• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Di bab 2 akan dijelaskan terkait teori-teori sebagai bahan dasar dalam melakukan penelitian mulai dari informasi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berenca (DPPKB) Kutai Timur, Sistem Informasi Keluarga (SIGA), E- Government, Model Evaluasi Sistem yang terdiri dari metode UTAUT, TTF, TAM,

EUCS, metode gabungan UTAUT dan TTF, EUCS dan TTF, Structural Equation

Modeling (SEM), Skala Likert, Populasi, Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Hipotesis dan Penelitian Terdahulu

2.1 Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB)

Kutai-Timur

Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai-Timur berlokasi di Jalan A. Wahab Syaharanie, Kawasan Perkantoran Bukit Pelangi, Sangatta Utara, Kutai Timur. DPPKB Kutim menjalankan tugas, dan fungsi sebagai berikut (DPPKB, 2017):

a. Menyusun kebijakan daerah dalam untuk Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana.

b. Memberikan bantuan terselenggaranya pemerintahan daerah bidang

Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.

c. Diadakan bimbingan dan pelaksanaan kewajiban Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana.

d. Melaksanakan kewajiban sesuai arahan bupati.

(2)

10

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi DPPKB Kutai Timur (DPPKB, 2017)

(3)

11 Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur dalam melaksanakan tugas dan fungsinya terdiri dari kepala dinas, sekretaris yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu subbagian perencanaan program, subbagian umum dan kepegawaian, subbagian keuangan, lalu ada bidang penyuluhan dan pergerakan, bidang keluarga berencana, bidang ketahanan dan kesejahteraan keluarga, bidang pengendalian penduduk, unit pelaksana teknis (UPT) serta kelompok jabatan fungsional.

Visi di DPPKB Kutai Timur adalah tercapainya masyarakat daerah Kutai Timur sejahtera dengan pertumbuhan penduduk berimbang dan bermutu. Misi DPPKB Kutim diantaranya (DPPKB, 2017):

1. Terkendalinya kenaikan pertumbuhan penduduk dengan mengatur kelahiran

dan ditingkatkan alur pelayanan kesehatan reproduksi.

2. Ditingkatkan kuantitas maupun kualitas sumber daya manusia dan juga

sarana-prasarana.

3. Memperluas kemitraan untuk mengelola penduduk, keluarga berencana, dan

pengembangan keluarga.

4. Ditingkatkan kualitas dan ekonomi keluarga.

2.2 Electronic Government

Menurut Bank Dunia electronic government atau e-government adalah

penggunaan IT oleh bagian pemerintahan (contohnya WAN, internet, mobile

computing) yang mampu meningkatkan hubungan dengan masyarakat, bisnis, dan pihak-pihak yang berkaitan dengan pemerintahan. Menurut Indrajit ada tiga poin pengertian dari e-government yaitu suatu interaksi baru atau suatu hal modern

diantara masyarakat ataupun stakeholder dengan pemerintah, melibatkan

penggunaan teknologi informasi terutama akses jaringan internet dan memperbaiki kualitas pelayanan yang telah berjalan (Indrajit, 2004). Melalui pengembangan e- government penataan sistem manajemen dan kegiatan kerja di lingkungan pemerintah dalam memaksimalkan pemanfaatan teknologi informasi yang ada (Wijaya, 2015).

(4)

12

2.3 Sistem Informasi Keluarga (SIGA)

Sistem Informasi Keluarga (SIGA) adalah sistem yang meliputi data,

informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang berhubungan dan dikelola sesuai standar kebijakan atau keputusan yang berguna untuk mendukung pembangunan keluarga. Penyelenggaraan SIGA untuk tersedianya data dan informasi terkait keluarga melalui pencatatan keluarga sehingga bisa digunakan pemerintah pusat dan daerah sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan perkembangan kependudukan, pengembangan keluarga, keluarga berencana, dan penegmbangan lain. Data dan Informasi keluarga pada Sistem Informasi Keluarga harus terinci dan terklasifikasi (Menteri Hukum dan HAM , 2014).

Data kependudukan dan keluarga berencana bermanfaat untuk (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana, 2014)

1. Menentukan kondisi, potensi, kebutuhan keluarga di tiap wilayah.

2. Membuat peta keluarga berdasarkan program ikut serta keluarga berencana

(KB) dan pencapaian kluarga sejahtera.

3. Menentukan program dukungan tiap keluarga dan wilayah untuk

pembangunan keluarga sejahtera.

4. Sebagai motivasi bagi keluarga untuk meningkatkan keluarga sejahtera.

5. Sebagai program pengetasan masyarakat miskin dan tertinggal.

6. Perencanaan, pemantauan ataupun penilaian program yang dilakukan di

setiap masyarakat dan wilayah.

Sistem Informasi Keluarga (SIGA) mulai diimplementasikan pada DPPKB Kutai Timur di tahun 2019. Tahapan dalam mengisi data d i SIGA diawali dengan pencatatan yang dilakukan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB disetiap

wilayah 18 kecamatan Kutai Timur secara door to door. Data tersebut kemudian

disalurkan ke pihak kecamatan, lalu dikirimkan ke DPPKB kabupaten Kutai Timur

melalui whatsapp ataupun pengiriman pos. Data-data Sistem Informasi Keluarga

(SIGA) yang disalurkan ke tiap bidang di BPPKB Kutim digunakan untuk untuk pelaporan, pengukuran kinerja, dan evaluasi kinerja DPPKB Kutim serta pelaporan ke Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), kemudian nantinya juga akan dimanfaatkan DPPKB Kutim untuk merumuskan kebijakan teknis,

(5)

13 menyusun rancangan program KB dan pengambilan keputusan dalam pelayanan KB.

2.4 Model Evaluasi Sistem Informasi

Pengertian evaluasi menurut Nurkancana adalah kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan proses untuk menentukan nilai dari sesuatu hal (Nurkancana, 1983). Penilaian ataupun evaluasi pula dimaksud bagaikan proses pemberian nilai bersumber pada informasi kuantitatif hasil dari pengukuran sebagai keperluan pengambilan keputusan. Evaluasi sistem informasi merupakan sesuatu aktivitas yang direncanakan untuk mengecek serta memperhitungkan energi suatu organisasi dalam memperoleh hasil perbandingan dengan memakai tolok ukur tertentu agar mendapatkan hasil terkait kinerja sumber energi organisasi tersebut (FMIPA Universitas Udayana, 2014).

Berbagai macam metode telah dikembangkan dan diaplikasikan dalam melakukan evaluasi sistem. Berikut ini adalah beberapa metode yang digunakan dalam evaluasi sistem.

