• Tidak ada hasil yang ditemukan

pdf 03 artikel zulfikar afandy kondisi terumbu karang di pesisir barat pulau kei kecil kab maluku tenggara compress

N/A
N/A
Libra

Academic year: 2024

Membagikan "pdf 03 artikel zulfikar afandy kondisi terumbu karang di pesisir barat pulau kei kecil kab maluku tenggara compress"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KONDISI TERUMBU KARANG DI PESISIR BARAT PULAU KEI KECIL, KONDISI TERUMBU KARANG DI PESISIR BARAT PULAU KEI KECIL,

KABUPATEN MALUKU TENGGARA KABUPATEN MALUKU TENGGARA (Coral Reef Condition in West Coast

(Coral Reef Condition in West Coast Kei Kecil Island, Maluku Tenggara Regency)Kei Kecil Island, Maluku Tenggara Regency) Zulfikar Afandy

Zulfikar Afandy1)1) dan Eka A. Supeni dan Eka A. Supeni2)2)  

1)

1)Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan TualStasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Tual

2)

2)Politeknik Perikanan Negeri TualPoliteknik Perikanan Negeri Tual e-mail : [email protected] e-mail : [email protected]

 ABSTRACT  ABSTRACT  This

 This research research was was held held at at 11 11 stations stations located in the located in the coast coast and and islands islands of of the the west west coastcoast of the Kei Kecil island, an administrative region of sub district Kei Kecil, South East of the Kei Kecil island, an administrative region of sub district Kei Kecil, South East Maluku Regency. This research was conducted in September until December 2013, by Maluku Regency. This research was conducted in September until December 2013, by using the

using the Point Intercept Transect Point Intercept Transect   method. The results showed that the percentages of live  method. The results showed that the percentages of live coral cover was 27.50-85.00%, which indicated that the coral coverage was in the medium coral cover was 27.50-85.00%, which indicated that the coral coverage was in the medium up to excellent categoris condition. But overall the percentage was 53.11% which also up to excellent categoris condition. But overall the percentage was 53.11% which also indicated a good condition. Additionally, the reef mortality rate was (0.21) which showed indicated a good condition. Additionally, the reef mortality rate was (0.21) which showed the change of the live c

the change of the live coral to be a dead cororal to be a dead coral was not rising significantly yet. al was not rising significantly yet. Therefore,Therefore, through this discussion we attempt to address that even so the above results indicate through this discussion we attempt to address that even so the above results indicate excellent conditions, yet

excellent conditions, yet these area still these area still have to be have to be preserved preserved and protected from theand protected from the exploitation or irresponsible activities, to ensure the better ecosystem for the life of coral exploitation or irresponsible activities, to ensure the better ecosystem for the life of coral reefs

reefs..

Keywords: Coral Reef, Kei Kecil, Point Intercept Transect Keywords: Coral Reef, Kei Kecil, Point Intercept Transect PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Ekosistem terumbu karang Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut merupakan bagian dari ekosistem laut yang menjadi sumber kehidupan bagi yang menjadi sumber kehidupan bagi beraneka

beraneka ragam ragam biota biota laut. laut. Di Di dalamdalam ekosistem terumbu karang bisa hidup ekosistem terumbu karang bisa hidup lebih dari 400 jenis karang, lebih dari 200 lebih dari 400 jenis karang, lebih dari 200 jenis ikan dan berpuluh-puluh jenis jenis ikan dan berpuluh-puluh jenis moluska, crustacea, sponge, algae, lamun moluska, crustacea, sponge, algae, lamun dan biota laut lainnya (Moosa

dan biota laut lainnya (Moosa et al.,et al.,  1996  1996 dalam 

dalam  Suharsono, 1996). Suharsono, 1996).

Disamping itu, terumbu karang Disamping itu, terumbu karang merupakan sumber bahan makanan merupakan sumber bahan makanan langsung atau tidak langsung dan sumber langsung atau tidak langsung dan sumber obat-obatan.

obat-obatan. Terumbu Terumbu karang karang sebagaisebagai pelindung pantai dari hempasan ombak pelindung pantai dari hempasan ombak dan sumber utama bahan konstruksi.

dan sumber utama bahan konstruksi.

 Terumbu

 Terumbu karang karang mempunyai mempunyai nilai nilai yangyang penting sebagai pendukung dan penyedia penting sebagai pendukung dan penyedia bagi perikanan pantai termasuk di bagi perikanan pantai termasuk di dalamnya sebagai penyedia lahan dan dalamnya sebagai penyedia lahan dan tempat budidaya berbagai hasil laut.

tempat budidaya berbagai hasil laut.

Pemandangan yang sangat indah untuk Pemandangan yang sangat indah untuk rekreasi pantai dan bawah laut serta rekreasi pantai dan bawah laut serta

sebagai tempat penelitian dan kepentingan sebagai tempat penelitian dan kepentingan pendidikan (Suharsono, 1996). Lebih dari pendidikan (Suharsono, 1996). Lebih dari 80% penduduk Indonesia hidup di 80% penduduk Indonesia hidup di kawasan pesisir sehingga degradasi yang kawasan pesisir sehingga degradasi yang terjadi tidak hanya akan memberikan terjadi tidak hanya akan memberikan dampak yang signifikan terhadap dampak yang signifikan terhadap ekosistem terumbu karang saja, tetapi juga ekosistem terumbu karang saja, tetapi juga terhadap komunitas yang hidup dan terhadap komunitas yang hidup dan menggantungkan mata pencahariannya menggantungkan mata pencahariannya terhadap ekosistem ini (Burke

terhadap ekosistem ini (Burke et al et al ., 2002., 2002 dalam 

dalam  Habibi Habibiet al et al ., 2007).., 2007).

