151
Pengembangan Buku Ajar Tari Simalungun Berbasis High Order Thinking Skills (Hots) dalam Mengatasi Kurangnya Bahan Ajar Materi Budaya Lokal Sumatera Utara
Wahyu Ramadani Dalimunthe
1, Yusnizar Heniwaty
2,Sitti Rahmah
3Program Studi Pendidikan Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan
Info Artikel ________________
Sejarah Artikel Diterima : 12 Oktober 2020 Disetujui : 30 Oktober 2020 Dipublikasikan : 30 November 2020 ________________
Keywords:
Design of Teaching Materials, Simalungun Dance, High Order Thinking Skills (HOTS) _________________
Abstrak
Bahan Ajar Tari Simalungun berbasis HOTS merupakan bahan ajar yang disusun berdasarkan dari kebutuhan perangkat pembelajaran yang belum tercukupi dan dikembangkan dengan menyesuaikan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk siswa kelas X SMA pada kompetensi dasar 3.1 memahami konsep, teknik, dan prosedur tari tradisional daerah setempat. Produk buku ajar tari Simalungun ini dirancang untuk ketercapaian hasil belajar berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Penyusunan bahan ajar tari Simalungun menggunakan teori pengembangan Research and Development (R&D) diketahui bahwa ada 10 tahapan, namun dalam penyusunan bahan ajar ini hanya menggunakan 8 tahapan. Adapun 8 tahapan tersebut adalah (1) potensi dan masalah, (2) mengumpulkan informasi, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, dan (8) uji coba pemakaian. Selain itu penelitian ini juga menggunakan teori HOTS. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengambilan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Dalam analisis data digunakan deskriptif kuantitatif untuk melihat validasi ahli media, ahli materi, dan uji coba secara kelompok kecil. Dengan menjadikan tari Simalungun (Tortor Sombah) sebagai sampel dalam penelitian ini, dan beberapa narasumber serta model sebagai peraga dalam tari ini. Hasil Penelitian ini berupa buku ajar yang berisi tentang gambaran kehidupan masyarakat Simalungun, sejarah, jenis-jenis dan fungsi tari Simalungun, dan pemahaman konsep, teknik, prosedur Tortor Sombah Simalungun.
Abstract
HOTS-based Simalungun Dance Teaching Materials are teaching materials that are prepared based on the insufficient needs of learning tools and are developed by adjusting the syllabus and lesson plans (RPP) for class X SMA students on basic competence 3.1 understanding the concepts, techniques and procedures of traditional regional dance local. This Simalungun dance textbook product is designed to achieve learning outcomes based on cognitive, affective and psychomotor aspects. The preparation of the malungun language using Research and Development (R & D) development theory notes that there are 10 stages, but in the preparation of this teaching material it only uses 8 stages. The 8 stages are (1) potential and problems, (2) gathering information, (3) product design, (4) design validation, (5) design improvement, (6) product testing, (7) product revision, and (8) Trial use. In addition, this research also uses HOTS theory. This study used a qualitative descriptive method with data collection in the form of observation, interviews, documentation, and literature study. In data analysis, quantitative descriptive was used to see the validation of media experts, material experts, and small group trials. By using the Simalungun dance (Tortor Sombah) as a sample in this study, and several sources and models as a model in this dance. The results of this study are in the form of a textbook that contains a description of the life of the Simalungun people, history, types and functions of the Simalungun dance, and understanding of the concepts, techniques, and procedures of Tortor Sombah Simalungun.
© 2020 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi:
Jalan Willem Iskandar Pasar V Medan Estate 20221, Sumatera Utara-Indonesia
Email : [email protected] 2. [email protected] 3. [email protected]
ISSN 2503-2585
152 PENDAHULUAN
Bahan ajar adalah suatu bentuk yang mencakup materi ajar dan digunakan untuk membantu guru atau tenaga pendidik dalam proses pentransperan ilmu sesuai kompetensi pembelajaran. Dengan demikian bahan ajar haruslah dirancang dan ditulis dengan kaidah intruksional karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran. Bahan ajar itu sendiri terdiri dari beberapa jenis, menurut Arsyad (2016:21) jenis bahan ajar terdiri dari bahan ajar berbasis manusia, cetak, visual, audio- visual, komputer. Salah satu contoh bahan ajar cetak adalah buku.
