Bab 4.
4.4 Analisis Penerapan Tema (Pendekatan Perancangan)
Tema yang diterapkan dalam perancangan bangunan community centre adalah arsitektur biofilik. Biophilic Architecture atau arsitektur biofilik adalah Konsep arsitektur yang berfokus kepada hubungan antara manusia dengan lingkungannya lalu menerapkannya ke dalam desain bangunan. Dalam Bahasa romawi, biofilik didefiniskan sebagai ‘kecintaan terhadap hidup’.
Prinsip utama dalam arsitektur biofilik adalah menghubungkan orang-orang dengan alam untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Caranya adalah dengan memadukan alam, baik dari elemen-elemen ataupun Teknik dalam mendesain. Arsitektur biofilik memiliki banyak keunggulan diantaranya adalah meningkatkan produktivitas kerja seseorang, mengurangi tingkat stress seseorang, meningkatkan rasa ketenangan dan meredam kecemasan seseorang, meningkatkan kefokusan seseorang terhadap sesuatu. Dapat disimpulkan bahwa penerapan arsitektur biofilik bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penghuninya.
Penerapan arsitektur biofilik menerapkan 14 prinsip yang dikelompokkan dalam 3 poin utama, antara lain:
1. Nature In the Space
Elemen alami di dalam ruangan yang dihadirkan secara langsung dalam suatu ruangan.
Elemen-elemen yang termasuk adalah tumbuhan, air (bentuk fisik dan audio), hewan, suara angin dan aroma. Pengalaman ruang yang diciptakan dapat dirasakan langsung oleh penghuninya terutama interaksi antara unsur-unsur alam dengan aktivitas manusia di dalamnya. Pola desain biofilik yang dihadirkan oleh Nature in The Space adalah:
Visual Connection with Nature
Pemandangan dengan menerapkan unsur-unsur alam, proses kehidupan dan system alam dapat menarik perhatian seseorang dalam sibuknya kehidupan serta memberikan efek menenangkan. (Browning dkk, 2014)
Non-Visual Connection with Nature
Hubungan antara manusia dan alam dengan mengaktifkan seluruh sensor dalam diri seseorang, mulai dari sensor pendengaran, penciuman, perasa dan peraba mengenai proses alam dan elemen-elemen yang ada di dalamnya. Fitur-fitur alami seperti suara air, suara kicauan burung, suara angin dapat menciptakan suasana yang damai.
Non-Rythmic Sensory Stimuli
Pengalaman mengenai rangsangan sensorik alami yang mengalihkan perhatian seseorang yang terkadang tidak disadari oleh penghuni dalam suatu bangunan
Thermal And Airflow Variability
Penerapan dan Teknik dalam mendesain bukaan alami dalam bangunan merupakan salah satu prinsip dalam merancang bangunan arsitektur biofilik.
Pengalaman ruang yang didapat sembari merasakan variasi perubahan suhu, Gerakan angin dalam suatu ruangan dapat mengaktifkan sensor perasa. Desain yang menerapkan prinsip ini akan menciptakan cross-ventilation yang baik.
Presence Of Water
Menambahkan unsur air ataupun prinsip desain yang memanfaatkan Kembali unsur air dapat menambah pengalaman seseorang dalam melihat, mendengar dan merasakan elemen air dalam suatu ruangan. Selain itu, elemen air merupakan unsur penurun temperature dalam suatu ruangan, jadi tak jarang elemen ini diterapkan dalam bangunan guna menyerap panas berlebih dan membuat suhu menjadi lebih sejuk.
Dynamic And Diffuse Lighting
Pemanfaatan pencahayaan alami dalam intensitas dan penyebaran Cahaya yang beragam dan dinamis dapat menambah pengalaman ruang seseorang. Cara kerja dari prinsip ini adalah penggabungan Teknik dalam mendesain dan penempatan bukaan agar mendapatkan suatu kondisi perubahan waktu yang terjadi di alam.
Connection With Natural Systems
Sadar akan proses alami yang terjadi di dunia, seperti perubahan musiman dan temporal mencirikan suatu lingkungan hidup yang sehat
2. Natural Analogues
Analogi alam didapat dari warna, bentuk dan pola yang didapatkan dari alam. Penerapan suatu bentuk alami ke dalam bangunan mencirikan biomorfik, bentuk-bentuk/ornament alami ke dalam fasad/bentuk bangunan serta penggunaan material yang berhubungan dengan alam. (Browing, dkk. 2014) Pola desain Natural Analogues adalah:
Biomorphic Forms and Patterns
Elemen-elemen structural maupun estetika dapat diterapkan dengan meniru alam dari bentuk, pola maupun tekstur. Pola simetri merupakan salah satu pola yang dapat digunakan dalam arsitektur biofilik, karena memberikan rasa tenang dan keutuhan.
Material Connection with Nature
Memanfaatkan material dari alam dan mengolahnya Kembali sehingga mencermikan ekologi dan geologi lokal dari alam sekitar.
Complexity and Order
Penerapan bentuk, irama dan ritme yang berulang tetapi teratur dapat memberikan kesan ketaatan yang terkait dengan kedisiplinan dalam mendesain. Pengulangan ritme dapat dilakukan secara variative namun tetap teratur.
3. Nature Of The Space
Prinsip ini menjelaskan kualitas dari sebuah ruang dan pengalaman ruang yang akan didapat oleh penghuni. Konfigurasi special yang menarik ditambah dengan pola alam dalam Ruang dan Analogi alami. Prinsip ini mencakup 4 pola desain, antara lain:
Prospect
Prospek ruangan yang menciptakan pandangan lebar, luas, tanpa halangan.
Deperti halnya dengan Konsep open plan yang memiliki beberapa manfaat, antara lain: aliran udara yang baik, sirkulasi yang lebar, pemanfaatan Cahaya alami yang maksimal, serta aksesibilitas dalam ruangan yang tidak terhambat.
Refuge
Pola-pola dalam mendesain ruangan seperti pola simetris yang menambahkan rasa ketenangan dalam ruangan.
Mystery
Pengalaman ruang yang misteri sehingga mendorong penghuni untuk menjelajahi ruangan lebih dalam lagi. Pola misteri sebenarnya berlandaskan bahwa manusia memiliki dua dasar kebutuhan dalam kehidupannya, yaitu: untuk memahami dan mengeksplorasi.
Risk and Peril
Karakteristik dari pemberian rasa bahaya atau ancaman dengan tujuan untuk meningkatkan focus seseorang saat menjelajahi suatu ruangan. Prinsip desain ini juga harus dilengkapi dengan unsur keamanan.
4.5 Kesimpulan
Kawasan Bukit Lawang merupakan Kawasan pariwisata yang menerapkan prinsip ekologi dan masih mempertahankan elemen hijau dan kealamian dari kawasannya, sehingga Kawasan sekitar Bukit Lawang memiliki aspek kealamian yang sangat baik. Analisis unsur-unsur alam sangat diperlukan dalam mendesain suatu bangunan, seperti: keindahan alam dan suara alami dari Sungai Bahorok, view ke bukit yang ada, dan pemanfaatan penghijauan. Penggunaan material alami yang dapat digunakan sebagai suatu ciri khas yang akan menjadi identitas Kawasan Bukit Lawang untuk masa mendatang. Orientasi massa bangunan akan menentukan desain bukaan untuk memanfaatkan pencahayaan alami dan kualitas udara yang bagus. Oleh karena itulah, analisis aspek-aspek lingkungan menjadi poin utama dalam menentukan dan merancang bentuk bangunan yang berorientasi terhadap alam sekitarnya.