• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artikel tentang Pemanfaatan Minyak Jelantah Dalam Pembuatan Lilin Aromaterapi Sebagai Ide Bisnis

Siti Fatimah Sultan

Academic year: 2023

Membagikan "Artikel tentang Pemanfaatan Minyak Jelantah Dalam Pembuatan Lilin Aromaterapi Sebagai Ide Bisnis "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Inovasi dan

Pengabdian Masyarakat Indonesia

Volume 1, Nomor 1, Januari 2022 Email: jipmi@unimus.ac.id https://jurnalnew.unimus.ac.id/index.php/jipmi/in dex

Pemanfaatan Minyak Jelantah Dalam Pembuatan Lilin Aromaterapi Sebagai Ide Bisnis Di SMK Muhammadiyah Minggir

Siti Fatimah Sultan1*, Meity Hartanti2, Dwi Utami3, Herman Efendi4, Syahril Askal5, M. Rafi Ikhsan6

1,2 Program Studi S2 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan

3 Departemen Kimia Analitik dan Medisinal, Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan

4,5,6 Program Studi S2 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Ahmad Dahlan

Korespondensi: sitifatimahsultan3@gmail.com (+62 85921741942) Abstrak

Latar belakang: Program pemberdayaan umat (Prodamat) di SMK Muhammadiyah Mlati merupakan tujuan yang dilakukan untuk mengembangkan siswa yang kreatif, inovatif, dan terampil melalui pengalaman praktis dan penerapan teori. Namun, program ini tidak memiliki fondasi yang kuat dalam pengajaran dan pembelajaran. Tujuan: Pada kegiatan pengabdian ini akan membahas salah satu peluang usaha yang bisa dilakukan secara skala rumahan dengan peluang yang cukup menjanjikan saat ini, yakni pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan baku lilin aromaterapi. Metode: Program yang dilaksanakan oleh Universitas Ahmad Dahlan berfokus pada pengembangan lilin aromaterapi dari bahan baku dengan menggunakan metode praktikum, yang bertujuan untuk menciptakan kreativitas mahasiswa sebagai ide ekonomi. Hasil: Program ini mengeksplorasi aspek sosiologis dan budaya dari aromaterapi dengan menggunakan produk alami, dengan fokus pada kreativitas dan inovasi. Kegiatan ini melibatkan 21 siswa dari kelas XII SMK Muhammadiyah Minggir. Lilin aromaterapi dibuat dari bahan alami dengan cara melarutkan alat dan bahan, menyiapkan parafin dan bahan anti panik, mengangin-anginkan, menyiapkan bahan anti panik, menyiapkan pewangi, melarutkan lilin, menyiapkan bahan, menyiapkan aromaterapi, dan mengaplikasikan. Penelitian ini mengeksplorasi produk aromaterapi untuk produksi lilin aromaterapi untuk pasar lokal, meningkatkan kualitas, keamanan, dan dampak lingkungan, sekaligus menggali potensi sumber daya ekonomi. Kesimpulan: Program ini dapat mengembangkan aromaterapi dari minyak jelantah yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Minggir kelas XII. Ide kreatif ini dapat meningkatkan perekonomian dan mengurangi limbah minyak jelantah.

Kata kunci: Prodamat, Minyak jelantah, Lilin Aromaterapi

Abstract

Background: The people empowerment program (Prodamat) at SMK Muhammadiyah Mlati is a goal undertaken to develop creative, innovative, and skilled students through practical experience and application of theory. However, the program lacks a strong foundation in teaching and learning.