1. Unified Theory of Acceptance and Use of Technlogy (UTAUT)

UTAUT adalah model untuk penerimaan teknologi dari sisi pengguna yang diaplikasikan oleh Venkatesh, Morris, dan Gordon di tahun 2003.

Gambar 2. 2 Model UTAUT (Venkatesh, Morris, & Gordon, 2003)

(6)

14

UTAUT adalah model pengembangan lebih lanjut dari model Technology

Acceptance Model (TAM). Awalnya dengan menyatukan beragam teori seperti theory of reasoned action (TRA), technology acceptance model (TAM), motivational model (MM), theory of planned behavior (TPB), gabungan TAM dan TPB, serta social cognitive theory (SCT). Dari gambar 2.2 penentu variabel

langsung penerimaan pengguna dan perilaku pengguna adalah performance

expectancy) harapan kinerja, (effort expectancy) harapan usaha, (social influence) pengaruh sosial, dan kondisi fasilitas (facilitating conditions). Didefinisikan pula moderator dari variabel utama terdiri dari jenis kelamin, usia, pengalaman, dan kesukarelaan. (Venkatesh, Morris, & Gordon, 2003).

2. Task Technology Fit (TTF)

Model TTF dikemukakan oleh Goodhue dan Thompson (1995). TTF adalah model yang disesuaikan anatara kebutuhan tugas dengan kemampuan individu serta fungsi teknologi. TTF dianggap metode penting terkait sistem diyakini dapat lebih bermanfaat, lebih penting atau relatif memberikan keuntungan. Dampak pengerjaan mendeskripsikan pengerjaan dari tiap individu. Tingginya kinerja berdampak kepada perbaikan efisiensi, perbaikan efektivitas dan atau peningkatan kualitas (Sanders, 1979).

Gambar 2. 3 Model Task Technology Fit (Goodhue & Thompson, 1995)

Pada gambar 2.3 model TTF ada empat variabel kunci yaitu Task

Characteristic, Technology Characteristic dimana memengaruhi konstruk TTF.

Ketiga variabel ini langsung atau tidak langsung berdampak pada variabel outcome

yaitu Performance Impacts ataupun Utilization (Puspitasari, Permanasari, &

Nugroho, 2013).

3. Technology Acceptance Model (TAM)

Untuk melakukan analisis penerapan sistem dengan menilai kepuasan pengguna akhir yang paling umum digunakan adalah Model TAM. Model yang

(7)

15 pertama kali diberitahukan pada tahun 1986 oleh Davis ini adalah hasil

pengembangan metode Theory of Reasoned Action oleh Ajzen dan Fishbein (1980).

Aspek-aspek TAM yang dikembangkan Davis yaitu persepsi kemudahan (perceived of use) dan persepsi kegunaan (perceived usefulness) sehingga aspek utama dalam TAM yaitu persepsi kemudahan (perceived ease of use), persepsi kegunaan (perceived usefulness), sikap penggunaan (attitude towards using), niat perilaku penggunaan (behavioral intention to use), dan penggunaan sistem sesungguhnya (actual system usage) (Destiana, 2012).

4. End Using Computing Satisfactions (EUCS)

Model EUCS dikemukakan Doll dan Torkzadeh sebagai model untuk pengukuran kepuasan pengguna sistem. Aspek metode tergantung sesuai dengan kebutuhan penelitian diantaranya konten, format, mudah digunakan, akurasi, dan ketepatan waktu (Doll, Deng, & Nathan, 2004). Suatu sistem dikatakan berhasil jika sistem tersebut memberi kepuasan bagi pengguna (Rini, 2019).

5. UTAUT dan TTF

Penelitian Wibowo dan Winarno menggabungkan dua metode UTAUT dan TTF karena sebelummnya bepedoman pada penelitian yang dilakukan Zhou

menunjukkan hasil bahwa task and technology fit tidak hanya memengaruhi

penerimaan pengguna (user adoption) tetapi juga memengaruhi kinerja yang

diharapkan (performance expectancy).

(8)

16

Gambar 2. 4 Metode Gabungan UTAUT dan TTF (Wibowo & Winarno, 2019)

Gambar 2.4 adalah model penelitian Wibowo dan Winarno dengan menambahkan hubungan antara kesesuaian tugas dan teknologi dengan tingkat kemudahan, kemudian diperoleh faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan sistem diantaranya harapan kinerja sistem, harapan menggunakan sistem lebih mudah, kondisi fasilitas, pengaruh sosial, karakteristik tugas, serta karakteristik teknologi. (Wibowo & Winarno, 2019).

6. EUCS dan TTF

Tuty Hendrawati melakukan penelitian dengan variabel yang digunakan Information Quality, Information Satisfaction, Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Falitating Conditions, Task technology Fit, Task Characteristic, Technology Characteristic, serta Symbolic adoption. Hasil yang diperoleh dari 120 responden adalah terdapat hubungan kualias informasi dengan kepuasan terhadap informasi apabila kualitas informasi berkualitas, sehingga pengguna akan percaya diri apabila menggunakan sistem tersebut. Perolehan tersebut masuk pada aspek harapan performa (performance expectancy). Aspek effort expectancy sistem informasi INLIS berdampak positif kepada sikap

(9)

17

penerimaan dari pengguna memakai sistem informasi INLIS. Aspek technology

characteristic berdampak besar terhadap task technology fit dengan menjelaskan karakteristik sistem menyebabkan pegawai dapat menggunakan sistem yang ada, yaitu mudah diakses, real time serta sistem dengan keamanan yang baik. Aspek

kualitas informasi tidak secara langsung memberikan dampak pada penerimaan

pegawai, tetapi secara langsung memiliki dampak pada kualitas informasi, lalu kualitas informasi memengaruhi harapan performa. harapan performa adalah faktor yang dapat berdampak pada penerimaan pegawai (Hendrawati, 2013).

Berikut ini adalah tabel 2.1 yang menjelaskan perbandingan antar beberapa model yaitu UTAUT, TTF, TAM, EUCS, metode gabungan EUCS dan TTF, serta metode gabungan UTAUT dan TTF.

Tabel 2. 1 Perbandingan Metode dengan Kebutuhan Penelitian

UTAUT TTF TAM EUCS

EUCS DAN

TTF

UTAUT DAN

TTF

Karakteristik tugas √ √ √

Karakteristik teknologi √ √ √

Kesesuaian tugas

dengan teknologi √ √ √

Kinerja yang

diharapkan √ √ √ √

Kemudahan yang

diharapkan √ √ √ √ √

Pengaruh sosial √ √

Kondisi fasilitas yang

ada √ √

Penerimaan pengguna √ √ √

Berdasarkan tabel 2.1 tersebut, sesuai dengan permasalahan yang ada pada DPPKB Kutai Timur maka metode yang digunakan adalah metode gabungan Unified Theory of Acceptance and Use of Technlogy (UTAUT) dan Task

(10)

18 Technology Fit (TTF) karena dapat mencakup seluruh aspek yang dibutuhkan dalam penelitian untuk menjelaskan permasalahan dari sisi peneriman pengguna terhadap suatu teknologi.

