• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF PENDERITA ASMA PADA LANSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF PENDERITA ASMA PADA LANSIA "

Copied!
106
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bersihan jalan nafas yang tidak efektif jika diabaikan akan mengakibatkan suplai oksigen ke otak tidak mencukupi sehingga menyebabkan sianosis dan kematian. Gejala tidak efektifnya bersihan jalan napas antara lain batuk tidak efektif, suara mengi atau mengi, dan sesak napas. Asma terjadi karena adanya rangsangan alergi dari luar yang berlebihan sehingga saluran pernafasan menyempit sehingga mengakibatkan tidak efektifnya bersihan jalan nafas.

Rumusan Masalah

Pengendalian ketidakefektifan bersihan jalan nafas dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan mengatur patensi jalan nafas, memantau pola pernafasan (frekuensi, kedalaman, usaha pernafasan), memberikan minuman hangat agar kembali seperti semula. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul studi kasus “Asuhan Keperawatan Airway Clearance Tidak Efektif pada Lansia Asma di Purwodadi”.

Tujuan

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

Metode Penulisan

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari keluarga klien atau orang terdekatnya, rekam medis perawat, hasil penelitian dan tim kesehatan lainnya.

Sistematika Penulisan

Berisi halaman judul, halaman deklarasi, halaman persetujuan, halaman persetujuan, halaman motto dan dedikasi, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan lampiran.

TINJAUAN TEORI

Konsep Dasar Penyakit

  • Definisi Asma
  • Klasifikasi
  • Etiologi
  • Faktor Resiko
  • Patofisiologi
  • Pathway Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Pada Asma
  • Manifestasi Klinis
  • Komplikasi
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Penatalaksanaan

Yakni penderita asma yang secara klinis normal tanpa tanda dan gejala asma atau masalah khusus baik pada pemeriksaan fisik maupun fungsi paru. Yakni penderita asma yang tidak memiliki kelainan pemeriksaan klinis maupun fisik, namun pemeriksaan fungsi paru menunjukkan adanya sumbatan jalan napas. Inilah penderita asma yang sering ditemui di klinik atau rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, batuk atau mengi, dalam hal ini kita dapat melihat bahwa serangan asma sudah parah dengan gejala yang semakin banyak, antara lain.

Gambar 2. 1 Pathway Bersihan Jalan Nafas Pada Asma
Gambar 2. 1 Pathway Bersihan Jalan Nafas Pada Asma

Konsep Dasar Klien

  • Definisi Lansia
  • Batasan Lansia
  • Teori Proses Penuaan
  • Klasifikasi Lansia
  • Perubahan Pada Lansia

Hal ini ditegaskan dalam UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai umur 60 tahun ke atas, baik laki-laki maupun perempuan (Nugroho, 2014). Regenerasi jaringan tidak dapat menjaga kestabilan lingkungan internal, terlalu banyak usaha dan stres menyebabkan kerusakan sel-sel tubuh. Perkembangan spiritual pada lansia berada pada tahap penjelmaan prinsip cinta kasih dan keadilan (Maryam dan Ekasari, 2008).

Menurunnya kecerdasan yang meliputi persepsi, kemampuan kognitif, memori dan pembelajaran pada lansia membuat mereka sulit berinteraksi dan dipahami. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2013), klasifikasi lanjut usia terdiri atas: 2.2.4.1 Pra lanjut usia yaitu seseorang yang berusia 45-59 tahun 2.2.4.2 Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas. Sistem pendengaran : Prebikusis (gangguan pendengaran) akibat hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga bagian dalam, terutama terhadap suara atau nada yang keras, suara yang tidak jelas, kata yang sulit dipahami, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun.

Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia : jaringan ikat (kolagen dan elastis), tulang rawan, tulang, otot dan sendi. Kolagen sebagai penopang utama kulit, tendon, tulang, tulang rawan dan jaringan ikat berubah dalam peregangan yang tidak teratur. Perubahan sistem kardiovaskular pada lansia adalah massa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertrofi sehingga kinerja jantung menurun, kondisi ini terjadi akibat adanya perubahan pada jaringan ikat.

Kematian pasangan, teman dekat, atau bahkan hewan kesayangan dapat mematahkan mekanisme pertahanan mental yang sudah rentan pada lansia.

Konsep Dasar Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

  • Definisi
  • Penyebab
  • Etiologi

Konsep Asuhan Keperawatan Pada Asma

  • Biodata
  • Riwayat Kesehatan
  • Pemeriksaan Fisik
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Definisi: Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten. Bersihan jalan nafas yang tidak efektif adalah kemampuan untuk membersihkan sekret atau sumbatan jalan nafas untuk mempertahankan jalan nafas yang paten. Definisi: Melatih pasien yang tidak mempunyai kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan laring, trakea, dan bronkiolus dari sekret atau benda asing di saluran napas.