Sesuai dengan pendapat menurut Supriyo (2015:84 dalam jurnal promosi) salah satu bahan ajar yang dapat digunakan sebagai sumber belajar sekaligus sebagai media pembelajaran adalah buku. Buku yang digunakan sebagai sumber belajar utama dalam pembelajaran suatu bidang studi dapat disebut sebagai buku ajar.
Berdasarkan pengalaman Magang 3 yang telah selesai penulis laksanakan disekolah MAN 2 Model Medan terdapat permasalahan terbatasnya bahan ajar dalam mata pelajaran seni budaya. Buku ajar yang digunakan di sekolah tersebut khususnya kelas X yaitu buku Seni Budaya oleh Zackaria Soetedja dkk. Terdapat beberapa penjelasan yang sulit dipahami oleh siswa terutama pada halaman 121 paragraf pertama dan halaman 142 paragraf pertama yang menjelaskan tentang istilah- istilah yang tidak menyertakan kamus dari istilah tersebut atau glosarium sehingga siswa tidak bisa menterjemahkan, mengidentifikasi, menjelaskan sesuai dengan kurikulum 2013. Selain itu materi- materi yang ada lebih banyak berisi tentang konten muatan di luar Sumatera Utara, yang mengakibatkan guru mengalami kesulitan dalam proses pentransperan ilmu sesuai kompetensi pembelajaran.
Sekolah MAN 2 Model Medan Dalam proses pembelajaran dilakukan oleh guru yang berlatar belakang pendidikan adalah senitari, namun guru menghadapi kendala karena kurangnya perangkat pemebelajaran yang mendukung keoptimalan dari PBM. Sehingga guru
tidak mampu untuk menyampaikan materi-materinya secara baik, yang mengakibatkan siswa tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran tersebut.
Dari berbagai persoalan yang muncul di atas Perubahan dan perkembangan zaman tidak dapat dihindari, semua orang perlu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut, termasuk di dalam dunia pendidikan untuk mampu mengikuti perkembangan tersebut. Pendidikan sekarang ini harus mampu menumbuhkan seluruh potensi peserta didik bukan hanya sekedar mengajarkan pengetahuan. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengarahkan pembelajaran agar peserta didik mampu menerapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi/ High Order Thinking Skills (HOTS). Yoki Ariyana (2019:7) level kognitif kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa berada di C4 hingga C6.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengarahkan pembelajaran pada kegiatan yang bermuatan HOTS adalah menggunakan bahan ajar yang berbasis HOTS. Penilaian menurut Permendikbud No. 23 Tahun 2016 adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik yang membutuhkan teknik dan instrumen penilaian.
Menurut Wiwik Setiawati, dkk (2019:5) penilaian bukan sekedar untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik namun juga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses belajar. Dengan adanya soal yang dijadikan sebagai evaluasi merupakan salah satu alternatif dalam mengajarkan peserta didik untuk dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan dapat diukur berbasis HOTS. Bahan ajar bermuatan HOTS ini dilengkapi perintah atau instruksi soal yang mengarah pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Untuk itu penulis ingin mendesain bahan ajar tari Simalungun berbasis High Order Thinking Skills (HOTS), dimana memang belum adanya buku ajar tari Simalungun berbasis HOTS.
Pengemasan bahan ajar tari Simalungun disusun mengacu pada silabus
153 mata pelajaran seni tari kelas X, yang berisi materi tari daerah setempat. Berdasarkan silabus diambil salah satu tari yang berkembang di kota Medan. Kota Medan sendiri sebagai ibu kota dari provinsi Sumatera Utara memiliki etnis setempat dan etnis pendatang yang sekaligus memiliki keragaman budaya sesuai dengan masyarakatnya. Salah satu tari yang diambil itu adalah tari Tortor Sombah yang termasuk ke dalam etnis Simalungun.