2.5 Structural Equation Modeling (SEM)

SEM adalah metode model statistik untuk pengujian model-model sebab- akibat. SEM memiliki sifat yang mengonfirmasi atau menegaskan sesuatu, artinya penggunaan SEM cenderung menentukkan data yang digunakan valid atau tidak.

Beberapa keunggulan SEM diantaranya yaitu asumsi yang ada dapat fleksibel, menggunakan analisis faktor penegasan unutk mengurangi kesalahan pengukuran, dan mampu menganalisis data sulit, data tidak normal serta data yang tidak lengkap (Sarwono, Pengertian Dasar Structural Equation Modeling (SEM), 2010).

Metode PLS (Partial Least Square) digunakan dalam penelitian karena memiliki beberapa kelebihan seperti mampu digunakan dengan konstruk reflektif atau formatif, dikhususkan untuk melakukan prediksi dan dapat menggunakan sampel berjumlah sedikit (Hussein, 2015). Aplikasi yang digunakan yaitu

SmartPLS 3.0. SmartPLS adalah software untuk statistik yang berfungsi menguji

variabel konstruk dengan variabel indikator khusus pengolahan data dengan sampel kecil. Kelebihan SmartPLS yaitu mampu mencerna informasi dari mod el SEM formatif dengan karakteristik panah dari variabel konstruk menuju ke variabel indikator dan model SEM reflektif berkebalikan dengan model SEM formatif secara statistik tidak akan ada nilai eror di variabel indikator (Huang, 2020).

Ada dua jenis analisa PLS yaitu Analisa outer model dan inner model. Berikut adalah penjelasan kedua analisa PLS tersebut:

1. Analisa Outer Model

Spesifikasi analisa ini menjelaskan hubungan setiap indikator dengan variabel laten. Pengujian dalam outer model untuk indikator reflektif diantaranya sebagai berikut:

A. Convergent Validity

Validitas konvergen terdiri dari tiga tahap yakni memeriksa setiap item reliability, outer loading dan average variance extracted (AVE). Indikator dapat dikatakan reliabel ketika nilai outer loading lebih dari 0.7, tetapi dapat dikatakan

(11)

19 vadid secara konvergen apabila nilai outer loading lebih besar dari 0.5 (Ghozali &

Fuad, 2008). Dikatakan valid apabila nilai AVE > 0,5 (Kante, Chepken, & Oboko, 2018).

B. Discriminant Validity

Hasil nilai cross loading factor dimana berfungsi agar dapat diketahui konstruk mempunyai cukup diskriminan dengan perbandingan indikator konstruk lebih tinggi dari beban silang konstruk lain. Dikatakan valid apabila nilai AVE >

0,5 (Kante, Chepken, & Oboko, 2018).

Dalam menghitung nilai AVE dapat menggunakan rumus berikut ini (Alfa, 2017)

AVE

=

∑ (

(2.1)

Dimana:

λi = loading factor variabel laten Ɛi = 1 - λi2

C. Construct Reliability

Pengukuran ini digunakan jika waktu, lokasi serta populasinya tidak sama.

Apabila data memperoleh nilai composite reliability lebih dari 0.7 maka dikatakan memiliki reliabilitas tinggi (Ghozali & Fuad, 2008) dan memiliki nilai croncbach alpha lebih dari 0,6 (Nunnaly, 1978).

Rumus perhitungan composite reliability adalah sebagai berikut (Alfa, 2017)

pc = (∑ )

(∑ ) ∑ (Ɛ )

(2.2)

Dimana:

λi = loading factor variabel laten Ɛi = 1 - λi2

Analisa pengujian outer model pada indikator formatif diantaranya sebagai berikut

(Hussein, 2015):

A. Significance of Weights

Nilai weight indikator formatif dengan konstruknya harus signifikan.

B. Multicolliniearity

(12)

20 Apabila memperoleh nilai VIF 5 – 10 maka terjadi multicolliniearity pada indikator tersebut.

2. Analisa Inner Model

Analisa ini disebut pula model struktural digunakan agar memastikan model struktural yang ada. Beberapa indikator dalam model struktural yaitu:

A. Path Coefficient ( )

Menggambarkan hubungan antar variabel dengan nilai antara -1, 0, dan +1.

Apabila nilai antara rentang 0 hingga 1 artinya hubungan variabel tersebut positif dan sebaliknya jika nilai antara rentang -1 hingga 0 artinya variabel tersebut berpengaruh negatif (Rosyadi, 2017).

B. Koefisien Determinasi (R2)

Penjelasan dampak dari variabel laten eksogen kepada variabel laten endogen. Pengukuran nilai R2 berada antara 0 hingga 1, apabila didapatkan nilai 0,75 maka dikatakan tinggi, apabila 0,5 dikatakan sedang dan 0,25 dikatakan rendah (Marliana, 2020).

C. T-Statistic

Nilai minimal yang harus diperoleh pada t-statistic harus lebih dari 1.96 agar dapat disimpulkan hubungan antar variabel dapat dikatakan signifikan (Rosyadi, 2017)

D. Predictive Relevance (Q2)

Mengukur hasil yang diperoleh dari model dan estimasi parameter. Apabila

nilainya lebih besar dari 0 artinya mempunya predictive relevance dan sebaliknya.

Rumus yang digunakan yaitu (Hussein, 2015):

Q2 = 1 - (1-R12) (1-R22) … (1-RX2)

2.6 Skala Pengukuran

Tingkatan yang digunakan di penelitian bertujuan mengukur suatu pendapat dan sikap. Pengimplementasi skala yang digunakan yaitu skala likert dimana biasanya menggunakan pertanyaan pada kuesioner lalu responden akan mengisi pertanyaan tersebut sesuai variabel dan skala yang ditetapkan. Tingkat persetujuan pada skala likert terdiri dari empat atau lima skala dengan urutan sangat tidak setuju

(13)

21 (STS) bernilai 1 poin, tidak setuju (TS) bernilai 2 poin, ragu-ragu (RG) bernilai 3 poin, setuju (S) bernilai 4 poin, serta sangat setuju (SS) bernilai 5 poin, (Kho, 2020).

