Tercatat pada pemegang saham lainnya yaitu Tn. NURITO HENDRO LUCKY HASMORO selaku pemegang 90 (sembilan puluh) saham PT ANUGRAH MITRA BOGA ABADI dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum rapat umum luar biasa diselenggarakan; Memutuskan pemberitahuan izin kepada pemohon untuk menyelenggarakan rapat umum pemegang saham luar biasa PT ANUGRAH MITRA BOGA ABADI di Surabaya. Menunjuk pemohon untuk memimpin rapat umum pemegang saham luar biasa PT ANUGRAH MITRA BOGA ABADI.
Susun agenda Rapat Pemegang Saham Luar Biasa PT ANUGRAH MITRA BOGA ABADI sebagai berikut. Menunjuk dan memerintahkan Pimpinan Rapat Pemegang Saham untuk membuat berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT ANUGRAH MITRA BOGA ABADI menjadi akta notaris dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Mengingat permohonan pemberitahuan dan penahanan dalam penelitian ini mengacu pada ZS luar biasa, maka kami menganalisis terlebih dahulu alasan hukum Senat mengabulkan ZS luar biasa yang diajukan pemohon.
Berbeda dengan rapat umum luar biasa yang mempunyai agenda khusus, yaitu dasar untuk meminta diadakannya rapat umum luar biasa. Landasan hukum dan uraian pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas menjadi titik tolak utama diadakannya rapat umum luar biasa sekaligus usulan pertama dalam pertimbangan hakim mengenai rapat umum tersebut. Klaim pertama dari pertimbangan di atas adalah bahwa Rapat Umum Luar Biasa merupakan suatu lembaga resmi yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas Tahun 2007 yang menangani dan mengambil keputusan tertentu sebagaimana dimaksud. Sebelumnya, sidang luar biasa mempunyai agenda khusus yang menjadi dasar permintaan diadakannya sidang luar biasa.
Dalil kedua ini juga merupakan premis minor, yaitu memuat suatu mata acara atau mata acara tertentu sebagai dasar penyelenggaraan RUPS Luar Biasa.
Ratio Decidendi Direksi dan Komisaris berakhir masa jabatannya
Dari pertimbangan-pertimbangan di atas, tampak bahwa premis yang paling penting adalah bahwa RUPS Luar Biasa yang diminta oleh pemohon adalah suatu lembaga resmi, yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas Tahun 2007, yang membahas dan mengambil keputusan-keputusan tertentu sebagaimana direncanakan sebelumnya. RUPS Luar Biasa mempunyai agenda khusus. merupakan dasar untuk meminta diadakannya RUPS Luar Biasa, sedangkan premis sekunder atau usulan kedua adalah pemohon mempunyai agenda khusus atau mata acara tertentu berdasarkan fakta-fakta yang ada, sehingga kesimpulan dari kedua usulan tersebut adalah sebagaimana dikabulkan dalam keputusan nomor 1 ( satu), nomor 4 (empat) dan nomor 6 (enam) Penetapan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor 216/Pdt.P/PN.Sby. Misalnya untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun atau (5) tahun terhitung sejak tanggal pengangkatannya, setelah itu mantan anggota direksi yang bersangkutan tidak berhak lagi bertindak untuk dan atas nama perseroan sejak berakhirnya masa jabatan. dalam jangka waktu itu, kecuali setelah diangkat kembali oleh RUPS."; 3) Menimbang bahwa selain ketentuan Pasal 14 ayat (3) akta pendirian perseroan terbatas nomor 213 tanggal 20 Agustus 2011, disebutkan sebagai berikut: “Para anggota Dewan Pengawas diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk mengundurkan diri sewaktu-waktu.” Berdasarkan 3 (tiga) pertimbangan hakim tersebut di atas, maka dapat diambil inti dari pertimbangan di atas, yaitu premis yang paling penting.
