AYAT TENTANG KEUANGAN NEGARA
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ayat Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Bisnis Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam Institud Agama Islam Negeri Palopo
Oleh KELOMPOK 12
TIARA SAPUTRI : 2304030109 SINDI RANDE BETAU : 2304030110
KELAS MBS : 2E
Dosen Pengampuh:
Kamriah , S.Pd.I.,M.Pd
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN BISNIS SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUD AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
2024
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji serta syukur kami ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan izin-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan mudah guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ayat Ekonomi dan Bisnis yang berjudul "Ayat Tentang Keuangan Negara" dari Dosen Pengampu ibu Kamriah, S.Pd., M.Pd.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kami arahan, bimbingan, semangat serta motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kami juga menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang menjadi bahan dalam makalah ini.
Sholawat serta salam kami selalu kita curahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta menambah pengetahuan bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Palopo, 5 Mei 2024 Penulis
iii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
C. Tujuan Penulisan ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
A. Surah An-Anfal (9):41 ... 3
B. Surah Al-Hasyr (28):6 ... 4
C. Hadis Tentang Keuangan Negara... 6
BAB III PENUTUP ... 8
A. Kesimpuan ... 8
B. Saran ... 8
DAFTAR PUSTAKA ... 9
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keuangan negara adalah kekayaan yang dikelola oleh pemerintah, yang meliputi uang dan barang yang dimiliki; kertas berharga yang bernilai uang yang dimiliki; hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang; dana-dana pihak ketiga yang terkumpul atas dasar potensi yang dimiliki dan/atau yang dijamin baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, badan-badan usaha, yayasan, maupun institusi lainnya. Secara ringkas, keuangan negara ialah semua hak yang dapat dinilai dengan uang, yang dapat dijadikan milik Negara.
Dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara (UUKN), makna keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu, baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara yang berkaitan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Keuangan Negara merupakan aspek terpenting dalam proses penyelenggaraan negara. Proses pembangunan tidak akan berjalan lancar apabila keuangan negara terganggu atau tidak stabil.
Pengelolaan keuangan negara merupakan bagian dari instrumen pemerintah untuk mencapai tujuan bernegara yang dicita-citakan yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, peraturan dan ketentuan mengenai pengelolaan keuangan negara disusun baik untuk proses bisnisnya maupun penyiapan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) terkait pengelolaan keuangan negara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
2
1. Bagaimana Arti, Tafsir, Kesimpulan dan Munasabah dalam Surah Al- Anfal (9) : 41?
2. Bagaimana Arti, Tafsir, Kesimpulan dan Munasabah dalam Surah Al – hasyr (28) : 6 ?
3. Bagaimana Hadist tentang keuangan Negara ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengetahui arti, tafsir, kesimpulan dan munasabah dalam Surah Al-Anfal: 41.
2. Mahasiswa mengetahui arti, tafsir, kesimpulan dan munasabah dalam Surah Surat Al - hasyr: 6.
3. Mahasiswa mengetahui hadis tentang keuangan Negara.
3 BAB II PEMBAHASAN
A. Surah Al- Anfal (9) : 41
َّنَ اَ
ف ٍء ْ يش ْن ِّم ْمَ ُ ت ْم ِنَ
غ ا َمَّ
نَ ا او ُمْْٓ َ
لعا َوْ ْ
ن ِا ِلْيِب َّسلا ِنْبا َو ن ْ ي ِك ىس َمِ ْ لا َو ىمٰى
ت َيْ لا َو ىٰب ْرُ
قْ
لا ى ِذ ِلَو ِل ْو ُسَّرلِل َو ٗه َسُم ُخ ِ ه ِلِلّ
َع ُ هلِلّا َو ِۗ
ِنىع ْم َجْلا ََقَتْلا َم ْوَي ِناَ ق ْرُ
فْ لا َم ْو َي اَ
ن ِدْبع َ ٰ لٰع اَ َ
نْ لزَْ
نَ ا آ َم َو ِه
لِلّاِب ْمُتْن َمٰا ْمُتْن ُك ٌر ْي ِدَ
ق ٍء ْ يش ِّلَ ُ ك ٰ
لٰ
١٤
“Ketahuilah, sesungguhnya apa pun yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka seperlimanya untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnusabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad) pada hari al- furqān (pembeda), yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Al-anfal 9: 41)
1. Tafsir Ayat
Dalam ayat ini Allah menjelaskan pembagian hasil rampasan perang sesuai dengan syariat Islam. Jumhur ulama berpendapat bahwa ayat ini diturunkan terkait dengan Perang Badar dan merupakan ayat pertama tentang pembagian harta rampasan perang sesudah Perang Badar. Allah menjelaskan bahwa semua ganimah yang diperoleh kaum Muslimin dari orang-orang kafir dalam peperangan, harus diambil seperlimanya untuk Allah dan Rasul, yaitu untuk hal-hal yang berhubungan dengan agama, seperti kemaslahatan seorang dai dalam berdakwah, mendirikan syiar-syiar agama, untuk memelihara Ka’bah, dan untuk keperluan Rasulullah saw dan rumah tangganya selama satu tahun.
