PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usia tua merupakan masa kehidupan manusia setelah melewati tahapan masa kanak-kanak dan dewasa, dimana pada masa tersebut seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial sehingga tidak mampu lagi melakukan tugas sehari-hari. Lansia akan mengalami perubahan pada sistem integumen, muskuloskeletal, kardiovaskular, pernafasan, endokrin, gastrointestinal, saluran kemih, panca indera, serta fungsi kognitif dan neurologis. Contoh penurunan panca indera pada lansia adalah penurunan pendengaran dan penglihatan atau yang biasa disebut dengan Dual Sensory Impairment (DSI).
Menurut laporan WHO (2019) (dalam Zhang et al., 2022), setidaknya terdapat 2,2 miliar orang mengalami penurunan penglihatan dan 1,5 miliar orang mengalami penurunan pendengaran. Namun penurunan kognitif ini berbeda-beda pada setiap individu tergantung pada gaya hidup individu, asupan nutrisi, genetika, dan perfusi jaringan (Meiner, 2015). Untuk lansia dengan penurunan kognitif, pelatihan memori, pengobatan somatik, dan pelatihan otak berbasis teknologi dapat dilakukan.
Mengonsumsi makanan sehat, aktif berolahraga minimal 30 menit sehari dan istirahat yang cukup dapat mencegah dan meningkatkan fungsi kognitif (McDougall, 2017). Berdasarkan latar belakang di atas, kelompok kami akan membahas permasalahan seputar gangguan pendengaran dan penglihatan serta gangguan intelektual pada lansia dan menganalisis asuhan keperawatannya.
Rumusan Masalah
Tujuan
LATAR BELAKANG
- Konsep Usia Lansia
- Definisi Lansia
- Teori Penuaan
- Gangguan Pendengaran dan Penglihatan pada Lansia
- Gangguan Pendengaran
- Gangguan Penglihatan
- Penurunan Kemampuan Intelektual pada Lansia
- Asuhan Keperawatan pada Lansia
Orang lanjut usia yang mengalami gangguan pendengaran bisa saja menjadi depresi atau bahkan menarik diri dari masyarakat karena malu dan tidak mengerti apa yang dibicarakan orang lain. Kondisi ini disebabkan oleh adanya sumbatan atau masalah mekanis pada telinga luar atau dalam (Punnoose, 2012). Gangguan pendengaran ini terjadi akibat disfungsi saraf koklea dan gangguan sistem saraf pusat yang mungkin disebabkan oleh disfungsi jalur pendengaran pusat atau korteks pendengaran.
Klien dengan gangguan ini tidak dapat mendengar bisikan pada jarak lima meter dan kesulitan mendengar suara rendah atau keras pada tes skrining bisikan (Supramaniam, 2011). Gangguan pendengaran yang berkaitan dengan usia biasanya terjadi pada kedua telinga, dan gangguan ini terjadi secara bertahap, sehingga orang lanjut usia mungkin tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian kemampuan mendengar. Oleh karena itu gangguan penglihatan biasanya diartikan sebagai ketajaman penglihatan, hal ini dibedakan menjadi kelainan refraksi yang dapat ditangani dengan kacamata serta kelainan akibat penyakit mata yang memerlukan intervensi medis untuk memperbaikinya.
Salah satunya adalah penglihatan, gangguan ini dapat menjadi keluhan utama bagi lansia karena berkaitan dengan respon persepsi terhadap lingkungan yang berhubungan dengan rasa aman. Gangguan ini dapat ditandai dengan berbagai gangguan fungsi kognitif seperti kecerdasan, pembelajaran, memori, bahasa, pemecahan masalah, orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi, adaptasi dan kemampuan. Selain wawancara, terdapat beberapa asesmen khusus yang dapat membantu proses asesmen, seperti pemeriksaan dengan menggunakan indeks Katz yang bertujuan untuk mengetahui status fungsional lansia, Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ) dan Mini State Examination. Mental (MMSE) yang bertujuan untuk menilai status kognitif lansia.
