• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KANKER SERVIKS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan " ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KANKER SERVIKS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KANKER SERVIKS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGIS

NASKAH PUBLIKASI

DISUSUN OLEH :

ELEN NOVIANTI P18190

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2021

(2)

Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2021

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KANKER SERVIKS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN PSIKOLOGI

Elen Novianti1 Mutiara Dewi Listiyanawati2

Mahasiswa Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

elennovianti@gmail.com

Dosen Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

mutiaradewi@ukh.ac.id

ABSTRAK

Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina). Sebagian besar penderita kanker memilih untuk terapi kemoterapi, terapi ini menjadi pilihan utama yang tersedia saat ini untuk mengatasi kanker, namun kemoterapi memiliki beberapa efek samping salah satunya adalah mual dan muntah setelah menjalani kemoterapi. Terapi non farmakologis yang dapat diberikan adalah terapi pemberian aromatherapy jahe, dengan cara menghirup ekstrak jahe yang telah diencerkan dengan air hangat, terapi ini akan memberikan efek segar, hangat dan meringankan keluhan mual dan muntah. Tujuan dilakukan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien kanker serviks post kemoterapi dalam pemenuhan kebutuhan psikologi. Metode yang dilakukan dalam studi kasus ini adalah wawancara dan observasi. Subjek studi kasus ini adalah satu pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi dengan keluhan mual dan muntah. Hasil dari studi kasus ini menunjukkan penurunan keluhan mual dan muntah yang dirasakan oleh responden. Sehingga terapi pemberian aromatherapy jahe ini dapat dijadikan rekomendasi untuk terapi non farmakologis pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi dengan keluhan mual dan muntah.

Kata kunci : kanker serviks, kemoterapi, mual dan muntah, aromatherapy jahe

(3)

Study Program of Nursing Diploma Three Faculty of Health Science University of Kusuma Husada Surakarta 2021

NURSING IN CERVIC CANCER PATIENTS IN THE FULFILLMENT OF PSYCHOLOGICAL NEEDS

Elen Novianti1 Mutiara Dewi Listiyanawati2

Students of Nursing Study Program, Faculty of Health Sciences, University of Kusuma Husada, Surakarta

elennovianti@gmail.com

Lecturer of Nursing Study Program D3, Faculty of Health Sciences, University of Kusuma Husada Surakarta

mutiaradewi@ukh.ac.id

ABSTRACT

Cervical cancer is a cancer that occurs in the female reproductive organs which is the entrance to the uterus located between the uterus and the vagina.

Most cancer patients choose chemotherapy, this therapy is the main option currently available to treat cancer, but chemotherapy has several side effects, one of which is nausea and vomiting after undergoing chemotherapy. Non- pharmacological therapy that can be given is ginger aromatherapy therapy, by inhaling ginger extract that has been diluted with warm water, this therapy will provide a fresh, warm effect and relieve nausea and vomiting complaints. The purpose of this case study is to know the description of nursing in post- chemotherapeutic cervical cancer patients in fulfilling psychological needs. The method used in this case study were interview and observation. The subject of this case study was a cervical cancer patient who underwent chemotherapy with complaints of nausea and vomiting. The results of this case study showed a decrease in complaints of nausea and vomiting felt by the respondent. Therefore, this ginger aromatherapy can be used as a recommendation for non- pharmacological therapy in cervical cancer patients undergoing chemotherapy with complaints of nausea and vomiting.

Key words : cervical cancer, chemotherapy, nausea and vomiting, ginger aromatherapy

(4)

PENDAHULUAN :

Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan istilah kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Sel-sel yang tumbuh tidak normal ini berubah menjadi sel kanker. Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina). Waktu yang diperlukan bagi kanker serviks untuk berkembang cukup lama, sekitar 10-15 tahun. Kanker ini biasanya terjadi pada wanita. yang berusia antara 30 tahun sampai dengan 50 tahun, yaitu pada puncak usia reproduktif wanita sehingga akan menyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiwaan, dan kesehatan seksual (Trijayanti, 2016).

Organisasi kesehatan dunia (WHO) mencatat terdapat 15.000 kasus kanker serviks per tahun ditemukan di Indonesia, dan sekitar 70% jumlah penderita yang datang ke rumah sakit sudah pada stadium lanjut atau yang di kategorikan sudah parah.(Putri, 2019). Data terbaru dari Kemenkes RI dalam Meihartanti (2019) mencatat kanker serviks merupakan salah satu kanker yang menyebabkan kematian dengan prevalensi kejadian tertingi kedua di Indonesia pada 31 Januari 2019 terhitung sekitar 23,4 per 100.000 penduduk terkena kanker serviks.

Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat ke 13 terbanyak di Indonesia

dengan jumlah estimasi 68.638 (Kemenkes, 2015). Salah satu terapi yang digunakan untuk mengatasi Kanker stadium A1 adalah kemoterapi, Kemoterapi merupakan terapi kanker yang melibatkan penggunaan zat kimia ataupun obat-obatan yang tujuanya untuk membunuh sel-sel kanker (Trijayanti, 2016). Berdasarkan National Cancer Institute dalam Trijayanti 2016, terapi dengan obat kemoterapi salah satunya golongan antrasiklin (adriamisin/doksorubisin) dapat menyebabkan efek samping yaitu mual, muntah, diare, stomatitis, alopesia, rentan terinfeksi, trombositopenia, neuropati dan myalgia.

Mual adalah perasaan tidak menyenangkan yang mengawali keinginan untuk muntah, sering disertai dengan gejala otonom (seperti pucat, berkeringat, peningkatan produk saliva, takikardia). Sedangkan muntah adalah pengeluaran paksa isi lambung melalui mulut. Mual bukan merupakan sebuah penyakit, mual dapat terjadi akibat faktor psikologi seperti rasa khawatir atau cemas yang dirasakan oleh pasien (Kelly, 2013 dalam Wiryani 2019).

Penatalaksanaan untuk menghilangkan gejala dan tanda atau sindrom yang diakibatkan oleh proses kemoterapi kanker diperlukan terapi suportif. Terapi suportif untuk mual dan muntah biasanya diberikan anti mual muntah (ondansentron, aprepitat), anoreksia diberikan perangsang nafsu makan dan terapi nutrisi enternal dan

(5)

parenteral. Salah satu peran perawat adalah memberikan tindakan non farmakologis terhadap keluhan pasien antara lain memberikan aromaterapi (Friska, dkk 2015 dalam Wiryani, 2019).

Aromaterapi merupakan tindakan terapeutik dengan menggunakan minyak essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi khususnya kebutuhan akan rasa nyaman mual dan muntah sehingga menjadi lebih baik.

Salah satu jenis aromaterapi yang bisa digunakan untuk mengurangi atau menghilakan mual dan muntah adalah jahe. Jahe adalah tanaman dengan sejuta khasiat yang telah dikenal sejak lama. Jahe merupakan salah satu rempah penting. Rimpangnya sangat banyak manfaatnya, antara lain sebagai bumbu masak, minuman, serta permen dan juga digunakan dalam ramuan obat tradisional Keungulan pertama jahe adalah kandungan minyak atsiri yang mempunyai efek menyegarkan dan memblokir reflek muntah, sedang gingerol dapat melancarkan darah dan saraf-saraf bekerja dengan baik.

Hasilnya ketegangan bisa dicairkan, kepala jadi segar, mual muntah pun ditekan.

Hasil penelitian Wiryani (2019) didapatkan perubahan keluhan mual dan muntah pada pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi setelah pemberian aromaterapi jahe. Hasil penelitian Hayati (2019) didapatkan hasil bahwa terdapat penurunan keluhan mual dan muntah pada pasien

seksio sesarea yang diberikan aromaterapi jahe.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengaplikasikan intervensi tersebut dalam asuhan keperawatan pasien kanker serviks dalam pemenuhan kebutuhan psikologis.

METODOLOGI :

Desain penelitian pada karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus.

Studi yang digunakan untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pasien kanker serviks dalam pemenuhan kebutuhan psikologis. data dikumpulan dengan cara wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik serta studi dokumentasi.

Subyek dari studi kasus ini adalah seorang pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi ke tiga dengan keluhan mual dan muntah.

Tempat dan waktu penelitian kasus dilakukan di ruang Flamboyan 1B RSUD Ungaran Pengambilan kasus selama 2 minggu dari tanggal 15 februari 2021 sampai 27 februari 2021.

HASIL DAN PEMBAHASAN : 1. Pengkajian keperawatan

Subjek studi kasus yang telah dipilih adalah Ny.D, seorang pegawai negri yang berusia 58 tahun bertempat tinggal di Sidomulyo Ungaran. Pasien datang ke poli obgyn dan dirawat di ruang Flambotan 1B RSUD Ungaran. Pasien datang dengan

(6)

kesadaan composmentis dan saat dilakukan pengkajian pasien sudah menjalani kemoterapi.

Pasien mengatakan mengalami mual dan merasa ingin muntah setelah menjalani kemoterapi sehingga pasiem mengalami penurunan nafsu makan yang awalnya satu porsi makan habis menjadi setengah prosi makan, pasien mengatakan merasa ingin muntah saat mencium bau makanan.

Perasan mual dan ingin muntah yang dirasakan pasien dirasakan cukup mengganggu karna selalu dirasakan setiap pasca kemoterapi.