Menurut Weni Widiarti (2019:4) dalam gesture jurnal seni tari, Tortor Sombah adalah tarian Simalungun yang paling sakral sebab fungsinya sebagai tari upacara buat menyambut para tamu raja pada dahulu kala, ataupun menyambut tamu dan kerabat dekat yang diiringi dengan gendang, tarian ini dapat dianggap sebagai penghormatan bagi tamu maupun rombongannya. Rangkaian tarian ini berpasangan antara seorang laki dan wanita. Bila Tortor ini selesai diperlihatkan baru yang lain dapat menarikan sesuatu tarian yang diingininya.
Pembelajaran seni budaya materi seni tari dalam KD3 berisi tentang memahami konsep, teknik, dan prosedur tari tradisi daerah setempat dan KD4 tentang meragakan gerak tari tradisional Tortor Sombah berdasarkan konsep, teknik, dan prosedur sesuai dengan hitungan/ketukan. Berkaitan dengan hal tersebut penyusunan buku ajar menjelaskan tentang pemahaman Tortor Sombah, seperti latar belakang, lokasi geografis, jenis tari, fungsi tari, sejarah tari, motif gerak Tortor Sombah, makna gerak Tortor Sombah, musik pengiring tari, dan busana, yang dikemas dalam bentuk buku ajar yang akan dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).Dari penjelasan diatas maka penulis menjadikan KD3 (Apresiasi) dan KD4 (Ekspresi) yang terdiri dari KD 3.1 dan 4.1 sebagai fokus utama dalam penelitian ini.
Berdasarkan dari permasalahan di atas penulis menyusun perangkat pembelajaran yaitu berupa buku ajar untuk membantu melengkapi atau menambah ketiadaan dari perangkat pembelajaran yang ada selama ini. Adapun Tujuan penelitian ini adalah Membuat Bahan Ajar
Tari Simalungun berbasis HOTS yang mencakup materi tari budaya lokal Sumatera Utara, yang sesuai dengan kompetensi dasar tari daerah setempat pada Kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) di MAN 2 Model Medan.
Desain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah membuat bahan ajar tari dengan model pengembangan Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011:408) model pengembangan R&D memaparkan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menghasilkan desain bahan ajar dan menguji kefektifan desain tersebut. Langkah-langkah meliputi : 1) potensi dan masalah yaitu penemuan masalah yang menjadi tolak ukur penelitian; 2) Mengumpulkan informasi : meliputi pengumpulan literature, observasi dan persiapan laporan awal; 3) Desain produk meliputi pemilihan materi, pembuatan bahan evaluasi, dan penyusunan bahan evaluasi; 4) Validasi desain meliputi penilaian desain bahan ajar pembelajaran berbasis HOTSkepada ahli materi dan ahli media dengan instrumen penilaian; 5) Perbaikan desain meliputi perbaikan desain setelah diadakannya validasi terhadap desain produk tersebut; 6) Uji coba produk meliputi uji coba produk terhadap 10 siswa/i sebagai uji coba kecil dan serta mengisi instrumen penilaian; 7) Revisi produk meliputi revisi produk setelah uji coba; 8) Uji pemakaian meliputi uji coba dengan 20 siswa sebagai uji lapangan dengan mengisi instrumen penilaian; 9) Revisi produk lanjut : merevisi produk sesuai dengan data yang terkumpul;
10) Pembuatan secara masal : meliputi pembuatan produk secara masal setelah produk dinyatakan efektif dan layak didistribusikan.
Berdasarkan R&D menurut Sugiyono (2011:408) dari kesepuluh tahapan alam penelitian ini diambil delapan tahapan, sebagai langkah dalam pelaksanaan desain bahan ajar berupa buku ajar. Tahapan yang tidak digunakan adalah tahapan sembilan dan sepuluh yaitu revisi produk lanjut dan pembuatan secara massal karena penelitian ini hanya sampai kepada tahapan uji pemakaian saja. Untuk
154 menghasilkan desain bahan ajar pembelajaran berbasis HOTS dalam bentuk buku ajar.
Menurut Widodo dan Jasmadi (dalam Lestari, 2015:1) bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari penyampaian widodo dapat dipahami bahan ajar merupakan salah satu perangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis, menarik, dan menampilkan secara utuh atau keseluruhan berdasarkan kompetensi yang harus dikuasai siswa.
