• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT "

Copied!
89
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penilitian

Metode Penulisan

  • Metode
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Sumber Data
  • Studi Kepustakaan

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Penyakit Gastritis

  • Definisi Gastritis
  • Klasifikasi Gastritis
  • Etiologi Gastritis
  • Faktor Risiko Gastritis
  • Manifestasi Klinis Gastritis
  • Patofisiologi Gastritis
  • Komplikasi Gastritis
  • Penatalaksanaan Gastritis
  • Pemeriksaan Penunjang Gastritis

Gastritis merupakan suatu peradangan yang mengenai lapisan lambung, peradangan ini mengakibatkan pembengkakan pada lapisan lambung hingga lepasnya epitel mukosa superfisial yang merupakan penyebab utama terjadinya penyakit pencernaan. Gastritis akut merupakan peradangan pada lapisan lambung yang sebagian besar merupakan penyakit ringan dan dapat sembuh total. Gastritis hipertrofik, yaitu suatu kondisi terbentuknya nodul pada lapisan lambung yang tidak beraturan, tipis, dan bersifat hemoragik.

Terjadinya penyakit maag pada perokok juga dapat memicu pengaruh asam nikotinat, sehingga mengurangi rangsangan pada pusat makan, perokok menjadi lapar, sehingga asam lambung dapat langsung mencerna lapisan lambung sebagai pengganti makanan, karena makanan tidak masuk. Uremia dalam darah dapat mempengaruhi proses metabolisme dalam tubuh, terutama pada saluran pencernaan. Uremia gastrointestinal Perubahan tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada epitel mukosa lambung. Kondisi iskemia dan syok hipovolemik membahayakan mukosa lambung akibat berkurangnya perfusi jaringan lambung sehingga dapat menyebabkan nekrosis mukosa lambung.

Patofisiologi maag adalah penghalang mukosa lambung umumnya melindungi lambung dari pencernaan terhadap lambung itu sendiri, prostaglandin memberikan perlindungan ini ketika penghalang mukosa rusak, peradangan pada mukosa lambung (gastritis) berkembang. Gastritis kronis disebabkan oleh maag akut yang berulang sehingga mengakibatkan iritasi berulang dan berulang pada mukosa lambung.

Konsep Keluarga

  • Definisi Keluarga
  • Bentuk Keluarga
  • Struktur Keluarga
  • Tahap Perkembangan Keluarga
  • Fungsi Keluarga

Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi, dimana hubungan tersebut diatur dari garis keturunan ayah. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan tersebut diatur dari garis ibu. Yaitu hubungan antara laki-laki dan perempuan sebagai landasan terciptanya keluarga dan beberapa anggota keluarga yang menjadi bagian dari keluarga karena adanya hubungan dengan laki-laki atau perempuan.

Keluarga baru dimulai ketika masing-masing individu yaitu suami istri membantu keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing, dalam arti psikologis keluarga tersebut telah mempunyai keluarga baru. Keluarga bersalin dimulai sejak lahir hingga lahirnya anak pertama dan berlanjut hingga memiliki anak. Tahap ini dimulai ketika anak sulung mulai bersekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.

Fase ini dimulai pada usia 13 tahun dan berakhir pada usia 19 atau 20 tahun. Lamanya fase ini tergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau apakah anak tersebut tidak berkeluarga atau masih tinggal bersama orang tuanya. Fase ini dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir ketika salah satu pasangan meninggal atau pensiun.

Fase ini dimulai ketika salah satu pasangan pensiun, berlanjut hingga salah satu pasangan meninggal, hingga keduanya meninggal. Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti pangan, sandang dan papan, keluarga memerlukan sumber daya keuangan.

Konsep Nyeri Akut

  • Definisi Nyeri Akut
  • Etiologi Nyeri Akut
  • Tanda dan Gejala Nyeri Akut
  • Penilaian Nyeri Akut
  • Manajemen Nyeri Akut

Intensitas nyeri harus dinilai sedini mungkin, selama pasien dapat berkomunikasi dan menunjukkan manifestasi nyeri yang dirasakannya. Deskripsi ini berkisar dari “tidak nyeri” hingga “nyeri yang tak tertahankan”, dan pasien diminta untuk menilai kondisi yang sesuai dengan kondisi nyeri saat ini (Mubarak dkk., 2015). Pasien melaporkan intensitas nyeri berdasarkan angka 0 – 10. Angka 0 berarti tidak nyeri, angka 5 adalah nyeri sedang, dan angka 10 adalah nyeri berat yang tidak tertahankan.