Kabupaten Maluku Tenggara Kabupaten Maluku Tenggara memiliki sebaran terumbu karang dengan memiliki sebaran terumbu karang dengan luas 299,29 km

luas 299,29 km22, yang tersebar di beberapa, yang tersebar di beberapa pulau-pulau kecil yang ada di daerah ini.

pulau-pulau kecil yang ada di daerah ini.

Secara umum kondisi terumbu karang di Secara umum kondisi terumbu karang di Kabupaten Maluku Tenggara termasuk Kabupaten Maluku Tenggara termasuk dalam kategori sedang dengan tutupan dalam kategori sedang dengan tutupan karang hidup sebesar 46,77% (DKP karang hidup sebesar 46,77% (DKP Maluku Tenggara, 2010).

Maluku Tenggara, 2010).

Diantara beberapa tipe terumbu Diantara beberapa tipe terumbu karang ada dua bentuk yang ditemukan di karang ada dua bentuk yang ditemukan di Kei Kecil, karang tepi disebagian besar Kei Kecil, karang tepi disebagian besar kepulauan ini dan karang penghalang yang kepulauan ini dan karang penghalang yang

(2)

terdapat di bagian barat Kepulauan Krus, terdapat di bagian barat Kepulauan Krus, bagian Timur Pulau Tangwain dan bagian Timur Pulau Tangwain dan diantara pulau Ohoiwa dan pulau Ohoitir diantara pulau Ohoiwa dan pulau Ohoitir (Sutarna, 1991

(Sutarna, 1991dalam dalam  Monk, Monk,et al.,et al.,  2000).2000).  

Berdasarkan survey potensi sumber Berdasarkan survey potensi sumber daya perikanan dan kelautan yang daya perikanan dan kelautan yang dilakukan di 6 Kecamatan (DKP Maluku dilakukan di 6 Kecamatan (DKP Maluku  Tenggara,

 Tenggara, 2010) 2010) tercatat tercatat 204 204 jenis jenis karang,karang, yang tergolong dalam 62 marga dan 17 yang tergolong dalam 62 marga dan 17 suku. Sedangkan menurut studi yang suku. Sedangkan menurut studi yang dilakukan oleh Sutarna dan Sumadiharja dilakukan oleh Sutarna dan Sumadiharja (1990)

(1990) dalam dalam   Monk.  Monk. Et  Et al.al.  ( ( 2000) paling2000) paling sedikit 75 jenis karang dicatat, yang sedikit 75 jenis karang dicatat, yang tergolong dalam 14 suku dan 35 marga.

tergolong dalam 14 suku dan 35 marga.

 Jumlah ini dikumpulkan dari 9 lokasi studi,  Jumlah ini dikumpulkan dari 9 lokasi studi,  Tonguing

 Tonguing (Timur (Timur Laut Laut dan dan Utara), Utara), PulauPulau Nura, Pulau Krus, Pulau Lik, Pulau Nura, Pulau Krus, Pulau Lik, Pulau Ohoiwa, Pulau ohoitir dan Pantai Pasir Ohoiwa, Pulau ohoitir dan Pantai Pasir Panjang (Ngur Bloat). Sedangkan jenis Panjang (Ngur Bloat). Sedangkan jenis karang dari 6 lokasi studi lainnya karang dari 6 lokasi studi lainnya (Kepulauan Warbal, Kepulauan Ohoililir, (Kepulauan Warbal, Kepulauan Ohoililir, Ngilngof, Dullah Laut, Sorbat Indah dan Ngilngof, Dullah Laut, Sorbat Indah dan

Burung) terdiri dari 55 jenis, 14 suku dan Burung) terdiri dari 55 jenis, 14 suku dan 28 marga (Sutarna 1991

28 marga (Sutarna 1991 dalam dalam  Monk, Monk,et al.,et al.,   2000)).

2000)).

 Tujuan

 Tujuan dari dari penelitian penelitian ini ini adalahadalah untuk mengetahui kondisi terkini terumbu untuk mengetahui kondisi terkini terumbu karang yang ada di pesisir barat Pulau Kei karang yang ada di pesisir barat Pulau Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, data Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, data kondisi tersebut sangat dibutuhkan untuk kondisi tersebut sangat dibutuhkan untuk mengetahui kecenderungan yang terjadi mengetahui kecenderungan yang terjadi pada ekosistem terumbu karang sehingga pada ekosistem terumbu karang sehingga dapat dirumuskan satu bentuk pengelolaan dapat dirumuskan satu bentuk pengelolaan yang terbaik untuk menjaga kelestariannya.

yang terbaik untuk menjaga kelestariannya.

METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN  Waktu dan Tempat

 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September – Desember 2013.

bulan September – Desember 2013.

Lokasi penelitian dilakukan di pesisir dan Lokasi penelitian dilakukan di pesisir dan pulau-pulau kecil yang terdapat di bagian pulau-pulau kecil yang terdapat di bagian barat pulau Kei Kecil, Kabupaten Maluku barat pulau Kei Kecil, Kabupaten Maluku  Tenggara (Gambar 1).