Langkah-Langkah Pembuatan Buku Ajar agar mencapai kualitas yang baik ada 6 tahapan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a) Menganalisis Kurikulum; b) Menentukan judul buku; c) Merancang outline buku; d) Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan; e) Menulis buku dengan memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya ; f) Mengevaluasi atau mengedit hasil tulisan dengan membaca ulang
Dengan memerhatikan tahapan penting di atas, penyusunan buku ajar tari Simalungun dapat dilakukan dengan baik.
Menurut Yoki Ariyana (2019:16) Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan kemampuan berpikir logis seseorang untuk diujikan pada tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan kompetensi dalam penerapan HOTS. Kompetensi tersebut yaitu berpikir kritis (criticial thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative), kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration), dan kepercayaan diri (confidence). Dalam artian siswa tidak hanya menghapal dan mengingat saja, tetapi harus mampu menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. HOTS merupakan aspek yang sangat penting untuk dikembangkan dalam pembelajaran karena dalam menyelesaikan masalah siswa memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan kreatif. HOTS diterapkan untuk semua
mata pelajaran salah satunya adalah mata pelajaran seni budaya materi seni tari.
METODE PENELITIAN
Populasi dan sampel terdiri dari beberapa narasumber yaitu seniman, tokoh adat, 2 mahasiwa/i prodi pendidikan tari sebagai peraga dalam materi tari, Tortor Sombah, dan siswa/i kelas X IPA 1 MAN 2 Model Medan yaitu 10 orang siswa/i untuk proses uji coba produk, 20 orang siswa/i kelas untuk proses uji coba pemakaian. Pengumpulan data digunakan Observasi, Wawancara, Dokumentasi, dan Studi Kepustakaan.
Teknik analisis data digunakan analisis data kualitatif. Berupa uji validitas yang dilakukan oleh ahli media dan ahli materi dalam bentuk angket langsung dengan jawaban skala (rating scale). Validasi ini digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan produk, sehingga menghasilkan produk yang layak.
Pedoman pemberian skor yang dalam masing-masing angket adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Pedoman Pemberian Skor
Keterangan Skor
Sangat kurang 1
Kurang 2
Cukup 3
Baik 4
Sangat baik 5
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif didapat dari kritik dan saran yang diperoleh dari angket uji ahli materi dan media. Sedangkan data kuantitaif didapat dari penscoran yang diperoleh dari setiap indikator.
155 Tabel 2. Klasifikasi Skor
Langkah yang dilakukan dalam analisis data kuantitatif adalah sebagai berikut:
1. Menghitung skor total rata-rata setiap komponen dengan menggunakan rumus:
𝑋𝑖 =∑x 𝑛 Keterangan : Xi= Skor rata-rata
∑x= Jumlah Skor n= Jumlah Penilai 2. Menghitung rata-rata skor tiap
komponen
3. Mengubah skor rata-rata menjadi bentuk kualitatif
Skor yang diperoleh dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan rumus sebagai berikut (Eko Putro Widyoko, 2010:238). Rumus ini digunakan untuk menetapkan rentang skala penilaian. Tabel 4. Konversi Data Kualitatif. Keterangan : Xi (rerata ideal) =
½ (skor maksimal ideal + skor minimum ideal)Sbi (simpangan baku ideal) = 1/6 (skor maksimum ideal–skor minimum ideal) X ideal = Skor Empiris.
Bahan ajar dikategorikan layak apabila mendapat skor rata-rata minimal baik untuk masing-masing komponen peniliaian. Komponen penilaian yang dimaksud adalah angket uji kelayakan ahli media dan angket uji kelayakan ahli materi.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Validasi Ahli Materi Rata-rata skor
2. Hasil Validasi Ahli Media Rata-rata skor
Pada tahap Validasi produk penelitian ini melibatkan 2 validator ahli materi dan 1 validator ahli media. Sebelum pelaksanaa uji coba pemakaian dilakukan, dari kedua grafi di atas berdasarkan dari validasi dari 2 validator ahli materi mendapatkan skor 4,7 dan validasi dari 1 validator ahli media mendapatkan skor 4,5 mendapat kategori sangat baik, yang kemudian dinyatakan layak untuk diuji cobakan kepada siswa/i kelas X SMA.
