1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalimantan Timur merupakan provinsi terluas keempat di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam melimpah. Pengolahan sumber daya alam yang dikelola dengan baik menempatkan Kalimantan Timur sebagai provinsi dengan pendapatan tertinggi di Pulau Kalimantan. Hal ini tercermin dari proporsi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Provinsi Kalimantan Timur mencapai 69,96% dari total PDRB provinsi-provinsi di pulau Kalimantan dan merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke 6 di seluruh Indonesia pada tahun 2013.
Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat ini memberikan dampak terhadap demand (permintaan) kebutuhaan pembangunan infrastruktur guna mempermudah dan mempercepat proses yang menunjang kelancaran distribusi kegiatan ekonomi di Kalimantan Timur.
Pengadaan pembangunan infrastruktur tentunya menggunakan skala prioritas pada lokasi strategis pembangunan berdasarkan angka pendapatan tertinggi suatu daerah. Kota Samarinda dan Balikpapan merupakan lokasi strategis dalam pembangunan infrastruktur provinsi Kalimantan Timur. Pusat seluruh kegiatan pemerintahan provinsi terdapat di Samarinda yang merupakan ibukota provinsi dan Balikpapan sebagai pintu gerbang utama Kalimantan Timur dengan pendapatan per kapita tertinggi. Meningkatnya aktivitas ekonomi dan sosial membutuhkan prasarana jalan dengan kualitas tinggi yang dapat meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat dimana hal tersebut dijawab melalui penyediaan jalan tol yang menghubungkan kedua kota tersebut. Pembangunan jalan tol ini merupakan salah satu pembangunan pendukung pusat kegiatan Provinsi Kalimantan Timur yang cukup potensial untuk dikembangkan baik dari segi pertambangan, kehutanan, maupun perindustrian.
Jalan Tol Balikpapan Samarinda adalah rencana jalan tol di Provinsi Kalimantan Timur yang menghubungkan kota Balikpapan dan Samarinda sepanjang ± 99,35 km dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan.
2
Kondisi trase Jalan Tol Balikpapan Samarinda melintasi perbukitan, lembah, dan sungai alami yang mayoritas kondisi tanahnya merupakan tanah lunak. Tanah lunak (soft soil) dibagi menjadi dua tipe yaitu lempung lunak (soft clay) dan gambut (peat). Tanah lempung lunak mengandung mineral-mineral lempung dan kadar air tinggi, sementara tanah gambut merupakan jenis tanah yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan. Berdasarkan peta kondisi geoteknik di Indonesia, Kalimantan Timur adalah salah satu provinsi yang memiliki area tanah lempung lunak cukup banyak sebagaimana sesuai dengan Gambar 1.1 berikut.
Gambar 1. 1 Lokasi Tanah Gambut Jalan Trans Kalimantan Sumber: www.geosistem.co.id
Pembangunan infrastruktur di atas tanah lunak bersifat destruktif yang mengakibatkan kegagalan fatal. Perbaikan guna mengatasi penurunan yang terjadi harus dilakukan melalui penggunaan metode penanganan geoteknik pada tanah lunak. Ada beberapa alternatif metode penanganan tanah lunak tersebut antara lain pemasangan cerucuk galam, pemasangan minipile, pemasangan Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Prefabricated Horizontal Drain (PHD), serta piled slab. Cerucuk merupakan jenis pondasi tanah yang terbuat dari kayu biasanya diaplikasikan pada lahan gambut yang tanahnya berdaya dukung rendah dengan cara ditanam paling dalam 4-5 meter. Selain cerucuk, penanganan tanah lunak yang juga berfungsi sebagai pondasi adalah minipile dan piled slab dimana kedua material ini terbuat dari beton bertulang pracetak. Minipile mampu menembus kedalaman tanah lunak hingga 15 meter, sementara piled slab bisa ditanam pada
: Tanah Gambut : Tanah Lempung
: Batas Provinsi
3 tanah lunak dengan kedalaman lebih dari 20 meter. Adapun material tanam lainnya yang dapat membantu mempercepat proses pemampatan pada tanah lunak melalui penyerapan dan pengeluaran air menggunakan metode perbaikan tanah yakni Prefabricated Vertical Drain (PVD) yang dipasang secara vertikal dan Prefabricated Horizontal Drain (PHD) yang dipasang secara horizontal.
