• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi dan Terminologi

Definisi dan terminologi pada subbab penelitian ini berisi tentang uraian serta penjelasan yang bertujuan agar diperoleh persepsi yang sama antara penulis dan pembaca. Berikut adalah pendeskripsian dari penelitian kali ini sesuai yang disampaikan oleh penulis.

2.1.1. Bangunan Gedung

Fungsi utama dari bangunan gedung adalah sebagai tempat manusia untuk beraktivitas sekaligus untuk menjadi pembatas atau pelindung dari pengaruh lingkungan luar. Definisi bangunan gedung Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung adalah sebagai wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas atau di dalam tanah maupun di air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial dan budaya, maupun kegiatan khusus.

2.1.2. Maintenance

Menurut Assauri (2008) maintenance merupakan kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dengan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan supaya tercipta suatu keadaan operasional produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

2.1.3. Praktisi

Menurut Cambridge Dictionary (2016) praktisi didefinisikan sebagai seseorang yang bekerja pada suatu pekerjaan yang telah memiliki pelatihan jangka panjang dan kemampuan yang tinggi pada pekerjaan

(2)

tersebut.

2.1.4. Kuesioner

Menurut Sugiyono (2013) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat atau beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

2.1.5. Kenyamanan

Kenyamanan menurut Sugiarto (1999) adalah, rasa yang timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya, serta senang dengan situasi maupun kondisi saat itu sehingga seseorang akan merasa nyaman.

2.2. Pemeliharaan Bangunan Gedung

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, pemeliharaan bangunan gedung adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu layak fungsi. Terdapat dua sistem dalam melakukan pengelolaan dan pelaksanaan pemeliharaan bangunan, yaitu in - source dan out - source. Adapaun yang dimaksud dengan sistem in – source adalah pengelolaan dan pelaksanaan pemeliharaan bangunan secara mandiri dan dijalankan sepenuhnya oleh owner atau pengguna bangunan beserta orang - orang yang memenuhi syarat pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kemampuannya masing - masing. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem out - source adalah pelaksanaan pemeliharaan yang dikontrakkan kepada beberapa perusahaan yang memenuhi syarat menurut keahlian dan memiliki tanggung jawab disertai dengan sanksi - sanksinya.

2.2.1. Jenis – Jenis Pemeliharaan Bangunan Gedung

Adapun jenis jenis dari pemeliharaa bangunan gedung yaitu:

1. Pemeliharaan Terencana

(3)

Pemeliharaan yang sudah terorganisir dengan baik.

2. Preventive Maintenance

Merupakan pemeliharaan pencegahan timbulnya beberapa kerusakan yang tidak terduga.

3. Predictive Maintenance

Merupakan perbaikan pemeliharaan berdasarkan informasi dari hasil inspeksi.

4. Corrective Maintenance

Merupakan jenis pemeliharaan perbaikan yang dilakukan setelah timbul atau saat timbul kerusakan pada alat sehingga alat tidak dapat beroperasi.

5. Pemeliharaan Tidak terencana Pemeliharaan di luar rencana awal.

6. Breakdown Maintenance

Merupakan pemeliharaan yang timbul diluar perkiraan yang berakibat kerusakan pada sistem.

7. Emergency Maintenance.

Merupakan jenis pemeliharaan perbaikan yang harus dilakukan ditempat setelah adanya laporan kerusakan. Pekerjaan perbaikan dibutuhkan lebih cepat dari rencana umur bangunan akibat kesalahan – kesalahan yang terjadi pada bangunan.

8. Condition - based Maintenance

Dilakukan pemeliharaan berdasarkan kondisinya.

9. Scheduled Maintenance

Merupakan penggantian jadwal atas kerusakan yang pernah terjadi.

2.2.2. Kategori Kerusakan Struktur

Ada beberapa yang termasuk dalam kategori kerusakan struktur pada bangunan yaitu:

1. Rusak ringan adalah rusaknya suatu komponen struktur yang tidak mengurangi fungsi layak struktur secara keseluruhan, yaitu retak kecil pada balok, kolom atau dinding yang mempunyai

(4)

lebar celah antara 0,075 hingga 0,6 cm.

