• Tidak ada hasil yang ditemukan

Azzahra budiman (1) ppt analisis komunikasi kritis

N/A
N/A
Ayunda Sari

Academic year: 2025

Membagikan "Azzahra budiman (1) ppt analisis komunikasi kritis"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Wacana Kritis Van Dijk Dalam Film “Posesif”:

TOXIC MASCULINITY

DALAM SISTEM PATRIARKI

Disusun oleh:

Azzahra Budiman 2271500221

(2)

Indonesia telah memproduksi banyak film ber-genre romansa. Namun, Film ‘Posesif” (2017) merupakan salah satu film yang menawarkan pengalaman berbeda. Film “Posesif” disebut- sebut sebagai film Indonesia pertama dengan genre romantic suspense, yakni film yang berkisah mengenai percintaan, tetapi juga menawarkan unsur ketegangan disaat yang sama.

Sistem patriarki yang menganggap perempuan dan lelaki tidak dalam posisi sejajar dapat menimbulkan masalah sosial, yakni suatu kondisi yang tidak diinginkan terjadi oleh sebagian besar warga masyarakat. Adapun contoh masalah sosial yang dapat ditimbulkan dari sistem patriarki adalah kekerasan terhadap perempuan (Soetomo, 2013).

PENDAHULUAN BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

(3)

1.1.1 TABLE LATAR BELAKANG

Fakta Data Teori

patriarki memposisikan laki-laki sebagai pemegang kontrol utama yang mendominasi dan mengatur perempuan. Sistem patriarki kerap membawa perempuan ke dalam posisi yang tidak adil. Ketidakadilan tersebut juga dapat masuk ke dalam beragam aspek kehidupan, seperti aspek domestik, ekonomi, politik, dan budaya. Bentuk nyata ketidakadilan gender tersebut dapat juga terlihat dari kesenjangan antara peran laki- laki dan perempuan dalam masyarakat.

Tahun 2018 tercatat sebanyak 2.227 kasus, Perempuan Indonesia mengalami kekejaman dikalangan individu, sedangkan di lakukan oleh pacarnya kasus kekejaman pada perempuan memiliki kasus 2.090 (KEMENPPA, 2018).3 Dilansir dari WHO, Satu dari tiga perempuan di dunia mengalami kekerasan dan kekejaman.

Terdapat 37% perempuan di Asia- Afrika mengalami kekerasan dan kekejaman paling meningkat dibandingkan dengan Negara lainnya.

Model Analisis Wacana Kritis (AWK) Teun A. van Dijk sering disebut sebagai

“Kognisi Sosial”. Menurut Van Dijk (dalam Eriyanto, 2018), penelitian bukanlah berfokus kepada teks semata. Sebab, teks merupakan hasil dari sebuah produksi teks sehingga bukan hanya teks saja yang perlu diamati.

(4)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana produksi dan reproduksi wacana terkait toxic masculinity dalam sistem patriarki dilakukan melalui dimensi

teks, kognisi sosial, dan konteks sosial berdasarkan Analisis Wacana Kritis Teun A. van Dijk?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Menganalisis bagaimana wacana tentang toxic masculinity diproduksi dan direproduksi melalui dimensi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial menggunakan pendekatan Analisis Wacana

Kritis Teun A. van Dijk

(5)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 MANFAAT TEORITIS

Penelitian ini memberikan kontribusi pada pengembangan teori dalam bidang ilmu komunikasi, khususnya terkait analisis wacana kritis Teun A. Van Dijk. Selain itu, penelitian ini memperkaya kajian gender dengan menyoroti konsep toxic masculinity dalam sistem patriarki yang sering kali menjadi akar dari kekerasan terhadap perempuan

1.4.2 MANFAAT PRAKTIS

Penelitian ini mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan fenomena kekerasan dalam pacaran sebagai salah satu bentuk ketidakadilan gender yang sering kali tidak terungkap di ruang publik

(6)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Patriarki merupakn sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kendali utama, pusat kekuasaan, dan otoritas tertinggi. Dominasi patriarki dalam budaya masyarakat menyebabkan ketidaksetaraan gender dan menciptakan ketidakadilan yang meluas di berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam sistem ini, laki-laki memiliki posisi dominan sebagai pengendali utama di masyarakat, sementara perempuan sering kali mengalami pembatasan peran dan kehilangan hak- haknya di berbagai bidang. (Rokhmansyah, 2013).

