• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - - Electronic theses of IAIN Ponorogo

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I - - Electronic theses of IAIN Ponorogo"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Bagaimana implementasi kurikulum 2013 bidang pendidikan agama Islam dan akhlak di SMAN 1 Ponorogo. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 yang didukung dalam bidang pendidikan agama Islam dan akhlak di SMAN 1 Ponorogo. Apa keadaan kontekstual yang mendukung dan menghambat implementasi kurikulum 2013 dalam bidang pendidikan agama Islam dan akhlak di SMAN 1 Ponorogo.

Menjelaskan kesiapan guru PAI dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran agama Islam dan perilaku di SMAN 1 Ponorogo. Menjelaskan implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran pendidikan agama dan akhlak Islam di SMAN 1 Ponorogo. Menjelaskan pendampingan implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran pendidikan agama dan akhlak Islam di SMAN 1 Ponorogo.

Menjelaskan kondisi kontekstual yang mendukung dan menghambat implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran agama Islam dan akhlak di SMAN 1 Ponorogo. Bagi guru Sebagai masukan dan bimbingan dalam melaksanakan proses pembelajaran pengembangan kurikulum 2013 pada pendidikan agama Islam dan akhlak di sekolah.

KAJIAN TEORI

Kajian Terdahulu

Hasil penelitian tesis Eva Latifah Universitas Indonesia yang berjudul “Penerapan KTSP di Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Brebes” Hasil penelitian tesis tahun 2011 terdapat 4 faktor yang sangat mempengaruhi pelaksanaan KTSP di sekolah menengah di Kabupaten Brebes, yaitu: Faktor komunikasi tidak berjalan efektif dan secara intensif mulai dari sosialisasi di tahap awal hingga pengawasan dan pemantauan, faktor sumber daya manusia belum sepenuhnya optimal untuk mendukung pelaksanaan KTSP di sekolah, faktor muatan kebijakan KTSP pada beberapa aspek Dokumen KTSP di sekolah masih perlu dikembangkan dan ditingkatkan, Lingkungan Kebijakan seperti guru, siswa, komite sekolah, Dinas Pendidikan, dan Dewan Pendidikan tidak memiliki keterlibatan nyata dalam implementasi PTSD di sekolah20. Hasil Penelitian Tesis IAIN Walisongo Tahun 2012 berjudul “Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam (KIE) di SMP Negeri 1 RSBI Kota Magelang” dengan hasil: Pelaksanaan KTSP dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler, ekstra kurikuler dan mewujudkan budaya sekolah , faktor pendukung: sumber daya manusia guru yang memenuhi persyaratan, sarana prasarana pendukung, metode pengajaran yang tepat.

Persiapan Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti

Berkaitan dengan penyiapan guru dilaksanakan sesuai dengan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 disebutkan : Perencanaan proses pembelajaran meliputi kurikulum dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pembelajaran metode, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. Menurut Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses, dijelaskan bahwa RPP merupakan penjabaran dari kurikulum untuk memandu kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan wajib menyusun kurikulum yang komprehensif dan sistematis agar pembelajaran berlangsung aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) serta mendorong prakarsa, kreativitas, dan kemandirian diri sesuai dengan bakat dan minat. dan perkembangan fisik dan psikologis murid23.

Mengenai perangkat monitoring implementasi kurikulum 2013, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan bahwa pemerintah telah membuat halaman khusus untuk menyajikan “Informasi perkembangan kurikulum disajikan melalui sistem elektronik monitoring implementasi kurikulum untuk tahun 2013 (SEPIK), dengan judul curriculum.kemdikbud.go.id. Target implementasi kurikulum 2013 sebanyak 6.325 sekolah untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK di 295 kabupaten/kota di 33 provinsi. Menurutnya, pelatihan bagi para guru binaan akan dilakukan pada saat liburan sekolah agar tidak mengganggu aktivitas sekolah.

Implementasi Kurikulum 2013 pada Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

  • Implementasi
  • Pengertian kurikulum
  • Karakteristik Kurikulum 201
  • Landasan Kurikulum 2013
  • Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
  • Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum 2013
  • Struktur Kurikulum
  • Proses Pembelajaran Efektif
  • Pembelajaran Langsung dan Tidak Langsung
  • Konsep Pembelajaran Kurikulum 2013
  • Formasi Huruf U
  • Formasi Lingkaran
  • Susunan Chevron
  • Kelas Tradisional
  • Konsep Evaluasi Hasil Belajar Kurikulum 2013

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai melalui kurikulum, sumber dan isi kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar. Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Agama Islam dan Pendidikan Bahasa Arab di Madrasah dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan landasan bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik untuk menjadi manusia Indonesia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 2013 dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan bertindak, berilmu, memiliki keterampilan dan bertindak.

Menurut filosofi progresivisme dalam pendidikan, kompetensi inti ibarat anak tangga yang harus didaki siswa untuk mencapai kompetensi lulusan Madrasah Aliyah. Kompetensi Inti (KI) meningkat seiring bertambahnya usia siswa yang tercermin dari naiknya nilai. Pertama, sikap spiritual yang dikaitkan dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang bertaqwa dan bertakwa.

Kedua, sikap sosial yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik menjadi berakhlak mulia, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Siswa (siswa/mahasiswa/mahasiswa) dalam suatu kelas biasanya memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi, sedang atau kurang. Padahal, menurut pandangan psikologi pendidikan, tidak ada siswa yang pintar atau bodoh, yang lebih tepat adalah siswa yang memiliki kemampuan belajar lambat atau cepat.