2. Rusak sedang adalah kerusakan pada komponen struktur yang dapat mengurangi kekuatan tetapi kapasitas layak secara keseluruhan dalam kondisi aman, retak besar pada balok, kolom dan dinding yang mempunyai lebar celah lebih besar dari 0,6 cm.

3. Rusak berat adalah kerusakan pada komponen struktur yang dapat mengurangi kekuatannya sehingga kapasitas layak struktur sebagian atau seluruh bangunan dalam kondisi tidak aman, yaitu terjadi apabila dinding pemikul beban terbelah dan runtuh, bangunan terpisah akibat kegagalan unsur pengikat dan 50%

elemen utama mengalami kerusakan atau tidak layak huni.

2.2.3. Kategori Kerusakan Arsitektur

Ada beberapa yang termasuk dalam kategori kerusakan arsitektur pada bangunan yaitu:

1. Rusak ringan adalah kerusakan yang tidak mengganggu fungsi bangunan dari segi arsitektur, seperti kerusakan pada pekerjaan finishing. Seperti mengelupasnya cat yang tidak menimbulkan gangguan dari fungsi bangunan dan estetika serta tidak menimbulkan bahaya sedikitpun kepada penghuni.

2. Rusak sedang adalah kerusakan yang dapat mengganggu fungsi bangunan dari segi arsitektur (fungsi, kenyamanan, estetika) seperti kerusakan pada bagian bangunan yaitu pecahnya kaca jendela dan pintu yang dapat mengurangi estetika bangunan dan mengurangi kenyamanan pada penghuni.

3. Rusak berat adalah kerusakan yang sangat mengganggu fungsi dan estetika bangunan serta mengakibatkan hilangnya rasa nyaman dan dapat menimbulkan bahaya kepada penghuni.

2.2.4. Kategori Kerusakan Utilitas

Ada beberapa yang termasuk dalam kategori kerusakan utilitas

(5)

pada bangunan yaitu:

1. Rusak ringan adalah kerusak kecil atau tidak dapat berfungsinya sub komponen utilitas yang tidak akan menimbulkan gangguan atau mengurangi fungsi dari komponen utilitas.

2. Rusak sedang adalah kerusakan atau tidak berfungsinya sub komponen utilitas yang menimbulkan gangguan atau mengurangi fungsi komponen. Rusak berat adalah rusak atau tidak berfungsinya sub komponen utilitas yang dapat menimbulkan gangguan berat atau mengakibatkan tidak berfungsinya secara total komponen utilitas.

2.2.5. Konsep Pemeliharaan dan Perbaikan

Pemeliharaan dan perbaikan suatu bangunan harus diberikan secara dini dan teratur untuk mencegah kerusakan pada bagian komponen. Ada beberapa konsep pemeliharaan dan perbaikan yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Pemeliharaan (Maintenance)

Yaitu pemeliharaan yang dilakukan secara rutin pada bangunan atau komponennya sebelum mengalami kerusakan.

2. Perbaikan ringan (Repairing)

Yaitu pemeliharaan yang dilakukan untuk mengembalikan kinerja bangunan atau komponennya pada keadaan awal.

3. Perbaikan dengan perkuatan (Strengthening)

Yaitu pemeliharaan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan bangunan atau komponennya untuk melampaui kemampuan awalnya.

2.3. Lingkup Pemeliharaan Bangunan Gedung

Ada beberapa komponen lingkup pemeliharaan bangunan di bawah ini:

1. Arsitektural

a. Dilakukan pemeliharaan jalan keluar yang fungsi sebagai

(6)

sarana peyelamatan.

b. Dilakukan pemeliharaan bagian – bagian dalam ruang serta perlengkapannya sehingga terlihat rapi dan bersih.

c. Dilakukan penyediaan sarana dan sistem pemeliharaan

d. Dilakukan pemeliharaan dekorasi dan ornament oleh petugas dalam bidangnya.