Berdasarkan permasalahan tanah lunak pada proyek pembangunan Jalan Tol Balikpapan Samarinda, penulis melakukan perencanaan di salah satu lokasi tepatnya di STA 23+450 sampai dengan STA 23+525 dengan merencanakan Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Prefabricated Horizontal Drain (PHD) sebagai metode penanganan geoteknik yang digunakan untuk mengatasi masalah tanah lunak pada lokasi tersebut. Penanganan ini diterapkan pada kondisi tanah yang memiliki kadar air yang tinggi sehingga air tersebut harus dikeluarkan dari dalam tanah. Pemasangan PVD dan PHD ini biasanya dapat dijangkau pada kedalaman tanah berkisar 15-30 meter untuk memompa air keluar agar tanah termampat dengan baik. Hasil akhir dari perencanaan ini ialah mendapatkan tinggi penurunan tanah (dalam meter) dan lama waktu pemampatan (dalam minggu) dengan diterapkannya pemasangan PVD dan PHD.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana analisis perhitungan yang digunakan untuk menentukan tinggi timbunan awal (Hinisial) dan tinggi timbunan akhir (Hakhir)?
2. Berapa lama waktu dan besar penurunan timbunan pada kondisi tanah dasar sebelum diberikan metode perbaikan tanah lunak?
3. Bagaimana perencanaan percepatan pemampatan tanah dengan menggunakan PVD dan PHD?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini antara lain sebagai berikut:
1. Menentukan tinggi timbunan awal (Hinisial) dan tinggi timbunan akhir (Hfinal) akibat adanya settlement.
2. Mengetahui lama waktu dan besar penurunan timbunan pada kondisi tanah dasar sebelum diberikan metode perbaikan tanah lunak.
4
3. Mengetahui percepatan pemampatan dengan menggunakan PVD dan PHD untuk perbaikan tanah lunak.
1.4 Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan nantinya akan memberikan banyak manfaat untuk berbagai pihak. Berikut manfaat dari penulisan ini antara lain sebagai berikut.
1. Mengetahui tinggi inisial timbunan dan tinggi final timbunan.
2. Mengetahui proses analisis perhitungan percepatan pemampatan dengan menggunakan metode PVD dan PHD.
3. Mengetahui lama penurunan serta tinggi penurunan tanah sebelum dan sesudah diterapkannya PVD dan PHD di lokasi STA 23+450 sampai dengan STA 23+525.
1.5 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari penulisan ini antara lain sebagai berikut.
1. Pembebanan yang hanya dipakai pada perhitungan perencanaan ini yaitu beban kendaraan dan beban perkerasan.
2. Metode perbaikan yang dipakai adalah PVD dan PHD.
3. Data tanah diambil pada lokasi STA 23+450 sampai dengan STA 23+525.
1.6 Lokasi Tinjauan
Lokasi tinjauan perencanaan pada lokasi STA 23+450 sampai dengan STA 23+525 dimana telah diketahui kedalaman tanah lunaknya sedalam 16,5 meter.
Adapun lokasi perencanaan terlihat pada Gambar 1.2 dan Gambar 1.3 berikut.
Gambar 1. 2 Lokasi Jalan Tol Balikpapan Samarinda Sumber: PT Jasamarga
5 Gambar 1. 3 Kondisi Eksisting STA 23+450 sampai dengan STA 23+525
Sumber: Dokumentasi 1.7 Kerangka Berpikir
Kerangka penelitian dalam tugas akhir ini menggunakan metode diagram kerangka berpikir penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 1.4.
Latar belakang
Kondisi trase Jalan Tol Balikpapan Samarinda melintasi perbukitan, lembah, dan sungai alami yang mayoritas kondisi tanahnya merupakan tanah lempung lunak (soft clay).
Tanah lempung lunak mengandung mineral-mineral lempung dan kadar air tinggi, sementara tanah gambut merupakan jenis tanah yang berasal dari sisa- sisa tumbuhan.
Adapun penanganan geoteknik yang paling sesuai untuk diterapkan pada kondisi tanah lunak berkadar air tinggi dengan menggunakan metode perbaikan tanah Prefabricated Vertical Drain (PVD) yang dipasang secara vertikal dan Prefabricated Horizontal Drain (PHD) yang dipasang secara horizontal.
Rumusan Masalah
Bagaimana analisis perhitungan yang digunakan untuk menentukan tinggi timbunan awal (Hinisial) dan tinggi timbunan akhir (Hakhir)?
Berapa lama waktu dan besar penurunan timbunan pada kondisi tanah dasar sebelum diberikan metode perbaikan tanah lunak?
Bagaimana perencanaan percepatan pemampatan tanah dengan menggunakan PVD dan PHD?
A
6
Gambar 1. 4 Diagram Kerangka Berpikir Penelitian.
Sasaran Mendapatkan tinggi penurunan tanah (dalam meter) dan lama waktu pemampatan (dalam minggu) dengan diterapkannya pemasangan PVD dan PHD.
Tujuan
Menentukan tinggi timbunan awal (Hinisial) dan tinggi timbunan akhir (Hfinal) akibat adanya settlement.
Mengetahui lama waktu dan besar penurunan timbunan pada kondisi tanah dasar sebelum diberikan metode perbaikan tanah lunak.
Mengetahui percepatan pemampatan dengan menggunakan PVD dan PHD untuk perbaikan tanah lunak.
A