 Tenggara (Gambar 1).

Gambar 1. Peta lokasi penelitian Gambar 1. Peta lokasi penelitian  Alat dan Bahan

 Alat dan Bahan  Alat

 Alat dan dan bahan bahan yang yang digunakandigunakan dalam penelitian ini: 1) Alat selam dalam penelitian ini: 1) Alat selam SCUBA, 2) Roll meter, 3) Sabak dan SCUBA, 2) Roll meter, 3) Sabak dan pensil, 3) Kamera bawah air 4) GPS, dan pensil, 3) Kamera bawah air 4) GPS, dan 5) Perahu/boat.

5) Perahu/boat.

Metode Pengambilan Data Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data yang Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah digunakan dalam penelitian ini adalah metode transek dengan model

metode transek dengan model PointPoint Intercept Transect

Intercept Transect (PIT). Metode ini dapat(PIT). Metode ini dapat memperkirakan kondisi terumbu karang di memperkirakan kondisi terumbu karang di

(3)

suatu

suatu lokasi lokasi berdasarkan berdasarkan persen persen tutupantutupan karang batu hidup dengan mudah dan karang batu hidup dengan mudah dan cepat (Manuputty, 2009). Secara teknis, cepat (Manuputty, 2009). Secara teknis, metode

metode Point Intercept Transect Point Intercept Transect  (PIT) adalah (PIT) adalah cara menghitung persen tutupan (% cover) cara menghitung persen tutupan (% cover) substrat dasar secara acak, dengan substrat dasar secara acak, dengan menggunakan

menggunakan tali btali bertanda ertanda disetiap disetiap jarakjarak 0,5 meter atau juga dengan pita berskala 0,5 meter atau juga dengan pita berskala (roll meter) sepanjang 30 meter.

(roll meter) sepanjang 30 meter.

Penempatan roll meter sesuai kontur Penempatan roll meter sesuai kontur terumbu pada kedalaman 4-6 m sejajar terumbu pada kedalaman 4-6 m sejajar garis pantai. Kondisi ekosistem terumbu garis pantai. Kondisi ekosistem terumbu karang ditentukan berdasarkan persen karang ditentukan berdasarkan persen tutupan karang batu hidup dengan kriteria tutupan karang batu hidup dengan kriteria berdasarkan Gomez & Yap (1988) sebagai berdasarkan Gomez & Yap (1988) sebagai berikut:

berikut:

   Rusak Rusak    bila bila persen persen tutupan tutupan karangkarang hidup antara 0-24,9%.

hidup antara 0-24,9%.

   SedangSedang  bila persen tutupan karang  bila persen tutupan karang hidup

hidup antara antara 25-49,9%25-49,9%

   Baik Baik  bila persen tutupan karang hidup bila persen tutupan karang hidup antara

antara 50-74,9%, 50-74,9%, dandan

   Sangat baik Sangat baik   apabila persen tutupan  apabila persen tutupan karang batu hidup 75-100%

karang batu hidup 75-100%

 Analisis Data  Analisis Data

Persen cover tutupan karang Persen cover tutupan karang

Untuk menghitung besarnya Untuk menghitung besarnya persentase tutupan karang hidup, karang persentase tutupan karang hidup, karang mati dan kategori lainnya, dipergunakan mati dan kategori lainnya, dipergunakan rumus Manuputty dan Djuwariah (2009 rumus Manuputty dan Djuwariah (2009 ) )::

Li 

Li == Ni/ Lx  Ni/ Lx  100% 100%  

Dimana:

Dimana:

Li

Li= persentase penutupan kategori ke-i;= persentase penutupan kategori ke-i;

ni

ni= jumlah point kategori ke-i; dan= jumlah point kategori ke-i; dan L

L= jumlah total point semua kategori .= jumlah total point semua kategori .   

 Tabel 1. Kategori bentuk pertumbu

 Tabel 1. Kategori bentuk pertumbuhan karang (Manuputty,han karang (Manuputty,et al et al , 2006), 2006)

Ket:

Ket: AC: AcroporaAC: Acropora, NA: Non Acropora, NA: Non Acropora, DC: Death Coral, DC, DC: Death Coral, DCA:Death Coral Algae, A:Death Coral Algae, SC: Soft Coral, SP: SC: Soft Coral, SP: Sponge, OT: Other, S: SSponge, OT: Other, S: Sand,and, R: Rubble

R: Rubble

Indeks kematian karang Indeks kematian karang

Penilaian suatu kondisi atau Penilaian suatu kondisi atau kesehatan ekosistem terumbu karang tidak kesehatan ekosistem terumbu karang tidak hanya berpatokan pada persentase hanya berpatokan pada persentase penutupan karang hidup, karena bisa saja penutupan karang hidup, karena bisa saja terjadi dua daerah memiliki persentase terjadi dua daerah memiliki persentase karang hidup yang sama namun karang hidup yang sama namun mempunyai tingkat kerusakan yang mempunyai tingkat kerusakan yang berbeda. Tingkat kerusakan ini terkait berbeda. Tingkat kerusakan ini terkait dengan besarnya perubahan karang hidup dengan besarnya perubahan karang hidup menjadi karang mati. Rasio kematian menjadi karang mati. Rasio kematian

karang dapat diketahui melalui indeks karang dapat diketahui melalui indeks kematian karang dengan perhitungan kematian karang dengan perhitungan (English