2. Struktural

a. Dilakukan pemeliharaan struktur pemeliharaan pelindung dari pengaruh korosi, temperature, serta pencemaran lainnya.

b. Dilakukan pemeliharaan dan perbaikan yang benar oleh petugas di bidangnya.

c. Dilakukan pemeriksaan secara rutin.

d. Dilakukan pemeliharaan bangunan agar sesuai dengan fungsinya dengan pengguna agar dapat mencegah meningkatnya beban diluar batas yang bekerja pada bangunan.

3. Mekanikal (Tata udara, Sanitasi, Plambing dan Transportasi) a. Dilakukan pemeriksaan secara berkala pada sistem tata udara

agar mutu udara didalam ruangan tetap memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan pemeliharaan peralatan utama dan saluran udara.

b. Dilakukan pemeriksaan berkala untuk distribusi air. Seperti, instalasi air kotor dan bersih, sistem hidran dan lain sebagainya.

c. Dilakukan pemeliharaan dan pemeriksaan secara berkala untuk transportasi pada gedung seperti lift, tangga maupun transportasi vertikal yang lainnya.

4. Elektrikal (Catu daya, Tata cahaya, Telepon, Komunikasi dan Alarm)

a. Dilakukan pemeriksaan secara berkala pada komponen pembangkit daya listrik cadangan.

b. Dilakukan pemeriksaan seacara berkala pada perlengkapan penangkal petir, instalasi listrik, dan jaringan instalasi

(7)

komunikasi. pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan penangkal petir.

6. Tata Ruang Luar

a. Memelihara unsur – unsur pertamanan di luar dan di dalam bangunan gedung, seperti vegetasi (landscape), bidang perkerasan (hardscape), perlengkapan ruang luar (landscape furniture), saluran pembuangan, pagar dan pintu gerbang, lampu penerangan luar, serta pos atau gardu jaga.

b. Melakukan cara pemeliharaan taman yang benar oleh petugas yang mempunyai keahlian dan kompetensi di bidangnya.

c. Memelihara kondisi dan permukaan tanah dan halaman luar bangunan gedung.

d. Menjaga kebersihan di luar bangunan gedung, perkarangan dan lingkungnya.

7. Tata Graha (House Keeping)

Mencakup seluruh kegiatan House keeping yang membahas mengenai hal – hal terkait dengan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung seperti Cleaning Service, Landscape, Pest Control, General Cleaning mulai dari persiapan pekerjaan, proses operasional sampai kepada hasil kerja akhir.

2.3.1 Sifat Kegiatan Pemeliharaan Gedung

Adapun beberapa sifat kegiatan pemeliharaan gedung yaitu:

1. lnspeksi (Inspection), yaitu kegiatan pemeriksaan berkala dan usulan untuk mengganti beberapa bagian.

2. Kegiatan Teknik (Engineering), yaitu kegiatan percobaan atas alat yang baru dibeli dan kegiatan pengembangan atau komponen peralatan yang perlu diganti serta penelitian kemungkinan pengembangannya.

3. Kegiatan Produksi (Production), yaitu kegiatan pemeliharaan yang disarankan oleh pemantau.

4. Kegiatan Administrasi (Clerical Work), yaitu kegiatan

(8)

pencatatan mengenai anggaran kegiatan pemeliharaan, anggaran komponen yang diperlukan dan serta persiapan jadwal pemeliharaan.

2.3.2 Jadwal Pelaksanaan Pemeliharaan

1. Rutin

a. Harian / mingguan

1) Membersihkan semua lantai di ruangan atau koridor.

2) Memelihara kebersihan dinding dari kotoran serta membersihkan dan memusnahkan setiap sarang rayap atau serangga pada dinding.

3) Melakukan pengecekan kebocoran atau rembesan pada atap dan jendela pada saat musim hujan.

4) Membersihkan semua toilet serta membersihkan wastafel dan saluran pembuangannya.

5) Membersihkan parit (saluran drainase) di sekeliling tapak.

b. Bulanan

1) Memeriksa keadaan sumber air bersih seperti sumur, tangki air, dan tempat penyimpanan air lainnya.