NRS digunakan jika ingin mengetahui berbagai perubahan skala nyeri, dan juga menilai respon pasien terhadap penurunan nyeri terhadap terapi yang diberikan (Mubarak et al., 2015). Metode ini digunakan untuk bidang pediatri, namun dapat juga digunakan untuk bidang geriatri dengan gangguan kognitif (Mubarak et al., 2015). Skala nyeri harus dirancang sedemikian rupa sehingga mudah digunakan dan tidak memakan banyak waktu bagi klien untuk menyelesaikannya.

Penanganan nonfarmakologis meliputi teknik relaksasi dan distraksi, kompres panas atau dingin, teknik imajinasi terbimbing, terapi musik, dan aromaterapi.

Gambar 2.3 Skala Nyeri Numerical Rating Scale
Gambar 2.3 Skala Nyeri Numerical Rating Scale

Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi Keperawatan
  • Implementasi Keperawatan
  • Evaluasi Keperawatan

Saat diperiksa, Ny. N mengatakan, sebelumnya dia mengetahui saya menderita sakit maag atau maag, dan keluarga Nn. Keluarga Tn.S mengaku tahu cara mengobati penderita maag atau maag. Q : Nyeri terasa seperti ditusuk R : Klien mengatakan nyeri pada ulu hati S : Skala nyeri 6 (antara 1-10) T : Nyeri yang dirasakan datang dan pergi.

N mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, kurang nafsu makan, mual dan muntah, didukung data obyektif : pemeriksaan tanda vital TD : 100/60 mmHg, S : 37,5, R : 20 x/menit, N : 85 x/menit, nyeri tingkat 6, BB: 38, selaput lendir bibir kering, tampak lemah.

Tabel 2.2 Intervensi keperawatan Defisit nutrisi pada pasien Gastritis
Tabel 2.2 Intervensi keperawatan Defisit nutrisi pada pasien Gastritis

Kerangka Masalah

TINJAUAN KASUS

Pengkajian

M mengatakan, dirinya merupakan warga setempat yang tinggal di Desa Segoropuro dan tidak pernah berpindah-pindah baik di dalam maupun luar kota. S menuturkan, dalam keluarganya, sebagai kepala keluarga dan juga sebagai pengambil keputusan, menurutnya setiap anggota keluarga berhak mengutarakan pendapatnya, jika ada masalah selalu dibicarakan bersama. S saat ini hanya bekerja sebagai freelancer harian dengan penghasilan hanya sekitar Rp.

Sebab, setiap anggota keluarga berusaha mematuhi aturan yang ada, misalnya saling menghormati dan menghargai. Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang sudah ada yaitu dokter atau layanan kesehatan lain seperti Puskesmas. M mengatakan, seluruh anggota keluarga beragama Islam dan selalu mengikuti kegiatan keagamaan seperti mauludan, tahlilan, dan pengajian.

Saling menyayangi, saling menghormati dan bila ada anggota keluarga yang membutuhkan, maka anggota keluarga yang lain membantu. S cepat tanggap terhadap masalah, saling terbuka dan berbagi jika ada masalah, saling memberikan solusi. Dada/Dada : Dada simetris, frekuensi 25x/menit, frekuensi pernafasan teratur, Pemeriksaan paru : tidak ada bunyi tambahan.

Toraks/Dada : Dada simetris, frekuensi 23x/menit, ritme pernafasan teratur, Pemeriksaan paru : tidak ada suara tambahan. Toraks/Dada : Dada simetris, frekuensi 24x/menit, ritme pernafasan teratur, Pemeriksaan paru : tidak ada suara tambahan.

Analisa Data

Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan, dimulai dari pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi. N sedang sakit yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6, mual muntah dan pusing. Dalam tinjauan kasus tersebut, penulis membuat dua diagnosis, yaitu nyeri akut terkait peradangan lambung dan defisiensi nutrisi terkait faktor psikologis: keengganan makan.

Berdasarkan data subjektif dan data objektif mengenai defisiensi gizi, permasalahan telah teratasi sehingga intervensi dapat dihentikan. Setelah melakukan observasi dan memberikan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dengan diagnosa medis Gastritis di Desa Segoropuro Rejoso Pasuruan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dan saran yang mungkin berguna dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Gastritis. radang perut. N yaitu nyeri akut diperoleh data serupa dari kasus-kasus yang berkaitan dengan teori yang ada khususnya Nn.

Diagnosa keperawatan yang didapat adalah nyeri akut berhubungan dengan peradangan lambung dan defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis : keengganan makan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis melibatkan secara aktif keluarga dan klien dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, karena banyak tindakan keperawatan yang memerlukan kerjasama antara perawat, klien dan keluarga. Perawat sebagai tenaga kesehatan harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien penyakit maag.

