjelasan Tetua Adat yang dikenal dengan nama Pak Adam tersebut kemudian memberikan pengertian awalmengenai strukturmasyarakat Takpala.

Gambar 3 batu perlambang 3 suku di Kampung Takpaa

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa

Arsitektur Universitas Indonesia )

(14)

MASYARAKAT KAMPUNG TAKPALA

Pengetahuan masyarakat awal Kampung Takpala bermula atas upaya pemenuhan kebutuhan masyarakatnya, serta cara masyarakat Takpala mengatasi masalah yang ditemui (trial and error).

Contohnya : adalah

• Pengetahuan masyarakat Takpala dalam megelolah hasil alam seperti serat kapas hingga menjadikannya pakaian dengan cara menenun.

Produk-produk pengetahuan tersebut kemudian dijual seperti barang khas Alor, seperti kain tenun Alor,cangkang kerang, sisir dari kayu, sendok kayu, vanili, kaca mata yang berben tuk seperti kaca mata renang, gelang atau kalung dari biji-bijian, manik- manik, berbagai ukuran dan bentuk tasdari anyaman bambu.

.

Gambar berbagai produk hasil pengetahuan masyarakat Takpala

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur

Universitas Indonesia )

Gambar Kain tenun

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur

Universitas Indonesia )

(15)

❑Pengetahuan masyarakat kampung Takpala terus berkembang berdasarkan pengalaman trial and error

❑Pengetahuan mengelola alam hingga pengalaman yang ada membuat masyarakat peka dalam menerapkannya pada arsitekrur.Contohnya pembuatan dan penerapan dulang pada tiang bangunan sebagai penghalang tikus naik ke lumbung.

KAMPUNG TAKPALA

Gambar Dulang penghalang tikus

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur

Universitas Indonesia )

(16)

MASYARAKAT KAMPUNG TAKPALA

Dalam kesehariannya,masyarakat kampung Takpala saling berinteraksi menggunakan Bahasa daerah mereka yakni Bahasa Abui. Mereka juga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa persatuan untuk berinteraksi dengan pengunjung, ataupun sesama masyarakat Takpala.

KAMPUNG TAKPALA

Bahasa merupakan alat komunikasi dalam berinteraksi antar sesama warga masyarakat.Kemudian dari interaksi tersebut, terbentuk sebuah pola pada lingkungan berinteraksi.Pola tersebut menciptakan ruang-ruang sosial dalam perkampungan,yang secara terus-menerus tumbuh menjadi ruang fisik masyarakat berinteraksi.Seperti ada ruang untuk upacara dengan Bahasa adatnya,ruang interaksi sesame anak-anak dalam bermain, dan lain sebagainya.

Pola keseharian warga terbentuk dari Proses Berbahasa dalam berinteraksi social.

Pola keseharian tersebut membentuk ruang-ruang fisik pada Kampung Takpala

Gambar Pola Keseharian Warga Kampung Takpala (Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur

Universitas Indonesia )

(17)

MASYARAKAT KAMPUNG TAKPALA

❑ Tarian Lego-lego

Lego-lego merupakan tarian yang bermakna persatuan.Tarian ini memiliki formasi lingkaran utuh dengan penari saling merangkul dengan sentakan kaki seragam dan seirama alunan music tradisional bersyair : harapan,serta ungkapan sykur kepada Sang Pencipta.

Layaknya dalam lingkaran lego-lego, meskipun latar belakang masyarakat yang berbeda suku, semuanya menyatu dalam rasa persaudaraan dan persatuan yang kokoh untuk melangkah Bersama demi harapan Alor yang maju.

Gambar Prosesi Tarian Lego-lego

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur

Universitas Indonesia )

(18)

KAMPUNG TAKPALA

❑ Pola lantai dalam tarian lego-lego sebagai salah satu kesenian masyarakat Takpala secara alamiah membentuk sebuah pola perkampungan yang memiliki pusat dan tatan yang berkesinambungan.

Gambar Pola Pergerakan dalam Tarian Lego- lego

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta:

Ikatan Mahasiswa Arsitektur Universitas Indonesia ) Gambar Prosesi Tarian Lego-lego

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur Universitas Indonesia )

(19)

MASYARAKAT KAMPUNG TAKPALA

Mayoritas masyarakat Takpala bekerja sebagai petani. Pagi hari masyarakatTakpala bersama-samasecara berkelompok pergi ke ladang yang terletak di gunung tepatnya di ketinggian lebih atas daridesamereka.Mereka menanam bahan makanansendiri seperti jagung dan padi serta tumbuh-tumbuhanlainyangdigunakan sebagai makanan atau sayur mayur. Untuk menyirami padi, mereka masih tergantung musimhujan.Disana mereka membukalahan untuk kebun ubi, pisang, tembakau, dan lain-lain. Kegiatanberladang ini hanya dilakukan seminggu sekali karena kegiatan ini cukupberat bagi mereka

Gambar Masyarakat Takpala membawa hasil tani.