Objectives: In this service activity, we will discuss one of the business opportunities that can be

JIPMI

(2)

done on a home scale with promising opportunities today, namely the utilization of used cooking oil as raw material for aromatherapy candles. Methods: The program implemented by Ahmad Dahlan University focuses on developing aromatherapy candles from raw materials using a practicum method, which aims to create student creativity as an economic idea. Results: The program explored the sociological and cultural aspects of aromatherapy using natural products, with a focus on creativity and innovation. This activity involved 21 students from class XII of SMK Muhammadiyah Minggir. Aromatherapy candles were made from natural materials by dissolving tools and materials, preparing paraffin and anti-panic materials, aerating, preparing anti-panic materials, preparing fragrances, dissolving candles, preparing materials, preparing aromatherapy, and applying. This research explores aromatherapy products for the production of aromatherapy candles for the local market, improving quality, safety, and environmental impact, while exploring potential economic resources. Conclusion: This program can develop aromatherapy from used cooking oil implemented at SMK Muhammadiyah Minggir class XII. This creative idea can improve the economy and reduce used cooking oil waste.

Keywords: Prodamat, Used Cooking Oil, Aromatherapy Candle

PENDAHULUAN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah mengimplementasikan pendidikan kewirausahaan sebagai salah satu wujud nyata untuk menumbuhkan jiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha dalam metodologi pendidikan sebagai penjabaran dari pengembangan Ekonomi Kreatif [1]. Pada hakikatnya, tujuan pemberian materi tersebut antara lain memberi bekal kemampuan dalam wujud kompetensi dasar terkait dengan kemandirian lulusan agar mampu bekerja secara mandiri.

Pendidikan tahun 2009-2014 yaitu ditujukan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi, didukung keselarasan antara ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan menciptakan lapangan kerja atau kewirausahaan serta menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja saat ini. Sementara program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan mempersiapkan lulus an yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidik an tinggi untuk lebih siap masuk dunia kerja [2]. Implementasi program ter sebut secara komprehensif dapat dirunut dari Pendidikan Kejuruan dan Model Pembelajaran Kewirausahaan.

Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Mlati setiap tahunnya terus berusaha meningkatkan mutu pendidikannya dengan harapan lulus dapat memiliki keahlian lebih dibandingkan Sekolah Menengah Kejuruan lainnya sehingga siap bersaing di dalam dunia kerja.

program kewirausahaan bagi siswa terus dibenahi dan diupayakan pembelajarannya agar lebih baik dari pembelajaran-pembelajaran sebelumnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut diharapkan peserta didik mampu mengaplikasikan teori kewirausahaan dengan praktik di dalam suatu pekerjaan. Di samping itu, pendidikan dimaksud lebih menekankan pada penguasaan bidang pekerjaan tertentu secara praktikal yang diselenggarakan pada satuan pendidikan. Pada hakikatnya pendidikan kewirausahaan di SMK telah dilakukan melalui usaha “unit produksi” di berbagai bidang program studi/ bidang keahlian. Sekalipun demikian, keberlangsungan karya nyata dalam kewirausahaan di SMK masih sangat bervariasi pada tingkat keberhasilannya.

(3)

Siswa SMK Muhammadiyah Minggir setelah lulus dari sekolah sangat terbuka lebar dalam berwirausaha, tetapi selama ini peluang tersebut belum tertangkap oleh mereka, karena belum terbinanya kesiapan untuk menjadi wirausaha. Peluang untuk berwirausaha lulusan SMK sangat lebar. Oleh karenanya lulusan SMK perlu menyadari akan hal ini, mesti nya harus dapat menjadikan

“lulusan yang mempunyai kemampuan mencari pekerjaan bergeser dengan kemampuannya bagaimana menciptakan lapangan kerja”. Konsekuensi logis dari falsafah ini adalah jelas bahwa upaya penanaman kewirausahaan melalui pembelajaran yang baik dalam menumbuhkan kesiapan untuk menjadi wirausaha bagi siswa SMK diperlukan suatu kajian, rumusan, dan implementasi pola-pola pembelajaran kewirausahaan di SMK menurut Standar Nasional Proses Pendidikan dan Pembelajaran.

