• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Joan Nana

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II: TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. Definisi dan Konsep Psikologi

Ilmu jiwa atau psikologi adalah suatu cabang dari ilmu pengetahuan yang mempelajari, menyelidiki atau membahas fungsi – fungsi kejiwaan dari seseorang ( Fudyartanta 2011 : 1 ).

Psikologi tidak mempelajari apa itu jiwa, tetapi mempelajari gejala – gejala jiwa atau fenomena psikis dari manusia. Istilah psikologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan fenomena kejiwaan atau gejala psikis umpamanya perasaan, angan – angan, pikiran, cita – cita, serta kemauan. Namun, psikologi bukanlah ilmu pasti sehingga penelitiannya mengenai tingkah laku manusia tidak selalu berhasil.

Menurut Fudyartanta ( 2011 : 10 ), kesukaran – kesukaran dalam penyelidikan tingkah laku manusia antara lain:

1. Tingkah laku manusia itu berubah – ubah menurut situasi dan ruang serta keadaan psikis manusia itu sendiri. Psikologi berobjek jiwa yang hidup dinamis

2. Manusia tidak hanya makhluk biologis, tetapi manusia yang mempunyai jiwa yang berkembang, mempunyai akal dan kemauan bebas.

3. Tingkah laku manusia tidak luput dari pengaruh alam sekelilingnya, sedangkan alam sekitar itu bermacam – macam.

4

(2)

4. Karena yang menyelidiki itu manusia, seperti yang diselidiki juga manusia, maka penyelidik mudah dipengaruhi oleh rasa subjektif. Oleh karena objeknya selalu berubah maka metode harus terus berkembang.

Gejala jiwa dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu gejala pengenalan (kognisi). Gejala perasaan (emosi), dan gejala menghendaki (konasi). Istilah kognisi, emosi, dan konasi (cipta, rasa, dan karsa) disebut trisakti jiwa, yang artinya tiga kesaktian atau kekuatan jiwa, yaitu kekuatan untuk berpikir, merasakan, dan kemauan.

Manusia berbuat berdasarkan motif, baik secara sadar maupun tidak.

Suatu perbuatan manusia adalah kombinasi dari proses fungsi kejiwaannya.

Yang dimaksud dengan fungsi kejiwaan ialah suatu bentuk tingkah laku yang secara umum merupakan tingkah laku pokok, artinya tingkah laku yang tidak dapat dijabarkan lagi. Contohnya yaitu pengindraan, kemauan, perasaan dan emosi, berpikir, dan sebagainya.

Menurut Fudyartanta ( 2011 : 17 ), kegiatan manusia tidak terbatas pada kegiatan yang tampak, tetapi meliputi kegiatan manusia di dalam dirinya sendiri. Kegiatan manusia meliputi:

1. Kegiatan pribadi manusia, yaitu kegiatan yang berlangsung di dalam diri manusia itu sendiri.

2. Kegiatan manusia dalam hubungannya dengan orang lain, yaitu kegiatan sosial.

(3)

3. Kegiatan manusia dengan alam sekitar yaitu masyarakat dengan lingkungan kebudayaan.

Oleh karena manusia hidup dalam dan dengan lingkungan sekitar maka manusia harus tahu bagaimana mempergunakan pengindraannya dengan memberi perhatian pada sekitarnya.

Menurut luasnya, perhatian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perhatian yang merata dan perhatian yang terpusat. Perhatian yang merata ialah perhatian yang dengan serta merta dapat memperhatikan beberapa objek sekaligus. Sedangkan perhatian terpusat ialah perhatian yang ditujukan kepada suatu objek yang khusus. Di dalam perhatian terpusat harus ada konsentrasi yaitu seluruh perhatian ditujukan kepada titik fiksasi dengan cara menghilangkan segala gangguan yang ada dan memperkuat motif – motif yang berhubungan dengan tujuan konsentrasi.

Menurut Fudtartanta ( 2011 : 188 ), pengamatan dapat dibedakan dalam hubungannya berdasarkan sudut pandang, yaitu:

a) Sudut pandang ruang: atas, bawah, kiri, kanan, depan, belakang.

b) Sudut pandang waktu: masa kini, masa lalu, masa depan.

c) Sudut pandang bentuk: bujur sangkar, segitiga, lingkaran, dll.

d) Sudut pandang warna: merah, putih, hijau, biru, kuning, ungu, dsb.

e) Sudut pandang arti: meja kursi, cawan cangkir, tikar bantal, dsb. Dari kata – kata tadi mempunyai hubungan arti tertentu. Lain halnya dengan frasa ‘babi sendok’ maka di sini tidak ada hubungan arti. Tentang

(4)

hubungan –hubungan arti itu tergantung pada kebiasaan – kebiasaan atau tradisi yang ada. Misalnya, kata ‘arca api’ yang di Bali memiliki arti penting dalam masyarakat tetapi tidak di tempat lain.

