Salah satu kota di Indonesia yang memiliki angka kehamilan di luar nikah tertinggi adalah kota Yogyakarta di kalangan pelajar (Bactora, 2022). Data Jumlah Kasus Kehamilan Di Luar Nikah di Kota Jogja Tahun 2022 TANPA TAHUN JUMLAH KASUS ANAK. Menurut Utomo dan Utomo (2013), remaja yang hamil di luar nikah merasa bingung ketika mengetahui dirinya hamil, apalagi jika pasangannya tidak mau bertanggung jawab.
PTSD umumnya terjadi pada remaja yang pernah mengalami peristiwa traumatis, termasuk yang pernah mengalami kehamilan di luar nikah (Malik, Astuti & Yulianti, 2015). Remaja yang terjebak di luar nikah terpaksa harus berjuang sendiri menghadapi stres dan masalah emosional, ketakutan, kecemasan, rendah diri dan lain-lain. Mereka mendorong perilaku yang tidak diinginkan seperti minum-minuman keras dan pergaulan bebas, yang dapat berujung pada kehamilan di luar nikah.
Jika ada faktor lingkungan yang menguntungkan pasangan remaja karena bondingnya maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya satu atau lebih kehamilan di luar nikah (Yasinta, 2016). Kasus kehamilan di luar nikah pada remaja yang dilakukan oleh keluarga khususnya orang tua mempunyai peranan penting dalam pengasuhan anak di luar nikah. Dari latar belakang di atas terlihat bahwa kehamilan di luar nikah sering terdengar di kalangan sosial.
Hingga saat ini, belum ada penelitian yang meneliti tentang pengungkapan anak haram kepada orang tuanya.
Perumusan Masalah
Penelitian ini nantinya akan membahas tentang keterbukaan seorang anak yang menitikberatkan pada anak dalam mengungkapkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam dirinya kepada orang tuanya dalam menghadapi kehamilan di luar nikah. Namun peran orang tua tetap penting dalam hal ini, sebagai motivasi anak untuk menjalani kehidupan yang baik dan memperdalam ilmunya, karena ilmu pendidikan anak dibentuk untuk meniadakan permasalahan tersebut. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terfokus untuk melihat seberapa terbukanya anak yang dikandung di luar nikah terhadap orang tuanya.
Dengan demikian peneliti melakukan observasi langsung (survei lapangan) dan penelitian ini akan mengungkap fakta tentang “membuka anak hamil di luar nikah kepada orang tuanya”. Remaja akan cenderung menyembunyikan informasi tentang kehamilannya karena takut ditolak dan merusak kepercayaan keluarga dan lingkungannya. Dalam hal ini peran keluarga, khususnya dalam mengasuh anak hamil di luar struktur keluarga yang stabil, sangatlah penting.
Orang tua di luar rumah yang sedang hamil diharapkan memberikan semangat, semangat, dan dukungan terhadap keturunannya. Berdasarkan penjelasan di atas maka permasalahan yang ingin dianalisis adalah bagaimana seorang anak haram dapat diungkapkan kepada orang tuanya.
Tujuan Penelitian
Signifikansi Penelitian
Signifikansi Teoritis
Signifikansi Praktis
Signifikansi Sosial
Kerangka Teori
- Paradigma Penelitian
- State of The Art
- Teori Communication Privacy Management
- Hambatan Komunikasi
- Faktor-faktor penyebab hamil di luar nikah
Penelitian pertama dilakukan oleh Adella Putri Ariyana pada (2016) dengan judul “Penanganan Konflik pada Pasangan Hamil Di Luar Nikah”. Konflik dengan pasangan, keluarga bahkan pihak berwenang dipicu oleh masalah kehamilan di luar nikah. Skripsi ini berbeda dengan yang akan penulis bahas karena ingin melihat bagaimana pasangan remaja menghadapi konflik kehamilan di luar nikah.
Sebaliknya yang akan saya lihat adalah pernyataan diri seorang anak yang mengalami kehamilan di luar kendali orang tuanya, sedangkan persamaannya dibahas untuk kasus kehamilan di luar nikah. Di satu sisi, alasan diperbolehkannya menikahi wanita yang hamil di luar nikah adalah untuk menyelamatkan nyawanya dan masa depan bayinya. Meningkatnya kasus perzinahan yang dapat mengganggu ketertiban dan norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat menjadi salah satu alasan mengapa membolehkan perkawinan ibu hamil di luar nikah terkadang dapat menimbulkan kerugian.
