• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Desain Biophilic Pada Bangunan La Colline Lembang Hotel Resort

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penerapan Desain Biophilic Pada Bangunan La Colline Lembang Hotel Resort"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Desain Biophilic Pada Bangunan La Colline Lembang Hotel Resort

Ghahzul Fikri Agung

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung Email: ghahzul@gmail.com

ABSTRAK

Kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Keragaman potensi yang ada di Kota Bandung menjadi daya tarik wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri untuk berkunjung ke kota ini. Salah satu wisata dengan daya tarik yang tinggi di Bandung adalah potensi wisata Bandung.

Tingginya minat akan wisata di kota ini berbanding lurus dengan kebutuhan akan akomodasi kegiatan tersebut salah satunya adalah hotel. Hal tersebut menjadi penyebab berkembangnya pembangunan hotel di kawasan Bandung Utara. Oleh karena itu, proyek ini merupakan proyek pembangunan hotel resort bintang 4 di kawasan Setiabudi yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akomodasi wisatawan domestik maupun mancanegara yang sedang melakukan wisata di Bandung. Namun dengan banyaknya pembangunan yang dilakukan, akan menimbulkan dampak yang kurang baik untuk kesehatan alam sekitar. Maka dengan adanya permasalahan tersebut, proses perancangan hotel resort ini menggunakan metode pendekatan desain biophilic. Desain biophilik ini diterapkan di dalam bangunan melalui konsep pola alam di dalam ruang dengan prinsip hubungan langsung dan tidak langsung dengan alam agar keseimbangan alam tetap terjaga karena alam yang digunakan untuk membuat sebuah bangunan diaplikasikan kembali pada desain bangunan tersebut. Prinsip hubungan langsung dengan alam diimplementasikan dengan adanya plantscaping, waterscaping, penghawaan alami, dan pencahayaan alami di dalam bangunan, sedangkan prinsip hubungan tidak langsung dengan alam diimplementasikan dengan penggunaan material alami, analogi alam, dan warna-warna natural.

Kata kunci: Hotel, Desain Biophilik, Pola Alam di Dalam Ruang.

ABSTRACT

Bandung is one of the popular tourist destination in Indonesia. The diversity of the existing potential in the city of Bandung into a tourist attraction of both domestic and overseas for a visit to the city. The high degree of interest in the city's tourism will be directly proportional to the activity of the accommodation needs of one is the hotel. Therefore, the project is a project for the construction of a 4-star resort hotel in Central Java who is expected to meet the needs of domestic and foreign tourists accommodation who are doing tours in Bandung. But with the large number of development being done, will cause less impact for either about natural health. So with the existence of these problems, the process of designing the hotel resort was using methods design approach biophilic. Biophilic design is applied inside the building through natural patterns in the space with the principle of direct and indirect relationship with nature in order to balance nature awake because nature is used to create a building of applied back in the building design. The principle of direct contact with nature is implemented with the plantscaping waterscaping, and natural lighting inside the building, while the principle of an indirect relationship with nature are implemented with the use of natural materials, the analogy of nature, and natural colors.

Keywords : Hotel, Resort, Biophilic Design

(2)

1. PENDAHULUAN

Kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia. Keragaman potensi yang ada di Kota Bandung menjadi daya tarik wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri untuk berkunjung ke kota ini. Salah satu wisata dengan daya tarik yang tinggi di Bandung adalah potensi wisata Bandung. Tingginya minat akan wisata di kota ini berbanding lurus dengan kebutuhan akan akomodasi kegiatan tersebut salah satunya adalah hotel. Hal tersebut menjadi penyebab berkembangnya pembangunan hotel di kawasan Bandung Utara.

Banyaknya bangunan hotel yang berdiri di Kota Bandung membuat persaingan di dunia perhotelan semakin ketat, sehingga perlu strategi khusus baik dalam pemasaran maupun pembangunan hotel resort di Bandung. Oleh karena itu, proyek ini merupakan proyek pembangunan hotel resort bintang 4 di kawasan Setiabudi yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akomodasi wisatawan domestik maupun mancanegara yang sedang melakukan wisata di Bandung.

Judul Proyek perancangan hotel resort ini adalah La Colline Resort Lembang. La Colline Resort Lembang merupakan bangunan hotel resort bintang 4 yang terletak di jalan Setiabudi Lembang yang dirancang dengan tema Biophilic dengan pendekatan “Nature In The Space”. Nature in the Space ini dapat diartikan sebagai bangunan yang saling terintegrasi dengan alam sebagai kebutuhan pokok manusia di dalam suatu kota.

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

2.1 Pengertian Hotel

Hotel adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan; bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum.

Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu (wisatawan atau pelancong) sebagai tempat tinggal sementara selama jauh dari tempat asalnya. Pada umumnya kebutuhan utama para tamu dalam hotel adalah istirahat, tidur, mandi, makan, minum, hiburan dan lain-lain. Namun dengan perkembangan dan kemajuan hotel sekarang ini, fungsi hotel bukan saja sebagai tempat menginap atau istirahat bagi para tamu, namun fungsinya bertambah sebagai tujuan konferensi, seminar, lokakarya, musyawarah nasional dan kegiatan lainnya semacam itu yang tentunya menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap.

2.3 Tema Perancangan

Tema yang diangkat dalam proyek hotel resort ini adalah Desain Biophilic. Desain biophilic bermula dari kata biophilia yang bermakna kecenderungan manusia untuk berafiliasi dengan alam [1]. Pada dasarnya manusia tidak bisa lepas dari alam. Seiring dengan perkembangan zaman, pembangunan gedung-gedung semakin pesat terutama di dalam suatu kota yang menyebabkan tergesernya alam dari kehidupan manusia. Desain biophilic ini merupakan sebuah pendekatan rancangan arsitektur yang menggunakan alam sebagai media pendekatan utama. Desain biophilic dapat diartikan juga sebagai pendekatan rancangan yang menghadirkan kembali unsur alam ke dalam suatu bangunan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia yang cenderung membutuhkan alam dalam kehidupannya [2].

Kawasan Setiabudi Lembang merupakan kawasan yang terdiri dari tipologi dengan ruang terbuka yang cukup. Keberadaan ruang terbuka hijau menjadi aspek yang penting dalam suatu kawasan.

Desain hotel resort dengan konsep nature in space melalui kehadiran unsur alam di dalam bangunan diharapkan dapat memberikan suasana baru dalam hotel sekaligus memberikan ruang terbuka hijau untuk kawasan tersebut. Dengan menghadirkan unsur alam ke dalam bangunan akan

(3)

berpengaruh terhadap pengalaman dan psikologis pengunjung sehingga mereka akan lebih nyaman saat beristirahat di dalam hotel.

2.4 Metode Perancangan

Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Hotel La Colline Resort Lembang ini adalah metode five-steps-design-process. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

1.Tahap persiapan, tahap ini meliputi pengenalan masalah yang akan dipecahkan, disebut juga identifikasi masalah yang mencakup tujuan, lingkup proyek, dan penentuan issue (permasalahan).

2.Persiapan (programming), yaitu tahap pengumpulan (collecting) dan analisis informasi, fakta, data tentang proyek hotel resort ini.

3.Pengajuan usul, yaitu pengajuan proposal cara pemecahan sederhana dari hasil analisis kedalam suatu konsep rancangan dengan pendekatan desain biophilik.

4.Evaluasi, yaitu tahapan diskusi dari hasil pengajuan konsep rancangan dan pengajuan alternatif-alternatif desain.

5.Tindakan, merupakan tahap pengembangan konsep rancangan yang dituangkan ke dalam gambar rancangan dan gambar konstruksi.

3. HASIL RANCANGAN

3.1 Zoning

Zoning terdiri dari empat bagian besar yaitu zona publik, zona private, zona servis, serta zona rekreasi.

Zona publik terletak pada bagian depan bangunan yang berfungsi sebagai Lobby, Restoran, Coffee shop,Ballroom, Function Room, dan Area Komersil. Zona Privat merupakan zona untuk hotel yang memiliki sifat ruangan lebih pribadi dan tidak terbuka untuk umum. Zona servis adalah zona untuk bagian servis atau pelayanan hotel, terdiri dari bangunan utilitas, dapur, ruang binatu, linen serta toilet.

Merupakan Zona yang menjadi fasilitas pendukung di mana fungsi dari zona rekreasi adalah sebagai sarana hiburan tamu hotel yang terdiri dari kolam renang, gym/fitness center, spa/sauna, serta taman terbuka. Lihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Zoning

Zoning di dalam bangunan dikelompokan menjadi tiga zona yaitu zona publik, zona servis dan zona privat. Pengelompokan zona ini dibedakan berdasarkan warna-warana yang berbeda. Zona publik ditandai dengan warna biru, zona privat ditandai dengan warna kuning dan zona semi publik ditandai dengan warna ungu, sedangkan zona servis ditandai dengan warna merah.

1

2

4 3

2

2

Keterangan : 1. Zona Publik 2. Zona Privat 3. Zona Servis 4. Zona Rekreasi

(4)

Lantai dasar bangunan utama terdiri dari zona publik, servis. Zona publik di lantai ini terdiri dari lobby hotel, restoran, lounge, coffee shop dan area komersil. Sedangkan zona servis terdiri dari area servis seperti dapur, gudang, binatu, toilet, tangga darurat, dan ruang utilitas. Zona privat terdiri dari ruang front office. Lihat Gambar 2.