Pada materi yang sama, dibutuhkan satu siswa dua kali duduk untuk memahami isinya, namun bagi siswa lain dibutuhkan empat kali duduk atau lebih untuk dapat menyerapnya. Oleh karena itu, guru harus mengatur kapan siswa bekerja secara individu, berpasangan, kelompok atau secara klasikal. Jika akan dibentuk kelompok, kapan siswa akan dikelompokkan berdasarkan kemampuannya agar dapat berkonsentrasi untuk membantu siswa yang kurang mampu, dan kapan siswa akan dikelompokkan dalam campuran berbagai kemampuan sehingga terjadi peer teaching (peer teaching) .

Siswa dapat dengan mudah melihat guru dan/atau media visual dan mereka dapat saling berhadapan secara langsung. Pengaturan ini sangat ideal untuk mendistribusikan materi pembelajaran kepada siswa dengan cepat karena guru dapat masuk ke U dan berjalan ke arah yang berbeda dengan seperangkat materi. Selain model di atas, formasi U berikut memungkinkan kelompok kecil yang terdiri dari tiga siswa atau lebih untuk keluar masuk tempat mereka dengan mudah.

Siswa duduk melingkar tanpa meja atau kursi untuk berinteraksi tatap muka secara langsung. Jika guru menginginkan siswa memiliki tempat untuk menulis, sebaiknya digunakan penataan periferal yaitu menempatkan meja di belakang siswa. Jika ada banyak siswa (tiga puluh atau lebih) dan hanya beberapa meja yang tersedia, guru mungkin perlu mengatur siswa di dalam kelas.

Penilaian hasil belajar siswa dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan peningkatan hasil belajar siswa secara berkesinambungan.

Pendampingan Implementasi kurikulum 2013 pada Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Cakupan pengulangan meliputi seluruh indikator yang mewakili seluruh kompetensi dasar pada semester berjalan. h) Ujian Nasional yang selanjutnya disebut Ujian Nasional adalah kegiatan mengukur kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik untuk menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan yang diselenggarakan secara nasional. i) Ujian Madrasah adalah kegiatan untuk mengukur pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada Ujian Nasional yang dilakukan oleh Satuan Pendidikan. Kriteria ketuntasan minimal memiliki dua konsekuensi, yaitu guru harus bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas mengajar dan siswa harus bersungguh-sungguh dan optimal dalam menjalani proses pembelajaran. Sedangkan strategi pertemuan awal adalah pengkondisian, klarifikasi tujuan, materi pendampingan, agenda kegiatan dan informasi lain yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan pendampingan.

Buku pelajaran dan buku pedoman guru termasuk kurikulum: Komponen pemahaman materi yang terkandung dalam buku, hubungan antara pengetahuan, keterampilan dan sikap, memahami sumber belajar lainnya, hubungan antara sumber belajar dan alat yang digunakan, penekanan pada berpikir tingkat tinggi (contoh) dan bahan pengayaan dan remedial. Proses pembelajaran dan penilaian: Pembelajaran yang menekankan pada tiga ranah kompetensi (melalui pembelajaran pengetahuan untuk mengasah keterampilan dan membentuk sikap), pembelajaran berbasis aktivitas, pembelajaran untuk mengasah kreativitas, penilaian proses, penilaian kompetensi secara menyeluruh). Pelaksanaan pembelajaran: pendekatan pembelajaran saintifik, pembelajaran penemuan/eksperimental, pembelajaran melalui proyek, pembelajaran non klasikal khususnya dengan ekstrakurikuler.

Pelaksanaan penilaian: penilaian oleh guru Penilaian penguasaan pengetahuan: penilaian produk pembelajaran, penilaian iklim pembelajaran, penulisan rapor) penilaian oleh siswa. Pelaksanaan pendampingan: Pelaksanaan pendampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan, observasi, diskusi klinis dan perbaikan yang dilakukan oleh guru inti kepada guru sasaran. Pelaporan hasil kegiatan pendampingan disusun oleh masing-masing guru inti sesuai dengan sistematika yang terdapat pada lampiran, dan disampaikan kepada direktorat teknis.

Mata Pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti

  • Pengertian Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti
  • Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
  • Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
  • Karakteristik Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pada konteks ini harus dipahami bahwa karakteristik kurikulum

Tujuan pendidikan agama dan akhlak Islam adalah untuk meningkatkan dan meningkatkan keimanan, melalui bekal dan penanaman ilmu pengetahuan, penghayatan, pengamalan dan pengamalan keislaman peserta didik, agar menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam keimanan, ketaqwaan. Allah SWT dan berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, bangga dan bernegara serta dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan menurut Zakije Daradjat, tujuan pembelajaran Islam ada tiga yaitu: Tujuan umum yang merupakan tujuan umum pendidikan, tujuan akhir yang kedua yaitu: Tujuan pembelajaran Islam adalah sebagai manusia yang sempurna. Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam yang optimal adalah keberadaan manusia dalam dimensi kehidupan yang mengandung nilai-nilai yang meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia.

Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin yang telah terlebih dahulu ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pembetulan kesilapan, kelemahan pelajar dalam keyakinan, mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan seharian. Skop pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas merangkumi aspek-aspek berikut: Al-Quran/Al-Hadith, Akidah, Syariah, Etika dan Sejarah.

Keistimewaan Kurikulum dan Keistimewaan Pendidikan Agama Islam Dalam konteks ini perlu dipahami bahwa keistimewaan kurikulum Dalam konteks ini perlu dipahami bahwa keistimewaan kurikulum pembelajaran agama Islam selalu memiliki kaitan yang tidak dapat dipisahkan dengan prinsip-prinsip yang digariskan oleh agama Islam.

Referensi

Dokumen terkait

Observasi pengamatan Pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan disebut dengan observasi.28 Observasi juga diartikan sebagai