• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Anak Usia Prasekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Anak Usia Prasekolah"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

Keterampilan motorik anak usia prasekolah sudah mampu memanipulasi benda-benda kecil dengan menggunakan balok-balok yang berbeda ukuran dan bentuk. Aspek sosial pada anak prasekolah adalah menjalin hubungan sosial dengan orang-orang di luar rumah, sehingga anak lebih tertarik bermain dengan teman sebayanya, orang dewasa disekitarnya dan saudara kandung dalam keluarganya (Hurlock, 2007). Anak-anak usia prasekolah berasumsi bahwa setiap orang berpikir sebagaimana mereka berpikir dan bahwa penjelasan singkat tentang pemikiran mereka dapat dipahami oleh orang lain.

Anak prasekolah lebih cenderung menggunakan bahasa tanpa memahami arti kata, terutama konsep kanan dan kiri, sebab akibat, dan waktu (Wong, 2008). Perkembangan anak prasekolah meliputi motorik kasar, motorik halus, bahasa dan perkembangan sosial pribadi. 11 1) Anak usia 3-4 tahun dapat mengendarai sepeda roda tiga, melompat dari anak tangga terbawah, berdiri dengan satu kaki selama beberapa detik, menaiki tangga dengan kaki bergantian dan menggunakan dua kaki setiap 19 langkah untuk turun, lompat jauh jarak jauh, mereka cobalah menari, tetapi keseimbangannya mungkin tidak memadai.

12 2) Anak usia 4-5 tahun sudah mampu menggunting gambar dengan mengikuti garis, dapat mengikat tali sepatu namun belum mampu membuat simpul, dapat menggambar, meniru bentuk lingkaran, menjiplak garis silang. Perkembangan pribadi sosial anak prasekolah terlihat jelas karena mereka mulai berinteraksi secara aktif dengan teman sebayanya. 15 2) Anak prasekolah mempunyai anggota kelompok bermain yang sedikit dan tidak terorganisir dengan baik, sehingga kelompok tidak bertahan lama dan cepat berubah.

Kemiskinan selalu dikaitkan dengan kekurangan pangan, kesehatan lingkungan yang buruk dan ketidaktahuan yang menghambat tumbuh kembang anak. g) Lingkungan pendidikan.

Perkembangan Personal Sosial Anak Usia Prasekolah .1 Pengertian perkembangan personal sosial

Perkembangan memerlukan rangsangan terutama dalam keluarga, misalnya pemberian mainan, sosialisasi anak, pelibatan ibu dan anggota keluarga lainnya dalam kegiatan anak. i) Obat-obatan. Suatu sikap emosional yang mendorong individu untuk memperhatikan orang lain, ingin mendekati atau berinteraksi dengan mereka. Ketergantungan pada bantuan, perhatian, dan kasih sayang orang lain mendorong anak berperilaku dalam cara yang dapat diterima secara sosial.

Skrining dapat dilakukan dengan menggunakan Kuesioner Pra-skrining Perkembangan (KPSP) dan Kuesioner Masalah Perilaku Emosional (KMPE) yang termasuk dalam Pedoman Promosi, Deteksi Dini dan Intervensi Pertumbuhan dan Perkembangan (SDIDTK) Tahun 2016, sehingga dapat dilakukan. untuk mengetahui ada tidaknya gangguan tumbuh kembang pada anak. 25 e) Melakukan pemeriksaan atau skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan sekali bagi anak di bawah 24 bulan dan setiap 6 bulan bagi anak berusia 24 sd 72 bulan. Deteksi dini penyimpangan perilaku emosional merupakan suatu kegiatan atau pemeriksaan untuk mengidentifikasi secara dini adanya masalah perilaku emosional, autisme, dan gangguan perhatian dan hiperaktif pada anak.

Dengan menggalakkan kegiatan pengembangan kemampuan dasar anak, kami berupaya mencegah keterlambatan dan meningkatkan perkembangan anak. 30 2.5.3 Hal-hal yang menunjang terjaminnya rangsangan tumbuh kembang anak 1. Bermain memerlukan tenaga tambahan, anak sakit kecil keinginannya untuk bermain. Anak belajar bermain dengan mencobanya sendiri, meniru temannya, atau diberitahu oleh orang lain.

Ajari anak 4 bagian tubuh yang tidak boleh disentuh atau disentuh oleh orang lain selain orang tua dan dokter, yaitu: mulut, dada, sela-sela paha, dan bokong. Ajari anak untuk tidak ingin orang lain mengajaknya tanpa sepengetahuan orang tuanya. Bantu anak makan dengan benar dengan sendok dan garpu. Jika anak Anda dapat menyanyikan tombol-tombol besar, cobalah tombol-tombol yang lebih kecil. Bicaralah dengan anak Anda tentang apa yang Anda berdua lakukan. Pada usia ini, anak mulai mengenal batasan dan aturan sebagai bagian dari proses tumbuh kembang.

Dalam permainan anak, Anda harus memberi perintah kepada anak, misalnya “maju 3 langkah besar atau mundur 5 langkah”.

Konsep Bermain .1 Pengertian Bermain

Berdasarkan kedua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dikembangkan oleh anak dimana anak dapat melatih keterampilan, mengungkapkan pikiran, berkreasi, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa yang dapat menimbulkan rasa gembira dalam dirinya. anak-anak. Masa prasekolah disebut juga dengan masa bermain, ketika anak sudah memasuki masa bermain, anak selalu membutuhkan hiburan dan disanalah anak membutuhkan permainan. Orang tua hendaknya mengetahui dan memahami dalam memberikan berbagai jenis permainan kepada anak untuk mengenali perkembangan anak selanjutnya, mengingat anak mempunyai masa perkembangan yang berbeda-beda sehingga memerlukan rangsangan untuk mencapai puncaknya, seperti kritis, optimal dan sensitif (Hidayat, 2008). . .