Pertahankan jalan napas yang paten dengan posisi kepala dan dagu miring (dorongan rahang, jika dicurigai adanya trauma serviks). Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (misalnya kopi, teh, alkohol, makan menjelang waktu tidur, banyak minum air putih sebelum tidur). Pelajari faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (misalnya psikologi, gaya tidur, seringnya perubahan shift).

Kerangka Masalah

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

Peran diri yang dikatakan pasien. ia berperan sebagai suami bagi istrinya, ayah bagi anak-anaknya, dan kakek bagi cucu-cucunya. Diri ideal pasien mengatakan ia yakin mampu melakukan sesuatu ketika masih muda dan sekarang sudah tua. tugasnya sebagai suami, ayah dan kakek untuk menafkahi keluarganya. Pola Keyakinan - Nilai Keimanan Terhadap Kesehatan Pasien mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya saat ini merupakan ujian dari Allah SWT. Keyakinan Rohani Pasien selalu menyelesaikan shalat 5 waktu tepat pada waktunya.

Fungsi motorik Pasien mampu menggerakan badan dengan baik Fungsi sensorik Pasien mampu mengikuti perintah dengan baik Refleks Refleks fisiologis (+) tidak ada refleks patologis Pemeriksaan status mental Status mental/perasaan Stabil, pasien tampak cemas. Kelas E : Kemandirian dalam segala hal kecuali mandi, berpakaian, toileting dan satu fungsi tambahan. Kelas F : Kemandirian dalam segala hal kecuali mandi, berpakaian, toileting, berpindah tempat, dan satu fungsi tambahan.

L mendapat nilai A untuk kemandirian makan, kontinensia (BAK/BAB), gerak, toileting, mandi dan berpakaian.

Tabel 3. 4 Riwayat Kesehatan
Tabel 3. 4 Riwayat Kesehatan

Analisa Data

Diagnosa Keperawatan

Intervensi Keperawatan

Hambatan lingkungan (misalnya kelembaban lingkungan, suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal pemantauan/inspeksi/tindakan). Pelajari faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur (misalnya psikologi, gaya tidur, seringnya shift kerja).

Implementasi Asuhan Keperawatan

Evaluasi

Tinjauan literatur menjelaskan keluhan utama yang biasa terjadi pada klien dengan gangguan pernafasan, antara lain: batuk, penumpukan lendir, sesak nafas, mengi/rhonchi (Nuraruf & Kusuma, 2015). Tinjauan literatur menjelaskan bahwa biasanya terdapat faktor predisposisi terjadinya asma, antara lain riwayat merokok (Nuraruf & Kusuma, 2015). Pada tinjauan riwayat kesehatan sebelumnya terdapat gap antara studi kasus dan tinjauan pustaka, yaitu pada tinjauan pustaka dikatakan bahwa Tn.

Pada tinjauan kasus penulis menemukan 2 diagnosa keperawatan yang terjadi pada pasien asma yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan jumlah mukus yang berlebihan, peningkatan produksi mukus, eksudat alveolar dan bronkospasme, serta gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan sesak nafas. pada saat berbaring.. Ditemukan gap pada diagnosa keperawatan karena terdapat 1 diagnosa yang tidak muncul pada tinjauan kasus yaitu, Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi. Dalam tinjauan literatur dan tinjauan kasus terdapat kesamaan secara umum, namun masing-masing intervensi tetap mengacu pada tujuan, data dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.

Tidak ada kesenjangan yang teridentifikasi dalam diagnosis intervensi pembersihan jalan napas yang tidak efektif antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus. Pada tinjauan kasus, diagnosis keperawatan gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan kesulitan bernapas pada posisi terlentang memerlukan waktu pelaksanaan selama 3 hari. 1. Menjelaskan pengertian asma 2. Menjelaskan penyebab asma 3. Menjelaskan tanda dan gejala asma 4. Menjelaskan cara mencegah asma 5. Menjelaskan mengapa asma harus dicegah.

