• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 Berapakah besar laju korosi baja ST60 pasca pengelasan GTAW

N/A
N/A
syarif hidayat

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 1 Berapakah besar laju korosi baja ST60 pasca pengelasan GTAW"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang

Korosi merupakan hal yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari hari. Korosi merupakan fenomena alamiah yang dapat terjadi pada kebanyakan unsur yang mengandung logam, dimana korosi merupakan suatu proses kerusakan material karena reaksi kimia atau elektrokimia dengan lingkungannya. Seluruh bahan yang mengandung unsur logam dapat rusak karena korosi (Trethewey dan Chamberlain, 1991).

Baja ST 60 merupakan salah satu baja yang mudah terserang korosi, baja yang salah satunya di gunakan sebagai bahan baku pembuat pipa ini tergolong baja karbon sedang dalam standart DIN 17100. Baja karbon sedang merupakan baja dengan kekuatan tarik antara 25 sampai60kg/mm2. Baja ST 60 juga dapat digunakan atau dapat diaplikasikan dengan mudah untuk kegiatan manufaktur.

Contohnya adalah pengelasan.

Pengelasan adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu. Salah satu jenis pengelasan adalah las GTAW (Gas Tungsten Arc Welding). Pengelasan ini dikenal rapih dan memiliki hasil yang lebih sempurna dibanding dengan jenis pengelasan lainnya. Pada pengelasan GTAW ini elektroda atau tungsten ini hanya berfungsi sebagai penghasil busur listrik saat bersentuhan dengan benda kerja, sedangkan untuk logam pengisi adalah filler rod. Pengelasan GTAW ini juga sering disebut dengan Las Argon, hal tersebut dikarenakan gas pelindung yang digunakan adalah gas Argon. Untuk mengoperasikan Las Argon ini dapat disesuaikan besar Arus yang diperlukan. Besar Arus diperlukan untuk menentukan arus yang tepat untuk pengelasan, sehingga didapat hasil yang maksimal.

Salah satu contoh proses pengelasan dalam kehidupan sehari hari adalah penyambungan pipa untuk keperluan industri. Salah satu contoh penggunaan atau

(2)

2

fungsi pipa dalam kehidupan sehari hari adalah sebagai media penyalur bahan gas maupun cair. Tak menutup kemungkinan bahan tersebut bersifat asam, contohnya HCl. Pipa pipa yang terus menerus terkena larutan HCl maka akan terbentukgumpalan (cluster), lubang (hole) dan retakan (crack) yang semakin banyak. Dari hasil uji SEM, bahan baja yang terkena larutan HCl terus menerus akan semakin cepat laju korosinya (Dwi Septianingsih dkk, 2014).

Proses pengelasan menyebabkan perubahan suhu yang tidak merata pada pipasaat proses pengelasan berlangsung, serta bersentuhan dengan larutan HCl secara terus menerus yang merupakan fungsi pipa sebagai media penyalur sehingga menyebabkan laju korosi pada pipa meningkat. Laju korosi sendiri merupakan kecepatan rambatan atau kecepatan penurunan kualitas bahan terhadap waktu (M.G Fontana, 1987).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besar laju korosi pasca pengelasan GTAW yang di rendam dengan larutan HCl. Dengan menggunakan variasi arus diharap dapat mengetahui arus mana yang tepat agar dapat mengurangi laju korsi.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bearapakah arus las yang tepat yang dapat digunakan pada pengelasan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) terhadap kekerasan sebelum dan sesudah korosi?

2. Berapakah besar laju korosi baja ST60 pasca pengelasan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)dan direndam pada larutan HCl dengan suhu 4 C variasi arus 80A, 100A, 120A?

(3)

3

I.3 Batasan Masalah

Mengingat sangat kompleknya masalah-masalah dalam kehidupan sehari- hari yang berkenaan dengan korosi, maka disini penulis membatasi masalah agar pembahasannya lebih terfokus. Adapun batasan masalah tersebut antara lain:

1. Bahan yang digunakan adalah plat baja karbon ST60 dengan ukuran 55 mm x 50 mm x 10 mm

2. Filler yang digunakan adalah kawat stainless ukuran 0,5mm

3. Cairan untuk pengkorosian adalah larutan HClyang di mixing dengan aquades.

4. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian untuk mengetahui laju korosi pada spesiment.

I.4 Tujuan

Tujuan Tugas Akhir ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh arus las GTAW terhadap Kekerasan sebelum dan pasca proses korosi.

2. Mengetahui pengaruh arus las GTAW terhadap laju korosi yang direndam dalam larutan HCl bersuhu C.

I.5 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah:

1. Mengetahui besar laju korosi baja ST60pasca pengelasan GTAW yang direndam pada larutan HCl.

2. Memberikan informasi pengelasan GTAW yang tepat untuk mengurangi laju korosi.

3. Meminimalisir laju korosi terhadap suhu dan larutan kimia pada lingkungan sekitar.

4. Memberikan informasi pengaruh pengelasan GTAW dengan perbedaan kuat arus terhadap kekerasan material baja ST60.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini benda uji yang akan digunakan dalam pengujian korosi adalah hasil pengelasan baja karbon AISI 1045, untuk itu maka digunakanlah mesin las

LAJU KOROSI BAJA TAHAN KARAT 304 YANG TELAH MENGALAMI PENGELASAN DALAM LARUTAN H2SO4 pH 1.. Disusun oleh : Rois

PENGARUH KECEPATAN PUTAR, GAYA GESEK, WAKTU GESEK TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN IMPAK, LAJU KOROSI DAN STRUKTUR MIKRO HASIL PENGELASAN LAS GESEK MATERIAL BERBEDA BAJA SUH 3 DAN SUH

TIG yang juga biasa disebut GTAW ( Gas Tungsten Arc Welding ) adalah jenis pengelasan yang menggunakan panas dari nyala pijar yang terbentuk antara elektroda tungsten

Penelitian Prediksi laju korosi dilakukan dengan pengujian terhadap material baja A36 dan baja A53 yang dilas menggunakan metode SMAW pada pengelasan basah bawah air pada

Sedangkan Gambar 2 (A2) menggambarkan laju korosi baja AISI 304 dalam lingkungan HCl yang telah diberikan inhibitor kalium kromat 0,1%. Laju korosi baja AISI 304 menurun

Dari data hasil pengujian OCP diperoleh nilai laju korosi terendah dari variasi kuat arus pengelasan yaitu pada pengelasan arus 155A, dimana didapatkan laju korosi sebesar 0,10089

Pada hasil pengujian dye penetrant yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pada sampel dengan arus pengelasan 70 ampere tidak memiliki cacat pengelasan sehingga laju korosi yang