Gambar 2. Denah Lantai Dasar Bangunan Utama

Lantai 2 pada bangunan utama terdiri dari zona servis, semi publik dan zona privat. Zona publik pada lantai 2 bangunan utama terdiri dari koridor, preparation area. Zona semi publik terdiri dari ruangan ballroom dan meeting room. Zona Privat pada lantai ini diperuntukan untuk kantor pengelola hotel.

Sedangkan untuk zona servis terdiri dari toilet, tangga darurat dan lift servis. Lihat Gambar 3.

Keterangan : Publik Semi Publik Privat Servis

(5)

Gambar 3. Denah Lantai 2 Bangunan Utama

Lantai tipikal pada bangunan utama berfungsi sebagai hotel, maka zona yang terdapat pada lantai ini terdiri dari zona privat dan zona servis. Zona privat berfungsi sebagai kamar hotel sedangkan untuk zona servis terdiri dari ruangan linen, roomboy station, lift dan tangga darurat. Lihat Gambar 4.

Gambar 4. Denah Lantai Tipikal Bangunan Utama

Lantai dasar pada massa bangunan 2 terdiri dari zona privat, semi publik dan zona servis. Zona privat pada lantai ini terdiri dari ruangan spa, sauna. Zona semi publik terdiri dari ruangan fitness.

Sedangkan zona servis terdiri dari ruang utilitas dan tangga darurat. Lihat Gambar 5.

Keterangan : Publik Semi Publik Privat Servis

(6)

Gambar 5. Denah Lantai 1 Bangunan Hotel

Lantai 2 dan 3 pada bangunan ini berfungsi sebagai hotel deluxe, zona pada lantai tersebut terdiri dari zona privat dan zona servis. Zona privat berfungsi sebagai kamar hotel sedangkan zona servis berfungsi sebagai ruang linen, roomboy station, lift dan tangga darurat. Lihat Gambar 6.

Gambar 6. Denah Lantai 2 dan 3 Bangunan Hotel

3.2 Transformasi Bentuk Bangunan

Konsep gubahan massa bangunan berawal dari dua massa yang berbentuk persegi panjang dengan peletakan yang membentuk sudut 90º atau menyiku. Lihat Gambar 7.

Gambar 7. Transformasi Massa 1

Massa bangunan yang lebih panjang diputar sebanyak 45º dengan bertujuan untuk penyesuaian terhadap garis kontur sehingga tidak terlalu banyak melakukan cut and fill pada lahan. Lihat Gambar 8.

(7)

Gambar 8. Transformasi Massa 2

Selanjutnya memberikan massa penghubung diantara kedua massa bangunan untuk membuat bengunan lebih menyatu dan menghilangkan ruang negatif antar massa bangunan. Lihat Gambar 9.

Gambar 9. Transformasi Massa 3

Massa bangunan yang lebih panjang dinaikan sebanyak 6 lantai bangunan dengan fungsi bangunan hotel yang dimulai dari lantai 3. Kemudian ditambahkan bentuk substraktif dan aditif pada massa bangunan. Lihat Gambar 10.

Gambar 10. Transformasi Massa 4

Untuk melihat transformasi bentuk gubahan massa utama secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 11.

(8)

Gambar 11. Transformasi Massa Bangunan

3.3 Fasad Bangunan

Lokasi tapak berada di Jalan Setiabudi, maka orientasi fasad selain mengarah pada view kota bandung juga mengarah terhadap jalan utama yaitu Jalan Setiabudi. Fasad dari Jalan Setiabudi didesain lebih menarik dengan perpaduan antara material kaca, kayu-kayu horizontal dan tanaman untuk memberikan kesan natural pada bangunan. Lihat Gambar 12.

Gambar 12. Fasad Bangunan

Fasad dari arah view Kota Bandung cenderung teruka dengan banyaknya bukaan untuk pemanfaatan view kea rah kota bandung. Dengan penggunaan material kaca jenis double glass yang dapat meredam panas terhadap bangunan. Selain penggunaan material kaca, juga terdapat material concrete wood pada bangunan agar memberikan kesan natural pada bangunan. Selain itu pemanfaatan balkon atau kantilever pada bangunan yang difungsikan sebagai roof garden dapat memberikan manfaat pembayagan pada bangunan serta memberikan kesan natural dengan tanaman-tanaman yang terdapat pada kantilever tersebut. Lihat Gambar 13.