(Englishet al.et al. 1997): 1997):

 

  %   %   

%   

%    %   %     

IM 

IM =Indeks mortalitas/indeks kematian=Indeks mortalitas/indeks kematian

Nilai indeks kematian yang Nilai indeks kematian yang mendekati nol menunjukkan bahwa tidak mendekati nol menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang berarti bagi karang ada perubahan yang berarti bagi karang hidup.

hidup. Sedangkan Sedangkan nilai nilai yang yang mendekatimendekati

Substrat

Substrat Kategori Kategori PenjelasanPenjelasan Live Coral 

Live Coral   

 AC

 AC Acropora, Acropora, termasuk termasuk Acropora Acropora bercabang, bercabang, Acropora Acropora bentuk bentuk meja, meja, AcroporaAcropora bentuk menjalar/mengerak, Acropora bentuk submassive, Acropora bentuk bentuk menjalar/mengerak, Acropora bentuk submassive, Acropora bentuk digitata.

digitata.

NA

NA Non Non Acropora, Acropora, termasuk termasuk jenis jenis karang karang bentuk bentuk bercabang, bercabang, jenis jenis karang karang bentukbentuk massif, jenis karang bentuk menjalar/mengerak, jenis karang berbentuk daun, jenis massif, jenis karang bentuk menjalar/mengerak, jenis karang berbentuk daun, jenis karang dari famili Fungiidae (bentuk jamur),

karang dari famili Fungiidae (bentuk jamur), Millepora  Millepora  sp (karang api), sp (karang api), Heliopora Heliopora  sp sp (karang biru).

(karang biru).

Dead Coral Dead Coral

DC

DC Karang Karang matimati

   DCA DCA Karang Karang mati mati tertutup tertutup algaalga Other (Fauna 

Other (Fauna   lainnya)lainnya)  

SC

SC Karang Karang lunak lunak     SP SP SpongeSponge

   OTOT Others: anemon, gorgonian, hydroid, ascidian, kima, dan lain-lainOthers: anemon, gorgonian, hydroid, ascidian, kima, dan lain-lain  Abiotik

 Abiotik  

S Pasir

S Pasir

R

R Rubble Rubble (pecahan karang)(pecahan karang)

(4)

satu menunjukkan bahwa terjadi satu menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang berarti dari karang hidup perubahan yang berarti dari karang hidup menjadi karang mati.

menjadi karang mati.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Persen Cover Tutupan Karang Persen Cover Tutupan Karang

Hasil pengukuran kondisi terumbu Hasil pengukuran kondisi terumbu karang di beberapa stasiun yang terletak di karang di beberapa stasiun yang terletak di Kei Kecil Barat dapat dilihat pada Tabel Kei Kecil Barat dapat dilihat pada Tabel 3.3.

 Tabel 2.

 Tabel 2. Kondisi Kondisi terumbu terumbu karang karang di di tiaptiap stasiun penelitian

stasiun penelitian

Sta

Stasiusiun n LokLokasi asi LC LC DC DC OT OT ABAB KonKondisdisii 1

1 PuPulau lau Er Er 43,43,33 33 13,13,33 33 25,25,00 00 18,18,3333 SedSedangang 2

2 PuPulalau u NgNgaf af 6868,3,33 3 10,10,00 00 0,0,00 00 21,21,6767 BaBaikik

3 Oh

3 Ohoioililililir r 5858,3,33 3 26,26,67 67 6,6,67 67 8,8,3333 BaBaik ik  4

4 NguNgurblrbloat oat 45,45,00 00 13,313,33 3 18,18,33 33 23,23,3333 SedSedangang 5

5 NgiNgilnglngof of 35,35,00 00 15,015,00 0 31,31,67 67 18,318,333 SedSedangang 6

6 PuPulau lau OhoOhoieuieuw w 27,27,50 50 15,15,00 00 32,532,50 20 25,05,000 SedSedangang 7

7 PulaPulau u OhoiOhoiwa wa 85,00 6,85,00 6,67 67 8,33 8,33 0,000,00 SangSangat at Baik Baik  8

8 NamaNamar r 75,00 75,00 16,67 16,67 1,67 1,67 6,676,67 SangSangat at Baik Baik  9

9 LaLairirngnganangagas s 55,55,00 00 11,11,67 67 1616,6,67 7 1616,6,677 BaBaikik 10

10 PuPulau lau OhoOhoitiitir r 40,40,00 00 11,11,67 67 23,23,33 33 25,25,0000 SedSedangang 11

11 PuPulalau u WaWarhrhu u 5151,6,67 7 8,8,33 3,33 3,33 33 36,36,6767 BaBaik ik  ersentase

ersentase rata-rata rata-rata 53,11 53,11 13,48 13,48 15,23 15,23 18,1818,18 Ket:

Ket: LC: Live CoLC: Live Coral, DC: Death ral, DC: Death Coral, OT: Coral, OT: Other faunaOther fauna, AB:, AB:

 Abiotik  Abiotik

Berdasarkan hasil penelitian, dari 4 Berdasarkan hasil penelitian, dari 4 kategori kondisi terumbu karang 3 kategori kondisi terumbu karang 3 diantaranya ditemukan di stasiun diantaranya ditemukan di stasiun penelitian, yakni kondisi sedang, baik dan penelitian, yakni kondisi sedang, baik dan sangat baik, dengan persentase tutupan sangat baik, dengan persentase tutupan karang hidup berkisar dari 27,50-85,00 %.

karang hidup berkisar dari 27,50-85,00 %.

