• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS ASURANSI KESEHATAN DAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PERATURAN GUBERNUR MENGENAI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

N/A
N/A
Marcellya Fena Fanisa Faot

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS ASURANSI KESEHATAN DAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PERATURAN GUBERNUR MENGENAI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

ASURANSI KESEHATAN DAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PERATURAN GUBERNUR MENGENAI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Kelompok 8

1. Albertho Rudin Lopsau 2007010149 2. Adimama F.T. Amalo 2007010006 3. Elisabet Nona Lince 2007010164 4. Marcellya Fena Fanisa Faot 2007010094 5. Maria Goreti Mawut

6. Regina Ngete Wondo 20070010016

7. Wahyudi Loe 2007010133

8. Yudi kristiadi loro 2007010142

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

2023

(2)

PERATUAN GUBERNUR MENGENAI JAMINAN KESEHATAN A. Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional

Program Jaminan Kesehatan Nasional merupakan program jaminan sosial yang menjamin biaya pemeliharaan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang diselenggarakan nasional secara bergotong-royong wajib oleh seluruh penduduk Indonesia dengan membayar iuran berkala atau iurannya dibayari oleh Pemerintah kepada badan penyelenggara jaminan sosial Kesehatan nirlaba (BPJS Kesehatan).

Jaminan Kesehatan Nasional sendiri adalah sebuah program yang suda mengintegrasikan seluruh jaminan kesehatan, seperti Askes, Asabri untuk TNI, dan Jamsostek untuk guru dan pekerja yang dikelola BPJS. JKN adalah program asuransi yang berwujud BPJS Kesehatan.

Jaminan ini dibentuk agar seluruh masyarakat Indonesia berkesempatan untuk menjaga kesehatan dengan lebih baik. Perlindungan kesehatan ini juga bisa diraih masyarakat dari BPJS Ketenagakerjaan yang sebelumnya bertajuk Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja).

B. Kondisi Jaminan Kesehatan di NTT

Jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN di Provinsi Nusa Tenggara Timur telah mencapai 5.448.168 jiwa atau 98,8 persen dari jumlah penduduk 5.514.216 jiwa.

Penambahan jumlah kepesertaan ini membawa NTT masuk dalam kategori cakupan kesehatan semesta atau universal health coverage. Kendati demikian, pencapaian jumlah kepesertaan haruslah diikuti dengan kualitas layanan kesehatan yang diperoleh peserta JKN.

Perlu penguatan terhadap fasilitas kesehatan serta tenaga kesehatan demi menghadirkan pelayanan yang semakin baik kepada masyarakat. Menurut data BPJS Kesehatan, dari 22 kabupaten/kota di NTT, sebagian besar sudah mencapai cakupan kesehatan semesta (UHC).

Adapun kabupaten/kota yang belum mencapai UHC, antara lain, Kota Kupang, Kabupaten Malaka, Timor Tengah Selatan, Flores Timur, Ngada, dan Nagekeo.

C. Jumlah Fasilitas Kesehatan yang Bekerja Sama BPJS Kesehatan di NTT

Di NTT terdapat banyak fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang memiliki perjanjian kerja sama dengan BPJS Kesehatan. Untuk fasilitas kesehatan tingkat pertama sebanyak 427 puskesmas, 85 dokter umum, 25 dokter gigi, 55 klinik umum, 25 klinik milik TNI-Polri, dan 4 rumah sakit pratama. Total 621 fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan.

Sementara untuk tingkat lanjutan sebanyak 2 rumah sakit tipe B, 27 RS tipe C, 20 RS tipe D, dan 2 klinik utama. Total 51 fasilitas kesehatan.

(3)

E. Peraturan Gubernur NTT

Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur mengenai Jaminan Kesehatan Nasional terdapat pada Peraturan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Kesehatan Daerah. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan JKN, terdapat bagian penting dalam isi Perda Nomor 2 Tahun 2018, yakni:

a. BAB II mengenai Upaya Kesehatan pasal 9:

(1) Sistem rujukan diwajibkan bagi setiap pasien yang merupakan peserta Jaminan Kesehatan atau Asuransi Kesehatan Sosial dan pemberi pelayanan kesehatan.

(2) Peserta Asuransi Kesehatan Komersial mengikuti aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan dalam polis asuransi dengan tetap mengikuti pelayanan kesehatan yang berjenjang.

(3) Setiap orang yang bukan peserta Jaminan Kesehatan atau Asuransi Kesehatan Sosial, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengikuti sistem rujukan.

b. Penjelasan Atas Perda Provinsi NTT Nomor 2 tahun 2018 mengenai Penyelenggaraan Kesehatan Daerah

Penyelenggaraan kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang meliputi sub urusan sebagaimana dimaksud pada Lampiran I huruf B Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada kenyataannya belum memadai, yaitu pada Sub Urusan Upaya Kesehatan. Dimana Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) cenderung mengalami penurunan, namun masih lebih tinggi dari angka nasional. Kasus gizi kurang masih tinggi, diikuti oleh kasus gizi buruk dan masih sebagian kecil kasus gizi buruk dengan kelainan klinis.

Penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, malaria nomor 3 tertinggi di Indonesia, Tuberkulosis (TB) penemuan kasus sangat rendah, demikian juga dengan HIV/AIDS masih sedikit kasus yang ditemukan dari kondisi riil yang sebenarnya, sedangkan penyakit tidak menular menunjukkan trend peningkatan kasus. Capaian imunisasi dasar lengkap bagi bayi kurang dari 1 tahun masih rendah. Demikian pula belum semua masyarakat di Nusa Tenggara Timur dilindungi oleh Jaminan Kesehatan Nasional. Sistem rujukan belum berjalan optimal dan perlu penguatan sumber daya di rumah sakit yang telah ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan regional Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saat ini proporsi pembiayaan kesehatan masih didominasi oleh pembiayaan urusan kuratif,

dibandingkan dengan urusan promotif preventif.

Referensi

Dokumen terkait

Naskah bukan hasil penelitian terdiri dari: Pendahuluan, isi, penutup berisi kesimpulan dan saran, daftar pustaka.. Daftar Pustaka ditulis menurut huruf