1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor industri seperti kebanyakan pengalaman di negara maju memiliki potensi besar sebagai sektor tulang punggung perekonomian dan mengalami perkembangan yang sangat cepat dengan menggunakan teknologi yang semakin canggih dan maju. Untuk meningkatan produktivitas sektor industri, maka diperlukan upaya dalam rangka mendukung perkembangan sektor industri (Yunanto, 2016). Hal ini mengingat bahwa sektor industri memegang peranan yang sangat besar dalam perekonomian negara. Adapun salah satu sektor industri yang berperan besar yakni Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan industri yang dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang singnifikan. Industri Kecil dan Menengah (IKM) dinilai mampu mengurangi angka pengangguran. Melihat fakta lapangan pekerjaan yang semakin terbatas dengan jumlah tenaga kerja yang belum terserap terus bertambah. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, tercatat Industri Kecil dan Menengah (IKM) saat ini mencapai 4,41 juta unit usaha. Banyaknya jumlah Industri Kecil dan Menengah (IKM) dinilai mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 15,64 juta orang (Kemenperin, 2019). Sehingga sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Selain itu, keberadaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) meningkatkan pertumbuhan Produk Dosmetik Regional Bruto (PDRB) dengan produk industri unggulan yang dimiliki tiap daerah (Sutiyo & Kusumastuti, 2021). Para pelaku usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) tidak hanya menghasilkan satu produk yang sama melainkan menghasilkan produk unggulan yang beragam sehingga mampu mengisi wilayah pasar yang luas, baik pasar nasional maupun pasar internasional (Mu'ammal, Yuliati, & Mursidi, 2022). Industri Kecil dan Menengah (IKM) menjadi terobosan penopang perekonomian Indonesia di tengah–tengah masyarakat guna mencapai kesejahteraan hidup yang lebih baik, tidak terkecuali industri kerupuk ikan.
Kerupuk ikan menjadi salah satu industri yang menjanjikan di masa yang akan datang bagi pertumbuhan perekonomian. Kerupuk juga termasuk kedalam jenis produk industri yang mempunyai potensi baik. Kerupuk ikan merupakan industri makanan yang terbuat dari adonan tepung dan ikan. Kerupuk ikan yang berkualitas bergantung pada komposisi banyaknya ikan yang digunakan saat proses pembuatan. Semakin banyak jumlah ikan yang digunakan dalam kerupuk maka semakin baik kualitasnya (Wahyono & Marzuki, 2010).
Kabupaten Bintan merupakan salah satu daerah yang masih mengembangkan wilayahnya melalui potensi unggulan yang dimiliki yakni kelautan dan perikanan.
Hal inilah yang membuat sebagian besar masyarakat Kabupaten Bintan tertarik untuk mengelola hasil laut menjadi kerupuk ikan. Usaha kerupuk ikan menjadi fokus Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kabupaten Bintan, khususnya Kelurahan Sei Lekop. Produksi kerupuk ikan yang berada di Sei Lekop semakin
digencarkan oleh Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bintan. Hal ini dapat dilihat dari total pelaku usaha kerupuk yang berada di Kelurahan Sei Lekop.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti bersama Kepala Bidang Perindustrian yaitu Ibu Dian Erfanita pada tanggal 27 Februari 2023 didapatkan data pelaku usaha yang berada di Sentra Kerupuk Ikan Sei Lekop. Pada tahun 2019, Sentra Kerupuk Sei Lekop memiliki 47 pelaku usaha. Sedangkan pada tahun 2020 hingga 2023 terdapat penambahan pelaku usaha menjadi 52 pelaku usaha kerupuk ikan. Selain penambahan pelaku usaha, terjadi peningkatan jumlah produksi kerupuk ikan. Hal ini dapat dilihat pada jumlah produksi kerupuk ikan pada tahun 2019 sebesar 7.335 Kg dengan omset mencapai Rp 366.750.000.000. Sedangkan pada tahun 2020 hingga 2023, jumlah produksi kerupuk ikan sebesar 10, 956 Kg dengan omset mencapai Rp 548.250.000.000
Tingginya minat masyarakat terhadap kerupuk ikan ditandai dengan permintaan akan kerupuk ikan yang cukup tinggi sehingga mendorong Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bintan berupaya untuk melakukan pemerataan pembangunan dan revetalisasi sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) salah satunya di Kelurahan Sei Lekop. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian, pada Pasal 14 yang menyebutkan peran Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dalam melakukan percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui perwilayahan industri. Perwilayahan yang dimaksud dapat dilaksanakan melalui pengembangan
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri, pengembangan Kawasan Peruntukan Industri, pembangunan Kawasan Industri dan pengembangan Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Selain itu, Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bintan juga memberikan bantuan kepada pelaku usaha kerupuk ikan yang berada di Kelurahan Sei Lekop. Rincian bantuan kepada pelaku usaha kerupuk ikan dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1. 1 Bantuan Pelaku Usaha Kerupuk Ikan Di Kelurahan Sei Lekop No Jenis Barang Satuan Ukuran Kuantitas
1. Alat Pengadon Mixer Besar Unit 50
2. Dandang Besar Unit 50
3. Kulkas Dua Pintu Unit 50
4. Mesin Pemotong Kerupuk Unit 50
5. Mesin Penggiling Ikan Unit 50
6. Oven Pengering Kerupuk Unit 50
7. Rak Pengering Kerupuk Unit 50
8. Timbangan Digital Unit 50
9. Tungku Unit 50
Sumber: Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bintan, (telah diolah kembali).
Berdasarkan tabel diatas, anggaran yang didapatkan untuk bantuan mesin sebesar Rp 4.143.833.000 miliar dengan realisasi sebesar Rp 3.973.800.000 miliar.
Sedangkan untuk anggaran revitalisasi rumah produksi sebesar Rp 6.717.980.325 dengan realisasi sebesar Rp 6.712.375.000 miliar.
Sentra industri kerupuk ikan merupakan salah satu program pemulihan ekonomi Nasional dari Kementerian Perindustrian melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bintan. Program sentra industri kerupuk ikan yang sudah berjalan sejak tahun 2019 ini bersumber dari Dana
Alokasi Khusus (DAK) bidang Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang ada di Bintan. Sentra industri kerupuk ikan di Kelurahan Sei Lekop sesuai dengan proyeksi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bintan yang berada di Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) untuk pembangunan industri maritim (pengutamaan kelautan dan perikanan) sehingga keberadaan sentra industri kerupuk ikan di Kelurahan Sei Lekop dapat ditingkatkan setelah dibangunnya sentra industri. Sentra industri kerupuk ikan di Kelurahan Sei Lekop terbentuk dari beberapa Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan pelaku Industri Kecil Dan Menengah (IKM). Adapun sentra industri di Kabupaten Bintan sebagai berikut:
Tabel 1. 2 Sentra Industri Di Kabupaten Bintan No Nama Sentra Jenis Komoditi dan Lokasi 1. Sentra Industri
Kerupuk
Jenis Komoditi: Ikan Lokasi:
- Kelurahan Sei Lekop, Kecamatan Bintan Timur - Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang - Desa Busung, Kecamatan Seri Kuala Lobam - Seluruh Desa Se Kecamatan Matang
- Seluruh Desa Se Kecamatan Tambelan 2. Sentra Industri
Aneka Olahan Ikan
Jenis Komoditi: Olahan Ikan dan Hasil Laut Lokasi:
- Kelurahan Sei Enam, Kecamatan Bintan Timur - Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang - Desa Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang - Desa Kelong, Kecamatan Bintan Pesisir - Desa Dendun, Kecamatan Mantang - Seluruh Desa Se Kecamatan Tambelan 3. Sentra Industri
Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki
Jenis Komoditi: Pakaian, Alas Kaki
Lokasi: Kelurahan Sei Lekop, Kecamatan Bintan Timur Jenis Komoditi: Pakaian dan Tas
Lokasi: Kecamatan Bintan Utara
Jenis Komoditi: Pakaian Jadi, Tas, dan Tanjak
Lokasi: Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur
No Nama Sentra Jenis Komoditi dan Lokasi 4. Sentra Industri
Makanan dan Minuman
Jenis Komoditi: Otak-Otak Lokasi:
- Kelurahan Sei Enam, Kecamatan Bintan Timur - Kelurahan Kawal, Kecamatan Gunung Kijang - Desa Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang Jenis Komoditi: Keripik Ubi Jalar/Kayu/Pisang Lokasi:
- Kecamatan Gunung Kijang - Kecamatan Bintan Utara - Kecamatan Teluk Bintan - Kecamatan Bintan Timur Jenis Komoditi: Tahu dan Tempe
Lokasi: Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur
Jenis Komoditi: Olahan Salak
Lokasi: Desa Lancang Kuning, Kecamatan Bintan Utara Jenis Komoditi: Sirup dan Jus Buah
Lokasi: Desa Toapaya, Kecamatan Toapaya 5. Sentra Industri
Farmasi, Kosmetik, dan Alat Kesehatan
Jenis Komoditi: Virgin Coconut Oil (VCO) Lokasi:
- Desa Berakit, Kecamatan Teluk Sebong - Desa Pengundang, Kecamatan Teluk Sebong Jenis Komoditi: Madu
Lokasi:
- Kecamatan Bintan Utara - Kecamatan Teluk Sebong 6. Sentra Industri
Kerajinan
Jenis Komoditi: Kerang-Kerangan
Lokasi: Kelurahan Tanjung Uban Utara, Kecamatan Bintan Utara
Jenis Komoditi: Kain Tenun dan Batik
Lokasi: Kelurahan Tanjung Uban Utara, Kecamatan Bintan Utara
Jenis Komoditi: Anyaman, Lidi, dan Batok Kelapa Lokasi: Desa Teluk Bakau, Kecamatan Gunung Kijang Jenis Komoditi: Tulang Ikan
Lokasi: Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur
Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Miko, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bintan (telah diolah kembali).
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Kabupaten Bintan mempunyai enam jenis sentra industri dengan jenis komoditi dan lokasi yang berbeda-beda. Pada sentra industri kerupuk dan sentra industri aneka olahan ikan memiliki satu jenis komoditi.
Selain itu, pada sentra industri tekstil, kulit, dan alas kaki memiliki tiga jenis komoditi. Sedangkan pada sentra industri makanan dan minumam memiliki lima jenis komoditi. Sementara pada sentra industri farmasi, kosmetik, dan alat kesehatan memiliki dua jenis komoditi. Terakhir sentra industri kerajinan memiliki empat jenis komoditi.
Berdasarkan hasil wawancara pra penelitian yang dilakukan peneliti pada tanggal 30 Desember 2022 bersama dengan Ibu Dian Erfanita selaku Kabid Perindustrian Kabupaten Bintan, menyebutkan bahwa pada sentra industri kerupuk ikan di Kelurahan Sei Lekop mempunyai tiga masalah.
Permasalahan pertama yaitu terkait dengan keterbatasan tempat penyimpanan (cool storage/cooling box) disaat bahan baku ikan sedang berlimpah dengan harga yang murah. Salah satu sarana yang harus dimiliki oleh pelaku usaha kerupuk ikan di Kelurahan Sei Lekop adalah cool storage/cooling box. Hal ini dikarenakan cool storage/cooling box berfungsi untuk menjaga mutu komoditas bahan baku pembuatan kerupuk yaitu ikan dimana produksi perikanan yang bersifat musiman.