Gambar 2. Persentase dan sebaran terumbu Gambar 2. Persentase dan sebaran terumbu

karang kondisi sedang karang kondisi sedang

Kondisi sedang terdapat di 5 Kondisi sedang terdapat di 5 stasiun (gambar 2), yakni di stasiun Pulau stasiun (gambar 2), yakni di stasiun Pulau Ohoieuw, Ngurbloat, Ngilngof, Pulau Ohoieuw, Ngurbloat, Ngilngof, Pulau Ohoitir dan Pulau Er, dengan nilai kisaran Ohoitir dan Pulau Er, dengan nilai kisaran 27,50

27,50 - 45,00 - 45,00 %. Nilai %. Nilai tutupan tertutupan terendahendah berada di stasiun Pulau Ohoieuw yang berada di stasiun Pulau Ohoieuw yang

terdiri dari 5,00 % karang bercabang terdiri dari 5,00 % karang bercabang ( 

(  Acropora Acropora sp) dan karang keras lainnyasp) dan karang keras lainnya ( 

(  Non  Non Acropora Acropora  )  ) sebesar sebesar 22,50 22,50 % % dengandengan bentuk pertumbuhan

bentuk pertumbuhan  Sub Massif  Sub Massif dandan   Branching.

Branching.  Sedangkan yang tertinggi di  Sedangkan yang tertinggi di stasiun Ngurbloat, tutupan karang hidup stasiun Ngurbloat, tutupan karang hidup di stasiun ini terdiri dari 21,67 % karang di stasiun ini terdiri dari 21,67 % karang bercabang ( 

bercabang (  Acropora Acropora sp) dan karang kerassp) dan karang keras lainnya ( 

lainnya (  Non  Non Acropora Acropora  )  ) sebesar sebesar 23,33 23,33 %% dengan bentuk pertumbuhan

dengan bentuk pertumbuhan  Massif Massif dandan   Branching.

Branching. Tutupan  Tutupan abiotik abiotik cukup cukup tinggi tinggi didi stasiun ini, yang didominasi dari kategori stasiun ini, yang didominasi dari kategori Rubble 

Rubble  (patahan karang) sebesar 20 %, hal (patahan karang) sebesar 20 %, hal ini ini mengindikasikan pada site ini ini ini mengindikasikan pada site ini pernah terjadi penggunaan bahan pernah terjadi penggunaan bahan peledak/pengeboman, hal ini sesuai peledak/pengeboman, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Raymmundo dengan yang dikemukakan Raymmundo etet al 

al . (2007) dalam Hartoni (2011), bahwa. (2007) dalam Hartoni (2011), bahwa praktek penangkapan dengan praktek penangkapan dengan pengeboman adalah penyebab utama pengeboman adalah penyebab utama degradasi terumbu karang di Indo Pasifik.

degradasi terumbu karang di Indo Pasifik.

Patahan karang yang dihasilkan tidak Patahan karang yang dihasilkan tidak dapat bertahan hidup dan menciptakan dapat bertahan hidup dan menciptakan puing-puing karang yang tidak stabil tidak puing-puing karang yang tidak stabil tidak cocok untuk perekrutan karang yang baru.

cocok untuk perekrutan karang yang baru.

Gambar 3. Persentase dan

Gambar 3. Persentase dan sebaran terumbusebaran terumbu karang kondisi baik

karang kondisi baik

 Tutupan karang dengan kondisi baik  Tutupan karang dengan kondisi baik ditemukan di 4 stasiun, yakni di Pulau ditemukan di 4 stasiun, yakni di Pulau Ngaf, Ohoililir, Pulau Warhu dan Ngaf, Ohoililir, Pulau Warhu dan Lairngangas, dengan nilai kisaran 51,67 – Lairngangas, dengan nilai kisaran 51,67 – 68,33 %.

68,33 %. Nilai tutupan Nilai tutupan terendah terendah terdapatterdapat di Pulau Warhu yang terdiri dari terdiri di Pulau Warhu yang terdiri dari terdiri dari 15,00 % karang bercabang ( 

dari 15,00 % karang bercabang (  Acropora Acropora sp) dan 36,67 % karang keras lainnya (  sp) dan 36,67 % karang keras lainnya (  Non Non  Acropora 

 Acropora  )  ) sebesar sebesar dengan dengan bentukbentuk

0.00 0.00 5.00 5.00 10.00 10.00 15.00 15.00 20.00 20.00 25.00 25.00 30.00 30.00 35.00 35.00 40.00 40.00 45.00 45.00 50.00 50.00

Pulau Pulau Ohoieuw  Ohoieuw 

N

Ngguurrbbllooaatt NNggiillnnggooff PPuullaauu Ohoitir Ohoitir

Pulau Er Pulau Er

L

LCC DDCC OOTT AABB

0.00 0.00 10.00 10.00 20.00 20.00 30.00 30.00 40.00 40.00 50.00 50.00 60.00 60.00 70.00 70.00 80.00 80.00

P

Puul al au Nu Nggaaff OOhhooi li liilliirr PPuulla u a u WWa ra rhhuu LLaaiir nr nggaannggaass

L

LCC DDCC OOTT AABB

(5)

pertumbuhan

pertumbuhan  Massif  Massif dandan  Sub Massif.  Sub Massif.