Ada pula buta warna, mislanya buta warna terhadap warna biru. Bila orang melihat titik atau benda biru, maka benda biru itu tidak akan kelihatan warnanya apabila seluruhnya jatuh pada fovea sentralis.

Sedangkan apabila hanya sebagian saja maka masih dapat melihat warna biru.

Warna biru menyebabkan kurang dapat melihat kepada warna hitam.

Menurut teori Young – Helmhotz ada tiga reseptor warna, sedangkan menurut penyelidikan terakhir ada empat reseptor warna yaitu merah, kuning, hijau, dan biru.

B. Penglihatan dan warna

Alat pengindraan penglihatan ialah mata, menurut Fudyartanta (2011:195), proses umum dalam pengindraan termasuk penglihatan terjadi dalam beberapa fase, yaitu:

a) Fase fisis, yaitu jalannya perangsang dari benda sampai pada alat indra.

Dalam penglihatan yaitu proses ketika cahaya sampai pada cornea mata, diteruskan melalui lensa mata sampai pada bintik kuning pada retina.

b) Fase fisis psikis, yaitu jalannya perangsang di dalam badan. Dalam penglihatan yaitu mata – urat saraf mata – otak.

c) Fase psikis, yaitu saat terjadinya pengetahuan objek.

(5)

Cahaya yang umunya dikatakan berwarna putih sebenarnya terdiri dari seberkas gelombang cahaya. Dengan alat prisma, cahaya dapat diuraikan menjadi sederetan warna yang disebut spektrum warna, dan tiap tiap warna memiliki jumlah gelombang yang berbeda.

Dengan adanya perbedaan gelombang itulah warna dapat dibedakan.

Spektrum warna tersebut selain dapat dilihat dalam penguraian sinar dengan prisma juga dapat dilihat pada pelangi di angkasa. Penguraian sinar cahaya oleh prisma menjadi spektrum warna adalah sebagai berikut:

No Nama warna Jumlah gelombang

1 Ultra Merah 723 mu ke atas

2 Merah 647 – 723 mu

3 Jingga 585 – 647 mu

4 Kuning 575 – 585 mu

5 Hijau 492 – 575 mu

6 Biru 455 – 465 mu

7 Ungu 424 – 455 mu

8 Nila 397 – 424 mu

9 Ultra Violet 397 mu ke bawah

Angka – angka yang biasanya dipakai menyebutkan jumlah gelombang pada tiap – tiap warna ialah untuk warna merah 760 mukron;

warna kunging 580 mukron; warna biru 480 mukron; warna violet 390 mukron. Di luar spektrum yang kelihatan oleh mata ada lagi gelombang – gelombang yang lebih panjang lagi terasa panas pada kulit dan yang lebih Tabel 2.1

(6)

pendek, misalnya ultraviolet, tidak menimbulkan rangsang pada kulit manusia tetapi memiliki dampak fisiologis.

Warna – warna yang tidak dapat dilihat dalam spektrum warna disebut ekstrapektral, hitam dan kelabu disebut akhromatis. Stimulus sinar cahaya yang memasuki mata mempunyai tiga faktor ialah panjang gelombang, kombinasi warna (mixture) dan intensitas atau energi.

Dengan adanya perbedaan – perbedaan dari faktor – faktor tadi dapat menimbulkan presepsi warna yang berbeda – beda, yang dapat menimbulkan dimensi dari sensasi visual. Intensitas atau energi warna dapat menyebabkan sensasi visual, kebrilianitasan warna ini berkembang dari gelap ke terang.

Faktor panjang gelombang dapat menyebabkan sensasi warna pelangi atau hue yang membentang dari warna merah ke kuning dan warna – warna yang lain pada spektrum. Sedangkan kombinasi atau mixture dari panjang – panjang gelombang dapat menghasilkan maturasi atau kemurnian warna.