ASUHAN KEPERAWATAN
Dalam 1 tahun terakhir, klien mengatakan tidak dapat mendengar dengan jelas jika tidak bersuara, dan tidak dapat melihat dengan jelas. Riwayat alergi (obat, makanan, hewan, debu, dll) Ny. S mengaku tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat, makanan, maupun minuman. Nafsu makan klien berubah, klien tidak terlalu menyukai makanan pedas, klien tidak mempunyai alergi makanan, tidak ada pantangan makanan yang dihindari klien, klien tidak mempunyai keluhan terkait makanan.
Ny S mempunyai masalah gangguan penglihatan pada kedua matanya serta gangguan penglihatan dan pendengaran yang kabur. Tidak ada bunyi tambahan, bentuk perut simetris, kulit perut kendur, tidak ada nyeri tekan atau lesi. Klien mengatakan bahwa selama 1 tahun terakhir ini ia tidak dapat mendengar dengan jelas, bahkan keras, dan tidak dapat melihat dengan jelas.
Berkurangnya komunikasi verbal akibat gangguan pendengaran karena ketidakmampuan mendengar, kesulitan memahami komunikasi, gangguan penglihatan - Resiko terjatuh karena usia 76 tahun, penggunaan alat bantu berjalan. T berobat ke Puskesmas karena Ibu T sering tidak mengenali anggota keluarganya selama 2 bulan terakhir dan ingin kembali ke desanya. Mata : Ny. T. Mata : Hasil pemeriksaan menunjukkan konjungtiva berwarna merah muda, sklera putih, pandangan kabur bila melihat jauh, tajam penglihatan : 2/6.
Telinga : terlihat serumen, dari hasil pengkajian Pasien mengalami perubahan pendengaran, sehingga pada saat pengkajian menggunakan tes garpu konduksi udara, kemampuan mendengar pasien mengalami penurunan lebih lama dibandingkan asupan tulang, namun tidak sampai dua kali lipat, ada kemungkinan besar pasien akan mengalami masalah pendengaran. Hidung : Hasil pemeriksaan hidung bersih, tidak ada luka atau lesi, tidak ada formasi. Leher: Berdasarkan hasil pengkajian, pasien tidak mengalami leher kaku, tidak nyeri tekan, tidak ada benjolan atau formasi pada leher, keterbatasan gerak, tidak ada pembesaran tiroid.
Payudara : menurut hasil pemeriksaan payudara, tidak ada benjolan pada payudara, tidak ada nyeri tekan, tidak bengkak, tidak ada perubahan pada puting (payudara mengecil). Saluran cerna : menurut hasil pengkajian tidak ada wasir, tidak ada pendarahan, rektum, gerak peristaltik usus 24 kali/menit, nafsu makan baik, tidak mual, muntah. Kelamin : menurut hasil pengkajian, pasien sudah menopause, tidak ada nyeri pada panggul, tidak ada luka, tidak ada pendarahan.
Pasien tidak dapat mengenali anggota keluarganya. kecamatan, kabupaten dan provinsi, namun lupa nama Ny. Pada fase registrasi, pada fase perhatian dan perhitungan, pasien tidak dapat menjawab 5 soal dari 5 soal dengan pengurangan.
PENUTUP
Simpulan
Saran
Pada lansia, gangguan penglihatan terjadi seiring bertambahnya usia karena lensa mata semakin kehilangan elastisitasnya dan kapasitas akomodasinya juga menurun, sehingga lapang pandang dan kemampuan membedakan warna juga menurun, kapasitas akomodasi mata akan hilang, dan lensa. akan menjadi lebih kabur, pada cahaya gelap akan lebih lambat melihat, pada sklerosis pada pupil dan hilangnya respon terhadap cahaya. 3 5 Sebutkan 3 benda (1 detik untuk mengucapkannya masing-masing) tanyakan kepada orang yang lebih tua tentang ketiga benda tersebut setelah Anda mengucapkannya. Berikan poin untuk jawaban yang benar, ulangi sampai senior mempelajari ketiganya dan jumlahkan skor yang diperoleh.
5 3 Pilih kata yang terdiri dari 7 huruf, misalnya "pemandu", berhenti setelah 5 huruf, berikan 1 poin untuk setiap jawaban yang benar, lalu lanjutkan, lansia masih ingat huruf berikutnya Ingat.