Sedangkan nilai tutupan tertinggi Sedangkan nilai tutupan tertinggi ditemukan di stasiun Pulau Ngaf yang ditemukan di stasiun Pulau Ngaf yang didominasi oleh jenis karang bercabang didominasi oleh jenis karang bercabang ( 

(  Acropora Acroporasp).sp).

Gambar 4. Persentase dan sebaran terumbu Gambar 4. Persentase dan sebaran terumbu

karang kondisi sangat baik  karang kondisi sangat baik   

Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa Pada gambar 4 dapat dilihat bahwa sebaran terumbu karang dengan kondisi sebaran terumbu karang dengan kondisi sangat baik hanya terdapat di dua stasiun, sangat baik hanya terdapat di dua stasiun, yakni di Pulau Ohoiwa dan Namar

yakni di Pulau Ohoiwa dan Namar dengandengan nilai masing-masing 85,00 % dan 75 %.

nilai masing-masing 85,00 % dan 75 %.

Pulau Ohoiwa memiliki tingkat penutupan Pulau Ohoiwa memiliki tingkat penutupan karang hidup tertinggi diantara semua karang hidup tertinggi diantara semua stasiun,

stasiun, pada pada sebelah sebelah timur timur pulau pulau iniini terdapat perusahaan mutiara berskala terdapat perusahaan mutiara berskala nasional, adapun stasiun penelitian nasional, adapun stasiun penelitian berlokasi

berlokasi di di timur timur laut laut pulau. pulau. TingginyaTingginya tutupan karang di pulau ini sesuai dengan tutupan karang di pulau ini sesuai dengan hasil survei manta tow kondisi terumbu hasil survei manta tow kondisi terumbu karang Kei Kecil Barat (WWF, 2010) yang karang Kei Kecil Barat (WWF, 2010) yang menunjukan kondisi karang hidup di menunjukan kondisi karang hidup di Pulau Ohoiwa persentasenya diatas 75%

Pulau Ohoiwa persentasenya diatas 75%

(  Excellent  Excellent  ).  ). Sementara Sementara berdasarkan berdasarkan surveysurvey

potensi sumber daya perikanan dan potensi sumber daya perikanan dan kelautan (DKP Maluku Tenggara, 2010) kelautan (DKP Maluku Tenggara, 2010) menyatakan terumbu karang di perairan menyatakan terumbu karang di perairan pesisir Kecamatan Kei Kecil dengan pesisir Kecamatan Kei Kecil dengan persen tutupan karang batu yang tinggi persen tutupan karang batu yang tinggi adalah Ohoiwa (90,56 %) dan Tanjung adalah Ohoiwa (90,56 %) dan Tanjung Ngadiun (75,94%). Nilai persen tutupan Ngadiun (75,94%). Nilai persen tutupan karang yang tinggi itu sekaligus karang yang tinggi itu sekaligus menegaskan bahwa kondisi terumbu menegaskan bahwa kondisi terumbu karang pada perairan pesisir Ohoiwa dan karang pada perairan pesisir Ohoiwa dan  Tanjung

 Tanjung Ngadiun Ngadiun termasuk termasuk kategorikategori Sangat Baik ( 

Sangat Baik (  Excellent  Excellent  ).  ). Sedangkan Sedangkan hasilhasil penelitian ini menunjukkan nilai tutupan penelitian ini menunjukkan nilai tutupan karang 85,00% di Pulau Ohoiwa terdiri karang 85,00% di Pulau Ohoiwa terdiri dari 3,00 % karang bercabang ( 

dari 3,00 % karang bercabang (  Acropora Acropora sp) dan 80 % karang keras lainnya (  sp) dan 80 % karang keras lainnya (  Non Non  Acropora 

 Acropora  )  ) dengan dengan bentuk bentuk pertumbuhanpertumbuhan   Branching, Foliose

Branching, Foliose dandan Mushroom. Mushroom. Sementara Sementara tutupan

tutupan karang karang mati mati sebesar sebesar 6,67%6,67%

sedangkan karang mati yang telah sedangkan karang mati yang telah ditumbuhi alga (DCA) tidak ditemukan di ditumbuhi alga (DCA) tidak ditemukan di stasiun ini. Sementara organisme lain yang stasiun ini. Sementara organisme lain yang ditemukan berupa

ditemukan berupa TridacnaTridacna spsp  sebesar 8,33sebesar 8,33

%. Salah satu faktor yang menyebabkan

%. Salah satu faktor yang menyebabkan kondisi terumbu karang di sekitar pulau ini kondisi terumbu karang di sekitar pulau ini masih

masih sangat sangat baik baik adalah adalah aktifnyaaktifnya pengawasan di sekitar pulau oleh petugas pengawasan di sekitar pulau oleh petugas keamanan yang terdapat di perusahaan keamanan yang terdapat di perusahaan mutiara sehingga membuat stasiun ini mutiara sehingga membuat stasiun ini aman dari tindakan

aman dari tindakandestructive fishing.destructive fishing.  