Meskipun pendidikan kewirausahaan semakin meluas di sekolah-sekolah kejuruan, masih belum jelas berapa banyak wirausahawan baru yang dapat dihasilkan oleh pendidikan ini. Penelitian yang dilakukan oleh [3] selama enam tahun di lebih dari 40 negara menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan kewirausahaan memainkan peran penting dalam pertumbuhan jumlah wirausahawan di suatu negara. Untuk berhasil menyelesaikan dan mengelola pendidikan kewirausahaan di sekolah kejuruan, diperlukan sebuah badan kerja yang komprehensif dan terorganisir dengan baik. Strategi pengembangan wirausaha terdidik harus dapat dikontekstualisasikan dalam kerangka kerja kurikuler yang integratif, dinamis, dan sadar akan perkembangan bisnis.

Berdasarkan permasalahan tersebut, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan berpeluang menawarkan solusi model pembelajaran kewirausahaan yang merupakan aplikasi dari ilmu kimia dan ilmu kesehatan karena memiliki sumber daya manusia mahasiswa yang mumpuni di bidang keilmuan, khususnya di bidang ilmu kimia dan ilmu kesehatan. Salah satu alternatif praktikum kewirausahaan yang disarankan adalah pembuatan lilin aromaterapi dalam minyak jelantah. Hal itu perlu dilakukan sebagai upaya pemanfaatan minyak jelantah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk meminimalisir limbah minyak jelantah serta mengurangi pencemaran lingkungan. Jenis metode yang dilakukan yaitu dengan memberikan penyuluhan dalam bentuk sosialisasi dan penjabaran informasi mengenai minyak jelantah, dengan tiga tahap pelaksaaan kegiatan yaitu refleksi sosial, perencanaan partisipatif dan pelaksaan program. Berdasarkan hasil sosialisasi, terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat akan dampak penggunaan dan pembuangan minyak jelantah serta menambah keterampilan dalam pemanfaatan minyak jelantah menjadi produk yaitu lilin aromaterapi.

Minyak jelantah merupakan minyak goreng sisa pemakaian rumah tangga yang digunakan berulangkali. Jika hal tersebut terus-menerus dilakukan maka akan menimbulkan dampak buruk bagi tubuh maupun lingkungan. Minyak jelantah menjadi salah satu limbah bahan baku yang tumbuh pesat di lingkungan rumah tangga. Hasil penelitian (Adhani et al., 2017) menunjukkab bahwa : Minyak jelantah akan membentuk aterosklerosis dimana terjadi penyempitan atau penebalan arteri yang disebabkan oleh adanya penumpukan lemak, kolestrol atau zat lainnya pada dinding arteri sehingga akan menyebabkan stress oksidatif serta inflamasi.

Sifat dari lemak yang tidak dapat bercampur dengan air menyebabkan terjadinya penumpukan pada saluran air. Selain itu dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem pada lingkungan yang terkena dampak pembuangan minyak jelantah yang mengandung zat pengotor [5]. Dalam kehidupan sehari- hari, masyarakat Desa Padaasih tak jarang yang menggunakan minyak jelantah. Oleh sebab itu, minyak jelantah yang sudah tidak terpakai oleh masyarakat tersebut dibuang sembarangann ke

(4)

saluran air. Keadaan tersebut sangat mengkhawatirkan, dikarenakan limbah minyak tersebut akan menyebabkan pencemaran pada saluran air.

Minyak jelantah belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Untuk meminimalisir limbah minyak jelantah serta mengurangi pencemaran lingkungan perlu dilakukan upaya pemanfaatan minyak jelantah menjadi sesuatu yang bermanfaat (Sundoro [6]. Dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat dan siswa SMK Muhammadiyah Minggir dari segi kesehatan lingkungan sekitar dengan memanfaatkan minyak jelantah yang dijadikan sebagai bahan dasar lilin aromaterapi. Hal tersebut merupakan salah satu langkah yang mudah untuk dilakukan dan juga memiliki nilai ekonomis sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi sumber penghasilan bagi siswa SMK Muhammadiyah Minggir.