2) Memeriksa jika pompa air (manual atau mesin) sudah berfungsi dengan baik.

3) Memotong dan merapikan pohon dan tanaman – tanaman yang ada.

4) Memeriksa tutup dan keadaan septik tank dalam keadaan penuh atau tidak.

2. Periodik a. Tahunan

Pemeliharaan bangunan yang bersifat rutin misalnya membersihkan setiap lantai di dalam bangunan, mulai dari lantai terbawah (basement) ke arah lantai paling atas (roof).

Dengan melakukan pemeliharaan secara periodik maka kerusakan kecil dalam bangunan dapat segera teratasi.

(9)

b. Lima tahun

Pemeliharaan pada umumnya dilakukan sekurang - kurangnya 5 tahun.

3. Insideltal

a. Keadaan darurat

Pemeriksaan dan perbaikan terhadap keadaan darurat seperti kebakaran, gempa bumi, badai, banjir, atau musibah lainnya.

b. Opsi khusus

Perintah khusus dari atasan di luar jadwal pemeliharaan rutin ataupun periodik.

2.4. Tahapan Pelaksanaan Pemeliharaan Bangunan Gedung

Adapun tahapan – tahapan yang perlu di perhatikaan pada saat pelaksanaan pemeliharaan bangunan antara lain:

1. Tahapan perencanaan

Pada tahap ini dilakukan pemeliharaan sebelum memulai pekerjaan konstruksi atau fisik suatu bangunan yang akan dilaksanakan. Tahapan perencaan tersebut ialah:

a. Anggaran pemeliharaan yang tepat, kemudian memberikan pelayanan yang akurat untuk mendukung sepenuhnya tugas operasional.

b. Melakukan evaluasi tekno - ekonomis terhadap barang dan alat yang akan digunakan.

c. Mengikuti perkembangan industri suplai dari dalam atau luar negeri.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksaan dilakukan pada saat pelaksanaan pemeliharaan kontruksi fisik. Berikut beberapa tahapan pelaksanaan yaitu:

a. Pengamatan dan pemeliharaan inventarisasi peralatan.

b. Tersedianya buku panduan untuk setiap peralatan atau barang misalnya, buku operator manual dan buku

(10)

pemeliharaan manual 3. Tahapan pasca pelaksanaan

Adapun tahapan pemeliharaan pasca pelaksanaan seperti persiapan pengajuan anggaran, pembentukan daftar keperluan suku cadang dan bahan lainnya.

2.5. Perawatan Bangunan Gedung

Perawatan bangunan gedung merupakan kegiatan memperbaiki dan mengganti bagian bangunan pada gedung, kompenen, bahan bangunan atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap layak fungsi.

Berikut macam – macam perawatan bangunan yaitu:

1. Rehabilitas

Kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagiannya saja yang fungsinya tetap sama dan tidak berubah dari segi arsitektur dan struktur bangunan gedung.

2. Renovasi

Kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki komponen yang telah rusak dengan fungsi yang tetap, baik dari segi arsitek maupun segi struktur dan utilitasnya.

3. Restorasi

Kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki bangunan yang mengalami kerusakan dengan fungsinya tetap dari segi struktur, arsitektur dan utilitasnya.

2.6 Kenyamanan Bangunan

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung, kenyamanan bangunan harus memenuhi beberapa syarat yaitu:

• Kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang

• Kondisi udara di dalam ruangan

• Pandangan

• Tingkat getaran dan tingkat kebisingan

(11)

2.7 Metode Pengumpulan Data

Menurut Soeratno (1988), data dapat dikumpulkan dengan berbagai cara dengan sumber berbeda dan teliti. Metode pengumpulan data terdiri dari:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu cara mengumpulkan data secara akurat. Yang dapat dilaksanakan secara partisipasi dan tanpa partisipasi.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara berkomunikasi secara langsung dengan narasumber yang di wawancarai dan membutuhkan keterampilan tertentu dalam mengajukan dan menangkap jawaban dari narasumber.

c. Kuesioner

Kuesioner adalah cara mengumpulkan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada narasumber atau responden untuk mengisi pertanyaan yang tertulis di kuesioner. Pembuatan kuesioner bertujuan untuk memperoleh informasi yang relavan, reliabilitas dan validitas yang tinggi.

