• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 ( Pusat Sejarah Dan Budaya Dibanyuwangi )

N/A
N/A
wahyu aji saputro

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 1 ( Pusat Sejarah Dan Budaya Dibanyuwangi )"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyuwangi merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Jawa Timur.Lokasinya berada di Pulau Jawa paling timur,Letaknya yang dekat dengan Pulau Bali membuat Banyuwangi menjadi penghubung yang sering digunakan wisatawan.Di Banyuwangi merupakan pelabuhan Ketapang yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali.Kekayaan alam, budaya, dan adat istiadatnya pun turut membawa banyuwangi ke masyarakat.Dengan potensi tersebut, maka perkembangan pariwisata di Banyuwangi bisa menjadi faktor penting penunjang perkembangan wilayah ini. Pemerintah daerah setempat sedang mengembangkan potensi besar untuk lebih memajukan kota banyuwangi, khususnya potensi budaya dan pariwisatanya. Sangat disayangkan jika masyarakat kurang mengenal dan mengetahui lebih jelas bagaimana proses dari unsur-unsur tersebut tumbuh hingga menjadi seperti sekarang dan untukmengenal tempat-tempat wisata yang sebelumnya jarang diketahui, terlebih lagi untuk wisatawan luar yang ingin mengetahui budaya dari kota Banyuwangi. (JURNAL INTRA Vol. 5, No.2,703)

Sekda Banyuwangi Mujiono mengatakan, menyusul kunjungan dan restu Jendral Dudung, Pemerintahan Bupati Banyuwangi akan bekerja sama dengan berbagai pihak secepatnya untuk merestorasi Asrama Ingrisan yang akan menjadi destinasi wisata sejarah di Banyuwangi. Pemerintahan Bupati Banyuwangi juga akan mengajukan permohonan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk pemugaran bangunan yang berusia hampir dua setengah abad itu.

(https://www.rri.co.id/jember/daerah/334655/banyuwangi)

(2)

Asrama Inggrisan rencananya akan menjadi destinasi wisata sejarah.

Ada pula rencana membangun museum agar kawasan tersebut tidak hanya bisa menjadi destinasi wisata namun juga bisa menjadi sumber penelitian sejarah. British Dormitory juga akan diintegrasikan dengan bangunan bersejarah lainnya untuk menciptakan ekosistem wisata sejarah yang terintegrasi.

(https://www.rri.co.id/jember/daerah/334655/banyuwangi)

Sejarah kawasan ini menjadikannya daya tarik penting, tidak hanya bagi penduduk setempat tetapi juga bagi pejabat, sejarawan, dan wisatawan yang tertarik dengan sejarah dan budaya Indonesia. Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini mempunyai banyak tempat wisata, baik alam maupun budaya. Banyuwangi sendiri mempunyai sejarah panjang yang tidak bisa dipisahkan dari Kerajaan Blambangan.

Dilansir dari "Banyuwangi dalam Mosaik 2" yang disusun oleh komunitas pecinta sejarah Blambangan, Banyuwangi pernah berada di wilayah Kerajaan Blambangan. Blambangan konon merupakan sebuah kerajaan yang terletak di ujung timur Pulau Jawa. Daerah tersebut awalnya tercatat sebagai provinsi Kerajaan Majapahit.

Persoalan desain utama yang diangkat dalam perancangan Pusat Sejarah dan Budaya adalah yang Edukatif.Permasalahan Edukatif ini diketahui dari hasil survey (kuesioner) yang penulis lakukan pada tanggal 18 Oktober 2023 dengan judul “Pusat Sejarah dan Budaya Yang Edukatif akan merancang Perancangan Pusat Berbasis Sejarah dan Budaya Permasalahan yang pernah dilaporkan mengenai Gedung Museum Blambangan di banyuwangi dan Museum Rumah adat bali”. Dari hasil survei yang dilakukan, hasil kajian evaluasi menyimpulkan bahwa permasalahan yang dilaporkan oleh pekerja dan pengunjung pada Gedung Museum Blambangan dan Museum Rumah Adat adalah sebagai berikut: terkait dengan kenyamanan area kerja dan Kekurangan fasilitas Edukatif, diantaranya Kawasan pameran sejarah dan