2.1 KERANGKA TEORITIS

2.2 KERANGKA PIKIR

Penelitian ini menganalisis film "Posesif" melalui kerangka patriarki dan toxic masculinity dengan pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK) Van Dijk (teks, kognisi sosial, konteks sosial), untuk mengungkap representasi dan dampak toxic masculinity terhadap hubungan dan masyarakat, serta pemahaman tentang pengaruh patriarki pada hubungan remaja dan sikap terhadap kekerasan dalam pacaran.

(7)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-kualitatif yang berlandas pada paradigma kritis. Yantono, 2015: 51.

Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis Wacana Kritis

“Teun A. Van Dijk” untuk mengungkap wacana yang terdapat di beberapa scene yang menjadi objek penelitian dalam film “Posesif”

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

(8)

Penelitian ini menemukan jalinan kuat yang menyoroti toxic masculinity sebagai bentuk maskulinitas negatif dalam sistem patriarki, didukung oleh ideologi sutradara dan penulis skenario film "Posesif" yang mengkritisi isu sosial. Secara struktur makro, isu sentral film didukung oleh sub-topik seperti kekerasan akibat toxic masculinity, di mana tokoh Yudhis melampiaskan kekecewaan dengan kekerasan fisik dan psikis kepada Lala, sementara Lala menyalurkan emosinya ke hal positif atau bercerita. Selain itu, kekerasan dalam wilayah privat masih dianggap rahasia, di mana korban cenderung menyembunyikannya karena dianggap aib.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEUTUP

Kekerasan terhadap perempuan

merupakan hasil dari maskulinitas yang beracun (toxic masculinity). Dalam hal ini maskulinitas beracun adalah pandangan

yang keliru mengenai konsep maskulinitas.

(9)

Analisis Wacana Kritis Van Dijk Dalam

Film Imperfect: Karir,

Cinta & Timbangan

(10)

Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting dalam kehidupan manusia.

Salah satu isu yang mendapatkan perhatian adalah representasi perempuan dan bagaimana konstruksi identitas perempuan dibentuk melalui media film. Film "Imperfect:

Karir, Cinta & Timbangan" (2019) menjadi contoh menarik karena mengangkat tema tentang standar kecantikan, tekanan sosial, dan perjuangan perempuan untuk menerima diri apa adanya.

Dalam konteks ini, analisis wacana kritis Teun A. van Dijk menjadi relevan untuk memahami bagaimana film "Imperfect" mengkonstruksi dan merepresentasikan wacana tentang perempuan, kecantikan, dan identitas. Pendekatan AWK van Dijk memungkinkan untuk mengidentifikasi struktur-struktur wacana yang dominan dalam film, serta bagaimana wacana-wacana tersebut terkait dengan ideologi dan kekuasaan yang bekerja dalam masyarakat (Eriyanto, 2018).

PENDAHULUAN BAB I

1.1 LATAR BELAKANG

(11)

1.1.1 TABLE LATAR BELAKANG

Fakta Data Teori

Kesehatan mental merujuk pada kesejahteraan psikologis dan emosional individu, mencakup kemampuan mengelola stres, berfungsi secara sosial, bekerja produktif, dan membuat keputusan rasional.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskeadas) 2018 menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional di Indonesia mencapai 6,1%. Hal ini berarti sekitar 11 juta orang Indonesia mengalami gangguan mental emosional, seperti depresi dan kecemasan. Angka ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental merupakan masalah yang serius di Indonesia (Rachmawati, 2020).

Analisis wacana kritis Teun A. van Dijk menjadi relevan untuk memahami bagaimana film

"Imperfect" mengkonstruksi dan merepresentasikan wacana tentang perempuan, kecantikan, dan identitas. Pendekatan AWK van Dijk memungkinkan untuk mengidentifikasi struktur-struktur wacana yang dominan dalam film, serta bagaimana wacana-wacana tersebut terkait dengan ideologi dan kekuasaan yang bekerja dalam masyarakat (Eriyanto, 2018).