Skala Likert yang akan diimplementasikan hanya berskala dari 1 – 4 seperti contoh kuesioner berikut

Tabel 2. 2 Contoh Kuesioner (Setiorini, 2020)

Pernyataan Skala

STS TS S SS

Memiliki fitur yang mudah dipelajari karena mempunyai buku panduan

Mudah digunakan karena telah terbiasa Menggunakan Bahasa yang mudah dipahami

Tabel 2.2 adalah acuan yang akan digunakan untuk pengukuran jawaban

kuesioner karena dianggap dengan hanya empat skala, maka responden dapat

mengukur jawaban positif atau negatif dan karena tidak disediakan jawaban netral atau ragu-ragu.

2.7 Populasi

Populasi merupakan sesuatu kesatuan orang ataupun subjek suatu daerah dan waktu dengan mutu tertentu yang diamati. Populasi penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu populasi finit yaitu populasi yang diketahui secara pasti jumlah individu pada populasi tersebut, sedangkan populasi infinit adalah populasi yang tidak diketahui pasti jumlah individu dalam populasi tersebut (Supardi, 1993).

Ukuran populasi dari terhingga (countable) sampai tak terhingga (uncountable). Nilai dari sifat populasi disebut dengan parameter populasi. Simbol yang sering digunakan yaitu µ (nilai rata-rata populasi atau nilai tengah), σ atau sigma (simpangan baru atau standar deviasi populasi), π atau phi (proporsi populasi), dan ρ aatu rho (korelasi dua populasi) (Nugroho, 2008).

(14)

22 2.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Konsep pengukuran kualitas data yaitu dengan pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Pengujian validitas berfungsi mengetahui akurasi suatu fungsi alat ukur. Sesuatu istrumen pengukuran bisa dikatakan mempuyai validitas yang besar apabila perlengkapan alat ukur membagikan hasil yang cocok dengan tujuan dilakukannya pengukuran tersebut, sedangkan uji reliabilitas merupakan proses pengukuran terhadap ketepatan (tidak berubah- ubah) dari sesuatu instrumen (Bahesa, 2018).

1. Uji Validitas

Validitas artinya menghasilkan tingkat dari kemampuan tes dalam mencapai tujuannya (Isaac S, 1981). Aspek yang ada pada validitas terbagi menjadi dua, validitas internal dan validitas eksternal. Validitas eksternal memengaruhi hasil penelitian apakah dapat mencakup suatu populasi dari sampel yang digunakan.

Apabila data sampel penilitian dikumpulkan dan dianalisis dengan benar, sampel penelitian representatif, valid, dan reliabel, maka penelitian tersebut memiliki validitas ekternal yang tinggi. Validitas internal digunakan untuk menjelaskan penelitian yang dilakukan sesuai dengan validitas konsep, validitas terkait kriteria, dan validitas konstruk (Andriani, 2017).

Validitas konsep yaitu memastikan data yang mewakili suatu populasi telah dipertimbangkan dalam menyusun suatu konsep. Validitas terkait kriteria yaitu membandingkan antar tiap instrumen. Validitas konstruk untuk membuktikan hasil yang didapatkan dengan teori pengujian yang digunakan dengan cara mendefinisikan variabel yang diukur dengan rinci, Menyusun hipotesis dan dilakukan pengujian hipotesis secara logis dan empiris (Andriani, 2017).

Persamaan yang biasa diimplementasikan di uji validitas sebagai berikut (UIN Sunan Ampel, 2015)

r

xy

=

( )( )

√{ ( ) }{ ( ) }

pengertian simbol:

rxy = koefisien validitas variabel yang dicari

X = skor responden tiap variabel

Y = total skor tiap responden dari seluruh variabel

(15)

23

ΣX = jumlah nilai pada X

ΣY = jumlah nilai pada Y

Σ

= jumlah kuadrat masing-masing nilai X

Σ

= jumlah kuadrat masing-masing nilai Y

N = jumlah sampel

Diperoleh keputusan valid jika setiap indikator perolehan hasil r hitung sama dengan r tabel,atau nilai r hitung lebih besar dari r tabel.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas dapat diukur dengan tiga pendekatan yaitu koefisien stabilitas, koefisien ekuivalensi, konsistensi internal. Koefisien stabilitas dengan memakai responden yang sama dalam penelitian namun berbeda waktu (periode) dengan pernyatan kuesioner yang sama atau berbeda bahasa tetapi tetap satu makna yang bertujuan menguji jawaban responden dari waktu ke waktu. Koefisien ekuivalensi dengan mengukur instrumen yang berbeda di waktu yang sama. Konsistensi internal bisa dilakukan dengan tiga acara, pertama split-half reliability coefficient dengan menguji data dalam sekali lalu di analisis, kedua Kuder-Richardson yang digunakan untuk mengukur gejala psikologis atau perilaku yang sama dengan dua, dan ketiga Cronbach Alfa dapat menguji dengan skala pengukuran 3, 5, 7 pilihan (Andriani, 2017).

Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan rumus dibawah ini (Wahyuni, 2014)

= − 1 1 −Σ pengertian simbol:

= reliabilitas yang dicari

= jumlah variabel yang diuji

Σ = jumlah varian skor setiap item

= total varian

Tabel 2. 3 Reliabilitas (Guilfrod, 1956)

Nilai alpha Reliabilitas

0.80 < rxy ≤ 1.00 Sangat Tinggi

0.60 < rxy ≤ 0.80 Tinggi

(16)

24

0.40 < rxy ≤ 0.60 Sedang

0.20 < rxy ≤ 0.40 Rendah

-1.00 ≤ rxy≤ 0.20 Tidak Reliabel

Tabel 2.3 menjelaskan tentang hasil nilai alpha yang diperoleh dan keterangannya dalam reliabilitas.

2.9 Hipotesis

Hipotesis statistik bisa disebut pernyataan atau dugaan tentang satu atau lebih populasi. Melakukan hipotesis belum tentu dapat memberikan hasil pasti, kecuali dilakukan pemeriksaan untuk seluruh populasi. Hal tersebut tentu sangat sulit dilakukan, karena membutuhkan waktu yang lebih banyak dan tenaga yang besar di banyak situasi tertentu. Sebagai pilihan cadangan, maka dapat dilakukan pengambilan sampel acak dari wilayah populasi yang unik atau menarik sehingga akan diperoleh hasil data yang dapat digunakan untuk mendukung hipotesis atau akan diperoleh hasil penolakan hipotesis (Walpole, 2012).

Struktur pengujian hipotesis digambarkan dengan istilah hipotesis null.