(3)

budaya di Banyuwangi, serta museum rumah adat, juga menghadapi permasalahan yang sama. (Kusioner Terlampir)

Gambar 1.1 Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 1.2 Sumber: Dokumen Pribadi

Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua bangunan tersebut memiliki permasalahan yang sama yaitu terkait sarana dan prasarana edukatif bagi karyawan dan pengunjung. Sehingga untuk mengatasi permasalahantersebut terpilihlah konsep Pusat Sejarah dan Budaya Yang Edukatif. Dengan harapan akan menjadi tempat untuk melakukan kegiatan pengetahuan dan pembelajaran sejarah dan budayayang nyaman, dengan mempertimbangkan pengadaan untuk karyawan dan pengunjung.Kesimpulan

(4)

yang dapat ditarik berdasarkan masalah serta potensi diatas adalah, perlu adanya Pusat Sejarah dan Budaya Yang Edukatif Di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual untuk mendorong potensi anak'' muda dibanyuwangi supaya mengerti akan sejarah dan budaya,dengan konsep pendekatan desain yang mendukung

Dengan menggunakan Arsitektur Kontekstual karena memiliki kaitan dengan lingkungan sekitar. Pada dasarnya konsep kontekstual memiliki tiga hal yang saling berkaitan, hal tersebut adalah kegiatan, lingkungan dan visual.

Arsitektur kontekstual merupakan suatu perencanaan dan perancangan arsitektur, yang memperhatikan permasalahan visual antar bangunan dengan nuansa lingkungan yang ada di sekitarnya, dan studi terhadap keserasian antar bangunan yang berbeda gaya arsitektur dan berbeda zaman dalam lokasi yang berdekatan

1.2 Permasalahan dan Persoalan

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masalah yang dikemukakan akan dijabarkan kedalam dua aspek yaitu permasalahan dan persoalan, sebagaimana diuraikan dibawah ini :

1.2.1 Permasalahan

Bagaimana merencanakan dan merancang Pusat Sejarah dan Budaya Di Banyuwangi yang Edukatif Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual ? 1.2.2 Persoalan

Persoalan- persoalan terkait Pusat Sejarah dan Budaya Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual adalah:

1. Mendapatkan konsep lokasi bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual 2. Mendapatkan konsep tapak yang sesuai untuk bangunan Pusat Sejarah

Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

(5)

3. Mendapatkan konsep pengolahan tapak mengenai pencapaian, orientasi, titik tangkap, kebisingan, matahari, angin dan hujan pada bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

4. Mendapatkan konsep program ruang, hubungan ruang, organisasi ruang, sirkulasi ruang, dan persyaratan ruang pada bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

5. Mendapatkan bentuk massa bangunan Pusat Industri Kreatif yang rekreatif, menarik dan nyaman bagi karyawan maupun pengunjung.

6. Mendapatkan konsep bentuk dasar massa pada bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

7. Mendapatkan konsep gubahan massa pada bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

8. Mendapatkan konsep penampilan bangunan pada bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

9. Mendapatkan konsep struktur dan konstruksi pada bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

10. Mendapatkan konsep utilitas pada bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual 1.3 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran yang akan dicapai sebagai berikut : 1.3.1 Tujuan

(6)

Menyusun dan mewujudkan konsep perencanaan dan perancangan Pusat Sejarah dan Budaya yang Edukatif di Kota Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

1.3.2 Sasaran

Sasaran dari perencanaan dan perancangan Pusat Sejarah dan Budaya Banyuwangi yang Edukatif Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual diantaranya adalah :

1. Mendapatkan konsep lokasi bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual 2. Mendapatkan konsep tapak yang sesuai untuk bangunan Pusat Sejarah

Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

3. Mendapatkan konsep pengolahan tapak mengenai pencapaian, orientasi, titik tangkap, kebisingan, matahari, angin dan hujan pada bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

4. Mendapatkan konsep program ruang, hubungan ruang, organisasi ruang, sirkulasi ruang, dan persyaratan ruang pada bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

5. Mendapatkan bentuk massa bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang edukatif, menarik dan nyaman bagi karyawan maupun pengunjung.