Lilin aromaterapi merupakan lilin yang dimodifikasi dari lilin yang sudah ada dengan memanfaatkan bahan yang tersedia dan mudah diperoleh seperti memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan utama dan tambahan minyak aromaterapi yang bertujuan memberikan aroma relaksasi atau menenangkan [7]. Tujuan dari kegiatan pemberdayaan umat ini adalah meningkatkan pengetahuan siswa SMK Muhammadiyah Minggir terhadap dampak penggunaan dan pembuangan minyak jelantah terhadap kesehatan tubuh dan lingkungan, meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai produk yang dihasilkan dari minyak jelantah yaitu lilin aromaterapi dan memberikan penyuluhan mengenai pembuatan lilin aromaterapi dengan memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan dasarnya.

METODE

Kegiatan Prodamat (Program Pemberdayaan Umat) Universitas Ahmad Dahlan dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2023 di SMK Muhammdiyah Minggir, Sidorejo RT 6 RW 28, Kelurahan Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten/Kota Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah menggunakan metode pendampingan praktik langsung mulai dari proses persiapan paket lilin aromaterapi hingga proses pembuatan dan pengembangan kreativitas sebagai nilai jual ekonomi. Pembekalan diawali dengan proses pengenalan dampak minyak jelantah dilanjutkan dengan praktik pembuatan lilin aromaterapi. Peserta yang mengikuti kegiatan adalah 21 orang yang terdiri dari siswa kelas XII dan guru pembimbing siswa kelas XII di SMK Muhammadiyah Minggir. Tahapan penelitian diawali dengan menyosialisasikan pengolahan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi untuk mencegah pencemaran lingkungan. Kegiatan ini dilanjutkan dengan pelatihan dari proses pembuatan lilin aromaterapi yang menggunakan bahan-bahan seperti minyak jelantah dan parafin. Minyak jelantah didapatkan dari limbah minyak goreng bekas pakai yang berasal dari warung makan dan penjual gorengan. Untuk parafin sendiri digunakan untuk membentuk serta sebagai bahan bakar lilin aromaterapi. Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian edukasi kepada peserta mengenai cara melakukan penjualan lilin aromaterapi dengan memanfaatkan nilai kreativitas para siswa sebagai ide bisnis ekonomi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Universitas Ahmad Dahlan adalah melakukan sosialisasi dan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah serta pengembangan kreativitas sebagai ide bisnis penjualan. Pelaksanaan kegiatan menggunakan metode pemaparan materi dan praktik pengolahannya. Pemberdayaan ini ditujukan kepada siswa siswi kelas

(5)

XII dengan tujuan untuk menyosialisasikan dan menambah pengetahuan pemanfaatan limbah minyak jelantah serta cara menjual produk untuk menambah penghasilan. Sosialisasi dan pelatihan dilaksanakan secara langsung dan dihadiri oleh 21 orang yang merupakan SIswa kelas XII dan guru pembimbing kelas XII di SMK Muhammadiyah Minggir.

Acara didahului dengan menyosialisasikan mengenai limbah minyak jelantah. Peserta menyimak dan memerhatikan penjelasan yang diberikan oleh pemateri melalui presentasi dan video. Dari materi yang disampaikan, kesadaran masyarakat untuk mengolah limbah minyak jelantah untuk mencegah pencemaran lingkungan semakin meningkat. Hal ini dibuktikan dengan adanya respon positif dari masyarakat yang mulai tertarik untuk meneruskan kegiatan pembuatan lilin ini menjadi produk rumah tangga yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena minyak jelantah yang dihasilkan tidak dibuang langsung ke lingkungan melainkan diolah menjadi produk lilin aromaterapi sebagaimana tertampil pada Gambar 1.