Indeks Kematian Karang (IM) Indeks Kematian Karang (IM)

Pengukuran tingkat kerusakan terumbu Pengukuran tingkat kerusakan terumbu karang diperoleh melalui pendekatan karang diperoleh melalui pendekatan indeks kematian karang. Nilai indeks indeks kematian karang. Nilai indeks kematian karang pada tiap stasiun dapat kematian karang pada tiap stasiun dapat dilihat pada Gambar 5.

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Nilai indeks kematian karang di

Gambar 5. Nilai indeks kematian karang di tiap stasiuntiap stasiun

0.00 0.00 10.00 10.00 20.00 20.00 30.00 30.00 40.00 40.00 50.00 50.00 60.00 60.00 70.00 70.00 80.00 80.00 90.00 90.00

P

Puullaau u OOhhooiiwwaa NNaammaarr

L

LCC DDCC OOTT AABB

0.00 0.00 0.05 0.05 0.10 0.10 0.15 0.15 0.20 0.20 0.25 0.25 0.30 0.30 0.35 0.35 0.40 0.40

(6)

Gambar 5 di atas menunjukkan nilai Gambar 5 di atas menunjukkan nilai indeks kematian karang berkisar 0,07 – indeks kematian karang berkisar 0,07 – 0,35, dimana nilai tertinggi berada pada 0,35, dimana nilai tertinggi berada pada stasiun Pulau Ohoieuw, sedangkan stasiun Pulau Ohoieuw, sedangkan terendah pada stasiun Pulau Ohoiwa.

terendah pada stasiun Pulau Ohoiwa.

Secara keseluruhan nilai indeks kematian Secara keseluruhan nilai indeks kematian karang menunjukkan nilai indeks kematian karang menunjukkan nilai indeks kematian yang cukup rendah yakni 0,21, yang cukup rendah yakni 0,21, menunjukkan perubahan kondisi dari menunjukkan perubahan kondisi dari karang hidup menjadi karang mati belum karang hidup menjadi karang mati belum terlalu berarti, hal ini sesuai dengan terlalu berarti, hal ini sesuai dengan pernyataan English,

pernyataan English, et al et al ..   (1997), yang(1997), yang menyatakan nilai indeks kematian yang menyatakan nilai indeks kematian yang mendekati nol menunjukkan bahwa tidak mendekati nol menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang berarti bagi karang ada perubahan yang berarti bagi karang hidup,

hidup, sedangkan sedangkan nilai nilai yang yang mendekatimendekati satu menunjukkan bahwa terjadi satu menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang berarti dari karang hidup perubahan yang berarti dari karang hidup menjadi karang mati.

menjadi karang mati.

KESIMPULAN KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan,

disimpulkan, kondisi kondisi terumbu terumbu karang karang didi pesisir barat pulau Kei Kecil, Kabupaten pesisir barat pulau Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara menunjukkan nilai Maluku Tenggara menunjukkan nilai persentase

persentase tutupan tutupan karang karang hidup hidup beradaberada pada kisaran 27,50-85,00%, nilai tersebut pada kisaran 27,50-85,00%, nilai tersebut menunjukan tutupan karang berada dalam menunjukan tutupan karang berada dalam kategori sedang hingga sangat baik, namun kategori sedang hingga sangat baik, namun secara keseluruhan nilai persentase secara keseluruhan nilai persentase tutupan karang hidup sebesar 53,11 % tutupan karang hidup sebesar 53,11 % yang tergolong dalam kondisi baik.

yang tergolong dalam kondisi baik.

Sedangkan nilai indeks kematian karang Sedangkan nilai indeks kematian karang berkisar 0,07 – 0,35, namun rata-rata berkisar 0,07 – 0,35, namun rata-rata keseluruhan nilai indeks kematian karang keseluruhan nilai indeks kematian karang sebesar 0,21, menunjukkan perubahan sebesar 0,21, menunjukkan perubahan kondisi dari karang hidup menjadi karang kondisi dari karang hidup menjadi karang mati belum terlalu berarti. Namun mati belum terlalu berarti. Namun kawasan ini tetap perlu dijaga dari kawasan ini tetap perlu dijaga dari tindakan pemanfaatan yang tidak tindakan pemanfaatan yang tidak bertanggung jawab dan merusak agar bertanggung jawab dan merusak agar kondisi terumbu karang tetap terjaga dan kondisi terumbu karang tetap terjaga dan dapat lebih baik.

dapat lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Maluku

Maluku Tenggara, Tenggara, (2010).(2010). LaporanLaporan  Akhir

 Akhir Kajian Kajian Potensi Potensi SumberdayaSumberdaya Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kelautan dan Perikanan Kabupaten

 Maluku

 Maluku Tenggara Tenggara . . Kerjasama Kerjasama DinasDinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tenggara dengan Maluku Tenggara dengan CV.Alfreges. Langgur.

CV.Alfreges. Langgur.

English, S., C. Wilkinson, and V. Baker, English, S., C. Wilkinson, and V. Baker,

(1994).

(1994). Survey Manual for TropicalSurvey Manual for Tropical  Marine

 Marine Resources Resources . ASEAN-Australia. ASEAN-Australia Marine Science Project : Living Marine Science Project : Living Coastal Resources. Australian Coastal Resources. Australian Institute of Marine Science.