2. Menjelaskan penyebab Asma 3. Menjelaskan tanda dan gejala Asma 4. Menjelaskan faktor risiko Asma 5.

PEMBAHASAN

Pengkajian

Dalam tinjauan pustaka disebutkan bahwa penilaian identitas pasien meliputi nama pasien, tempat, tanggal lahir, jenis kelamin, tanggal masuk rumah sakit, rekam medis (Nuraruf & Kusuma, 2015). Keluhan utama yang timbul adalah tidak adanya kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka karena penderita asma umumnya ditemukan mengalami sesak napas yang disertai batuk parau. Dalam pemeriksaan kasus tersebut, pasien mengatakan bahwa ia tinggal berdua bersama istrinya di sebuah rumah yang banyak debu, terutama pada meja dan lemari.

Pencahayaan yang kurang memadai dan terdapatnya debu pada ventilasi udara di dalam rumah dapat menyebabkan dinding rumah menjadi lembab dan bakteri, virus, dan jamur tumbuh subur di dalam rumah. Dalam tinjauan pustaka dijelaskan bahwa klien akan merasakan kecemasan, kegelisahan, bicara cadel, tekanan darah, denyut nadi, peningkatan frekuensi pernafasan, penggunaan otot pernafasan, sianosis, batuk berlendir dan posisi pasien istirahat (Nuraruf & Kusuma, 2015). . ). Dalam tinjauan pustaka dijelaskan bahwa pada penderita asma permukaan kulit akan menjadi kasar, kering, kelainan pigmentasi, turgor kulit, lembab, mengelupas atau bersisik, berdarah, gatal, eksim dan jaringan parut atau tanda-tanda utikaria dan dermatitis (Nuraruf & Kusuma ). , 2015).

Pada pemeriksaan dada pada tinjauan kasus dijelaskan bahwa dada diperiksa, bentuk dada: dada normal, frekuensi pernapasan: 28x/menit, frekuensi pernapasan: teratur, tanda-tanda kesulitan bernapas: dispnea, tarikan otot interkostal. Terdapat getaran suara yang simetris (vokal fremitus) pada saat penilaian palpasi dan terdapat bunyi dering pada saat perkusi. Dalam tinjauan kasus pemeriksaan toraks dijelaskan bahwa dada diperiksa terutama postur dan simetri, peningkatan diameter anteroposterior, retakan otot interkostal, sifat dan ritme pernapasan serta frekuensi pernapasan (Nuraruf & Kusuma, 2015).

L merasakan sesak napas, terjadi retraksi otot interkostal, peningkatan diameter anteroposterior, bunyi nyaring dan tambahan kronologis.

Analisa data

Diagnosa Keperawatan

Intervensi Keperawatan

Implementasi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan

M mengambil data subyektif : Pasien mengatakan sesak nafas dan batuk dan data obyektif : keadaan umum baik, GCS : 456, klien tampak kesulitan bernafas. Setelah dilakukan tindakan sesuai dengan kriteria intervensi dan outcome yang telah disusun sebelumnya, permasalahan keperawatan pada diagnosa ini teratasi dengan memenuhi kriteria outcome seperti: tidak ada pernafasan dan RR 22x/menit. Setelah dilakukan tindakan sesuai dengan kriteria intervensi dan outcome yang telah disusun sebelumnya, maka permasalahan keperawatan pada diagnosa ini dapat teratasi.

Sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan, klien melaporkan bahwa ia dapat tertidur dengan nyenyak dan tidak mengalami kesulitan bernapas saat berbaring. Setelah melakukan observasi dan pelaksanaan asuhan keperawatan langsung pada pasien kasus asma di Purwodadi, maka penulis dapat menarik kesimpulan dan saran yang mungkin dapat membantu dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada pasien asma. Letak L pada sistem pernafasan dengan data sebagai berikut : Irama pernafasan teratur, tidak ada retraksi otot pendukung pernafasan, fremitus vokal sama antara kanan dan kiri, ada bunyi pernafasan tambahan, ronki, ada batuk berdahak dan pasien sesak napas.

Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan kelebihan lendir, peningkatan produksi lendir, eksudat alveolar dan bronkospasme, gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan sesak napas saat berbaring. Pada diagnosa keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan kelebihan mukus, peningkatan produksi mukus, eksudat alveolar, dan bronkospasme, serta diagnosa keperawatan gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan sesak nafas saat berbaring memerlukan pelaksanaan selama 3 hari. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis, Ed. Inilah yang terjadi pada tubuh ketika kekurangan oksigen.

PENUTUP

Simpulan

Saran

Gambar

Gambar 2. 1 Pathway Bersihan Jalan Nafas Pada Asma
Gambar 2. 2 Kerangka Masalah
Tabel 3. 2 Struktur Keluarga
Tabel 3. 3 Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian kompres hangat memakai prinsip pengantaran panas melalui cara konduksi yaitu dengan menempelkan botol yang berisi air dengan suhu 37-40°C atau hangat pada perut selama 15