Untuk membuat kuesioner perlu adanya pengukuran untuk pengambilan sampel responden. Dalam menentukan ukuran sampel harus memperhatikan hal - hal berikut ini:

• Semakin besar ukuran sampel yang digunakan maka semakin kecil peluang kesalahan dalam mengeneralisasi populasi.

• Tingkat kepercayaan yang digunakan berkisar 95 - 99%. Jika tingkat kepercayaan 95% berarti kepastian statistik sampel mengestimasi dengan benar parameter populasi adalah 95%.

• Tingkat signifikasi (α) yang digunakan adalah tingkat signifikasi yang menunjukan peluang kesalahan yang ditetapkan peneliti dalam mengambil keputusan untuk menolak atau mendukung hipotesis. Misalnya tingkat signifikasi 0,05,

(12)

artinya keputusan peneliti untuk menolak atau mendukung hipotesis nol memiliki probabilitas kesalahan 5%.

Untuk menentukan ukuran sampel responden, digunakanlah rumus dari slovin yang bertujuan untuk menduga proporsi populasi, rumus Slovin adalah:

Keterangan

S = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

d = Taraf signifikansi yang diinginkan d. Survei

Survei adalah pengumpulan data yang menggunakan instrument untuk meminta tanggapan dari responden tentang sampel.

Adapun ciri – ciri dari metode survei antara lain:

1. Menggunakan sampel yang mewakili populasi khususnya probabilistic sampling.

2. Tanggapan didapatkan secara langsung dari responden.

3. Penggunaan survei melibatkan banyak responden dan mencakup area yang lebih luas.

4. Survei dilaksanakan dalam situasi ilmiah dan survei terdiri atas wawancara dan kuesioner.

2.8 Sampling

Sampel adalah sebagian dari populasi tersebut. Penggunaannya adalah dengan mengambil sampel acak sederhana (simple random sampling). Sampel yang diambil sedemikian rupa dari setiap bagian penelitian populasinya mempunyai giliran yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

1 . 2 +

= N d S N

(13)

2.9 Skala Pengukuran

Untuk skala pengukuran penelitian ini menggunakan metode angket dengan menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah selanjutnya. Ada beberapa jenis ukuran penelitian antara lain:

• Ukuran nominal

Merupakan ukuran yang paling sederhana di mana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan apapun.

• Ukuran ordinal

Merupakan angka yang diberikan di mana angka - angka tersebut mengandung pengertian tingkatan dan digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah hingga yang tertinggi atau sebaliknya

• Ukuran interval

Merupakan suatu pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat - sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak yang sama yang memperlihatkan jarak dari ciri atau sifat objek yang diukur.

• Ukuran rasio

Merupakan ukuran yang mencakup semua ukuran di atas, ditambah dengan satu sifat lain yaitu ukuran ini memberikan keterangan mengenai nilai absolut dari objek yang diukur.

Berikut penilaian kuesioner berdasarkan metode Likert dengan menggunakan perbandingan skala 1 sampai 5 dimana kriteria masing - masing dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Skala Penilaian Kuesioner

No Penilaian Skala

1 Sangat Tidak Baik (Sangat Tidak Berpengaruh) 1

2 Tidak Baik (Tidak Berpengaruh) 2

3 Cukup Baik (Cukup Berpengaruh) 3

(14)

No Penilaian Skala

4 Baik (Berpengaruh) 4

5 Sangat Baik (Sangat berpengaruh) 5

*) Metode Skala Likert

2.10 Mean (Rata-rata)

Nazir (1999) menyatakan bahwa mean (rata - rata) yang sering digunakan adalah rata -rata hitung. Rata - rata hitung untuk data kuantitatif yang terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyak data. Jika X1, X2, …… Xn adalah n buah pengamatan, maka mean dicari dengan rumus:

Keterangan:

= Nilai rata-rata (mean value) dari data kuesioner.