Sosialisasi selanjutnya adalah pelatihan proses pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok diberikan alat dan bahan yang diperlukan untuk proses pembuatan lilin. Proses pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah terdiri dari beberapa alat dan bahan. Berikut adalah bahan yang digunakan: 1) minyak jelantah yang sudah disaring; 2) parafin; 3) bibit parfum; 4) wadah lilin; 5) sumbu; dan (6) double-tape. Alat yang digunakan yaitu: 1) panci; 2) kompor; 3) gelas ukur; 4) timbangan; 5) corong; 6) pengaduk; dan (7) wadah anti panas. Kegiatan pembuatan lilin aromaterapi tertampil pada Gambar 2.

Gambar 1. Sosialisasi Limbah Minyak Jelantah

Gambar 2. Kegiatan Pembuatan Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah

(6)

Proses pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah dijelaskan sebagai berikut:

1. Alat dan bahan disiapkan;

2. Parafin dan minyak jelantah dimasukkan ke dalam wadah anti panas dengan perbandingan 1:1;

3. Air dididihkan dalam panci;

4. Wadah anti panas ditaruh ke dalam panci atau menggunakan teknik double boiling dimana parafin dilelehkan dengan menggunakan dua susun panci sehingga parafin dapat mencair tanpa bersentuhan langsung dengan uap air. Hal ini dilakukan agar tidak ada air yang tercampur dan mengubah tekstur dari campuran minyak jelantah dan paraffin;

5. Minyak jelantah dan parafin kemudian diaduk hingga mencair dan tercampur rata;

6. Ditambahkan bibit parfum sebanyak 30 tetes, kemudian diaduk kembali hingga rata;

7. Wadah lilin disiapkan;

8. Sumbu ditempel pada wadah lilin menggunakan double-tape;

9. Sanggahan sumbu dipasangkan agar sumbu tetap tegak;

10. Lilin aromaterapi yang sudah dipanaskan kemudian dituang ke dalam wadah menggunakan corong;

11. Lilin ditunggu hingga mengeras, lilin siap digunakan. Adapun tampilan lilin yang siap digunakan tertampil pada Gambar 3.

Lilin aromaterapi dari minyak jelantah tersebut memiliki warna kuning gading dan memiliki aroma yang wangi. Secara fisik tampilan lilin aromaterapi dari minyak jelantah tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan lilin aromaterapi pada umumnya, seperti yang tertampil pada Gambar 3. Hal tersebut dikarenakan minyak jelantah yang digunakan tidak memiliki bau dan sudah diberi campuran bibit parfum. Pemanfaatan limbah minyak jelantah sebagai lilin selain dapat menjaga lingkungan juga dapat bernilai ekonomis bagi masyarakat apabila dijual di pasaran.

Gambar 3. Hasil Pembuatan Lilim Aromaterapi dari Minyak Jelantah

Hasil pembuatan lilin aroma terapi dari minyak jelantah berlangsung dengan baik dan mendapatkan respon yang baik dari pihak sekolah dan siswa kelas XII SMK Muhammadiyah Minggir. Respon peserta dinilai dari jumlah peserta yang memenuhi 80% target peserta. peserta diberikan paket pelatihan yang terdiri atas alat dan bahan yang digunakan untuk membuat lilin aromaterapi dari minyak jelantah. Selama pelatihan, tanggapan peserta terhadap praktik pembuatan lilin aromaterapi secara keseluruhan dan pemaparan pembicara dalam materi sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya antusias peserta dalam sesi praktik dan banyaknya pertanyaan yang diajukan peserta dalam sesi pembuatan lilin aromaterapi yang memperpanjang durasi kegiatan sehingga melewati durasi yang semestinya. Dokumentasi peserta pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah dapat dilihat pada Gambar 4.

(7)

Gambar 4. Dokumentasi proses pelatihan pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah

Nilai kuisioner pretest dan posttest didapatkan menunjukkan hasil yang lebih besar.