Hipotesis yang di uji dalam penelitian adalah hipotesis null yang dilambangkan dengan H0 dan H1 sebagai bentuk hipotesis alternatif yang menolak hipotesis H0

(Walpole, 2012).

Untuk membuat perumusan hipotesis harus dinyatakan dalam kalimat deklaratif (pernyataan), terdiri dari dua variabel, berisi suatu perkiraan/prediksi, dan harus dapat diuji. Hipotesis berdasarkan analisisnya ada dua yaitu hipotesis korelatif dan hipotesisi komparatif. Hipotesis korelatif merupakan pernyataan terkait ada atau tidaknya hubungan antar variabel. Hipotesis komparatif merupakan pernyataan terkait perbedaan antar dua kelompok atau lebih. Hipotesis berdasarkan bentuknya ada hipotesis nihil (H0) yaitu H0 yang artinya netral pada suatu keadaan dan hipotesis alternatif (Ha) (Muhson, 2013).

Hipotesis alternatif mempunyai simbol ≠ atau <, ataupun >. Hipotesis ini terdiri dari hipotesis satu arah dan dua arah yang ditentukan dari pernyataan hipotesis yang digunakan dalam penelitian. Hipotesis dua arah (two tailed) digunakan dalam pengujian hipotesis yang hubungan antar variabel tidak ada

(17)

25 perbedaan nilai seperti menguji emisi kendaraan apakah melebihi batas atau tidak cukup, sedangkan hipotesis satu arah hubungan antar variabel memiliki perbedaan suatu nilai atau jelas arah hubungannya contohnya menguji pengaruh positif antara X terhadap Y. Berikut contoh penulisan hipotesis pengujian (Muhson, 2013)

Bentuk pengujian dua arah yaitu Ha :µ ≠ angka

Bentuk pengujian satu arah (positif/kanan) yaitu Ha : µ > angka Bentuk pengujian satu arah (negatif/kiri) yaitu Ha : µ < angka

Syarat hipotesis pengujian menurut signifikan adalah apabila signifikansi > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika signifikansi <0,5 maka Ha ditolak (Sugiyono, 2007).

Dalam penelitian analisis penerapan Sistem Informasi Keluarga (SIGA)

dengan metode gabungan UTAUT dan TTF di Dinas Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur akan menggunakan hipotesis satu arah.

(18)

26

2.10Penelitian Terdahulu Referensi dari penelitian yang telah dilakukan dirangkum pada tabel 2.4 dan menjadi bahan acuan untuk penelitian yang dilakukan Tabel 2. 4 Penelitian Terdahulu No Nama Penggunaan metode MasalahHasil 1.Sukma, 2013 UTAUT dan TTF

SistemIntra KominfodariPusat Data dan Sarana Informatika (PDSI) hanya digunakan 1% pengguna dari seluruh pengguna terdaftar

Harapan kinerja, harapan usaha, pengaruh rekan kerja memengaruhi niat perilaku pengguna dan niat perilaku serta kondisi fasilitas memengaruhi penggunaan Intra Kominfo. Karakteristikteknologi dan karakteristik tugas memengaruhikesesuaianteknologi dan tugas. Jika penggunaan konsisten dan sesuai kebutuhan, maka berdampak positif keperforma kinerja Kominfo. Diperlukan pula komunikasi antar pejabat Kominfo untuk menggunakanIntra Kominfo, sosialisasi Intra Kominfo, diadakan pelatihan, meningkatkan pelayanan untuk menyelesaikankeluhan pengguna, dan memperbaiki infrastruktur jaringan internet agar akses lebih cepat dan mudah.

(19)

27

No Nama Penggunaan metode MasalahHasil 2.Novianti dkk, 2013 UTAUT dan TTF

Setiapunit pelayanan hanya memilikisatuSIMRSdantidak saling terintegrasi. Pengguna kesulitan memakai SIMRS

Dilakukan analisisuntuk identifikasi faktoryang mendukung penerapan SIMRS. Diperolehvariabel yangmempengaruhi penerimaan penggunasebesar 70,75% terdiri dari kesesuaian tugas dengan teknologi, harapan dari kinerjasistem, pengaruhlingkungan, tingkatkemudahanyangdiharapkandankondisi fasilitas yang tersedia. Diperoleh faktor lingkungan dan kondisi fasilitasyangada adalahfaktoryang berdampak ke SIMRS. 3.Syaripudin, 2014

End Using Computing Satisfactions (EUCS) dan Task Technology Fit (TTF) Kelakakandilakukan pengembangan tetapi SIA UNPAM belum pernah dievaluasidan ingin mengetahui kepuasan pengguna

Diperoleh variabel dari EUCS (content, format, ease of use) dan variabel TTF hanya authorization of access datamemperngaruhi sistem informasi akademik univ. pamulang,maka yangperluditingkatkan adalah variabel akurasi, ketepatan waktu, locatibility, kapabilitas data dan hubungan antar pengguna.

(20)

28

No Nama Penggunaan metode MasalahHasil 4.Sari, 2014UTAUTKurangnyafasilitaspendukung (komputer,listrik, SDM) dan rendahnya kesadaranmasyarakat terhadapdokumenkependudukan. MenganalisisSIAKuntuk meningkatkan kinerjaDisdukcapil Pekanbaru.

Kinerja yang diharapkan, harapan usaha dan pengaruh sosialberpengaruh positifpadaperilakupengguna sehingga diharapkan untuk mempertahankan kualitas kinerja dan Disdukcapil Pekanbaru perlu menambah operator serta komputer agar penggunaan SIAK lebih optimal 5.Arief, 2014 UTAUTProgramE-KTP (studikasus Tangerang Selatan) memungkinkan penduduk memiliki lebih dari satu E- KTP karena belum ada basis data KTP terintegrasi nasional. Program ini dijalankandan dimanfaatkan instansiseperti PerumPercetakan Negara RI danPT. Sandipala Arthapurtra, karenanya penting untuk dievaluasi Aspek yang memengaruhipenerapan E-KTP adalah harapan kinerja,pengaruhsosial, kondisi fasilitas, kredibilitas yangdirasakandan faktor kecemasan. Pemerintah diharapkan mempertahankan kinerja dan mengembangkan perceived credibilitylebih baik, karenaaspek ini paling berpengaruh besar dalam penerapan E-KTP.

(21)

29

No Nama Penggunaan metode MasalahHasil 6.Nussy & Tanasamah, 2015

TAMAplikasi SIMDAadalahaplikasi baruuntuk mengelolakeuangan daerah(penganggaran, penatausahaan hinggapenyusunan laporan keuangan), maka diperlukan evaluasiuntuk mengetahui tingkat penggunaan dan penerimaan SIMDA di Kantor Bupati Kabupaten Maluku Tengah.