Merujuk pada Pasal 14 ayat (3) Akta Pendirian, maka amanah Dewan Komisaris yang dijabat oleh pemohon banding berakhir pada tanggal 19 Agustus 2016. Dari pertimbangan hakim di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut bahwa asumsi pokok Pertimbangannya adalah: Pertimbangannya, masa jabatan direksi ditetapkan sebagaimana diatur dalam Pasal 94 ayat (3) Undang-Undang Perseroan Terbatas Tahun 2007 beserta penafsirannya, dan masa jabatan ditetapkan 5 (lima) tahun. tahun dalam akta pendirian PT ANUGRAH MITRA BOGA ABADI, adapun merupakan anggapan kecil dari pertimbangan – diperhitungkan bahwa tergugat adalah direktur dan pemohon adalah wakil yang sah berdasarkan akta pendirian perusahaan tersebut. perusahaan, yang mana di antaranya. Hakim akhirnya sampai pada kesimpulan yang dituangkan dalam Putusan Nomor 1 dan Nomor 2 Putusan PN Surabaya Nomor 216/Pdt.P/2018/PN.Sby.
Dalam Ketentuan nomor 2, Ketentuan tersebut diatur dengan menyatakan bahwa termohon sebagai Direktur dan termohon sebagai Komisaris mengundurkan diri dari Perseroan berdasarkan berakhirnya masa jabatan Direktur dan Komisaris sejak tanggal 20 Agustus 2016 yang berlaku.
Ratio Decidendi izin Pemanggilan dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham
RUPS diajukan kembali kepada Dewan Komisaris atau Dewan Komisaris meminta RUPS itu sendiri dan Dewan Komisaris wajib menyelenggarakan RUPS paling lambat lima belas hari setelah menerima surat permohonan; Peninjauan kembali hakim dalam diterimanya permohonan pemohon untuk memanggil dan memanggil RUPS dalam hal amanat Direksi dan Dewan Komisaris telah berakhir berdasarkan Pasal 80 ayat (1) undang-undang tahun 2007 tentang perseroan terbatas. . Undang-undang Perseroan Terbatas tahun 2007 tidak mengatur tentang pemanggilan dan penyelenggaraan RUPS dalam hal amanat Direksi dan Dewan Komisaris telah berakhir.
Artinya, pasal 79 ayat (5) dan (7) mengharuskan permohonan pemegang saham atau dewan komisaris diajukan dengan surat tercatat disertai alasannya. Selanjutnya berdasarkan Titik Tolak Utama dan Titik Tolak Minor tersebut di atas, dapat kami jelaskan bahwa titik tolak yang terpenting adalah pertimbangan AMV dilakukan berdasarkan Pasal 80 Undang-Undang Perseroan Terbatas Tahun 2007 karena kepentingan hukum. pemohon yaitu adanya lowongan jabatan Direksi dan Dewan Komisaris karena berakhirnya masa jabatannya. maka permohonan penetapan pemanggilan ABS dapat diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri dimana Perseroan berkedudukan oleh Pemegang Saham sesuai dengan ketentuan Pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Perseroan Terbatas Tahun 2007, sedangkan premis minor adalah Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tidak memanggil ABS karena masa jabatannya. Direksi dan Dewan Komisaris tersebut telah berakhir yang berarti bahwa Direksi dan Dewan Komisaris tersebut tidak lagi berada di dalam atau di luar perseroan atau di pengadilan, sehingga pemohon merupakan pemegang lebih dari 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham, yaitu 70% (tujuh puluh persen). ) mempunyai kepentingan hukum yang cukup untuk mengajukan permohonan penetapan pemanggilan dan penahanan ABS. Direksi atau Dewan Komisaris tidak meminta ABS dapat terjadi karena berbagai sebab, dapat disebabkan karena sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat (6), Direksi atau Dewan Komisaris berhalangan, ada pertentangan antara Direksi atau Dewan Komisaris. Dewan Komisaris dan Perseroan, atau dalam pembahasan ini karena adanya lowongan pada jabatannya Direksi atau Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir.