C. Warna dan aura

Menurut Bassano ( 2014 : 20 ), Tujuh spektrum warna digunakan sebagai perangkat dasar sistem warna. Bagaimanapun, ada warna yang merupakan campuran dari warna – warna ini, seperti turkuois, magenta, dan warna persik. Terdapat pula warna spektrum mati, diantaranya yaitu cokelat, abu – abu, dan hitam. Terdapat pula warna hangat dan warna sejuk. Warna hangat adalah kuning, merah, magenta, dan cokelat. Sedangkan warna sejuk

(7)

adalah ungu, biru, hijau, dan abu – abu. Warna – warna hangat memantik stimulasi, sedangkan warna – warna sejuk memberi ketenangan.

Ada tiga reseptor dengan kepekaan yang maksimum pada ujung dan pertengahan jejeran warna yang dapat dilihat: biru, hijau, dan merah.

Sebagaimana pendapat Goethe, persepsi warna berkaitan dengan pikiran, bukan mata.

Hal ini dibuktikan oleh Edwin Land yang menegaskan bahwa kita sanggup melihat seluruh jejeran warna ketika warna – warna itu disajikan dengan memakai gambar sebuah lanskap yang diproyeksikan cukup dengan cahaya warna merah dan kuning saja. Pada uji coba tersebut, semua reseptor distimulasi ke beberapa tingkatan, meski demikian taka da cahaya biru yang benar – benar diterima.

Analisis awal terhadap biru, hijau, dan merah yang merupakan warna – warna primer ini menunjukkan bahwa warna – warna lain bisa tercipta lewat percampuran warna – warna primer tersebut. Dari percampuran dua warna primer, kita mendapat warna sekunder, sedangkan dari percampuran tiga warna primer menghasilkan warna putih. (Bassano, 2014: 56).

Pemanfaatan yang paling sederhana dari efek warna ada pada desain interior yang skema dekorasinya akan cocok bagi aktivitas yang melibatkan warna. Ini selalu terjadi pada sejumlah tingkatan, tetapi kajian sistematis atas

efek warna dalam konteks ini dirintis oleh Rudolf Steiner.

(8)

Pemanfaatan lainnya dari efek warna terdapat pada terapi warna: pasien dihadapkan pada cahaya warna – warni, atau hanya diminta memvisualisasikan sebuah warna.

Setiap warna memiliki makna. Warna hitam menandakan sesuatu yang formal, konvensional, dan bermartabat serta melambangkan malam dan kematian. Warna putih menandakan sikap cermat, kritis, dan bersungguh – sungguh, serta melambangkan kemurnian dan sifat feminim.

Warna merah menandakan sikap aktif gairah, dan optimisme, meningkatkan kewaspadaan dan tindakan penuh keberanian. Warna merah sebagai bagian dari tujuh spectrum warna memiliki karakteristik kepemimpinan, kekuatan fisik, dan kemandirian. Goethe menyatakan bahwa merah adalah warna ynag paling kuat. Selain itu, merah melambangkan sifat maskulin, kehidupan, kehangatan, dan marabahaya. Merah muda lebih sejuk dan lemah lembut, melambangkan kenyamanan dan sifat feminim.

Warna jingga lebih ambisius daripada merah, namun tidak terlalu hangat. Jingga menunjukkan kecerdasan, namun tidak angkuh, dalam terapi, jingga menimbulkan keriangan. Sebagai bagian dari tujuh spektrum warna, ia memiliki karakteristik ekstrovert, berani, dan menghargai diri sendiri.

Warna kuning mendandakan kecerdasan dan kemampuan berkomunikasi. Menurut Goethe, kuning merupakan warna yang paling positif. Warna kuning menumbuhkan sikap lapang dada dan mengurangi

(9)

depresi. Sebagai bagian dari tujuh spektrum warna, ia memiliki karakteristik introvert, pemikir, dan emosional.

Warna hijau menandakan daya penyembuhan, sikap simpatik, tabah, dan sikap tenang. Sebagai bagian dari tujuh spektrum warna, ia memiliki karakteristik seimbang dan tenang.

Warna turkuois menggabungkan efek biru dan hijau. Ia penuh daya tarik namun mengisap dirinya sendiri. Ia meningkatkan kepercayaan diri, ketenangan, dan kesegaran.

Warna biru menandakan sikap idealistis, rasional, jujur, dan tenteram.

Menurut Goethe, biru merupakan warna yang paling negatif, warna yang paling dekat dengan warna hitam. Sebagai bagian dari tujuh spektrum warna, ia berkarakteristik tenang, kalem, dan damai.

Warna ungu menandakan sifat agung, idealistis, dan peka, tetapi kurang kritis dan kurang dewasa. Warna ungu juga melambangkan martabat dan refleksi yang membesarkan hati.