Kemudian dari seperlima ini juga harus diberikan pula kepada kerabat- kerabatnya. Dalam hal ini yang dianggap kerabat Rasulullah itu hanya Bani Hasyim dan Bani Muṭṭalib dan tidak kepada Bani Abdi Syams dan Bani Naufal. Kemudian diberikan pula kepada kaum Muslimin yang memerlukan bantuan seperti anak-anak yatim, fakir miskin dan ibnussabil ( musafir yang
4
kekurangan biaya ). Empat perlima ganimah dibagikan kepada tentara yang ikut berperang.
2. Kesimpulan Ayat
Ayat tersebut memberikan pedoman tentang bagaimana mengelola keuangan negara dalam konteks perang. Sebagian dari rampasan perang harus dialokasikan untuk kepentingan umum, yang mencakup Allah, Rasul-Nya, kerabat Rasul, anak yatim, orang miskin, dan musafir yang membutuhkan bantuan.
Prinsip ini menegaskan pentingnya redistribusi kekayaan dalam Islam untuk memastikan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dengan melakukan pembagian rampasan perang sesuai dengan ketentuan tersebut, umat Islam diperintahkan untuk memastikan bahwa kekayaan yang diperoleh dari konflik bersenjata digunakan untuk memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat, termasuk yang membutuhkan.
Selain itu, ayat tersebut juga mengingatkan umat Islam tentang kekuasaan Allah yang meliputi segala aspek, termasuk dalam masalah keuangan dan distribusi kekayaan, yang menunjukkan pentingnya ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan urusan keuangan negara.
3. Munasabah Ayat
Ayat ini memberikan petunjuk tentang bagaimana membagi rampasan perang secara adil dan berbelas kasih. Allah menetapkan bahwa seperlima dari rampasan perang tersebut harus diberikan kepada Allah, Rasul-Nya, kerabat Rasul, anak yatim, orang miskin, dan musafir yang membutuhkan bantuan. Ini mengajarkan nilai-nilai keadilan, kebersamaan, dan empati terhadap yang membutuhkan di tengah-tengah kesuksesan dan kemenangan.
B. Surah Al – hasyr (28) : 6
5 ِكٰ
ل َّو ٍباَ كِر َ
لَ َّو ٍلْي َخ ْن ِم ِهْيَ لع ْمَ ُ
تْ ف َج ْوَ
ا ٓ ا َمَ
ف ْم ُهْ
ن ِم ٖه ِلْو ُس َر ٰلٰ َع ُ هلِلّا َءۤاَفَا ٓا َم َو
ُِۗءۤ ا َ
ش َّي ْن َم ٰ لٰع َ ٗ
هَ ل ُس ُر ُ
طِّ
ل َس ُي لِلّا َّنَ ه
ٌر ْي ِدَ
ق ٍء ْ يش ِّلَ ُ ك ٰ
لٰع َ لِلّا َوُ ه ١
“Apa saja (harta yang diperoleh tanpa peperangan) yang dianugerahkan Allah kepada Rasul-Nya dari mereka tidak (perlu) kamu memacu kuda atau unta (untuk mendapatkannya). Akan tetapi, Allah memberikan kekuasaan kepada rasul-rasul- Nya terhadap siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
(Q.S. Al-hasyr 28:6) 1. Tafsir Ayat
Pada ayat ini Allah menerangkan hukum fai’, yakni rampasan perang yang ditinggalkan musuh setelah sebelumnya Allah menjelaskan bahwa Rasulullah mengepung dan mengusir kaum Yahudi di Madinah. Mereka hanya dibolehkan membawa harta yang bisa dibawa oleh seekor unta. Dan harta rampasan berupa fai’, yaitu yang diperoleh dari musuh tanpa terjadinya pertempuran, maka harta itu dari mereka, berasal dari musuh, diberikan oleh Allah kepada Rasul-Nya untuk mengharumkan Islam. Kamu tidak memerlukan kuda atau unta untuk mendapatkannya dalam pertempuran, tetapi Allah memberikan kekuasaan kepada rasul-rasul-Nya, termasuk kepada Nabi Muhammad untuk mengalahkan siapa saja yang Dia kehendaki di antara musuh-musuh-Nya sehingga dengan kekuasaan ini Rasulullah mendapatkan fai’. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu sehingga bukanlah suatu yang sulit bagi Allah menolong Rasul-Nya mengusir dan menghinakan kaum Yahudi di Madinah.
2. Kesimpulan Ayat
Ayat ini mengajarkan bahwa sumber kekayaan suatu negara tidak hanya berasal dari usaha manusiawi seperti perang atau upaya keras semata.
