• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya teknologi saat ini memudahkan orang untuk menggunakan berbagai teknologi yang ada, termasuk salah satunya adalah teknologi komunikasi yang mana membawa pengaruh positif untuk setiap orang. Namun, dengan kemudahan tersebut membawa juga beberapa dampak negatif salah satunya adalah pornografi, dan salah satu contoh yang menjadi korban dari dampak negatif tersebut adalah para remaja dan anak-anak dimana kebanyakan dari mereka menjadi korban atau bahkan pelaku.

Mengutip dari Jonathan Mckee dalam bukunya More than just talk:becoming your kids go to person about sex (Mckee, 2015) Peran orang tua tentunya sangat dibutuhkan dalam perkembangan seksual anak. Namun, masih banyak orang tua yang menganggap jika pembicaraan mengenai seksualitas adalah hal yang salah dan menganggap seksualitas adalah hal yang tabu untuk dibicarakan, hanya sebagian kecil dari orang tua yang mau membicarakan tentang seksualitas walaupun hanya beberapa kali, sebagian kecil dari para orang tua tersebut terbuka untuk membicarakan tentang seksualitas anak mereka, pembicaraan antara orang tua dengan anak mereka mengenai seksualitas tentunya tidak cukup hanya dengan sekali pembicaraan karena

(2)

informasi yang akan didapat anak tentunya tidak akan memuaskan rasa penasaran serta ingin tahu mereka.

Kutipan lain dari Jonathan McKee dalam bukunya More than just talk:becoming your kids go to person about sex (Mckee, 2015) konten-konten pornografi yang termuat dalam tv maupun internet, sebagai contoh mudahnya bisa kita perhatikan dengan lagu-lagu yang sering mereka dengarkan ada sangat banyak lagu yang memuat bahasan eksplisit, mungkin ada beberapa orang tua yang menanggap anak-anak mereka tidak akan terpengaruh hanya dengan mendengarkan lagu namun, bagaimana dengan musik video dari lagu-lagu dengan konten eksplisit tersebut tentunya sedikit demi sedikit anak-anak akan terdorong untuk lebih penasaran dan mancari jawaban yang tidak mereka dapatkan dari orang tua yang akhirnya akan terdorong untuk melakukan hal yang lebih dari mendengarkan musik- musik eksplisit tersebut, dalam hal ini tentunya kita tidak bisa menyalahkan apa yang mereka lihat disinilah letak penting dari peran orang tua dalam perkembangan seksual anak (Mckee, 2015).

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh KOMINFO dalam situsnya kominfo.go.id, Indonesia mendapat peringkat ke-3 sebagai Negara dengan pengaksesan pornografi terbanyak didunia ada juga survey yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang dikutip oleh idntimes.com dalam 2 bulan awal pada tahun 2018 terdapat 223 aduan kasus mengenai kekerasan seksual, dimana kasus-kasus tersebut kebanyakan terjadi pada anak. Dengan banyaknya kasus tersebut harusnya menyadarkan akan pentingnya pendidikan seksualitas.

(3)

Penggunaan media informasi multimedia merupakan salah satu media yang dapat membantu dalam proses belajar, penggunaan media informasi multimedia tersebut salah satunya adalah animasi. Pendidikan seksual dalam bentuk animasi lebih memvisualisasikan pembelajaran dalam bentuk gambar bergerak serta lebih menarik pengguna karena media pembelajaran animasi merupakan sebuah media interaktif dimana dalam animasi tersebut memuat gambar teks serta suara dan pengguna akan lebih cepat memahami isi bahasan dari sebuah pembelajaran (Hanafri et al., 2016).

Atas dasar identifikasi masalah diatas, maka dibuatlah animasi interaktif untuk orang tua dengan pembahasan materi mengenai penyimpangan seksual serta peran orang tua dalam perkembangan seksual anak dan yang terakhir akan ada evaluasi untuk melihat perkembangan pemahaman materi yang disampaikan.