6. Mendapatkan konsep bentuk dasar massa pada bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

(7)

7. Mendapatkan konsep gubahan massa pada bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

8. Mendapatkan konsep penampilan bangunan pada bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

9. Mendapatkan konsep struktur dan konstruksi pada Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

10. Mendapatkan konsep utilitas pada bangunan Pusat Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

1.4 Manfaat

Sebagai wadah bagi masyarakat berpariwisata, mengenal, serta mempelajari sejarah dan budaya Banyuwangi dengan pendekatan arsitektur kontekstual yang mengintegrasikan bangunan kuno dengan bangunan baru yang menyediakan ruang berekspresi, pariwisata dan peningkatan ekonomi bagi masyarakat setempat.

1.5 Batasan dan Lingkup Pembahasan 1.5.1 Batasan Pembahasan

Pembahasan lebih ditekankan pada permasalahan yang ada dengan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam perencanaan dan perancangan Pusat Sejarah dan Budaya Banyuwangi dengan kesesuaian terhadap disiplin ilmu arsitektur, sedang pembahasan diluar disiplin ilmu arsitektur tidak dibahas secara terperinci dan mendalam karena titik berat pembahasan terdapat pada segi arsitekturnya.

a) Pusat

(8)

Pusat dapat diartikan sebagai inti, ruang utama, pokok, pangkal, atau yang menjadi tumpuan dan bersifat mengumpulkan (Poerwadarminta).

Dalam Bahasa Inggris, pusat berarti centre diartikan “ a place at which an activity or complex of activities is carried”, yang diartikan sebagai titik poin yang menjadi tempat tujuan yang menarik bagi banyak orang untuk menuju tempat tersebut. (dikutip dari e- journal.uajy.ac.id)

b) Sejarah

Sejarah berasal dari bahasa Arab syajara berarti terjadi syajarah berarti pohon silsilah, syajarah an-nasab berarti pohon silsilah:

bahasa Inggris history, bahasa Latin dan Yunani historia, dari bahasa Yunani histor atau istor berarti orang pandai. Sejarah juga memiliki pengertian secara negatif, seperti sejarah bukan mitos, sejarah bukan filsafat, sejarah bukan sastra. Namun sejarah juga memiliki pengertian positif seperti sejarah ilmu tentang manusia, sejarah ilmu tentang waktu, sejarah ilmu yang mempunyai makna social. Jadi, definisi sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. Yakni apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan dan dialami oleh orang. Sejarah juga memiliki definisi lain, Sejarah adalah ilmu yang mandiri. Mandiri, artinya mempunyai filsafat ilmu sendiri, permasalahan sendiri, dan penjelasan sendiri. (Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah . (Historical Explanation) (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008) hlm 2.)

c) Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal- hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia, dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan dapat diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani, kata culture juga kadang sering diterjemahkan sebagai “Kultur” dalam bahasa Indonesia.