Gambar 13. Fasad Bangunan

Penggunaan material kayu dengan jenis wood composite panel dan warna-warna yang natural pada fasad bangunan merupakan implementasi dari prinsip hubungan tidak langsung dengan alam (indirect experience with nature). Penggunaan green roof dan tanaman pada fasad bangunan menciptakan hubungan langsung dengan alam (direct experience with nature). Lihat Gambar 14.

(9)

Gambar 14. Detail Roof garden

3. 4 Perspektif Bangunan

Massa bangunan Hotel ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu bangunan utama, bangunan hotel deluxe, serta bangunan cottage. Bentuk bangunan utama didesain dengan pemanfaatan garis kontur yang dipadukan dengan tema yang diangkat. Plantscaping pada area taman depan didesain dengan mengikuti pola masa bangunan dengan tanaman-tanaman bunga dan pepohonan yang rimbun. Lihat Gambar 15.

Gambar 15. Perspektif Mata Burung

Area main entrance pada bangunan di desain dengan menggunakan kanopi untuk drop off kendaraan.

Fasad bangunan didesain terbuka dengan material kaca dan secondary skin kayu untuk memberikan penekanan main entrance bangunan. Perpaduan warna coklat dan putih didesain untuk memberikan kesan natural pada bangunan. Lihat Gambar 16.

(10)

Gambar 16. Perspektif Mata Manusia

Area terbuka antara masa bangunan dijadikan area rekreasi, selain taman pada area tersebut terdapat fasilitas kolam renang. Maka dari itu pengolahan lanskap pada area tersebut menjadi bagian penting yang harus diperhatikan. Lihat Gambar 17.

Gambar 17. Perspektif Taman

4. SIMPULAN

Berdasarkan tema yang diangkat yaitu, Desain Biophilic pada bangunan Hotel Resort Bintang 4 dengan pendekatan pola alam di dalam ruang (Nature in space) dapat menciptakan bagaimana pengalaman ruang yang baru pada sebuah bangunan hotel dengan berbagai pemerapan unsur alam didalamnya. Penggunaan material alami, pencahayaan alami, penghawaan alami, serta plantscaping

(11)

pada desain hotel tersebut selain memberikan pengalaman ruang yang seperti berinteraksi dengan alam, juga memberikan dampak positif dengan pengurangan emisi yang dihasilkan bangunan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, yang telah memberikan kekuatan kepada penyusun dapat menyelesaikan e-journal ini, dimulai dari persiapan, penyusunan, hingga penyelesaian, penulis tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, kontribusi maupun saran dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dengan segala hormat, ketulusan dan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan e-journal ini. Semoga laporan tugas akhir ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan referensi terkait dengan perancangan tugas akhir ini. Penyusun berharap semoga e-journal ini dapat mendatangkan manfaat bagi banyak pihak.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Kartika Rahmasari, Endy Yudho Prasetyo. (2017). Pendekatan Biophilic untuk Meningkatkan Kualitas Ruang pada Perkantoran Vertikal. Jurnal Sains dan Seni POMITS Vol. 6.

[2] W. R., (2014). 14 Pattern of Biophilic Design. Washington DC: Terrapin Bright Green LLC.

Referensi

Dokumen terkait

Hotel Resort ini diharapkan juga mampu menjadi icon wisata kota Ambarawa, karenanya bangunan bersejarah yang mendominasi arsitektur di kota Ambarawa yaitu Museum

desain dengan menyesuaikan lingkungan setempat dan ramah lingkungan. Tidak hanya itu adanya bangunan akomodasi hotel resort ini maka adanya.. limbah baru yang terdapat pada

Pendekatan perancangan hotel resort menggunakan tema Arsitektur Organik karena lokasi perancangan memiliki hubungan yang kuat dengan alam.. Hal tersebut mengapa tema

Resort hotel di Ambarawa di desain dengan menggunakan penerapan arsitektur kolonial yang berkiblat pada bangunan bersejarah yang ada di Ambarawa yaitu Benteng Fort Willem dan

Bandung Paradise Apartment ini menerapakan konsep biophilic design sehingga penggunaan unsur alam ke dalam desain bangunan apartemen dapat menjadi solusi

Kondisi alam sekitar raw pening yang asri diangkat menjadi daya tarik villa resort sehingga pendekatan desain yang akan digunakan adalah dengan mengangkat tema

Konsep yang diterapkan pada desain interior hotel resort Papuma secara keseluruhan adalah menciptakan desain interior dengan suasana Jawa yang dapat menjadi solusi

Perancangan sebuah bangunan Hotel Resort pada lingkungan alam Kota Batu dengan pertimbangan kondisi alam pegunungan yang masih asri dan terdapat beberapa lokasi