Meskipun upaya manusiawi penting, keberhasilan ekonomi suatu negara juga tergantung pada kehendak Allah. Ini mengingatkan kita untuk tidak hanya mengandalkan strategi manusiawi semata dalam mengelola keuangan negara, tetapi juga untuk mempertimbangkan faktor spiritual dan keilahian dalam
6
perencanaan ekonomi. Dengan menyadari hal ini, pemerintah dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana dalam mengelola sumber daya ekonomi negara, sambil tetap mengakui bahwa keberhasilan akhirnya bergantung pada kehendak dan kekuasaan Allah.
3. Munasabah Ayat
Munasabah dari ayat ini adalah bahwa keberhasilan dan kekayaan tidak selalu harus dicapai melalui cara-cara keras dan kekerasan. Allah memberikan rezeki dan kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki, tidak selalu melalui usaha manusiawi yang keras. Oleh karena itu, manusia harus tetap berserah diri kepada kehendak Allah dalam segala hal, termasuk dalam urusan keuangan dan kekayaan. Ini mengajarkan pentingnya tawakal dan ketundukan kepada Allah dalam mengelola keuangan dan mencapai kekayaan.
C. Hadis Tentang Keuangan Negara
Hadits Shahih Al-Bukhari No. 24
َّد َح َلاَ ق َ
ة َرا َمُ
ع ُنْب ُّ ي ِم َرَحْلا ٍحْو َر وُبَ أ اَ
نَ ثَّ
د َح َلاَ ق ُّي ِدَ
ن ْس ُمْ
لا ٍد َّمَح ُم ُنْب ِ هلِلّا ُدْب َع اَنَ ثَّ
ُ د َح ش اَ
نَ ِنْب ِد ِقا َو ْنَع ُ ث
ة َب ْع ِمُ
أ َلاَ ق َمه
ل َس َو ِهْيَ لَ
ع لِلّا ُ ه ه لٰ َص ِ ه
لِلّا َلو ُس َر َّ
نَ أ َر َمُ
ع ِنْبا ْنَع ُث ِّد َحُي ي ِٰب
َأ ُ
ت ْع ِم َس َلاَق ٍد َّم َح ُم َساَّ
نلا َلِتاَ قُ
أ ْ نَ
أ ُ ت ْر
ا ُلو ُس َر اً د َّم َح ُم َّ
نَ أ َو لِلّا ُ ه َّ
لَ ِإ َ هَ
ل ِإ َ لَ ْ
نَ أ اوُ
د َه ْ ش َي ََّتّ َح او ُم َصَ
ع َ ك ِلَ
ذ اوُ ل َعَ
ف اَ ذ ِإَ
ف َ ةاَ
كزلا اوَّ ُ تْ
ؤ ُي َو َ ة َ
لَ َّصلا او ُمي ِقُي َو ِ هلِلّ
ِه لِلّا َ
لَٰ
ع ْم ُه ُبا َس ِحَو ِم َ لَ ْس ِْ
لْا ِّ
ق َحِب َّ
لَ ِإ ْم ُهَلا َو ْمَ أ َو ْمُ
ه َءا َم ِد يِّنتّ ِم
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Al Musnadi dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu Rauh Al Harami bin Umarah berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Waqid bin Muhammad berkata; aku mendengar bapakku menceritakan dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi; tidak ada ilah kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah,
7
menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka lakukan yang demikian maka mereka telah memelihara darah dan harta mereka dariku kecuali dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah"
Hadis tersebut menekankan pentingnya pembayaran zakat dalam konteks keuangan negara. Rasulullah menyatakan bahwa orang-orang harus membayar zakat sebagai bagian dari kewajiban keagamaan mereka, yang juga berfungsi sebagai mekanisme redistribusi kekayaan untuk mendukung kesejahteraan umat.
Ini menunjukkan bahwa zakat memiliki peran penting dalam keuangan negara Islam untuk memelihara kesejahteraan sosial dan ekonomi.
8 BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kedua surah tersebut, kesimpulannya adalah bahwa dalam konteks keuangan negara dalam Islam, terdapat prinsip distribusi kekayaan yang jelas.
Sebagian dari harta rampasan perang harus disalurkan kepada Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnusabil.
Hal ini menunjukkan pentingnya redistribusi kekayaan untuk mendukung kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat serta memberikan perlindungan kepada kelompok yang membutuhkan. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, negara Islam memastikan keadilan dalam distribusi kekayaan dan memberikan perhatian kepada kesejahteraan umum.
B. Saran
Negara yang menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam keuangan mereka perlu memastikan bahwa aturan-aturan terkait distribusi kekayaan diterapkan secara adil dan tepat, dengan transparansi dan akuntabilitas yang tinggi. Mereka juga harus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kewajiban finansial dalam Islam dan mengembangkan kebijakan yang berkelanjutan untuk mendukung redistribusi kekayaan yang efektif.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://quran.nu.or.id/al-anfal/41. Diakses Pada Mei 2024 https://quran.nu.or.id/al-hasyr/6. Diakses Pada Mei 2024
Isnaini H, Yenni Samri, dkk. (2015). Hadis-Hadis Ekonomi. Jakarta. Kencana.