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur

Universitas Indonesia )

Gambar Masyarakat Takpala membawa memanen jagung

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur

Universitas Indonesia )

(20)

KAMPUNG TAKPALA

Karena mayoritas masyarakat Takpala bekerjasebagai petani, maka ini membentuk sebuah kearifan local hingga pengalaman empiris dan akhirnya masyarakat berpikir untuk membuat sebuah lumbung untuk menyimpan cadangan makanan mereka guna kebutuhan jangka Panjang. Pemikiran tersebut direalisasikan dengan pembangunan Fala atau Gudang.

Gambar Rumah Fala (Sumber:Tim Ekskursi Alor

2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa

Arsitektur Universitas Indonesia )

• Hasil pertanian masyarakat Takpala,diletakan [ada tingkat ketiga, d i n a m a k a n dengan akui foka yangberartigudang makanan.

Gambar Potongan Rumah Fala

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta:

Ikatan Mahasiswa Arsitektur Universitas Indonesia )

Gambar Lumbung

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur Universitas

Indonesia )

(21)

MASYARAKAT KAMPUNG TAKPALA

❑ Teknologi menenun

Masyarakat Takpala sudah menemukan alat-alat untuk menenun,seperti alat pemintal kapas hingga menjadi benang,lalu alat untuk menyatukan beng-benang tersebut hingga menjadi helai kain yang mereka gunakan sebagai pakai adat mereka.

❑ Teknologi bercocok tanam

Melewati masa perunggu hingga modern masyarakat Takpala menggunakan alat-alat pertanian berbahan logam dalam mengerjakan ladang mereka.

❑ Teknologi Pembangunan Rumah

Masyarakat membuat peralatan pekerjaan rumah dari bahan logam guna melancarkan pekerjaan.

Gambar Kain tenun sebagai hasil penggunaan teknologi masyarakat Takpala

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur

Universitas Indonesia )

(22)

KAMPUNG TAKPALA

Sejalan dengan ditemukannya teknologi seperti parang,pahat,gergaji dan lain sebagainya,maka hal tersebut berpengaruh pada proses dan metode pembangunan rumah adat Kampung Takpala.

Gambar Proses menghaluskan tali bamboo dengan parang, untuki ikatan struktur bangunan (Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur

Universitas Indonesia )

Gambar Proses Pemotongan hingga penghalusan permukaan kolom kayu dengan peralatan local.

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur

Universitas Indonesia )

Gambar Detail Ikatan Fala

(Sumber:Tim Ekskursi Alor 2011.2011.Alor Living Celebration.Jakarta: Ikatan Mahasiswa Arsitektur

Universitas Indonesia )

(23)

BAB III PENUTUP

Indonesia adalah Negara yang kaya akan budaya hingga melahirkan Karya Arsitektur Vernakular yang unik dan ikonik di setiap pelosok daerah negeri ini.Kampung Takpala menjadi satu dari sekian banyak Karya Arsitektur Vernakular tersebut.Bentuk bangunan,pola perkampungan,hingga kesakralan Kampung Takpala itu, lahir dari Kebudayaan yang dibangun dan dihidupi turun temurun dari nenek moyang.

Kepercayaan, pengetahuan, Kemasyarakatan, seni, teknologi, Bahasa,dan mata pencaharian masyarak Takpala secara perlahan membentuk sebuah mahakarya arsitektur secara alamiah yang hingga kini terus dipertahankan dan tak lekang digerus peradaban.

Karya Arsitektur tersebut kemudian disebut sebagai ARSITEKTUR VERNAKULAR KAMPUNG TAKPALA.

B . Saran

A. Untuk setiap warga Indonesia agar terus mencintai karya arsitektur vernacular dengan melestarikannya

B. Untuk setiap orang dimanapun kalian tinggal,lestarikanlah Budaya setempat karena budaya adalah Ibu dari Arsitektur Vernakular yang patut kita banggakan.

A . Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Tim dosen review yang telah memberikan masukan, arahan, kritik dan saran kepada penulis dalam proses perancangan Projek Akhir Arsitektur Periode 70 ini.. Orang