= Jumlah observasi data kuesioner pada setiap variabel

= Skala skoring (scoring scale)

2.11 Standar Deviasi

Standar deviasi dan varians adalah salah satu teknik yang digunakan untuk menjelaskan homogenesis kelompok. Varians adalah jumlah kuadrat dari semua deviasi nilai - nilai individu terhadap rata - rata kelompok. Sedangkan akar dari varians disebut dengan standar deviasi atau simpangan baku dimana Standar deviasi dan varians merupakan variasi data, semakin kecil nilainya berarti variasi nilai data makin sama, jika bernilai 0 maka nilai semua datanya adalah sama dan jika semakin besar nilainya berarti data semakin bervariasi. Berikut rumus Standar Deviasi:

1 )

1(

2

=

=n

x S x

n

i i

xi

𝑥̅

n

n x x Mean

n i i

=

(15)

Keterangan:

x = data ke-n

𝑥̅ = nilai rata-rata sampel n = banyaknya data varians

2.12 Pengololah data Menggunakan SPSS

SPSS (Statistical Program for Social Science) merupakan program yang digunakan untuk menganalisis data statistik dan digunakan untuk hampir seluruh file data serta sekaligus membuat laporan dalam bentuk tabulasi, grafik, dan plot untuk berbagai distribusi maupun statistik deskriptif. SPSS memiliki beberapa konsep dasar, yaitu:

a. Variabel

b. Skala pengukuran c. Hipotesis

d. Tingkat signifikansi / probabilitas (significance level) e. Tingkat kepercayaan (Confindence Level)

f. Interval Kepercayaan (Confidence Interval) / Margin of Error g. Derajat kebebasan (degree of freedom)

h. Pengertian data / kasus

i. Pengertian nilai kritis / nilai tabel sebagai pembanding dalam pengujian hipotesis

j. Pengertian nilai observasi

Konsep dasar ini untuk melandasi dalam penggunaan program SPSS sebagai pengolahan data untuk mendapatkan nilai keakuratan data statistik.

2.13 Penelitian Terdahulu

Berikut ialah rekapan dari hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan terhadap penelitian yang sedang dilakukan dalam Tugas akhir ini ditunjukkan melalui tabel 2.2 berikut ini. Untuk penelitian terdahulu secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran A.

(16)

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Nama dan

Tahun Publikasi

Hasil

1. Anita Handayani putri, 2009

Judul: Pengembangan Konsep Standar Operasional Prosedur Pada Proses Manajemen Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung (Bagian X Lembaga Y) Hasil: Standar yang dipakai dalam pengelolaan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung terdiri dari 5 faktor yaitu:

organization, maintenance planning, naintenance budget, maintenance works program, maintenance information sistem dan ada 13 konsep SOP.

2. Indra Fernandi, 2011 Judul: Kajian Pengaruh Faktor – Faktor Pemeliharaan Bangunan Gedung Perkuliahan Terhadap Kenyamanan Kegiatan Perkuliahan. Metode: Analisis Regresi Linier

Hasil: Pemeliharaan bangunan gedung

perkuliahan di Fakultas Teknik UNS cukup diperhatian oleh pihak pengelola gedung. Hanya ada beberapa hal saja yang harus lebih ditingkatkan oleh pihak pengelola gedung.

3. Martha Triayu, 2014 Judul: Pemeliharaan Bangunan Kampus II Gedung Thomas Aquinas Universitas Atma Jaya Yogyakarta Sebelas Maret Surakarta).

Metode: Mean, Standar Deviasi, korelasi Spearman Rank dan uji “t”

Hasil: Penilaian pemeliharaan gedung kampus tergolong baik.

4. Mahfud, S.Pd. MT, 2015 Judul: Manajemen Pemeliharaan Bangunan Gedung Sekolah (Studi Kasus Gedung SLTA di Balikpapan

Metode: Deskirptif analisis

Hasil: Pemeliharaan komponen arsitektur, struktur, utilitas berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pemeliharaan bangunan gedung.