Terdapatempat variabelyangmemengaruhi penerimaan SIMDA yatu persepsi kemudahan sebagai penunjang dalam mempermudah pekerjaan keuangan daerah, persepsi manfaat sistem dengan menggunakan sistem akan mempermudah penyelesaian tugas, sikap terhadappenggunaandengan keseriusanuntuk menggunakanaplikasi, niatperilaku dengan kecenderungan pengguna menggunakan SIMDA untuk menyelesaikanpengelolaan keuangan daerah secara praktis dan efisien. Sarannya meningkatkan SIMDA agar hasil pengelolaan keuangan menjadi lebih baik, dilakukan pelatihan pengguna SIMDA. 7.Yusuf, 2016 Task Technology Fit (TTF)

Rendahnya kemampuan mengoperasikan komputer oleh pengguna aplikasi PADE, diperlukan adaptasi dengan aplikasi baru, maka Karakteristiktugas berpengaruh positif dalam meningkatkan minat menggunakan PADE, jadi perlu lebih aktifuntuk menjelaskanfungsiPADEagar maksimalmeningkatkan kinerja.Karakteristik teknologi juga berpengaruh, jadi perlu memperbarui

(22)

30

No Nama Penggunaan metode MasalahHasil dilakukan analisispenerimaan pengguna PADE

materi belajar dantools agar lebih mudah digunakan. Untuksemakinmeningkatkan pemanfaatanPADE perlu diadakan pelatihan menggunakan PADE secara efektif dan efisien. 8.Tania, 2016 TAMSistemE-Filling kurangdiminati olehwajibpajak dari hasil perbandingan jumlah wajibpajak dan jumlah penggunaE-Filling berbeda cukup jauh.

Minat individu untuk memakaiE-Filling ditentukan oleh sikap yang memengaruhi minat menggunakan E- Filling, persepsi kemudahan karena cara yang mudah untuk melaporkan kewajiban pajak, pengaruh sosial karena pengaruh orang lain memengaruhi minat untuk memakai E-Filling, persepsi kegunaan karena dianggap dapat meningkatkan kinerja, dan ekuitas pajak karena keyakinan sistem beban pajak belum cukup adil. 9.Monalisa dan Setia, 2016

TAMTidak ada menu lupapassword, tidak sama jumlah klinikKB yang ada dengan laporan, server seringdown, Penelitian menjelaskanfaktor dominanpenerimaan pengguna terhadap Sistem Informasi Pengolahan Data Statistik Rutin (SISR) adalahfaktor manfaat SISR sebesar 43.5% dan faktor kemudahan sebesar 31.1%.

(23)

31

No Nama Penggunaan metode MasalahHasil konten grafik tidak berjalansesuai yang seharusnya

SarannyaBKKBNdapat memberikan pelatihan menggunakan SISR dan pengembang membagi waktu pengisian untuk mencegah overloadtraffic, memperbaiki konten geafik dan menambah menu lupa password agar kinerja semakin meningkat. 10. Hutami & Camilla, 2016 EUCSMemilikijumlah pengguna aplikasi TCSyangbanyak, namun menurunnya kualitaslayanan koneksi

Diperolehbahwa kinerja sistembaikkarenafaktor akurasi, konten, mudah dalam digunakan, format dan ketepatan waktu. Diperlukan perbaikianuntuk menghilangkan error saatpelatihanmenggunakan aplikasi TCS, lalu perlu diperlukan helpdeskuntuk membantu menjawab keluhan-keluhan yang terjadi. 11. Andryani, 2016TAMSering terjadikesalahan memasukkan datasaatpengisian KRS

Variabel kemudahan penggunaan sistem dan variabel manfaatsistemmemengaruhidalammenggunakan sistem. Diharapkan kedepannyadapat dilakukan perbaikan secara rutin untuk menghindari kesalahan- kesalahan yang sering terjadi.

(24)

32

No Nama Penggunaan metode MasalahHasil 12. Istiarni, 2016 EUCS dan TAM

Sistemawalyangdigunakan berbayar, pemeliharaan yang mahal dan tidak dapat dilakukan perbaikan dariperpustakaanUniversitas Muhammadiyah jika ada kerusakan, maka dibuatsistemperpustakaan sendiri.

Faktor yang memengaruhi pengguna dalam menerima SistemInformasi Perpstakaan Universias MuhammadiyahMagelang diantaranya manfaat sistem, akurasi, bentuk dan ketepatan waktu (output) laporan.Untukpengembanganperludibuat sistem mudahdankontenyangmenarikagarmampu memberikan kepuasan bagi pengguna. 13. Karim & Lasena, 2017

TAM dan EUCS

Penerapan e-procurement di Gorontalountuk pengadaan barang/jasaagarlebih transparan, efektif danefisien.Diperlukan analisispenerimaan pengguna terhadapimplementasie- procurement Diperolehbahwa faktor akurasi, bentuk, ketepatan waktu, manfaatsistem, akurasi, dankemudahan berpengaruh atas kepuasan pengguna terhadap sistem. Apabila pengguna e-procurement puas terhadap sistem maka akan meningkatkan kualitas informasi, sistem dan layanan, karena proses pengadaan barang dan jasa sesuaidengan harga,kualitasserta penyedia barang/jasa menjadi lebih efisien.

(25)

33

No Nama Penggunaan metode MasalahHasil 14. Syahnur, 2017 TAM, UTAUT, TTF

SistemE-Filling KPP Makassar Utarauntuk meningkatkan pelayanan wajibpajak belum mendapat respon yang cukup baik.

Faktor yang berpengaruh positif memakaiE-Filling diantaranya persepsikegunaankarena hemat waktu, tenaga dan biaya. Persepsi kemudahan karena minim usaha yangdikeluarkan. Persepsikeamanandan kerahasiaan data pribadi. Persepsi kesiapan teknologi dan informasi karena dengan fasilitas memadai akan membuatwajibpajak berminatmemakaiE-Filling. PersepsiSDM karena ada sosialisasi dan pelatihan membantu dalammelakukanpengisian,karenanya perlumeningkatkan sosialisasi pemanfaat E-Filling agar lebih banyak digunakan dan meningkatkan minat wajib pajak. 15. Megawati dan Firnandi, 2017

UTAUT dan TAM Pegawaitidakpahammemakai SIMRS, data tidak valid dan kurang pelatihan menggunakan SIMRS Disimpulkan bahwa UTAUT paling baik digunakan karena UTAUT mampu mengukur sebanyak 73% dari aspek-aspeknya, sedangkan TAMhanya mampu mengukur 63%, jadi kesimpulannya UTAUT lebih baik

(26)

34

No Nama Penggunaan metode MasalahHasil karena mampu menjelaskan lebih banyak faktor yang berpengaruh. 16. Mochamat Bayu Aji & Akbid Muhammadiyah Madiun, 2017 Technology Acceptance Model (TAM)

Fitur pencarian pasiendan menambahkandata masih bermasalahserta penggunakurang memahami caramenggunakan SIMRS.

