• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 1"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 Universitas YARSI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sendi temporomandibular merupakan sendi yang bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang, mengunyah dan berbicara, yang letaknya di bawah depan telinga. Gangguan pada sendi temporomandibular (temporomandibular disorder) dapat menyebabkan keluhan berupa rasa nyeri saat membuka mulut, menutup mulut, mengunyah, bahkan dapat menyebabkan mulut terkunci. Timbulnya bunyi sendi adalah salah satu tanda kelainan pada sendi temporomandibular.1

Gangguan temporomandibular (TMD) adalah kelompok heterogen dari muskuloskeletal dan neuromuskular yang melibatkan kompleks sendi temporomandibula, otot-otot di sekitarnya dan komponen yang berhubungan dengan tulang. TMD mempengaruhi hingga 15% orang dewasa, dengan insidensi puncak pada usia 20 hingga 40 tahun.2

Etiologi TMD adalah multifaktorial dan mencakup pemicu biologis, lingkungan, sosial, emosional, dan kognitif. Faktor-faktor yang secara konsisten terkait dengan TMD termasuk kondisi nyeri lain (misalnya, sakit kepala kronis), fibromyalgia, gangguan autoimun, sleep apnea, dan penyakit psikiatrik.2

Penderita dengan gangguan ini akan merasa tidak nyaman walaupun gangguan ini jarang disertai dengan rasa sakit yang hebat. Rasa sakit (di area sendi temporomandibula, wajah, kepala, telinga, leher), bunyi kliking saat membuka/menutup mulut, keterbatasan membuka mulut, serta gangguan mastikasi merupakan beberapa gejala klinis TMD.1

Kesehatan rongga mulut sangat penting untuk mencapai kesehatan umum yang baik. Rongga mulut yang tidak sehat atau bermasalah bukan saja berdampak pada kesehatan fisik, namun juga kesehatan sosial maupun mental.

Seseorang yang mengalami kehilangan gigi dan tidak segera dirawat akan mengakibatkan ketidaknyamanan dan hambatan dalam aktivitas sehari-hari.

(2)

2

Universitas YARSI

Oleh karena itu, gigi yang hilang harus segera diperbaiki. Dilihat dari sisi Islam, kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia. Allah SWT berfirman:

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Yunus (10): 57).

Islam sangat mendukung umatnya untuk menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) pada setiap bidang pengetahuannya. Dalam hal pengembangan Iptek, umat Islam dapat mempelajarinya dari orang-orang non-Islam, disamping juga dapat mengembangkan Iptek dari spirit ajaran Islam sendiri. Oleh karena produk keilmuan yang datang dari orang-orang non-Islam secara umum bersifat sekuleristik, maka setelah dipelajari dan diterapkan di dunia Islam, penting untuk terlebih dahulu diberikan nilai-nilai keislaman, agar tidak bertentangan dengan ajaran-ajaran hukum Islam.3

Pada tahun 1992, Dworkin dan LeResche memperkenalkan “Research Diagnostic Criteria for Temporomandibular Disorders” (RDC/TMD), yaitu sebuah protokol penilaian dual-axis dengan algoritma diagnosis operasional yang sering terjadi. RDC/TMD secara empirik adalah sistem klasifikasi berdasarkan nyeri biopsikososial untuk tujuan penelitian. Axis I meliputi cara mendiagnosis secara fisik berdasarkan rasa nyeri dan tidak nyeri yang sering timbul berhubungan dengan temporomandibular disorder (TMD). Axis II meliputi penilaian status psikologis dan tingkat keparahan TMD berdasarkan karakteristik psikososial.4

Nyeri orofasial mendapatkan perhatian mendalam antara tahun 2013 – 2014 dengan deklarasi Global Year Againts Orofacial Pain oleh The International Assosiatiuon for The Study of Pain. Kondisi nyeri orofasial yang sering terjadi ini disebut temporomandibular disorder (TMD). Gangguan

(3)

3

Universitas YARSI

temporomandibula (temporomandibular disorder/TMD) adalah istilah kolektif yang mencakup sejumlah masalah klinis meliputi otot mastikasi, sendi temporomandibula dan struktur-struktur terkaitnya, atau keduanya.5

Pada penelitian selanjutnya menghasilkan kriteria diagnosis evidence- based baru, yaitu Diagnosis Criteria for Temporomandibular Disorders (DC/TMD) pada tahun 2016.6

Dalam terbitan jurnal di Indonesia belum banyak yang menggunakan metode pemeriksaan TMD menggunakan klasifikassi DC/TMD. Oleh karena itu, dalam penelitian ini kami menggunakan klasifikasi DC/TMD sebagai dasar pemeriksaan pada mahasiswa profesi Dokter Gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut YARSI.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana status temporomandibular disorder berdasarkan klasifikasi DC/TMD pada mahasiswa profesi Dokter Gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut YARSI?

2. Bagaimana pandangan Islam mengenai teknik pemeriksaan temporomandibular disorder?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui diagnosis TMD berdasarkan klasifikasi DC/TMD pada mahasiswa profesi Dokter Gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut YARSI dan tinjauannya menurut pandangan Islam.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat bagi subjek penelitian

Mengetahui diagnosis dan pentingnya perawatan yang efektif temporomandibular disorder.

(4)

4

Universitas YARSI

1.4.2 Manfaat bagi institusi pendidikan

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai temporomandibular disorder berdasarkan klasifikasi DC/TMD untuk penelitian selanjutnya yang terkait.

1.4.3 Manfaat bagi peneliti

Mengetahui diagnosis temporomandibular disorder pada mahasiswa profesi Dokter Gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut YARSI dengan berdasarkan klasifikasi DC/TMD.

Referensi

Dokumen terkait

Penyakit mulut ( Clinical oral medicine ). Sondang P, Sirait IY. Peranan dokter gigi dalam pencegahan kanker rongga mulut. Persentase distribusi data-data lesi rongga mulut

Untuk mengetahui alasan dari perilaku penggunaan dosis anestesi lokal oleh mahasiswa kepaniteraan klinik pada pencabutan gigi di Klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU 2013..

Kasus: Anak perempuan usia 9 tahun dengan diagnosis c ongenital dislocation of shoulder datang ke poliklinik Ilmu Kedokteran Gigi Anak Rumah Sakit Gigi dan Mulut

Untuk kebutuhan masukkan sistem pakar ini terdapat dua pengguna yaitu pakar yang merupakan dokter gigi dan perawat gigi yang melakukan diagnosis, kebutuhan

(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan. diagnosis dan tata cara tindakan

RSGM RSGM FKG UNMAS Denpasar memiliki 48 dokter gigi yang handal dan terampil serta memiliki 12 dokter spesialis (Sp.) diantaranya: spesialis bedah mulut (Sp.BM),

Saran 1 Kartu kodefikasi diagnosis penyakit gigi dapat dijadikan panduan dalam proses pemberian kode diagnosis pada dokumen rekam medis khususnya formulir gigi dan mulut.. 2 Kartu

Gangguan temporomandibular TMD merupakan kumpulan dari beberapa gejala klinis yang terjadi pada otot pengunyahan, sendi pada daerah orofasial atau bahkan terjadi pada keduanya.2,3