(12)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana kesehatan mental direpresentasikan dalam film

"Imperfect: Karir, Cinta & Timbangan" melalui elemen-elemen naratif dan visual, dan bagaimana representasi ini

mencerminkan atau menantang dinamika kekuasaan yang ada dalam masyarakat?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Menganalisis bagaimana konteks sosial, budaya, dan ekonomi Indonesia mempengaruhi produksi dan penerimaan wacana tentang kesehatan mental yang direpresentasikan dalam film

"Imperfect: Karir, Cinta & Timbangan"

(13)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KERANGKA TEORITIS 2.2 KERANGKA PIKIR

Penelitian ini menggunakan Analisis Wacana Kritis (AWK) model Teun A. van Dijk untuk mengkaji representasi kesehatan mental dalam film Imperfect:

Karir, Cinta & Timbangan melalui tiga dimensi:

struktur makro (tema tekanan sosial terhadap standar kecantikan), superstruktur (alur konflik tokoh utama Rara), dan struktur mikro (dialog, simbol visual, serta retorika yang mereproduksi stereotip). Van Dijk menekankan bahwa wacana tidak netral, melainkan terkait dengan relasi kuasa dan ideologi dominan, seperti patriarki dan kapitalisme, yang tercermin dalam internalisasi kritik tubuh oleh tokoh Rara (Eriyanto, 2018).

Penelitian ini mengaitkan analisis wacana kritis Teun A.

van Dijk dengan kondisi sosial Indonesia untuk mengkaji representasi kesehatan mental dalam film Imperfect.

Fokus utama adalah pada dialog, visual, dan narasi yang menyoroti tekanan terhadap penampilan fisik perempuan. Tokoh utama, Rara, mengalami kecemasan dan menjalani diet ketat akibat tekanan sosial untuk memenuhi standar kecantikan ideal. Film ini juga mencerminkan data tentang gangguan mental di Indonesia dan berfungsi sebagai kritik terhadap standar kecantikan yang bisa membuat orang merasa terasing. Selain itu, film ini memberikan pesan tentang pentingnya menerima diri sendiri sebagai bentuk melawan tekanan sosial tersebut.

(14)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Analisis Wacana Kritis (AWK) model Teun A. van Dijk untuk menganalisis film Imperfect: Karir, Cinta & Timbangan. Pendekatan kualitatif dipilih karena fokus penelitian adalah memahami makna dan konstruksi wacana dalam film secara mendalam. Metode AWK van Dijk dipilih karena mampu mengkaji wacana dari tiga dimensi utama, yaitu struktur makro (tema dan konteks umum), superstruktur (alur dan skema narasi), serta struktur mikro (analisis linguistik dan visual dalam teks film) yang relevan untuk mengungkap ideologi dan kekuasaan yang tersembunyi dalam representasi kesehatan mental dan standar kecantikan dalam film

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

(15)

Baym, G. (2005). "The Daily Show: Discursive Integration and the Reinvention of Political Journalism."

Political Communication, 22(3), 259-276.

Gray, J., Jones, J. P., & Thompson, E. (2009). Satire TV: Politics and Comedy in the Post-Network Era.

Holt, K. (2016). "Alternative Media and the Notion of Anti-Systemness: Towards an Analytical Framework." Media and Communication, 4(1), 49-57.

Jurnal Semiotic Vol. 14 No. 1 Tahun 2020, artikel "Toxic Masculinity dalam Sistem Patriarki (Analisis Wacana Kritis Van Dijk dalam Film 'Posesif')"

Karisma, Nurul, et al. "Kesehatan Mental Remaja dan Tren Bunuh Diri: Peran Masyarakat Mengatasi Kasus Bullying di Indonesia." Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan 3.03 (2023): 560-567.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Wacana Kritis (Teori Van Dijk Dalam Kajian Teks

Melalui hasil penelitian dengan kerangka teori analisis wacana kritis S.Jäger dan F.Maier pada film “Cinta Tapi Beda” ditemukan bahwa peran laki-laki dalam menghadapi

Penulis memilih menggunakan teori AWK dari van Dijk, karena studi wacana van Dijk tidak hanya menyoroti tentang ketidakberesan sosial, namun menekan juga studi tentang

Posmodernisasi Logika Bertutur Dalam Film Realis Animasi Homeland Sebuah Analisis Wacana Kritis..

Analisis wacana kritis (AWK) adalah sebuah upaya atau proses untuk memberi penjelasan (realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok yang

Berdasarkan paparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa teori Analisis Wacana Kritis model van Dijk (1993) yang berusaha untuk menghubungkan wacana dengan konteks

Nyak Arief kota Banda Aceh dianalisis menggunakan Analisis Wacana Kritis AWK yang ditawarkan oleh Norman Fairclough terbukti bahwa penggunaan bahasa dalam media luar ruang masih tidak

112 Putri Wahyu illahi, Ernanda, Anggi Triandana: Nominalisasi pada Film Dokumenter The Bird Dancer Karya Elemental Production: Kajian Analisis Wacana Kritis Theo Van Leeuwen