Diperoleh variabel kualitas sistem, persepsi kemudahan dalampenggunaanberpengaruh signifikanhingga 75,3% terhadap penerapan sistem informasi. 17. Anwar, 2017 EUCS dan TAM

Instutional repositorybelum digunakan secara maksimal, karena penyediaan aksesfull texthanya bisa melaluicomputer local perpustakaan.

Dari enam variabel, dua varibel berpengaruh secara signifikanyaitu akurasi danwaktu, maka perlu memperbaiki manfaat sistem, kemudahan penggunaan, isi, dan format. 18. Riyadhi & Prasetio, 2018

TTFPenggunaan teknologi aplikasi di PT PLNtidakmaksimal, karena terkendaladalammengoperasikan aplikasi.

Diperoleh hasil bahwa karyawan yang menggunakan aplikasi menunjukkan kinerja yang lebih baik dari yang tidak menggunakan. Faktor kemudahansistemdan

(27)

35

No Nama Penggunaan metode MasalahHasil manfaat yang diberikan adalah faktor pegawai berminat untuk mengaplikasikan sistem yang ada. 19. Aligarh & Wijianto, 2018 TAM dan TTF

SistemInformasi Debitur (SID) adalahsistembaru, maka ingin dianalisisuntuk menilai tingkat keberhasilan implementasi sistem.

Faktor-faktor yangmemengaruhipenerimaan penggunaberdasarkan TTFdanTAMsaling berpengaruh positifdenganmenjelaskanfaktor karakteristik tugas dengan teknologi, manfaat sistem dan kemudahanpenggunaan, namunpenelitian ini hanya menjelaskan aspek teknologi saja, kurang detail untuk aspek perilaku pengguna. 20. Fitriansyah & Harris, 2018

EUCSMelakukanevaluasiuntuk mengetahui sejauhmana kepuasan penggunaterhadapsitus web Universitas Universal Tingkat kepuasan pengguna web Universitas Universal rata-rata 2.64 yang artinya masih belum memuaskan. Faktor dari EUCS yangsangatmemengaruhiyaitu variabel kemudahan penggunaan sistem dan variabel dengan nilai terendah adalah variabel format.

(28)

36

No Nama Penggunaan metode MasalahHasil 21. Lapu dkk, 2018 Task TechnlogyFit (TTF) Menilai kegunaan dan kinerja tugas dari sistem informasi perpustakaan STITEK Bontang.

Dilakukan evaluasikinerjasisteminformasi perpustakaan. Diperolehvariabelkarakteristik teknologi dan karakteristiktugas berpengaruh pada penggunanaan sistem. Fitur yang perlu ditambahkan yaitu katalog buku,e-book, dan tampilan sistem. 22. Hunaifi, 2018 TAMMasih menggunakan sistem manual sehinggasering terjadi kendala di manajemenproduksiseperti kesalahan pencatatan data, pencarian data yang memerlukan waktu lama

Diperolehfaktorkegunaanyangdirasakan dan kemudahanyangdiharapkanterhadappenerimaan pegawai. Disarankan untuk melakukan sosialisasi dan pembinaantentang sisteminformasi produksi garnment. 23. Kresno Ario tri Wibowo dan Wing Wahyu Winarno, 2019

UTAUT dan TTF

Peningkatan kualitas dan penerimaan penggunaanteknologi portalweb, karenamahasiswa lebih banyak mengaksesinformasi lewatmedia sosialdaripada websiteresmi kampus.

Mengetahui penerimaan mahasiswa terhadap portal web dan lima variabel yang mempengaruhi penerimaan pengguna yaitu harapandari kinerja sistem, tingkat kemudahanyang diharapkan, kondisifasilitasyang ada, karakteristiktugas, dan karakteristikteknologi dengantingkat penerimaan 0.611.SolusinyaPTS

(29)

37

No Nama Penggunaan metode MasalahHasil meningkatkan kesesuaiantugas dan teknologi untuk web portal. 24. Rini, 2019End Using Computing Satisfactions (EUCS)

Dalamperkembangannya, perancangan ataupun penerapan aplikasi diperlukan biaya yang cukup besar agar memperoleh pendapatan tinggi, karenanya diperlukan evaluasiuntuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna LinkAja

PengaruhkepuasanpenggunaLinkAja, diperoleh variabel isi, format, kemudahanpenggunaan, dan kecepatan berpengaruh terhadap pengguna LinkAja. Perbaika yang perlu dilakukan dengan memperbaiki prosesregistrasi, top upsaldo,transaksi dengan merchant potensial. 25. Qori’ dkk, 2019UTAUT dan TTF

e-learningkurangmemperhatikan kebutuhan pengguna,hanya mengandalkan materi modul berbentuk tekstanpa visualisasi, sehingga pengguna menjadi bosan.

Dari 10 faktor diperoleh ekspektasi kinerja, pengaruh sosial, karakteristiktugas,kesesuain tugas dan teknologi, ekspektasi usaha, dan karakteristik teknologi berpengaruh terhadap niat mahasiswa menggunakane- learning.

(30)

38

No Nama Penggunaan metode MasalahHasil 26. Andriyanto, Baridwan, Subekti, 2019

UTAUTProsesmemasukkan data rencana kerja satu periode perlu banyak tahap dan diisi perangkat desa, sehingga dianggap rumit dan terjadi kesalahan memasukkan data. Data hilang, kualitasserverdan jaringan kurang baik.