Permintaan untuk menyelenggarakan rapat umum dari pemegang saham yang terdaftar tidak dimungkinkan apabila masa jabatan direksi atau dewan direksi telah berakhir, atau direksi atau dewan direksi tersebut berhalangan, atau karena terdapat benturan kepentingan. kepentingan antara direksi atau dewan Komisaris dengan Perseroan. Terlihat dari anggaran dasar perseroan sebagaimana tercantum dalam akta pendirian perseroan terbatas nomor 213 tanggal 20 Agustus 2011 bahwa rapat umum dipimpin oleh direktur utama, sehingga apabila direktur utama berhalangan atau berhalangan. kemudian karena sebab apapun tidak dapat dibuktikan kepada para pihak, rapat umum dipimpin oleh salah seorang direktur yang ditunjuk oleh presiden. Terdapat keadaan apabila direksi tidak ikut atau berhalangan karena suatu sebab yang tidak harus dibuktikan kepada pihak ketiga, RUPS dipimpin oleh seorang anggota dewan dan apabila seluruh unsur dewan komisaris tidak hadir atau hadir. tidak hadir karena alasan tertentu, yang tidak harus dibuktikan kepada pihak ketiga, RUPS dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan di antara mereka yang hadir dalam rapat.
Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 80 Undang-Undang Perseroan Terbatas Tahun 2007, diatur bahwa apabila Direksi tidak memenuhi permintaan diadakannya RUPST, maka Pemegang Saham yang meminta diselenggarakannya RUPST dapat mengajukan permintaan kepada Pimpinan RUPST. Pertemuan umum. Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat usaha perseroan akan memutuskan apakah akan memberikan izin kepada pemohon untuk menyelenggarakan RUPS, dan berdasarkan permohonan itu, ketua pengadilan mengabulkan permohonan pemohon, apabila setelah Majelis Rapat Dewan Komisaris dan Direksi serta Pemohon apabila terbukti secara singkat persyaratan telah dipenuhi dan Pemohon mempunyai kepentingan yang wajar untuk menyelenggarakan RUPS; Sedangkan sesuai dengan Pasal 76 ayat (5) Companies Act 2007 juncto Pasal 9 ayat (6), (7) dan (8) akta pendirian perseroan terbatas nomor 213 tanggal 20 Agustus Tahun 2011 disebutkan bahwa tergugat juga merupakan pemegang saham atas nama Pemohon untuk mencegah terjadinya kekosongan karena Direksi dan Komisaris tidak dapat melakukan panggilan karena tidak mempunyai kewenangan lagi untuk bertindak secara hukum baik secara internal maupun eksternal. Karena Direksi dan Komisaris tidak dapat lagi melakukan pemanggilan karena tidak mempunyai kewenangan lagi untuk bertindak secara sah baik di dalam maupun di luar Perseroan atau di dalam atau di luar Pengadilan, dan karena pemohon telah mengundang tergugat untuk menghadiri RUPS, tetapi tergugat tidak dapat lagi melakukan pemanggilan. tidak hadir, berarti juga tidak terjadi suara bulat sesuai dengan ketentuan Pasal 76 ayat (5) Undang-Undang Perseroan Terbatas Tahun 2007. Untuk menghindari kekosongan, Mahkamah Agung berpendapat bahwa Permintaan Pemohon untuk menyelenggarakan dan menyelenggarakan RUPS Luar Biasa adalah sah menurut hukum.
Terkait unsur kepentingan, pertimbangan Majelis Hakim menyatakan untuk kepentingan pemohon Kasasi yang juga merupakan termohon yang juga merupakan pemegang saham. Unsur keadilan dalam peninjauan kembali Majelis Hakim bukan sekedar penolakan terhadap permohonan kasasi eks Termohon, namun juga demi kepentingan Pemohon Kasasi eks Termohon dalam menyelenggarakan RUPS sebagaimana diamanatkan dalam UU. Pembentukan. Undang-Undang Perseroan Terbatas Tahun 2007. Namun dalam pertimbangan lain, hal tersebut di atas tidak menjelaskan lebih lanjut terkait dengan pasal 80 Undang-undang Perseroan Terbatas tahun 2007.
Permintaan diadakannya RUPS bukan diabaikan oleh Direksi dan Dewan Komisaris, namun amanah Direksi dan Dewan Komisaris telah berakhir. Mahkamah Agung juga tidak menjadikan ketentuan pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Perseroan Terbatas Tahun 2007 sebagai dasar kewenangan pengadilan untuk mempertimbangkan dan menetapkan permintaan pemegang saham untuk melaksanakan pemanggilan dengan alasan yang tidak terikat pasal. 79 ayat (5) dan (7) UU – UU Perseroan Terbatas Tahun 2007.