Institute of Marine Science.

 Townsville.

 Townsville.

Gomez, E.D and H.T. Yap, (1988).

Gomez, E.D and H.T. Yap, (1988).

 Monitoring

 Monitoring Reef Reef Condition Condition inin Kenchington 

Kenchington , R. A. and B. E. T., R. A. and B. E. T.

Hudson (ed.): Coral Reef Hudson (ed.): Coral Reef Management Hand Book.

Management Hand Book.

UNESCO Regional Office for UNESCO Regional Office for Science and Technology for South Science and Technology for South East

East Asia. Asia. Jakarta.Jakarta.

Habibi. A., N. Setiasih, dan J. Sartin, Habibi. A., N. Setiasih, dan J. Sartin,

(2007).

(2007). Satu Dekade Pemantauan ReefSatu Dekade Pemantauan Reef Check: Kondisi dan Kecenderungan pada Check: Kondisi dan Kecenderungan pada Terumbu Karang Indonesia.

Terumbu Karang Indonesia.  JKRI.  JKRI.

 Jakarta.

 Jakarta.

Hartoni., A. Damar, dan Y. Wardiatno, Hartoni., A. Damar, dan Y. Wardiatno,

(2011).

(2011). Kondisi Terumbu Karang diKondisi Terumbu Karang di Perairan Pulau Tegal dan Sidodadi Perairan Pulau Tegal dan Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung  Pesawaran Provinsi Lampung ..

https://docs.google.com. 25 https://docs.google.com. 25 Februari 2014.

Februari 2014.

Manuputty, A.E.W., Giyanto, Winardi, Manuputty, A.E.W., Giyanto, Winardi, S.R. Suharti, dan Djuwariah, (2006).

S.R. Suharti, dan Djuwariah, (2006).

 Manual

 Manual Monitoring (Reef health monitoring).(Reef health monitoring).Monitoring Kesehatan Kesehatan KarangCRITCCRITCKarang COREMAP Indonesia. Jakarta.

COREMAP Indonesia. Jakarta.

Manuputty, A.E.W, dan Djuwariah, Manuputty, A.E.W, dan Djuwariah,

(2009).

(2009). Panduan Metode Point InterceptPanduan Metode Point Intercept Transect (Pit) untuk Masyarakat.

Transect (Pit) untuk Masyarakat.

COREMAP II-LIPI. Jakarta.

COREMAP II-LIPI. Jakarta.

Monk, K.A, Y. de Fretes, dan R.G. Lilley, Monk, K.A, Y. de Fretes, dan R.G. Lilley,

(2000).

(2000).  Ekologi  Ekologi Nusa Nusa Tenggara Tenggara dandan  Maluku 

 Maluku . Prenhall Indo. Jakarta.. Prenhall Indo. Jakarta.

Raymmundo, L.J, A.P. Maypa, E.D.

Raymmundo, L.J, A.P. Maypa, E.D.

Gomes

Gomes and and P. P. Cadiz, Cadiz, (2007).(2007). CanCan Dynamite Blasted Reef Recover? A Dynamite Blasted Reef Recover? A  Novel,

 Novel, Low-Tech Low-Tech Approach Approach toto

(7)

Stimulating Natural Recovery in Fish and Stimulating Natural Recovery in Fish and Coral Population 

Coral Population . Marine Pollution. Marine Pollution Bulletin 54: 1009-1019.

Bulletin 54: 1009-1019.

Suharsono, (1996).

Suharsono, (1996).  Jenis-jenis  Jenis-jenis Karang Karang yangyang Umum Dijumpai di Indonesia.

Umum Dijumpai di Indonesia. P3O-P3O- LIPI Jakarta.

LIPI Jakarta.

 World

 World Wide Wide Foundation, Foundation, (2010).(2010). LaporanLaporan Survey Manta Tow Kondisi Terumbu Survey Manta Tow Kondisi Terumbu Karang Kei Kecil Barat 

Karang Kei Kecil Barat . WWF-ID.. WWF-ID.

Langgur.

Langgur.

  

Referensi

Dokumen terkait

Penangkapan ikan dengan gill net, dilakukan oleh hampir sebagian besar nelayan yang berada di pesisir barat selatan Pulau Kei Kecil.. Gill net

Penangkapan ikan dengan gill net , dilakukan oleh hampir sebagian besar nelayan yang berada di pesisir barat selatan Pulau Kei Kecil. Gill net

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terumbu karang di Perairan Pulau Beras Basah berada pada kondisi rusak hingga sedang, hal ini dilihat dari persentase

Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui pengaruh kegiatan wisata terhadap kondisi terumbu karang di Pulau Maratua, berdasarkan persentase penutupan karang hidup,

Hasil penelitian kondisi terumbu karang yang dilakukan di perairan Pulau Panjang diketahui dalam kondisi baik dengan rata-rata tutupan karang sebesar 50,10%.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi terumbu karang hidup di Perairan Pulau Beralas Pasir yang mengacu kepada bentuk

Berdasarkan hasil penelitian dari 6 stasiun pengamatan secara umum kondisi terumbu karang di perairan Pulau Tegal dan Sidodadi dikategorikan kondisi sedang..

PREVALENSI PENYAKIT KARANG PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PESISIR PULAU BINTAN TIMUR SKRIPSI ANTON CANDRA SAPUTRA PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN