1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam konteks sistem pemerintahan Negara Indonesia terdapat beberapa daerah di Indonesia yaitu daerah-daerah kecil dan daerah-daerah besar. Dimana dalam bentuk dan susunan pemerintah, yang kecil atau rendah itu adalah desa atau kelurahan. Pemerintahan desa ini merupakan lembaga pemerintah yang berada di bawah pemerintah kabupaten yang berhubungan dan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Oleh karna itu, sistem dan mekanisme dalam penyelenggaraan pemerintah daerah sangat didukung dengan adanya pemerintahan desa. Dalam undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa, menjelaskan bahwa Pemerintahan Desa dan masyarakat desa memiliki hak untuk melaksanakan bersama-sama membangun desa dengan semangat gotong royong serta memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam desa yang ada, untuk tercapai dan meningkanya kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia (Ratri, 2021).
Dengan demikian, hal ini merupakan langkah rintisan pemerintah dalam memberikan perluasan kewenangan untuk mempercepat penyelenggaraan pemerintahan menuju good governance, dan terutama kesempatan bagi pemerintah desa untuk mengatur dan menyelenggarakan pemerintahannya sendiri (Khairul, 2022). Dasar hukum Pelaksanaan Musrenbang diatur dalam undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Secara teknis
pelaksanaannya di atur dalam Peraturan Mentri Dalam Negri Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pembangunan Desa, pada pasal 1 di jelaskan bahwa Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang Desa) adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa untuk menetapkan priorotas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang di danai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBD Desa), Alokasi Anggaran Desa (ADD), Swadaya Masyarakat Desa, dan/atau Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kota.
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu Musrenbang Tingkat Desa/Kelurahan, Musrenbang Tingkat Kecamatan, Musrenbang Tingkat Kabupaten/Kota, Musrenbang Tingkat Provinsi dan Musrenbang Tingkat Nasional. (Soemantri, 2011), kepala desa bertanggung jawab untuk memfasilitasi dan mengelola penyusunan RPJM-desa dan RKP-desa. Penyusunan RPJM-Desa dilakukan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa. (Kessa, 2015), peserta forum Musrenbang Desa adalah:
a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPM-Desa) membantu pemerintah desa dalam menyusun RPJM-Desa dan RKP Desa.
b. Tokoh masyarakat dan agama sebagai pengasuh
c. Warga kelurahan, rukun, rukun tetangga, kepala desa, kepala desa, dll.
harus menjadi anggota.
d. Warga masyarakat sebagai anggota
Musrenbang merupakan suatu wadah masyarakat dalam menyampaikan pendapat atau aspirasi masyarakat, dalam memberikan kritik dan saran dari masyarakat kepada progam pembangunan dari instansi pemerintah. Sehingga harapan masyarakat untuk merealisasikan pembangunan untuk perubahan kondisi masyarakat dari yang belum baik ke yang lebih baik lagi, dengan konsep yang lebih mendekatkan antara masyarakat dengan pemerintahnya. Pembangunan sebagai suatu peroses perubahan sosial dengan partisipasi yang luas dalam suatu masyarakat untuk kemajuan sosial dan materil (termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan, dan kualitas lainnya yang dihargai) bagi mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka (Rochajat, 2011). Adapun terdapat filsafah yang ada didalam otonomi daerah yaitu partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan suatu kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta aktif dalam hal apapun di dalam sebuah kehidupan.
Secara umum, masyarakat Desa Resun Pesisir Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga yang berdiri pada tanggal 25 Oktober 2012 telah melaksanakan musrenbang sebagai forum yang melibatkan unsur-unsur masyarakat mulai dari Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, Lembaga Desa, Lembaga Masyarakat, dan tokoh-tokoh masyarkat. Kondisi wilayah Desa Resun Pesisir terdiri dari perbukitan, laut dan pantai. Letak wilayah Desa Resun Pesisir yang dikelilingi oleh laut dan pantai sehingga iklim dan cuaca sangat mempengaruhi masyarakat dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Pada dasarnya masyarakat di Desa Resun Pesisir Lingga Utara sangat menginginkan kehidupan yang sangat baik kedepannya.
Sebagai lembaga yang berinteraksi langsung dengan masyarakat, Pemerintah Desa Resun Pesisir harus memberi ruang kepada masyarakat Desa Resun Pesisir untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan desa. Salah satu caranya dengan melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang desa).
Musrenbang desa merupakan suatu wadah masyarakat dalam menyampaikan pendapat atau inspirasi masyarakat, dalam memberikan kritik dan saran dari masyarakat kepada progam pembangunan dari instansi pemerintah.
Dengan adanya Musyawarah Rencana Pembangunan desa (Musrenbang desa), yang menjadi wahana masyarakat Desa Resun Pesisir sebagai tempat untuk memecahkan permasalahan pembangunan desa. Dengan begitu, masyarakat juga harus berpartisipasi dalam mengikuti Musyawarah Rencana Pembangunan desa (Musrenbang desa). Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan masyarakat secara aktif dalam setiap tahapan pembangunan mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Partisipasi atau peran masyarakat dalam pembangunan (pedesaan) merupakan wujud kepedulian, kemauan masyarakat untuk berkorban dan berkontribusi dalam pelaksanaan program yang telah dilaksanakan di daerah (Adisasmita, 2006).
Masyarakat tidak lagi menjadi obyek pembangunan, melainkan menjadi subyek pembangunan, dan masyarakat menjadi mediator aspirasi, pengambil keputusan, merebut peluang dan memecahkan masalah. (Angreni, 2021).
Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbang Desa) maka akan berjalan dengan baik jika masyarakat Desa Resun Pesisir ikut berpartisipasi. Dengan begitu masyarakat Desa Resu Pesisir pun dapat membuka pola pikir dalam membangun
desa untuk menemukan masalah yang dihadapi. Keterlibatan ini akan memberikan dampak positif terhadap keputusan dan kebijakan yang diambil dari perencanaan dan kesepakatan bersama, karena dapat membangun hubungan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat.
Desa Resun Pesisir merupakan salah satu desa diwilayah Kecamatan Lingga Utara yang masih tertinggal dibandingkan dengan desa-desa lain yang ada di Kabupaten Lingga, diantaranya terbatasnya sumber daya manusia, infrastruktur dan lain-lain. Hal ini juga dapat memicu permasalahan-permasalahan di masyarakat sehingga pemerintah desa perlu selalu memberikan bimbingan-bimbingan kepada aparat desa, lembaga-lembaga desa dan elemen masyarakat. Seperti yang terjadi di salah satu jembatan perahu di Desa Resun Pesisir yang hingga saat ini masih dalam keadaan rusak. Namun tindakan penanggulangan dari penduduk setempat atau aparatur desa masih terkesan lamban.
Gambar 1.1 Jebatan Perahu Desa Resun Pesisir
Sumber: Olahan Penelitian, 2023
Sumber: Olahan Penelitian, 2023
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam keikutsertaan musyawarah dalam perencanaan pembangunan desa. Hal ini akan penghambat dalam menunjang pembangunan desa. Namun fenomena yang terjadi di desa Resun Pesisir adalah kurangnya partisipasi masyarakat terhadap musrenbang. Partisipasi masyarakat yang rendah mengakibatkan musrenbang desa tidak berjalan dengan semestinya.
Partisipasi yang rendah dinilai dari kehadiran masyarakat dalam mengikuti musrenbang, proses penyampaian pendapat yang kurang aktif dan aspirasi-aspirasi dari masyarakat yang tidak dengar oleh pemerintah desa pada saat musyawara perencanaan pembangunan desa. Di tahun 2022, Musrenbang desa dilaksanakan pada tanggal 6 september 2022.
Tabel 1.1 Jumlah Unsur Perangkat Desa dalam Musrenbang di Desa Resun Pesisir Tahun 2022
No Musrenbang
Unsur Perangkat desa
Jumlah di Undang di
Rapat Musrenbang
Jumlah Yang Hadir Rapat Musrenbang 1. BPD (Badan Permusyawaratan
Desa)
5 5
2. Perangkat Desa Beserta Staf 13 7
3. Pendamping Desa 1 1
No. Musrenbang Unsur Perangkat desa
Jumlah di Undang di
Rapat Musrenbang
Jumlah Yang Hadir Rapat Musrenbang
4. PKK 4 4
5. Ketua LPM 3 0
6. Ketua Karang Taruna 3 0
7. Ketua BUMDES 3 1
8. RT/RW 12 11
9. LINMAS 5 2
10. Tokoh Agama 4 1
11. Ketua SDN 3 2
12. Ketua TK Nurul Yakin 1 1
13. Ketua TPA 4 2
14. BABINSA 1 1
15. Kecamatan 3 2
16. Desa Persiapan 3 0
17. Ketua Mesjid 1 1
18. Ketua Pemuda 3 1
19. Ketua Posyandu Rumbia 2 2
20. Ketua Posyandu Bakau 1 0
21. Pendamping desa 3 0
22. Ketua LAM 1 0
23. Tokoh Masyarakat 8 6
24. KPM 1 1
25. KADER 3 1
26. Tim 11 8 8
27. Perlindungan Anak 1 1
28. Lemabaga Adat 2 2
29. Dusun 3 1
Jumlah di Undang dan hadir 105 64
Jumlah tidak hadir rapat 41
Sumber: Kantor desa Rusun Pesisir, 2022
Berdasarkan data di atas yang peneliti dapatkan dari kantor desa, jumlah unsur perangkat desa yang di undang ada 105 orang disesuaikan dengan unsur perangkat desa, namun diketahui yang hadir berjumlah 64 orang dan yang tidak hadir ada 41 orang. Dari data tersebut 39 % peserta tidak hadir. Hal ini juga bisa dilihat dari 3 tahun terakhir kurangnya partisipasi masyarakat dalam musyawarah
rencana pembangunan desa di Desa Resun Pesisir masih bisa diketagorikan rendah, bisa dilihat pada absen kehadiran musrenbang pada lampiran 6, lampiran 7, dan lampiran 8. Data tersebut menunjukkan kurangnya partisipatif masyarakat dalam menghadiri musrenbang. Hal ini juga bisa dilihat pada gambar 1.1 yang mengahadiri Musrenbang tahun 2022.
Gambar 1.2 Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tahun 2022
Sumber: Kantor Desa Resun Pesisir, 2022
Data tersebut menunjukkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam menghadiri musrenbang. Dapat juga dilihat fenomena dari penyampaian pendapat, masyarakat kurang aktif dalam menyampaikan pendapat. Hal ini didukung dengan data berita acara musrenbang tahun 2021/2022 dan 2022/2023 yang terlampir di lampiran 9 dan lampiran 10, yang tidak mencantumkan hasil rapat. Sehingga peneliti meragukan adanya peroses penyampaian pendapat pada musrenbang tahun 2022. Selain itu, kurangnya peran partisipasi perempuan dalam musrenbang. Dari
tahun sebelumnya sampai sekarang peserta perempuan yang hadir dalam musrenbang Desa Resun Pesisir hanya dari PKK dan Kader Posyandu Rumbia, ke hadirannya pun hanya sebagai pelengkap, tidak berpartisipasi aktif dalam menyampaikan aspirasi.
Oleh karena itu, melihat fenomena kurangnya partisipasi masyarakat desa Resun Pesisir, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Partisipasi Masyarakat di Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang Desa) di Desa Resun Pesisir Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga Tahun 2022.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang di atas, beberapa pertanyaan pokok penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana faktor- faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam musrenbang di Desa Resun Pesisir Kabupaten Lingga Kecamatan Lingga Utara ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam musrenbang di Desa Resusun Pesisir Kabupaten Lingga Kecamatan Lingga Utara Tahun 2022.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai referensi bagi mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji dan menjadi referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) desa.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa dapat memberikan kontribusi mengenai data dan informasi yang dapat membantu penelitian lebih lanjut dari peneliti- peneliti lainnya terutama mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam musrenbang desa
b. Penelitian ini di harapkan sebagai landasan bagi pemerintah desa Resun Pesisir untuk meningkatkan partisipasi masyarakat pada musyawarah perencanaan pembangunan desa.
c. Bagi masyarakat desa Resun Pesisir agar dapat terus berperan aktif dalam pembangunan desa.