Penelitian Sari (2014) menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan 4 responden penelitian mengalami kehamilan di luar nikah. Penelitian ini berfokus pada dinamika keterbukaan diri kehamilan di luar nikah, khususnya pada orang tua dimana terdapat hambatan komunikasi. Penelitian keenam dilakukan oleh Yessie Angelia (2014) (Jurnal E-komunikasi, Vol 2 No dengan judul “Pengungkapan diri ibu hamil di luar nikah dengan anaknya”.
Hasil penelitian mengungkapkan kepada subjek sendiri bahwa dirinya pernah hamil di luar nikah bersama anaknya, hingga pada tingkat emosional (tingkat keterbukaan diri, klise, fakta, opini dan perasaan). Peneliti mengangkat penelitian Angelia (2014) karena memiliki kasus serupa, namun perbedaannya terletak pada pewarisan anak. Dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian secara keseluruhan berbeda satu sama lain, karena tidak ada yang membahas tentang keterbukaan diri anak yang mengalami kehamilan di luar nikah kepada orang tuanya. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, hamil di luar nikah terdiri dari tiga kata yaitu gravid yang artinya hamil.
Hamil di luar nikah jelas tidak dapat diterima oleh masyarakat selain akan mendatangkan aib bagi orang disekitarnya seperti keluarga dan juga merusak nama baik keluarga dari sudut pandang agama. jelas sesuatu yang dilarang keras. Hamil di luar nikah memang sangat sulit diterima dari sudut pandang manapun, termasuk budaya dan agama. Faktor internal yang menyebabkan remaja mengalami kehamilan di luar nikah antara lain tugas perkembangan remaja (fisik, perubahan hormonal, dan aktifnya organ reproduksi remaja), keinginan untuk dimengerti, rendahnya harga diri atau harga diri, kesehatan reproduksi, pengetahuan tentang seks, individu. sikap yang berkaitan dengan aktivitas seksual, gaya hidup, pengendalian diri, kerentanan dan aspek keagamaan.
Faktor eksternal yang menjadi penyebab remaja putri terjerumus hamil di luar nikah adalah lingkungan sekitar, pergaulan dengan teman sebaya, kondisi keluarga yang kurang harmonis, paparan media informasi, nilai-nilai, sosial budaya dan mudahnya akses terhadap konten pornografi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab hamil di luar nikah adalah dorongan menonton pornografi, faktor pendidikan dan pergaulan bebas.
Operasional Konsep
Keterbukaan diri
Kurangnya pendidikan dan kesadaran, pembekalan pengetahuan dan pembelajaran nilai-nilai menyebabkan perilaku menyimpang dari hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan.
Hambatan Komunikasi
Pengelolaan Komunikasi
Metode Penelitian
- Tipe Penelitian
- Subjek Penelitian
- Jenis Data
- Sumber Data
- Alat dan Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Kualitas Data
Untuk memahami fenomena-fenomena yang dialami subjek penelitian, khususnya berupa perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan yang dikaji secara holistik, merupakan tujuan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini bertujuan, yaitu informan diidentifikasi menurut kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini terdapat 4 orang remaja yang mengalami kehamilan di luar nikah.Proses pemilihan informan berasal dari kenalan peneliti.
Melalui bahasa deskriptif, penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang fenomena yang dialami subjek penelitian dan penerapan berbagai teknik ilmiah. Fokus penelitian ini adalah keterbukaan anak yang hamil di luar nikah kepada orang tuanya untuk menggambarkan tantangan yang dihadapi anak tersebut. Namun hanya wawancara yang digunakan sebagai data primer penelitian ini untuk mengumpulkan informasi dari informan.
Memperoleh teori dari buku, artikel, majalah dan majalah, serta data dari teori internet yang relevan dengan penelitian ini, yang menganalisis keterbukaan anak hamil luar nikah terhadap orang tuanya, data sekunder diperoleh dari penelitian kepustakaan. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, yaitu wawancara terperinci yang dirancang untuk memperoleh informasi mendalam sehingga diperoleh pemahaman yang cukup rinci terhadap fenomena yang diteliti. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan penulis dengan menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur.
Pedoman wawancara tidak terstruktur, dimana peneliti tidak hanya mengandalkan daftar pertanyaan untuk melakukan wawancara, namun pertanyaan dapat berkembang tergantung pada keadaan. Untuk meneliti informasi yang akan kami pelajari yaitu terkait dengan proses keterbukaan anak hamil di luar nikah kepada orang tuanya. Yaitu proses keterbukaan diri terhadap apa yang dialami anak melalui peristiwa yang dialaminya.
Tahap pertama ini dilakukan dengan melalui wawancara mendalam kemudian mengetik data yang diperoleh.