4 4,2 4,4 4,6 4,8 5 5,2
Aspek Isi Bahan
Ajar
Aspek Bahasa
Ahli Materi 1 Ahli Materi 2
4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7
Aspek
Tampilan Aspek Isi materi Visual
Ahli Media Rumus Skor Rata-
rata
Klasifikasi X > Xi + 1,8 x sbi >4,2 Sangat Baik Xi + 0,6 x sbi < X ≤
Xi + 1,8 x sbi >3,4 – 4,2 Baik Xi - 0,6 x sbi < X ≤
Xi + 1,8 x sbi >2,6 – 3,4 Cukup Xi – 1,8 x sbi < X ≤
Xi + 0,6 x sbi >1,8 – 2,6 Kurang
X ≤ Xi - 1,8 x sbi ≤1,8 Sangat
Kurang
156 3. Uji Coba Produk Skala Kecil
Rata-rata skor uji coba produk skala kecil terhadap 10 orang siswa/i kelas X IPA 1 MAN 2 Model Medan.
Dari grafik diatas menunjukkan hasil skor untuk uji coba produk berdasarkan aspek media sebesar 4,4 dengan klasifikasi
“Sangat Baik”dan hasil skor untuk uji coba pemakaian berdasarkan aspek materi sebesar 4,48 dengan klasifikasi “Sangat Baik. Dari hasil kedua aspek tersebut maka dapat dihitung dengan rumus:
Xi (rata − rata aspek pembelajaran) = 8,89
18
= 4,4
Maka uji coba produk skala kecil secara keseluruhan dari 2 aspek tersebut mendapat skor sebesar 4,4 dengan klasifikasi “Sangat Baik” dan tidak ada kendala yang begitu berarti pada tahap ini.
4. Uji Coba Pemakaian
Rata-rata skor uji coba pemakaian terhadap 20 orang siswa/i kelas X IPA 1 MAN 2 Model Medan.
Dari grafik diatas menunjukkan hasil skor untuk uji coba pemakaian berdasarkan aspek media sebesar 4,5 dengan klasifikasi “Sangat Baik”dan hasil skor untuk uji coba pemakaian berdasarkan aspek materi sebesar 4,66 dengan klasifikasi “Sangat Baik. Dari hasil kedua aspek tersebut maka dapat dihitung dengan rumus:
Xi (rata − rata keseluruhan) =
∑X n = 82,85
18 = 4,5
Maka uji coba pemakaian secara keseluruhan dari 2 aspek tersebut mendapat skor sebesar 4,5 dengan kategori kualitas “Sangat Baik”.Berdasarkan hasil uji pemakaian maka desain bahan ajar berbasis HOTS yaitubuku ajar Sangat Baik Dan Layak untuk diterapkan di pembelajaran Seni Budaya khusunya seni tari.
Penelitian ini menghasilkan produk buku ajar Tari Simalungun berbasis High Order Thinking Skills (HOTS).Buku dibuat berdasarkan Kompetensi Dasar 3.1 Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam ragam gerak tari tradisi Tari Simalungun (Tortor Sombah) dan KD 4.1 Meragakan gerak tari tradisional Tortor Sombah berdasarkan konsep, teknik, dan prosedur sesuai dengan hitungan/ketukan, serta pembagian indikator sebagai berikut :
4,4 4,5 4,6 4,7
Penilaian Isi Bahasa
dan Desain
20 Siswa/i 4,36
4,38 4,4 4,42 4,44 4,46 4,48 4,5
Penilaian
Isi Bahasa dan Desain
10 Siswa/i
157 Tabel 3. Kompetensi Dasar dan Indikator Bahan Ajar Tari Simalungun
Kompetensi Dasar Indikator 3.1 Memahami
konsep, teknik dan prosedur dalam ragam gerak tari tradisi Tari Simalungun (Tortor Sombah)
3.1.1 Menelusuri sejarah suku Simalungun dan adat istiadat suku Simalungun.
3.1.2 Menelaah jenis-jenis, dan fungsi tari Simalungun.
3.1.3 Menganalisis sejarah, fungsi, dan busana Tortor Sombah Simalungun.
3.1.4 Menganalisis makna, ragam, dan teknik gerak Tortor Sombah Simalungun.
4.1 Meragakan gerak tari tradisional Tortor Sombah berdasarkan konsep, teknik, dan prosedur sesuai dengan
hitungan/ketukan.