Harapankinerjamemengaruhiminatmenggunakan sistem pengelolaankeuangan desa, sehingga apabila mengerjakanlaporan keuangan lebih efektif dengan sistemmaka penggunaakanmaumemakainya. Harapanusaha memengaruhiminatmenggunakan sistem, jadi apabilasistemmudahdipakaidalam membantu pekerjaan akan meningkatkan minat untuk memakainya.Pengaruh sosialtidak memengaruhi minat menggunakan sistem. Fasilitas yang mendukung dapat meningkatkan minatmenggunakansistem. Disarankan untuk terus memperbarui sistem agar lebih mudahmenggunakannya,lebih rajinmelakukan pelatihan agardapat mengubah persepsipengguna untuk mau menggunakan sistem yang ada. 27. Hamzah, Kusrini, Arief, 2019

UTAUTMenganalisispenggunaansistem KAI Access PTKAI DAOP VI Yogyakarta danmengukur Hasil perhitungan diperoleh nilai t-statistic yang lebih dari 1,96 adalah faktor kondisi fasilitasdan minat penggunaan yang memperkuat model UTAUT bahwa

(31)

39

No Nama Penggunaan metode MasalahHasil keberhasilan dari layanan yang diberikan.

minat individu serta tersedianya fasilitas memngaruhi implementasi penggunakan KAI Access. 28. Prabandaru, 2019

EUCSSistem IPAS terkadang banyak pesan pop-up, waktuakses tergantung kecepatan server, berkerjasama denganWIPOyangberpusatdi Jenewa, Swiss

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) lebih fokus kepadakeakuratandankualitas isi IPAS, menyediakan format tampilan yang mudah digunakan, meninjau ketepatan prosesdi IPAS, melakukan pengembangantingkat keamanandata. DJKI juga harus menyederhanakan menu dan mengurangi menu pop-up agar pengguna tidak bingung dan sistem lebih mudah digunakan. 29. Oktaviana, 2020TTFFitur SAPtidak mudah dipahami, proses laporan akhir tiap bulan sering terjadi error.

Faktor yang memberikanpengaruh signifikan untuk minatmenggunakanSAP yaitukarakteristik tugas, karakteristik teknologi dan kesesuaian tugas teknologi. Diharapkan dapat dilakukan pelatihan rutin kepada seluruh penggunaSAP salah satunya dengan memberikan buku manual.

(32)

40

No Nama Penggunaan metode MasalahHasil 30. Purwandani & Syamsiah, 2020

TAMMengetahui skala penerimaan elearning bebrbasis google classroombagimahasiswa Universitas Bina Sarana Informatika Variabel menfaat penggunaan sistem mecapai 76,67% bahwa mahasiswa yakin menggunakangoogle classroommampumeningkatkan pekerjaansikap terhadap penggunaan memeroleh9,87%mahasiswa menyukai memakaigoogle classroom

(33)

A-41 Dari tabel 2.4 dijelaskan bahwa tahun 2013 dilakukan penelitian oleh Sukma untuk mengetahui faktor kurangnya pegawai yang menggunakan PDSI dengan metode UTAUT dan TTF, lalu diperoleh harapan kinerja, harapan usaha, pengaruh rekan kerja memengaruhi niat perilaku pengguna dan niat perilaku serta kondisi fasilitas memengaruhi penggunaan Intra Kominfo. Karakteristik teknologi dan karakteristik tugas memengaruhi kesesuaian teknologi dan tugas. Penelitian Novianti dkk di tahun yang sama dengan metode UTAUT dan TTF mengidentifikasi faktor yang memengaruhi penerimaan pengguna terdiri atas kesesuaian tugas dengan teknologi, harapan kerja, pengaruh lingkungan, tingkat kemudahan yang diharapkan dan kondisi fasilitas. Di tahun 2014 penelitian menggunakan metode UTAUT yang dilakuan Sari dan Arief membuktikan faktor kinerja yang diharapkan, harapan usaha, pengaruh sosial, kondisi fasilitas memengaruhi peenrimaan sistem. Tahun 2016 metode TAM yang dilakukan Tania, Monalisa & Setia, Andriani menjelaskan bahwa masalah penerimaan sistem dipengaruhi oleh faktor manfaat sistem dan kemudahan cara menggunakan sistem.

Metode EUCS yang digunakan dalam penelitian Hutami & Camilla tahun 2016, Fitriansya & Harris tahun 2018, Rini tahun 2019, Prabandaru tahun 2019 menjelaskan variabbel format, keakuratan, kualitas isi dan kemudahan pengguna memakai sistem adalah faktor yang menjelaskan pengguna pus untuk memakai suatu sistem. Metode perbandingan antara UTAUT dan TAM yang dilakukan dalam penelitian Megawati & Firnandi tahun 2017 menyimpulkan bahwa meotde UTAUT lebih baik dalam menjelaskan pengaruh penerimaan manusia terhadap suatu sistem yang ada.

Adapula metode gabungan yang dilakukan dalam penelitian seperti metode EUCS dan TAM yang dilakukan oleh Istiarni tahun 2016, Karim & Lasena tahun 2017 serta Anwar tahun 2017 mampu menjelaskan bahwa faktor akurasi, bentuk, ketepatan waktu, manfaat sistem, akurasi dan kemudahan berpengaruh atas kepuasan pengguna terhadap sistem. Selain itu, adapula metode EUCS dan TTF seperti yang dilakukan dalam penelitian Syaripudin tahun 2014 dimana menjelaskan bahwa konten, format, kemudahan dalam menggunakan sistem serta authorization of access data memperngaruhi sistem. Tahun 2019 metode UTAUT dan TTF yang dilakukan pada penelitian Wibowo & Winarno serta Qori d kk

(34)

42 menjelaskan bahwa faktor ekspektasi kinerja, pengaruh sosial, karakteristik tugas, kesesuaian tugas dan teknologi, ekspektasi usaha, dan karakteristik teknologi, kondisi fasilitas dan harapan kinerja sistem memengaruhi pengguna untuk menggunakan sistem.

Dari beragam penelitian terdahulu yang dijadikan acuan pembelajaran diperoleh diantaranya bahwa metode gabungan dianggap lebih mampu menjelaskan terkait pengaruh penerimaan pengguna terhadap suatu sistem. Maka dipilih dalam penelitian ini metode gabungan UTAUT dengan TTF karena delapan aspek sesuai dibutuhkan dalam penelitian ini diantaranya adalah karakteristik tugas, karakteristik teknologi, kesesuaian tugas dengan teknologi, harapan dari kinerja sistem, pengaruh rekan kerja, tingkat kemudahan yang diharapkan dan kondisi fasilitas yang tersedia telah mencakup didalam metode UTAUT dan TTF.

Gambar

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi DPPKB Kutai Timur (DPPKB, 2017)
Gambar 2. 2 Model UTAUT  (Venkatesh,  Morris, &amp; Gordon, 2003)
Gambar 2. 3 Model Task Technology Fit (Goodhue  &amp; Thompson,  1995)
Gambar 2. 4 Metode Gabungan  UTAUT  dan TTF  (Wibowo &amp; Winarno, 2019)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Endemic goitre in the absence of iodine de®ciency in schoolchildren of the Northern Cape Province of South Africa PL Jooste1*, MJ Weight1, JA Kriek1 and AJ Louw2 1National Research