1.2. Identifikasi Permasalahan

Sesuai dengan latar belakang yang ada, maka identifikasi masalah yang akan dijadikan bahan penelitian adalah :

1. Kurangnya media penyampaian materi pendidikan seksualitas untuk meningkatkan kesadaran orang tua.

2. Pengaruh konten pornografi pada perilaku seksual anak.

3. Tertutupnya orang tua mengenai pembahasan mengenai pendidikan seksualitas.

1.3. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah yang akan dijadikan bahan penelitian adalah :

(4)

1. Apa media yang tepat untuk meningkatkan kesadaran orang tua mengenai pendidikan seksualitas?

2. Bagaimana pengaruh pornografi pada perilaku anak?

3. Hal apa yang membuat orang tua tertarik untuk membahas tentang pendidikan seksualitas dengan anak mereka?

1.4. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan skripsi ini sebagai berikut:

1. Agar orang tua lebih terbuka mengenai pembicaraan tentang seksualitas.

2. Meningkatkan kesadaran orang tua akan perkembangan seksual anak.

3. Meningkatkan moral anak sesuai norma yang ada.

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai syarat yang ditentukan dalam mencapai kelulusan program strata 1(SI) pada universitas BSI.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam pencarian serta pengumpulan data serta informasi yang mendukung dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut:

1. Pengamatan

Data yang didapat dari mengamati segala sesuatu yang berhubungan dengan objek penelitian mengenai pendidikan seksualitas dari media TV dan internet yang ada disekitar penulis.

2. Wawancara

(5)

Data diperoleh dari pertanyaan secara sepihak oleh penulis dengan wawancara kepada Drs.Sugeng Santoso, Apt selaku kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit di dinas kabupaten Purbalingga mengenai pentingnya pendidikan seksualitas.

3. Studi Pustaka

Pengumpulan data ini diperoleh dari buku, jurnal serta data dari internet yang dibutuhkan sebagai tambahan untuk referensi penyusunan skripsi.

1.5.2. Model Pengembangan Sistem

Model yang digunakan pada pengembangan perangkat lunak ini menggunakan model pengembangan sistem waterfall yang terbagi menjadi lima tahapan, yaitu:

1. Analisa Kebutuhan Sistem

Tahapan pertama dalam pengembangan ini adalah analisa kebutuhan dimana dalam tahap ini harus memiliki tujuan serta kegunaan dari sistem yang akan dibangun dimana informasi tersebut akan digunakan untuk tahap selanjutnya.

2. Desain

Merupakan tahap kedua dari pengembangan sistem model waterfall dimana pada tahap ini merupakan tahap sebelum melakukan pengkodingan dalam tahap ini bertujuan untuk memberikan gambaran dari perancangan sistem yang akan berjalan.

3. Pengkodean

Pada tahap ini merupakan tahap pembuatan atau implementasi, dimana data yang didapatkan dari tahap sebelumnya dituangkan dalam kode program yang nantinya akan disusun menjadi sebuah sistem.

(6)

4. Testing

Merupakan tahapan pengujian, dimana pada tahap ini sistem yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya akan diuji apakah sudah memiliki kendala atau sudah berjalan dengan sempurna.

5. Support

Merupakan tahap terakhir dalam pengembangan sistem model waterfall ini, pada tahap ini disebut juga tahap perawatan dimana sistem yang sudah berjalan masih harus diawasi dan diperbaiki apabila masih adanya kesalahan yang pada tahap sebelumnya tidak ditemukan.

1.6. Ruang Lingkup

Agar tidak adanya penyimpangan atau terlalu luasnya pembahasan maka pada ruang lingkup ini dibuat sebuah batasan masalah, dimana batasan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan skripsi ini adalah materi yang akan dibahas mengenai contoh penyimpangan seksual serta peran orang tua dalam perkembangan seksual anak yang dibagi menjadi pengenalan anak laki-laki, anak perempuan, mastrubasi, serta pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan mengenai seks dalam pembuatan animasi interaktif ini juga menggunakan beberapa program seperti adobe flash CS6 untuk aplikasi untuk membuat animasi dengan action script sebagai bahasa programnya selain itu juga menggunakan program grafis seperti Coreldraw untuk aplikasi pembuatan user interface serta beberapa tombol yang ada pada program animasi yang akan dibuat.

Referensi