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa pemanfaatan lilin aromaterapi minyak jelantah merupakan suatu potensi sebagai pemanfaatan dan ide usaha yang layak untuk dikembangkan sebab menghasilkan nilai ekonomi yang menguntungkan. Oleh karena itu, usaha lilin aromaterapi minyak jelantah dapat dikembangkan menjadi usaha kecil bagi siswa kelas XII Muhammadiyah Minggir sebab kegiatan ini menhasilkan keuntungan dari segi ekomomi, sebagaimana perhitungan Analisa keuangan sederhana sederhana yang dicantumkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengetahuan responden SMK Muhammadiyah Minggir Kategori

Pengetahuan

Sebelum Sesudah

f % f %

Kurang Cukup Baik

4 25 28

7 43,9 49,1

2 19 36

3,5 33,3 63,2

Total 57 100 57 100

KESIMPULAN

Pembuatan lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah dilaksanakan dengan metode pendampingan praktik langsung kepada siswa kelas XII di SMK Muhammadiyah Minggir.. Dengan adanya program ini, Siswa SMK dapat menjadikan lilin aromaterapi dari minyak jelantah sebagai salah satu ide usaha kreatif yang dapat menghasilkan nilai ekonomi. Rasio keuntungan relatif yang lebih dari 1 menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dikembangkan sebab menghasilkan nilai

(8)

bisnis yang menguntungkan. Ide usaha ini juga dapat mengurangi limbah minyak jelantah yang ada di masyarakat.

REKOMENDASI

Kegiatan sejenis masih perlu dilakukan di SMK Muhammadiyah lainnya karena melihat antusiasme Siswa SMK untuk mengikuti kegiatan yang dilakukan, sehingga potensi pemanfaatan minyak jelantah sebagai limbah semakin meningkat dan diperlukan pengembangan kreativitas sebagai ide bisnis perekonomian di masyarakat khususnya para siswa SMK.

(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Ahmad Dahlan atas pendanaan Program Pemberdayaan Umat (Prodamat) Tahun 2023, SMK Muhammadiyah Minggir, yang telah mendukung dan memberikan kesempatan kepada tim sehingga kegiatan pengabdian yang direncanakan dapat diselesaikan dengan lancar.

REFERENSI

[1] Undang-undang Nomor 6, “Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia Menjadi Undang - Undang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 7, Tam,” 2009.

[2] Suyanto, “pembangunan pendidikan SMK,” direktorat jenderal Manaj. Pendidik. dasar dan menengah, 2009.

[3] A. W. S. E. S. V. Winarto and & M. S. Kusmolyono, “enterpreneurship education,” pp. 50–

51, 2011.

[4] F. Adhani, Aidil, “‘JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT BORNEO (e-ISSN: 2579- 9797).,’” J. Pengabdi. Masy. Borneo 3, vol. 2, no. http://180., pp. 40–43, 2017.

[5] L. R. Aini, Desti Nur, Deshinta Widy Arisanti, Hanis Milenia Fitri and Safitri.,

“‘Pemanfaatan Minyak Jelantah Untuk Bahan Baku Produk Lilin Ramah Lingkungan Dan Menambah Penghasilan Rumah Tangga Di Kota Batu.,’” War. Pengabdi. 14, vol. 4, p. 253, 2020.

[6] F. A. Sundoro, Totok, Erna Kusuma, “‘Pemanfaatan Minyak Jelantah Dalam Pembuatan Lilin Warna-Warni.,’” J. Pengabdi. Masy. Ipteks 6(, vol. 2, pp. 127–36, 2020.

[7] S. A. F. Wardani, Dyah Titis Kusuma, Endah Saptutyningsih, “‘Ekonomi Kreatif:

Pemanfaatan Limbah Jelantah Untuk Pembuatan Lilin Aromaterapi.,’” Pros. Semin. Nas.

Progr. Pengabdi. Masy., pp. 402–17, 2021.

Referensi

Dokumen terkait

0.48 I was asking for help from my caregivers during pain 0.46 Labor pain becomes more intense 0.46 The severity of my labor pain was less than I had heard 0.45 I had enough