Pasien mengatakan ini adalah kali ketiga pasien menajalani kemoterapi dan setiap melakukan kemoterapi pasien selalu mengalami keluhan mual. Dari hasil observasi pasien tampak sering menelan saliva, pasien tampak pucat, terdapat gerakan ingin muntah dan merasakan nyeri pada abdomen kuadran 8.

Selama dilakukan perawatan pasien diberikan terapi NaCl 20 tetes per menit untuk mencegah kehilangan cairan berlebihan dan dehidrasi, paklitaksel 206 mg obat yang sering digunakan untuk mengobati kanker, carboplanin 475 mg obat yang digunakan untuk berbagai jenis kanker, ondansentron 8 mg untuk mengatasi mual dan muntah, ranitidine 1 amp untuk menurunkan sekresi asam

lambung yang berlebih, dexketoprofen 25 mg untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang dan OMZ 20 mg untuk menghambat produksi asam lambung.

2. Diagnosis keperawatan

Berdasarkan data fokus yang disesuaikan dengan teori dari (Tim POKJA SDKI DPP PPNI 2017) didapatkan masalah nausea yang disebabkan efek agen farmakologi.

Sehingga dapat ditegakkan diagnosis keperawatan nausea berhubungan dengan efek agen farmakologi dibuktikan dengan pasien mengatakan merasa mual, pasien mengatakan ingin muntah, pasien mengatakan nafsu makan berkurang menjasi setengah porsi makan, pasien merasa mual saat mencium bau makanan, pucat dan terdapat gerakan ingin muntah.

3. Intervensi keperawatan

Dalam intervensi keperawatan untuk mencapai keberhasilan maka harus di tetapkan tujuan dan kriteria hasil yang sesuai dengan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia). Tujuan asuhan keperawatan ini setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam di harapkan masalah nausea dapat teratasi dengan kriteria hasil dalam SLKI yaitu tingkat nausea (L.08065) nafsu makan meningkat, keluhan mual menurun, perasaan ingin muntah menurun, jumlah saliva menurun dan pucat membaik.

(7)

Intervensi yang di lakukan sesuai dengan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia ):

manajemen mual (I.03117).

Identifikasi faktor penyebab mual (misal pengobatan dan prosedur), monitor mual (misal frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan), kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (misal bau tidak sedap, suara dan rangsangan visual yang tidak menyenangkan), anjurkan teknik non farmakologi untuk mengurangi mual (misal pemberian aromaterapi jahe) dan kolaborasi pemberian antiemetik jika perlu.

4. Implementasi keperawatan Berdasarkan intervensi yang telah di rencanakan penulis melakukan semua intervensi yang ada. Asuhan keperawatan di lakukan oleh penulis selama tiga hari sesuai dengan diagnosis pasien nausea berhubungan dengan efek agen farmakologi tindakan yang di berikan adalah terapi non farmakologi menghirup aromaterapi jahe secara inhalasi.

Tindakan pemberian aromaterapi dilakukan selama 3 kali dalam sehari sebelum pasien makan dengan cara mengencerkan 5 sampai 10 tetes minyak esensial jahe kedalam 250 ml air hangat kemudian pasien diminta untuk menghirp uapnya selama 5 sampai 10 menit.

Frekuensi mual muntah pasien di ukur 24 jam sekali dengan

menggunakan kuisioner MASCC Antiemesis Tool (MAT). Selain diberikan terapi non farmakologi pasien juga mendapat terapi farmakologi dari dokter yaitu ondansetron 8 mg sebagai antiemetic. Selain itu juga dilakukan beberapa tindakan lainya seperti megidentifikasi faktor penyebab mual untuk mengetahui penyebab mual paien, monitor mual untuk mengetahui tingkat keparahan mual yang dialami pasien dan mengendalikan faktor lingkungan pemyebab mual untuk mengurangi keluhan mual yang dialami pasien.

Tindakan yang di berikan pada pasien sesuai dengan teori (wiryani,2019) dan fakta yang ada di lapangan dan respon yang di berikan oleh Ny.D setelah di lakukan tindakan pemberian aromaterapi jahe pasien mengalami penurunan tingkat mual karena setelah di berikan tindakan aromaterapi jahe pasien merasa lebih rileks dan nyaman sehingga tingkat mual pasien berkurang. Hal ini sesuai dengan jurnal utama yang diguankan dalam studi kasus yang menyatakan bahwa terdapat penurunan tingkat mual pada pasien yang diberikan aromaterapi jahe.

