• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 1 - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Usaha indonesia untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui beberapa program pemerintah salah satunya di bidang kesehatan dengan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. Salah satu penyakit menular yang belum dapat di tangani dengan tuntas yaitu penyakit kusta. Penyakit kusta merupakan penyakit menular yang masih menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat. Masalah yang timbul akibat penyakit tersebut selain dari segi medis juga berdampak pada masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan, dan, ketahanan nasional (Depkes, 2012).

Pemasalahan fisik penyakit kusta seperti timbulnya lesi pada kulit serta berdampak pada kecacatan fisik penderita kusta. Permasalahan psikologi yang di timbulkan oleh penyakit kusta dapat mengganggu intraksi sosial penderita kusta dengan masyarakat karena adanya stigma negatif di masyarakat. Begitu pula permasalahan sosial yang muncul akibat kurangnya pengetahuan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit kusta serta kurangnya informasi dalam bentuk konseling yang menyebabkan penderita menjauh dari masyarakat (Susanto, 2010).

Menurut Rahayu (2012) masalah psikososial akibat penyakit kusta bukan hanya di rasakan oleh penderita kusta akan tetapi juga di rasakan oleh keluarga seperti perasaan malu dan takut akan terjadinya kecacatan fisik, ketakutan akan penerimaan yang kurang baik oleh keluarga dan masyarakat, dan tindakan

(2)

keluarga seperti menyebuyikan penyakit yang di derita oleh penderita kusta atau bahkan mengasingkan penderita kusta.

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2011), bahwa stigma negatif di masyarakat menyebabkan penderita kusta menyembunyikan diri sehingga tidak mendapat pengobatan secara dini, dan mendapatkan perlakuan distriminasi sehingga menimbulkan dampak pisikologis yang besar dalam dirinya. Intervensi yang dimaksudkan untuk memahami, mengakui, membantu emosi, pikiran, dan perilaku yang muncul pada penderita kusta atau keluarga terhadap stigma tersebut dengan konseling. Enhanced Global Strategy for Further Reducing the Disease Burden due to Leprosy 2010-2015 menekankan pentingnya konseling sebagai bagian dari program penatalaksanaan bagi pasien kusta yang komprehensif (Ri, Jenderal, Penyakit, & Lingkungan, 2011)

Intervensi konseling pada individu dengan diagnosis kusta merupakan program pengendalian kusta khususnya pada tingkat puskesmas. Diharapkan dengan konseling tersebut penderita kusta dapat memahami dan memperjelas pandangan hidupnya sehingga dapat membuat keputusan untuk dirinya sediri dengan mempertimbanghakan semua pilihan yang ada. Konseling kepada penderita kusta akan dapat meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri, meningkatkan penerimaan diri dan situasi yang mereka alami, menambah kejelasan tentang masalah serta meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri penderita kusta.

(3)

Berdasarkan data studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada hari Selasa, 28 Desember 2016, di Puskesmas Grati pada tahun 2015 jumlah penderita kusta 42 orang, dan pada tahun 2016 jumlah penderita kusta mengalami penurunan. Data terakhir bulan Desember 2016 didapatkan jumlah penderita kusta sebanyak 24. Di puskesmas grati terdapat program untuk penyakit kusta yaitu program KPD (Kelompok Perawatan Diri) program tersebut berupa pendidikan kesehatan, pemeriksaan rutin penderita kusta serta pemberian lapangan kerja.

Program tersebut dilakukan di beberapa desa yang mempunyai angka kejadian kusta terbanyak dan dilakukan setiap bulannya.

Dari data tersebut di atas peneliti ingin melakukan penelitian adanya pengaruh pemberian konseling terhadap harga diri penderita kusta dengan judul

Gambaran Pengaruh Konseling pada Penderita Kusta yang Mengalami Harga Diri Rendah di Puskesmas Grati di Desa Plososari”

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana Pengaruh Konseling pada Penderita Kusta yang Mengalami Harga Diri Rendah di Puskesmas Grati di Desa Plososari?

1.3. TUJUAN

Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengaruh Konseling pada Penderita Kusta yang Mengalami Harga Diri Rendah di Puskesmas Grati di Desa Plososari.

(4)

1.4. MANFAAT PENELITIAN 1.4.1. Bagi Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti dapat memperoleh pengalaman dalam pelaksaan aplikasi riset keperawatan, khususnya bidang keperawatan komunitas tentang studi kasus gambaran pengaruh konseling pada penderita kusta yang mengalami harga diri rendah.

1.4.2. Bagi Subyek Penelitian

Mengetahui dampak positif dari pentingnya konseling dalam meningkatkan harga diri pasien kusta. Sehingga pasien dapat melakukan aktifitas seperti biasa tanpa merasa harga dirinya rendah.

1.4.3 Bagi Instansi Kesehatan Puskesmas

Sebagai upaya untuk meningkatkan harga diri penderita kusta, serta memberikan edukasi dan advokasi pada penderita kusta untuk meningkatkan penggunaan pelayanan kesehatan.

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai informasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengaruh konseling pada penderita kusta yang mengalami harga diri rendah di Puskesmas Grati di Desa Plososari.

Referensi

Dokumen terkait

Melihat fenomena yang terjadi mengenai persepsi masyarakat terutama remaja tentang penularan dan penyebaran HIV/AIDS, maka peneliti melakukan kajian lebih lanjut dengan judul “Gambaran

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian tentang “ gambaran dukungan keluarga tentang perawatan penderita gangguan jiwa waham kebesaran pada keluarga

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemberian konseling gizi dan ekstra putih telur terhadap pengetahuan dan kadar albumin

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih dalam dengan kasus jenis kusta yang sama bukan dua jenis kasus kusta seperti dalam penelitian

Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh konseling gizi dengan menggunakan media Aplikasi “Anak Tumbuh Sehat” terhadap perubahan Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Stunting Tentang Pemberian

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka peneliti ingin mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian ASI Ibu Menyusui Pada

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengambil judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Santri Tentang Hand Hygiene Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan di

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu dengan anak balita stunting antara sebelum dan sesudah pemberian pesan melalui media