4.1.1 Menampilkan rangkaian ragam gerak tari
Tortor Sombah
Simalungun secara berkelompok berdasarkan teknik, konsep, dan prosedur
4.1.2 Mengkreasikan bentuk penyajian pada
Tortor Sombah
Simalungun.
Materi yang dibutuhkan pada penyusunan Bahan Ajar Tari Simalungun Berbasis HOTS adalah sejarah suku Simalungun, Tari Simalungun khususnya Tortor Sombah sebagai materi kelas X mata pelajaran seni budaya materi seni tari.
Penambahan beberapa tugas mandiri dan kelompok dengan bentuk soal uraian sebagai salah satu bentuk mewujudkan bahan ajar berbasis HOTS.
Aplikasi yang digunakan untuk mengedit dan mendesain bahan ajar ini adalah Indesign, photoshop dan Adobe illustrator. Kertas cover depan belakang buku ini menggunakan kerta tik 260 gram dan Kertas HVS 100 gram dengan ukuran A5 untuk isi bahan ajar dan . Ukuran kertas ini dipilih dengan pertimbanga, agar mudah dibawa sehingga siswa.
Pada tahap Validasi produk penelitian ini melibatkan 2 validator ahli materi dan 1 validator ahli media.
Kekurangan yang didapat setelah melakukan validasi desain oleh ahli materi dan ahli media akan mengalami proses perbaikaan desain. Setelah produk
diperbaiki, maka produk bisa lanjut ketahap berikutnya.
Pada tahap uji coba produk ini, penulis menggunakan uji coba produk pada kelompok kecil yang melibatkan 10 orang siswa/i kelas X di sekolah MAN 2 Model Medan.
Pelaksanaan uji coba produk ini dilaksanakan pada tanggal 19 September 2020. Angket penilaian uji coba produk ini terdiri dari 2 aspek yaitu aspek penilaiann isi buku ajar terdiri dari 8 indikator capaian, dan aspek penilaian bahasa, tampilan yang terdiri dari 10 indikator capaian. Berikut hasil validasi uji coba produk yang melibatkan 10 orang siswa/i:
Xi (rata − rata aspek media) =
∑X n = 35,3
8 = 4,4
Dari perhitungan di atas menunjukkan hasil skor untuk uji coba pemakaian berdasarkan aspek isi bahan ajar sebesar 4,4 dengan klasifikasi “ Sangat Baik”
Xi (rata − rata aspek materi) =
∑X n = 44,8
10 = 4,48
Dari perhitungan di atas menunjukkan hasil skor untuk uji coba pemakaian berdasarkan aspek materi sebesar 4,48 dengan klasifikasi “Sangat Baik”
Maka dapat diperhitungkan dari uji coba produk aspek media dan materi secara keseluruhan hasil skor untuk uji coba produk sebesar 4,4 dengan klasifikasi
“Sangat Baik”
Setelah dilakukan uji coba produk kepada 10 orang siswa/i kelas X IPA 1 MAN 2 Model Medan, tidak ditemukan permasalahan yang begitu serius dari segi materi, dan tampilan. Kekurangan- kekurangan yang masih ditemukan pada tahap uji coba produk yang telah dilakukan, selanjutnya setelah revisi produk dilakukan , maka tahap terakhir yang harus dilakukan oleh penulis adalah tahap uji coba pemakaian.
158 Pada tahap uji coba pemakaian iniyang melibatkan Siswa/i sebanyak 20 orang siswa/i kelas X IPA 1 MAN 2 Model Medan yang dipilih secara acak oleh guru.
Tahap uji pemakaian dilakukan pada tanggal 26 September 2020 di MAN 2 Model Medan. Berikut hasil validasi uji pemakaian yang melibatkan 20 orang siswa/i :
Xi (rata − rata aspek media) =
∑X n = 36,2
8 = 4,5
Dari perhitungan di atas menunjukkan hasil skor untuk uji pemakaian berdasarkan aspek isi bahan ajar sebesar 4.5 dengan klasifikasi “Sangat Baik”
Xi (rata − rata aspek materi) =
∑X n = 46,65
10 = 4,66
Dari perhitungan di atas menunjukkan hasil skor untuk uji coba pemakaian berdasarkan aspek materi sebesar 4,66 dengan klasifikasi “Sangat Baik”.