5. Evaluasi keperawatan

Hasil evaluasi yang diperoleh setelah di lakukan implementasi selama 3 hari didapatkan hasil ahir

(8)

yaitu data subjektif pasien mengatakan pasien masih merasakan mual sebanyak 1 kali disaat pagi, sudah tidak muntah lagi dan data objektif berupa pasien tampak lebih tenang, gerakan ingin muntah berkurang dan nafsu makan membaik yang awalnya hanya habis setengah porsi kini sudah habis 1 porsi makan habis.

Berdasarkan hasil monitor mual yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner MASCC Antiemesis Tool (MAT) di dapatkan hasil pada hari pertama pasien mengalami mual frekuensi 4 kali dalam sehari dan muntah 1 kali saat pagi. Hari kedua mual pasien berkurang, frekuensi mual yang dialami pasien sebanyak 2 kali dan pasien sudah tidak muntah serta pada hari ketiga pasien mengeluh mual 1 kali waktu pagi dan sudah tidak muntah.

SIMPULAN DAN SARAN :

Setelah dilakukan studi kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan menerapkan teknik nonfarmakologis pemberian aromaterapi jahe selama 5 sampai 10 menit selama 3 kali dalam sehari didapatkan hasil yang signifikan terhadap penurunan tingkat mual dan muntah pada pasien kanker serviks.

SARAN

1. Bagi perawat

Perawat diharap dapat

memberikan terapi

nonfarmakologi yaitu pemberian aromaterapi jahe secara inhalasi yang diaplikasikan sebagai tindakan untuk mengurangi tingkat nausea khususnya pada pasien post kemoterapi kanker serviks.

2. Bagi rumah sakit

Rumah sakit khususnya RSUD Ungaran diharapkan dapat menyusun SOP (Standar Oprasional Prosedur) mengenai teknik relaksasi secara inhalasi dengan aromaterapi jahe untuk menurunkan tingkat mual pada pasien post kemoterapi.

3. Bagi institusi penddikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang berkualitas profesional dengan mengupayakan aplikasi riset dalam setiap tindakan yang dilakukan sehingga mampu menghasilkan perawat yang profesional, terampil, inovatif, dan bermutu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif berdasarkan ilmu dan kode etik keperawatan.

4. Bagi klien

Meningkatkan pengetahuan klien dan kelurga tentang bagaimana menangani masalah mual setelah menjalani program kemoterapi kanker serviks.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Hayati, Nurhayati. Dkk. (2019) Pemberian Aromaterapi Jahe Selama 5-10 Menit Menurunkan Keluhan Mual Muntah Pada Pasien Post Seksio Sesarea : Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung Vol.2 No.1

diakses di

https://doi.org/10.34011/juriske sbdg.v11i2.801 pada tanggal 19

November 2020

Kementrian Kesehatan. (2015).

Infodatin: stop kanker. Jakarta :pusdatin kementrian kesehatan di akses di https://pusdatin.kemkes.go.id/f older/view/01/structure-

publikasi-info- datin.html pada tanggal 24 November 2020 Putri, Indrawati, dan puspitaningrum

(2019) Gambaran Angka Kejadian Deteksi Dini Ca Serviks dengan Metode Test IVA (Overview of Cervical Ca Early Detection Event Rate Using IVA Test Method) : jurnal prosiding mahasiswa seminar unimus Vol. 2 ISSN

2654 – 766x diakses di http://prosiding.unimus.ac.id/in dex.php/mahasiswa/article/view /442 pada tanggal 16 Desember 2020

Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017).

Standar Diagnosis

Keperawatan Indonesia:

Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.

Jakarta:DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018).

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:

Definisi dan Tindakan Keprawatan, Edisi 1.

Jakarta:DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019).

Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.

Trijayanti dan Probosari. (2016).

Hubungan Asupan Makan Dan Status Gizi Pada Pasien Kanker Serviks Post Kemoterapi : Diponegoro medical journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol.

5, No. 4, pp.751-760 diakses di https://ejournal3.undip.ac.id/ind

(10)

ex.php/medico/article/view/143

42 pada tanggal

24 November 2020

Wiryani dan Herniyatun. (2019).

Efektivitas Aromaterapi Jahe Terhadap Keluhan Mual dan Muntah Pada Pasien CA Serviks dengan Kemoterapi di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto.

Purwokerto URECOL Vol.10 (1) pages 139-148. diakses di http://repository.urecol.org/inde x.php/proceeding/article/view/5 95 pada 18 November 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Saran Berdasarkan hasil studi kasus yang dilakukan mengenai asuhan keperawatan nyeri akut pada pada pasien post operasi ORIF telah dilakukan sesuai dengan standar acuan SDKI, SLKI,

Hasil studi Pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien CHF dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman yang dilakukan tindakan terapi pijat punggung selama 3 hari didapatkan hasil