(9)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kuntjaraningrat bahwa

“kebudayaan” berasal dari kata sansekerta buddhayah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal, sehingga menurutnya kebudayaan dapat diartikan sebagai hal- hal yang bersangkutan dengan budi dan akal, ada juga yang berpendapat sebagai suatu perkembangan dari majemuk budi- daya yang artinya daya dari budi atau kekuatan dari akal. Kuntjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan mempunyai paling sedikit tiga wujud, yaitu pertama sebagai suatu ide, gaagsan, nilai- nilai norma- norma peraturan dan sebagainya, kedua sebagai suatu aktifitas kelakuan berpola dari manusia dalam sebuah komunitas masyarakat, ketiga benda- benda hasil karya manusia. Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hal 9.

d) Pengertian Edukatif

Bersifat mendidik atau berkenaan dengan pendidikan (Departement Pendidikan Nasional, 2008, h. 542). Sedangkan menurut istilah edukatif adalah suatu kegiatan yang bersifat mendidik, membina, memberikan latihan, dan pengajaran (Sujarwati, 2005, h. 25).

e) Arsitektur Kontekstual

Arsitektur kontekstual menekankan bahwa sebuah bangunan harus mempunyai kaitan dengan lingkungan (bangunan yang berada di sekitarnya).

Keterkaitan tersebut dapat dibentuk melalui proses menghidupkan kembali nafas spesifik yang ada dalam lingkungan (bangunan lama) ke dalam bangunan yang setelahnya. Dalam pemikiran kontekstual, kehadiran bentuk bangunan bukan secara spontan, tetapi berdasarkan bentuk yang telah diakui oleh masyarakat sekelilingnya. Prinsip ini mencakup pengertian bahwa kehadiran suatu bentuk merupakan pengembangan atau variasi dari suatu kondisi yang telah mapan sebelumnya.

(10)

Secara garis besar pengertian dari arsitektur kontekstual adalah sebuah metode pendekatan perancangan arsitektur, dimana rancangan akan diwujudkan dengan adanya kesinambungan dengan lingkungan sekitarnya.

(Eric Christianto Hartoro, Bab V Kajian Teori Arsitektur Kontekstual, LTP Repository.unika.ac.id)

Merujuk pada pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Pusat Sejarah dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi ialah tempat yang akan digunakan untuk mengembangkan dan meningkatkan wawasan anak- anak muda dan masyarakat lokal maupun non lokal di Banyuwangi melalui Pusat Sejarah dan Budaya yang Edukatif dengan konsep pendekatan desain yang mendukung bangunan bersifat mendidik, membina, dan memberikan pengajaran sejarah dan budaya yang ada di Banyuwangi.

1.5.2 Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan tidak menutup kemungkinan terdapat pertimbangan lain diluar aspek perencanaan dan perancangan Pusat Sejarah dan Budaya Banyuwangi yang nantinya mampu menampung kebutuhan rekreasi, edukasi dan ekonomi masyarakat dengan memperkenalkan budaya dan sejarah Banyuwangi serta aspek arsitektur khas indonesia dengan mempertimbangkan faktor sejarah, budaya, psikologi, geografi,, faktor fisik dan non fisik, tata ruang perkotaan, keamanan dan kenyamanan serta faktor- faktor pendukung lain yang mendukung perencanaan dan pembangunan Pusat Sejarah dan Budaya Banyuwangi.

1.6 Sistematika Pembahasan

BAB I : PENDAHULUAN

(11)

Menguraikan latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, manfaat, batasan dan lingkup pembahasan, metode pembahasan, kajian pustaka serta sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Menguraikan landasan teori/tinjauan pustaka Pusat Sejarah Dan Budayayang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB III : METODE PENELITIAN

Menguraikan tentang data/kompilasi data serta tinjauan lokasi secara khusus pada perencanaan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB IV : ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menguraikan tentang analisis dan konsep perencanaan dan

perancangan sistem bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB V : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menguraikan hasil dari analisa yang akan menjadi konsep

perencanaan dan perancangan bangunan Pusat Sejarah Dan Budaya yang Edukatif di Banyuwangi Dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

Referensi

Dokumen terkait

Glossary hapü sub- tribe, clan hau wind, breeze, breath, vital essence, vitality of human life hauwai damp; type of healing known as body sauna hinengaro mind, intellect hui

"Design and Performance Analysis of Three Phase Solar PV integrated UPQC", IEEE Transactions on Industry Applications, 2017 Crossref ijedr.org Internet ijirset.com Internet