5. Octavianus Jori, 2015 Judul: Studi Biaya Pemeliharaan Gedung

“Studi Kasus Pada Bagian Manajemen Pemeliharaan Gedung Universitas Gadjahmada Yogyakarta”

Metode: Multivariate Analysis of Varians

(17)

No Nama dan Tahun Publikasi

Hasil

atau Manova” dan Analisa Mean

Hasil: Manajemen untuk biaya pemeliharaan gedung sudah memenuhi standar pemeliharaan dan mampu memberikan kepuasan kepada pengguna gedung.

6. Indra, 2016 Judul: Analisis Efektivitas Manajemen Pemeliharaan Gedung dengan Studi Kasus Mall Meulaboh.

Metode: Deskriptif

Hasil: Variabel yang dianalisa dan diteliti tidak signifikan, diharapkan bagi peneliti berikutnya agar dapat memasukkan variabel budaya dan pengawasan. Bagi pengelola gedung mungkin dapat memperhatikan budaya pegawai yang selama ini mungkin tidak mendapat perhatian khusus, dan pengawasan yang yang melekat bagi pengelolaan gedung Mall Meulaboh.

7. Widi Hartono, Sugiyarto, Sri Cipto Purnomo, 2016

Judul: Sistem Pemeliharaan Aset Berbasis Android Untuk Bangunan Gedung (Studi Kasus Evaluasi Gedung- Gedung Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta). Metode: Analitycal Hierarchy Process (AHP) Hasil: Aplikasi untuk mempermudah cara pemantauan aset serta adanya perubahan tatacara dalam melakukan pemantauan aset dari yang awalnya konvensional menjadi terintegrasi dengan sistem.

8. Win Ridho Miko, 2017 Judul: Analisis Pemeliharaan Bangunan Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Sumatera Utara

Metode: Mean

Hasil: Pelaksanaan pemeliharaan biro pusat administrasi universitas sumatera utara sudah sangat baik.

9. Ade Dwi Marsyida, Sugiharto dan Martono, 2018

Judul: Pemodelan Standar Operasional Prosedur Pemeliharaa Dan Perawatan Komponen Arsitektural Kamar Fave Hotel Diponegoro Semarang

Metode: Studi kasus

Hasil: Kegiatan pemeliharaan dan perawatan komponen arsitektural kamar harus terlaksana dengan semestinya berdasarkan

(18)

No Nama dan Tahun Publikasi

Hasil

peraturan yang ada. Serta perlu adanya standar operasional prosedur yang khusus menangani kegiatan pemeliharaan dan perawatan kamar.

10. Edi Mawardi T, Budi Aulia dan Abdullah, 2018

Judul: Kajian Konsep Operasional Pemeliharaan Gedung Sma Bina Generasi Bangsa Meulaboh Aceh Barat.

Metode: Statistik

Hasil: Kerusakan berat terjadi pada komponen utilitas sebesar 84,04%, kerusakan sedang pada komponen asitektur sebesar 50,24%, kerusakan ringan pada komponen struktural sebesar 1,56%.

11. Mohammad Anantya Risanji dan Raflis

Judul: Analisis Faktor Pemeliharaan Bangunan Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Kantor.

Metode: Random Sampling

Hasil: Variabel kenyamanan pekerja kantor gedung (X) dan (Y) nilai koefisien

determinasi sebesar 0.635.

12. Yandra Prananda, Dyah Rachmawati Lucitasari dan M. Shodiq Abdul Khannan, 2019

Judul: Penerapan Metode Service Quality (Servqual) Untuk Peningkatan Kualitas Pelayanan Pelanggan.

Metode: Service Quality (Servqual)

Hasil: Nilai kualitas pelayanan (Q) Hotel Vidi 2 semuanya masih di bawah 1, namun dalam hal ini dikatakan cukup baik. Tetapi masih perlu dilakukan usaha-usaha peningkatan yang lebih terarah dari pihak Hotel Vidi 2 supaya kualitas pelayanannya semakin meningkat.

*) Olahan Peneliti, 2021

(19)

2.14 Posisi Peneliti

Berdasarkan hasil studi literatur terdahulu, perbandingan posisi penelitian yang dianalisa dari penelitian sebelumnya adalah lokasi penelitian. Pada analisis tugas akhir ini penulis memilih lokasi penelitian di Tanah Grogot yaitu pusat perbelanjaan Kandilo Plaza yang sebelumnya telah dilakukan pemeliharaan pada tahun 2018 yaitu pekerjaan perencanaan rehabilitasi dan pengecatan Kandilo Plaza Tanah Grogot. Penulis akan menganalisis kembali dengan metode analisa regresi linier sederhana untuk mengolah data. Secara umum posisi penelitian terhadap penelitian terdahulu tentang pemeliharaan bangunan gedung dapat dilihat pada tabel 2.3 sebagai beikut.

Tabel 2.3 Posisi Penelitian terhadap Penelitian Terdahulu

Sumber

Faktor Pemeliharaan

dan Perawatan

Tingkat Kenyamanan

Pelaksanaan

Pemeliharaan Metode Penelitian

(Anita Handayani P, 2009) ✓ - ✓ Statistik dreskriptif, survei dan studi kasus

(Indra Fernandi, 2011) ✓ ✓ - Analisis regresi linier

(Martha Triayu, 2014) ✓ ✓ - Mean, Standar Deviasi, korelasi Spearman Rank

dan uji “t”

(Mahfud S. Pd. MT, 2015) - ✓ ✓ Analisis deskriptif dan analisis jalur

(path analysis)

(Octavianus Jori, 2015) - ✓ ✓ Multivariate Analysis of Varians atau

Manova” dan Analisa Mean

(Indra, 2016) ✓ ✓ - Deskriptif

(Widi Hartono dkk, 2016) ✓ - ✓ AHP

(20)

Sumber

Faktor Pemeliharaan

dan Perawatan

Tingkat Kenyamanan

Pelaksanaan

Pemeliharaan Metode Penelitian

(Win Ridho Miko, 2017) - ✓ ✓ Mean

(Ade Dwi Marsyida dkk, 2018)

- ✓ ✓ Studi Kasus

(Edi Mawardi T dkk, 2018)

✓ - ✓ Statistik

(Mohammad Anantya Risanji dan Raflis, 2018)

✓ ✓ - Random Sampling

(Yandra Prananda dkk, 2019)

✓ - ✓ Service Quality (Servqual)

Penelitian yang dilakukan

✓ ✓ ✓ Analisis Regresi

*) Olahan Peneliti, 2021

(21)

Berdasarkan referensi penelitian sebelumnya, penelitian ini akan mengambil irisan dari faktor – faktor apa saja yang mempeengaruhi pemeliharaan dan perawatan, bagaimana tingkat kenyamanannya, dan apakah pemeliharaan sesuai sop. Letak penelitian akan disajikan menggunakan diagram letak penelitian terhadap penelitian terdahulu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 dengan simbol X berikut.

Faktor yang mempengaruhi pemeliharaan dan

perawatan

Tingkat kenyamanan

X

Pelaksanaan Pemeliharaan

1. (Anita Handayani P, 2009) 2. (Widi Hartono dkk, 2016) 3. (Edi Mawardi T dkk, 2018)

Letak Penelitian

1. (Mahfud S. Pd. MT, 2015) 2. (Octavianus Jori, 2015) 3. (Win Ridho Miko, 2017) 4. (Ade Dwi Marsyida dkk, 2018)

Gambar 2.1 Diagram Posisi Penelitian

*)Olahan Peneliti, 2021

3. (Indra, 2016)

4. (Mohammad Anantya Risanji dan Raflis, 2018)

1. (Indra Fernandi, 2011) 2. (Martha Triayu, 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Format Ringkasan Laporan Kemajuan Ringkasan Laporan Kemajuan Program Riset Kolaborasi Indonesia 2022 Judul Riset Program Program Riset Kolaborasi Indonesia 2022 Peneliti Utama