Mengembangkan dan meningkatkan pemahaman perawat terhadap konsep klien secara komprehensif sehingga asuhan keperawatan dapat diterapkan dengan baik.

Tabel 3.4 Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.4 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

Intervensi Keperawatan

Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri (misal TENS, hipnotis, akupresur, terapi pijat, teknik relaksasi napas dalam, kompres hangat) 2. Lakukan pengobatan sebelum makan (misal obat pereda nyeri, atletik) Bekerjasamalah dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi.

Implementasi Keperawatan

Evaluasi

Berdasarkan hasil penelitian, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan fakta, karena ditemukan tanda dan gejala maag seperti nyeri ulu hati, pusing, mual dan muntah. Sebab dari hasil pengkajian pada klien, penulis menemukan petunjuk yang mengarah pada diagnosis tersebut, yang ditandai dengan nyeri ulu hati, pusing, mual, dan muntah. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan kesenjangan antara teori dan fakta, karena terdapat 2 diagnosa pada data faktual dan lima diagnosa pada teori.

Menurut tim Pokja SLKI DPP PPNI, setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 kali kunjungan rumah, tingkat nyeri menurun dengan kriteria luaran: berkurangnya keluhan nyeri, berkurangnya meringis, berkurangnya postur protektif, berkurangnya kecemasan, berkurangnya gangguan tidur, berkurangnya diaforesis, berkurangnya anoreksia, mual, frekuensi nadi membaik, pola pernapasan membaik, tekanan darah membaik, nafsu makan membaik. Dalam intervensi keperawatan terdapat kesenjangan antara fakta dan teori, secara teori terdapat tiga belas intervensi yang tidak tampak dalam fakta yaitu kemampuan. Dalam hal ini terdapat gap antara fakta dan opini serta teori dimana terdapat intervensi keperawatan pada teori yang tidak dimasukkan dalam intervensi keperawatan untuk tinjauan kasus yaitu mengidentifikasi respon nyeri non verbal, mengidentifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri, memantau keberhasilan. terapi komplementer yang diberikan, memantau efeknya selain penggunaan obat penghilang rasa sakit.

Menurut Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2017), kriteria luaran yang diharapkan dari perkembangan klien setelah dilakukan tindakan adalah: berkurangnya keluhan nyeri, berkurangnya seringai, berkurangnya postur protektif, berkurangnya kecemasan, berkurangnya gangguan tidur, berkurangnya diaforesis, berkurangnya anoreksia. , mual, peningkatan detak jantung, peningkatan pola pernapasan, peningkatan tekanan darah, peningkatan nafsu makan. Intervensi keperawatan yang dilakukan mengajarkan klien untuk menerapkan teknik relaksasi karena teknik relaksasi dapat mengurangi nyeri. Nilai skala nyeri klien (0-10) karena skala nyeri dapat menunjukkan kualitas nyeri yang mungkin dirasakan klien. Memperhatikan isyarat verbal dan nonverbal seperti : meringis, gerakan untuk melindungi atau menghindari nyeri, kaji tanda-tanda vital (tekanan darah, pernafasan, nadi, suhu) karena klien dengan gangguan nyeri menimbulkan kecemasan dan tekanan.

Penerapan keperawatan meliputi beberapa tindakan mandiri pada klien yang terdiagnosis penyakit maag, yaitu menghimbau keluarga untuk menjaga dan memperhatikan kondisi klien terutama pola makan, misal: makan teratur atau tidak terlambat makan, menghindari makanan pedas.

PEMBAHASAN

Pengkajian

Diagnosa Keperawatan

Sedangkan pada tinjauan pustaka terdapat lima diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut, defisit pengetahuan, defisit nutrisi, risiko ketidakseimbangan cairan, intoleransi aktivitas.

Intervensi Keperawatan

Implementasi Keperawatan

Evaluasi

Kelemahan dan Keterbatasan

Tidak ada kesenjangan dalam rencana aksi, semua rencana aksi tinjauan kasus sama dengan tinjauan literatur.

PENUTUP

Simpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.3 Skala Nyeri Numerical Rating Scale
Gambar 2.4 Skala Nyeri Wong Baker Faces Scale  d.  Skala nyeri menurut Bourbanis
Gambar 2.5 Skala Nyeri Bourbanis
Tabel 2.2 Intervensi keperawatan Defisit nutrisi pada pasien Gastritis
+6

Referensi

Dokumen terkait

Menurut penelitian yang dilakukan Situmeang dkk (2019) nanokatalis LaCrO 3 yang dipreparasi menggunakan metode sol-gel dan pengeringan beku dapat mengubah selulosa menjadi