Sedangkan industri kerupuk ikan membutuhkan pasokan bahan baku secara terus- menerus sehingga diperlukan cool storage/cooling box sebagai fasilitas penyimpanan. Penggunaan cool storage/cooling box dapat memperpanjang umur komoditas perikanan sampai beberapa bulan.
Permasalahan kedua yaitu tempat penjemuran yang masih terbatas. Hal ini menyebabkan jalan yang seharusnya menjadi tempat lalu lintas berubah menjadi tempat penjemuran kerupuk. Penjemuran kerupuk ikan di jalan juga menyebabkan kerupuk mudah terkontaminasi oleh debu, kotoran, dan polusi kendaraan sehingga kerupuk menjadi tidak higienis dan menurunkan kualitas kerupuk ikan yang diproduksi.
Permasalahan ketiga yaitu masih kurangnya tenaga kerja dalam memproduksi kerupuk ikan. Banyaknya permintaan pasar terhadap kerupuk ikan, diiringi dengan kurangnya tenaga kerja saat memproduksi kerupuk ikan menyebabkan pelaku usaha kewalahan dalam melayani permintaan pasar. Selain itu dalam satu rumah produksi, pelaku usaha memproduksi kerupuk ikan sebanyak 1 ton tiap bulannya. Sedangkan dalam satu rumah produksi tersebut hanya terdiri dari satu atau dua orang pekerja.
Melihat permasalahan tersebut, Pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bintan perlu melakukan penanganan melalui program sentra industri kerupuk ikan yang berada di Kelurahan Sei Lekop. Jika permasalahan tersebut tidak segera ditangani maka akan menghambat pelaku usaha dalam melakukan produksi kerupuk ikan. Hal ini dikarenakan permintaan pasar terhadap kerupuk ikan cukup tinggi dan industri kerupuk ikan merupakan salah satu industri yang menjanjikan untuk saat ini.
Adapun alasan peneliti tertarik untuk meneliti topik sentra industri kerupuk ikan di Kelurahan Sei Lekop dikarenakan sentra industri kerupuk ikan baru ada satu di Kelurahan Sei Lekop dan pelaku usaha berada dalam satu lokasi dan memiliki usaha yang sama yakni kerupuk ikan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri Pasal 1 Ayat 8 yang menyebutkan bahwa sentra Indusri Kecil dan Menengah (IKM) adalah sekelompok Industri Kecil danMenengah (IKM) dalam satu lokasi/tempat yang terdiri dari paling sedikit 5 (lima) unit usaha yang menghasilkan produk sejenis, menggunakan bahan baku sejenis, dan/atau melakukan proses produksi yang sama.
Dari beberapa fenomena masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Program Sentra Industri Kerupuk Ikan Di Kelurahan Sei Lekop Kecamatan Bintan Timur Oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Bintan.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang akan diteliti oleh penulis yaitu ”Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Program Sentra Industri Kerupuk Ikan Di Kelurahan Sei Lekop Kecamatan Bintan Timur Oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Bintan ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengevaluasi Pelaksanaan Program Sentra Industri Kerupuk Ikan Di Kelurahan Sei Lekop Kecamatan Bintan Timur Oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Bintan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan memiliki manfaat baik manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan keilmuan khususnya di bidang Ilmu Administrasi Negara mengenai Evaluasi Pelaksanaan Program Sentra Industri Kerupuk Ikan Di Kelurahan Sei Lekop Kecamatan Bintan Timur Oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Bintan, juga diharapkan dapat sebagai pemahaman dan pembelajaran bagi mahasiswa lain dalam mencermati suatu pelaksanaan program pemerintah.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan atau referensi bagi pembuat kebijakan dalam menentukan arah program Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan khususnya Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan terkait pelaksanaan program sentra industri kerupuk ikan di Kelurahan Sei Lekop sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta dapat memberikan dampak secara berkelanjutan.