Maka dapat diperhitungkan dari uji pemakaian pada uji pemakaian secara keseluruhan hasil skor sebesar 4,5 dengan kategori kualitas “Sangat Baik”. Dapat kita ketahui bahwa hasil uji coba produk dengan uji pemakaian mengalami kenaikan. Dimana uji coba produk mendapatkan skor 4,4 sedangkan uji pemakaian mendapatkan skor 4,5 sehingga produk buku ajar ini dapat dikategorikan dengan “Sangat Baik” dan layak untuk digunakan.
SIMPULAN
Sesuai dengan Hasil dari penelitian ini adalah buku ajar tari Simalungun berbasis HOTS untuk siswa/i Kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA).
Maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Delapan tahapan desain bahan ajar Tari Simalungun dalam bentuk buku ajar berbasis HOTS bagi siswa/i kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) terdiri dari : (1) Potensi dan
Masalah berupa tidak adanya bahan ajar tari Simalungun, (2) Mengumpulkan informasi, (3)Desain Produk, (4)Validasi Desain Produk, (5) Perbaikan Desain, (6) Uji Coba produk, (7) Revisi Produk, dan (8) Uji Coba Pemakaian. Pada desain produk menggunakan 6 tahapan yaitu:
menganalisis kurikulum, menentukan judul buku, merancang outline buku, mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan,
menulis buku dengan
memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usida dan pengalaman pembacanya, dan tahap mengevaluasi atau mengedit buku.
Struktur bahan ajar tari Simalungun berbasis HOTS untuk pembelajaran tari Simalungun (Tortor Sombah) tingka SMA kelas x yaitu: sampul depan, kata pengantar, daftar isi, daftar foto, daftar tabel, pendahuluan, indikator, materi, alur pembelajaran, isi materi, tugas mandiri, tugas kelompok, daftar pustaka, biodata penulis, dan sampul belakang. Jumlah halaman keseluruhan produk ini yaitu 110 halaman. Dengan menggunakan tik 260 gram untuk sampul depan dan belakang, kertas hvs 100gram untuk isi dan dicetak menggunakan ukuran A5. Bentuk desain materi pembelajaran Tari Simalungun dalam penelitian ini adalah menghasilkan pembelajaran Tari Simalungun berbentuk buku ajar yang dikemas berbasis HOTS yang dicetak secara permanen sehingga memudahkan siswa/i belajar dalam kesatuan materi utuh serta menggunakan jenis dan kualitas kertas yang baik.
2. Pada tahap validasi desain, produk ini melibatkan 2 orang validasi ahli materi, 1 orang validasi ahli media, dan 10 orang siswa/i untuk uji coba produk, serta 20 orang siswa/i untuk uji pemakaian. Pada tahap ini, validasi desain produk didapat hasil sebagai berikut :(a) Uji validasi ahli
159 materi mendapat nilai skor sebesar 4,7 dengan kategori Sangat Baik, (b) Uji validasi ahli media mendapat nilai skor sebesar 4,5 dengan kategori Sangat Baik, (c) Uji validasi uji coba produk mendapatkan nilai skor sebesar 4,4 dengan kategori Sangat Baik, dan (d) Validasi Uji pemakaian mendapat nilai skor sebesar 4,5 dengan kategori Sangat Baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyana Yoki, MT,dkk. 2019. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi Pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi: Kemendikbud.
Azhar Arsyad. 2016. Media Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lestari Ika.2015.Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi:Sesuai Dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Padang:Akademia Permata.
Mudlofir Ali dan Evi Fatimatur Rusydiyah. 2016. Desain Pembelajaran Inovatif. Surabaya:
Rajawali Press.
Mulyasa. 2016. Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Setiawati Wiwik. 2019. Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skills: Kemendikbud.
Soetedja Zackaria,dkk. 2017. Seni Budaya Kelas X Semester 1.Kemendikbud.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Widoyoko,EkoPutro. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yokyakarta: Pustaka Pelajar.