Sebagai bagian dari tujuh spektrum warna, ia memiliki karakteristik dedikasi serta mengabaikan diri sendiri demi membantu orang lain. Ia mudah bersimpati dan sangat peduli pada lingkungannya dan orang lain.Warna magenta kurang agresif dibandingkan merah, lebih praktis ketimbang ungu.

Warna magenta menandakan sifat optimistis, lunak, dan penuh kasih sayang,

serta memunculkan rasa puas dan rasa hormat.

(10)

Warna netral terbagi menjadi dua, yaitu warna netral hangat dan sejuk.

Warna cokelat adalah warna netral yang hangat. Banyak kebudayaan yang menganggapnya bagian dari merah.

Cokelat menandakan sikap praktis, membumi, keras kepala, dan cermat.

Warna abu – abu merupakan warna netral yang sejuk. Banyak kebudayaan yang menganggapnya sebagai bagian dari biru atau hijau. Abu – abu menenangkan tetapi menimbulkan sikap mendua dan tak adanya komitmen.

Warna pastel adalah dampak dari warna spektrum normal yang bercampur dengan warna putih. Warna pastel mempunyai keindahan dan kehalusan serta menenangkan.

Beberapa orang menyukai warna kuning, dan beberapa lainnya membenci warna hijau. Menurut Bassano ( 2014 : 77 ), ada satu alasan mengenai rasa suka atas sebuah warna, yaitu melalui pengalaman hidup.

Keengganan terhadap satu warna menandakan ketidakseimbangan pada wilayah tertentu tubuh. Peduli terhadap pilihan warna tertentu membuat seseorang mampu menghadapi diri dan memahami watak dan gejolak emosinya. Pilihan atas warna tertentu menandakan ketidakseimbangan warna yang potensial memicu masalah emosional, fisik, mental, dan dapat menandakan masalah kepribadian. Warna sanggup menghadirkan pencerahan dan transformasi diri.

(11)

Menurut Bassano ( 2014 : 84 ), setiap warna, selain memiliki sifat, juga memiliki manfaat. Warna ungu menenangkan pikiran dan menghilangkan rasa gugup. Warna Nila membantu mengatasi rasa takut dan menenangkan pikiran. Warna hijau mengatasi stress dan shock. Warna kuning memacu gairah belajar, membantu berkonsentrasi dan cermat. Warna jingga mengatasi depresi. Warna merah memberi rasa semangat dan mengatasi rasa lelah dan lesu. Selain memiliki sifat dan manfaat, kepribadian seseorang dapat diketahui dari warna kesukaannya.

Warna biru adalah warna laut yang sering dihubungkan dengan rasa tenang. Para penyuka warna biru biasanya dapat menemukan kedamaian dan ketenangan di tempat – tempat yang penyuka warna lain belum tentu bisa tenang di sana. Orang yang menyukai warna biru biasanya mudah bergaul, bisa dipercaya, dan mudah dicintai.

Orang yang menyukai warna merah biasanya adalah orang yang ekstrovert dan sangat percaya diri . Orang yang menyukai warna hijau biasanya ingin terlihat sebagai orang yang sukses, kaya, dan menjadi figure penting di lingkungannya, serta suka menjadi perhatian dalam pergaulan.

Orang yang menyukai warna jingga bersifat ramah, ingin menjadi pusat perhatian serta tidak menyukai hal – hal atau pikiran – pikiran yang serius, mereka ramah dan disukai orang.

Orang yang menyukai warna ungu melawan dunia dengan menciptakan dunia mereka sendiri, agak kasar dan lebih suka kebebasan. Orang yang

(12)

menyukai warna abu – abu biasanya sulit untuk membuat janji atau komitmen serta tidak mempunyai kecintaan atau ambisi tertentu.Orang yang menyukai warna merah muda memiliki sifat yang sedikit naif, penyembunyi, dan berperasaan halus.

Orang yang menyukai warna hitam biasanya realistis dan perlu dibantu mengontrol diri. Orang yang menyukai warna putih memiliki sifat yang teliti dalam menjaga penampilan. Orang yang menyukai warna cokelat memiliki sifat yang sederhana dan nyaman dengan diri sendiri, bisa dipercaya, hemat, terus terang, dan teguh pendirian. Orang yang menyukai warna kuning memiliki sifat yang idealis , optimis.

Referensi

Dokumen terkait

Bacalah ilustrasi berikut untuk menjawab soal nomor 1 sampai 5 Kiki memiliki beberapa manik-manik yaitu: 3 buah warna merah, 6 buah warna kuning, 3 buah warna hijau, 2 buah warna biru