Fungsi bermain pada anak dapat dilakukan dengan memberikan rangsangan sensorik dan motorik, melalui rangsangan tersebut aktivitas anak dapat mengeksplorasi alam lingkungannya, misalnya bayi dapat dilakukan dengan rangsangan sentuhan, audio dan visual sehingga melalui rangsangan tersebut perkembangan sensorik dan motoriknya dapat dilakukan. sedang meningkat Hal ini terlihat ketika anak bermain, anak akan berusaha berkomunikasi dengan menggunakan bahasa anak, mampu memahami benda-benda permainan seperti dunia yang dijalaninya, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar mewarnai, memahami bentuk, ukuran. dan berbagai kelebihan benda-benda yang digunakan dalam permainan, sehingga fungsinya yang dimainkan pada model seperti itu akan meningkatkan pengembangan lebih lanjut. Proses sosialisasi dapat berlangsung dari bermain, misalnya pada usia ini bayi akan merasakan kesenangan dengan kehadiran orang lain dan merasa ada teman yang berbagi dunia yang sama.

Bermain juga dapat mempengaruhi peningkatan keterampilan anak, anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang sudah ada dan dapat mengubah benda-benda yang digunakan dalam permainan, sehingga anak lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti membongkar dan merakit mainan mobil-mobilan. Bermain akan membuat anak dapat mengeksplorasi tubuhnya sendiri dan merasakan kehadiran orang lain. Merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan, anak ingin belajar mengatur perilakunya dengan membandingkannya dengan perilaku orang lain.

Bermain dapat membuat anak lebih bahagia dan nyaman, sehingga stres dan ketegangan dapat terhindarkan, karena bermain dapat menghibur anak tentang dunianya. Hal ini dapat ditemukan ketika anak mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah, dan saat berinteraksi dengan teman. Selain itu, ada juga beberapa permainan yang memiliki aturan yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar.

Anak-anak belajar bermain melalui trial and error, dengan meniru teman-temannya atau dengan mendengarkan orang lain bagaimana melakukannya. Teman bermain seorang anak perlu yakin bahwa ia mempunyai teman bermain ketika ia membutuhkannya, baik itu saudara kandung, orang tua, atau teman. Kegiatan bermain juga dapat dilakukan bersama orang tua, sehingga hubungan antara orang tua dan anak menjadi erat dan ibu atau ayah akan segera melihat adanya kelainan pada anak.

Cooperative Play

Permainan ini juga mengharuskan setiap pemainnya untuk bertindak mandiri tanpa bantuan orang dewasa sambil berkoordinasi dengan baik untuk kepentingan tim atau kelompoknya. Permainan ini diharapkan agar anak mempunyai minat pada salah satu aspek perkembangan, misalnya aspek keterampilan sosial. Semua anak senang bermain, melalui bermain anak akan mampu melepaskan perasaan tegang dan tertekan yang dialaminya.

Anak akan lebih percaya diri dan mampu menghargai orang lain sehingga hal ini akan membantu membentuk kepribadian anak. Kerja sama dalam permainan ini terlihat ketika anak-anak menjadi rantai yang bekerja sama dalam kelompoknya untuk menangkap temannya sebanyak-banyaknya hingga membentuk rantai besar. Anak-anak dapat aktif memainkan permainan ini membangun sesuatu dengan menggunakan bahan-bahan yang sudah tersedia dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengasah imajinasi anak dan kerjasama anak dengan pasangannya dalam menyusun dan merakit balok-balok menjadi menara, gedung, rumah, jalan dan lain sebagainya. Anak-anak dapat memainkan permainan ini secara aktif menyusun kembali potongan-potongan gambar dengan benar menggunakan gambar-gambar yang tersedia berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengasah daya ingat, imajinasi dan bekerjasama dengan rekan kerja untuk menyusun dan merangkai potongan-potongan gambar tersebut menjadi suatu gambar yang utuh seperti semula.

Permainan puzzle yang dimainkan anak akan memberikan kesempatan pada anak untuk memecahkan permasalahan yaitu menyusun gambar. 46 kelompok akan meningkatkan interaksi sosial anak, anak akan saling menghormati, saling membantu dan berdiskusi dengan anak lain dalam kelompoknya. Tujuan dari kegiatan bermain ini adalah untuk mendorong interaksi sosial anak antara saudara kandung, orang tua dan interaksi dengan lingkungan luar rumah.

Permainan ini akan meminta setiap anak mengungkapkan apa yang dipikirkannya dan menjawab apa yang ditanyakan guru, misalnya “apa yang kamu pikirkan saat menutup mata?”. Permainan ini menuntut anak untuk percaya diri dan belajar menjadi pemimpin yang bertanggung jawab terhadap anggotanya. Permainan ini menuntut anak untuk dapat menangkap angka-angka yang dimiliki temannya yang lain dan selalu mengingat angka-angkanya sendiri.

Permainan ini akan melatih anak untuk berani mandiri tanpa bantuan orang lain mengingat angka sendiri dan ketika tiba giliran berdiri di tengah lingkaran anak harus berani mengoreksi tebakan angka teman sebayanya tanpa bantuan siapapun. . Permainan ini menuntut anak untuk bertualang secara mandiri tanpa bantuan orang lain untuk menebak benda yang disembunyikan oleh temannya.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOIW.1GICT'BUSAESS SCHOOL Nomor : 053/KET.STIE/GICW2OL6 TENTANG PENETAPAN DOSEN PENGAJAR MATA Kt,LIAH SEMESTER GENAP.TAHTJN AKADEMIK 20 I 5/20